Beranda / Romansa / You And Me / Bab 6 ( Aturan Dan Aturan )

Share

Bab 6 ( Aturan Dan Aturan )

Penulis: Tri Setyorini
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-27 21:31:44

“Hei!” panggilan seseorang dari kejauhan memanggil Lana. Kedua mata Lana membulat melihat siapa yang memanggilnya.

Itukan cowok menyebalkan itu,” ucapnya kesal. Lana membuka pintu belakang dan memberitahu mamanya jika dia ingin mengembalikan jaket kepada cowok pemilik jaket itu.

Mama Lana menoleh ke arah jendela belakang dan benar, beliau melihat seorang cowok dengan penampilan yang tidak rapi sedang bersandar di atas motornya.

“Sebentar ya, Ma?” Wanita cantik di dalam mobil itu mengangguk, Lana berjalan mendekat ke arah Noah. “Ini jaket milik kamu, dan aku sudah tidak membutuhkannya lagi.” Lana memberikan jaket itu dengan sedikit kasar dan kesal. Bukan karena suatu hal Lana melakukan hal itu, itu karena Lana teringat dengan benda yang dibawa oleh Noah. Lana menganggap jika Noah bukanlah cowok baik-baik, kalau dia baik-baik dia tidak akan menyimpan benda seperti itu.

“Hei! Apa kamu tidak bisa memberikan jaketku ini dengan baik dan sopan, setidaknya ucapkan terima kasih!” seru Noah dengan suara kesalnya.

Lana yang akan berbalik badan, kembali menoleh kepada Noah. “Apa kamu bilang? Bersikap sopan dan berterima kasih?” Lana melihat tidak percaya pada Noah.

“Iya, karena berkat jaketku kamu tidak sampai sakit.”

“Terima kasih. Berkat jaket kamu, aku mendapat masalah di sekolahku.”

“Masalah? Maksud kamu?” Noah tampak bingung dengan apa yang dikatakan oleh Lana.

“Lana ...! Ayo kita pulang!” teriak mama Lana yang ternyata keluar dari dalam mobil. Lana segera berbalik badan dan pergi dari sana. Lana masuk ke dalam mobil, dan tentu saja Noah merasa sangat heran. Sebenarnya kenapa dengan gadis itu?

Di dalam mobil Lana hanya terdiam. “Lana, mama tidak mau kamu berteman dengan cowok berandalan seperti dia, cukup kamu hanya berkenal saat tadi pagi saja, mama tidak mau kamu lebih mengenalnya. Lihat saja penampilannya yang tidak karuan seperti itu, apalagi dia suka membawa benda seperti tadi.” Lana hanya menganggukkan kepalanya dan sekarang dia melihat ke arah luar jendela mobilnya.

“Lana, kamu kenapa?” tanya pria kecil di samping Lana. Iya, Lana sudah sampai di rumahnya dan dia duduk bersandar santai pada sofa panjang di ruang tamunya.

“Aku tidak apa-apa, Leon,” jawab Nala malas.

“Tidak apa-apa, jangan berbohong padaku. Mama dan papi kenapa tadi dipanggil ke ruang guru? Apa yang sudah kamu perbuat di sekolah? Aku benar-benar kaget saat tau akan hal itu. Si Lana yang lugu dan anak kesayangan mama dan papi di panggil ke ruang guru,” suara Leon seolah meledek kakaknya itu.

Lana melihat malas pada adiknya yang memang suka sekali usil itu. Lana membawa tasnya, dan berjalan malas naik ke lantai atas. “Nala, kamu makan siang dulu!” perintah mamanya.

“Nanti saja, Ma. Aku mau berbaring sebentar di kamarku,” jawab Lana tanpa menoleh ke arah mamanya, dia naik ke lantai atas kamarnya. “Huft!” Lana dengan enaknya membanting tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. “Semua tidak boleh berteman. Lalu aku harus berteman dengan siapa? Dengan bintang di langit?” gerutu Lana sendirian di dalam kamarnya.

Tidak lama ponsel Lana berdering, dia merogoh tas miliknya dan mengambil ponselnya. Nala melihat ada nama sahabatnya itu. “Si rambut keriting, ada apa dia menghubungiku?”

“Lana!” serunya dengan cepat.

“Ada apa?” jawab Nala malas.

“Kamu baik-baik saja, Kan? Apa kamu dimarahi habis-habisan sama mama dan papi kamu? Mereka itu keterlaluan sekali, itukan hal kecil, kenapa mereka seperti itu?”

“Aku baik-baik saja, hanya saja mulai sekarang aku tidak boleh berteman sama kamu dan pria pemilik jaket itu.”

“Apa?! Pria pemilik jaket itu? Memangnya kamu bertemu sama dia?”

“Iya, tadi dia ada di depan sekolah dan aku sudah mengembalikan jaket miliknya beserta benda aneh miliknya.”

“Ya ...! Aku tadi kenapa tidak kamu beritahu?” ucapnya kesal.

“Untuk apa? Sudahlah! Ada apa, sih? Kenapa kamu menghubungiku?”

“Begini, Lana. Apa besok malam kamu bisa ikut denganku ke acara ulang tahun adik dari kekasihku? Aku yakin kamu pasti suka datang ke acara itu, acaranya menyenangkan.”

“Datang ke acara pesta? Kamu sudah gila mau menawariku datang ke acara pesta?”

“Kenapa? Takut tidak akan diizinkan sama orang tua kamu? Lana, kamu sudah dewasa, sebentar lagi kita juga akan lulus sekolah, mau sampai kapan kamu akan disimpan di dalam rumah seperti manekin hidup. Lagian ini hanya pesta ulang tahun, dan acaranya tidak akan sampai malam. Ayolah! Cobalah bersenang-senang sebentar.”

“Aku tidak bisa ikut, dan kamu pergi saja sendiri.”

“Kamu harus ikut, dan aku akan menyusul kamu ke rumah kamu bila perlu,” ancamnya.

“Kamu benar-benar gila! Apa mau kamu malah diusir oleh mamaku, dan akhirnya mamaku benar-benar tidak memperbolehkan aku berteman, bahkan dekat-dekat sama kamu meskipun itu jaraknya 1 meter?”

“Lana, aku itu kasihan sama kamu, sebagai sahabat yang baik, aku ingin kamu juga bahagia. Tidak terkekang terus seperti ini.”

“Aku tidak bisa ikut.” Lana lalu memutus panggilan teleponnya.

Lana menghela napasnya lega. Dia pergi ke pesta? Apalagi dengan si rambut keriting itu? Mimpi yang tidak akan menjadi kenyataan.

“Lana.” Tiba-tiba nongol dari balik pintu kepala adik laki-laki Lana. “Apa kamu tidak mau turun makan? Mama menyuruh aku memanggil kamu untuk makan.” Pria kecil itu masuk ke dalam kamar Lana.

“Aku nanti saja makannya. Aku sedang tidak lapar.”

“Kamu kenapa?”

“Aku lelah, dan bosan.”

“Aku juga bosan dengan kehidupan keluarga kita.”Leon berbaring di samping Lana.

“Tadi si kering menghubungiku, dia ingin mengajakku ke acara pesta ulang tahun adik kekasihnya.” Lana tertawa kecil. “Dia gila, Leon.”

“Kenapa kamu malah mengatakan dia gila? Dia kan memang sahabat baik kamu, wajar saja dia ingin mengajak kamu supaya bisa bersenang-senang.”

“Pesta. Kamu kira mama dan papi akan mengizinkannya? Mimpi,” Lana menekankan kata-katanya pada bagian itu.

Leon tampak berpikir sejenak. “Aku punya ide. Kamu tidak perlu meminta izin, kamu kan pasti tidak mau berbohong sama mama dan papi, biar aku yang mengurusnya.” Leon dengan cepat beranjak dari tempat tidurnya dan dia keluar dari dalam kamar Lana.

Lana tampak bingung dengan sikap adik laki-lakinya itu. Sebenarnya apa yang sedang dia rencanakan? Lana takut dia akan dapat masalah lagi karena ulah adiknya itu.

Lana segera menyusul ke lantai bawah, dia langsung menuju ke ruang makan. Lana melihat Leon sudah berdiri di depan meja makan. “Ma, apa aku boleh meminta sesuatu?” tanyanya cepat.

"Leon!" Lana menarik lengan tangan adiknya, Lana tidak mau Leon berbuat hal yang akan membawa mereka dalam masalah. Lana sangat mengetahui sifat mamanya itu.

"Ayolah, Lana! Kita berdua bosan terus-terusan seperti ini," rengek Leon. Wanita cantik yang duduk di meja makan itu melihat Lana dan Leon dengan tatapan bingung.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • You And Me   Bab 61 ( Happy Ending )

    Noah yang mencoba menghapus air matanya datang ke kamar Daniel dan melihat sahabatnya itu membuka mata. Tangan Noah memegang erat tangan sahabatnya itu dan duduk di sebelah Daniel. “Hai, Dan, kenapa kamu sangat ceroboh dan bodoh mengikuti balapan motor itu?”“Maafkan aku, Noah,” suara Daniel terdengar lirih dan terbata.“Tidak apa-apa, aku memaafkan kamu. Daniel apa kamu sudah tau jika Mara sedang mengandung bayi kalian?”“Benarkah?” tampak air mata Daniel keluar dari tepi matanya. “Noah aku minta tolong sama kamu untuk menjaga Mara dan bayiku, mungkin aku tidak bisa menjaganya, aku sudah tidak kuat.”Seketika Noah menangis mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu. “Aku tidak mau, kamu yang akan menjaga Mara dan bayi kalian, Dan.”Daniel tersenyum kemudian dia menutup kedua matanya rapat dan tangannya terlepas dari genggaman Noah. Tangis Noah langsung pecah di sana, bah

  • You And Me   Bab 60 ( Melanggar Janji )

    Malam itu di arena balap motor terdengar suara yang sangat ramai, bahkan lebih ramai melebihi hari biasanya karena banyak sekali orang dari kota lain datang untuk memeberi dukungan kepada pembala motor idolanya. Di area itu sudah benar-benar dinyatakan aman dan tidak akan ada petugas yang akan membubarkan acara balap motor itu karena mereka telah memberi uang kepada beberapa petugas agar acara mereka bisa berlangsung dengan baik.Mara dan Cilla berada di rumah sakit untuk menjaga Daniel, dan Noah tidak mau kalau mereka berdua ada di sana. “Balapan motor kali ini agak berbeda dengan balapan motor seperti biasanya. Noah akan mendapatkan lawan yang sangat kuat, aku dengar orang yang di minta Bruno untuk mengikuti balap motor kali ini adalah pembalap motor yang tidak pernah kalah di kotanya, bahkan dia sering menjadi juara di kota lain. Dia juga terkenal kejam pada lawannya saat mereka bertanding,” jelas Cilla.Mara yang mendengarnya tampak sangat khawatir pada

  • You And Me   Bab 59 ( Pilihan yang Sulit)

    Malam ini Noah dan Cilla menginap di rumah sakit karena malam ini juga dokter akan melakukan tindakan operasi pada Daniel. Beberapa jam mereka menunggu, tapi belum ada pemberitahuan tentang keadaan Daniel.“Noah, apa kamu tidak mau menghubungi Mara dan memberitahu tentang keadaan Daniel? Kamu harus memebritahunya bagaimanapun juga.”“Iya, aku akan segera menghubunginya.” Noah segera mengambil ponselnya. Mara tampak kaget dan shock mendengar apa yang terjadi dengan kekasihnya. Mara bergegas berangkat ke rumah sakit.Tidak lama dokter keluar dari dalam ruang operasi. Noah segera menemui dokter itu dan terlihat dari raut wajahnya tampak menyiratkan suatu kabar yang tidak baik.“Dok, bagaimana keadaannya?”Dokter itu menepuk pundak Noah. “Teman kalian mengalami koma, dan semoga saja dia bisa melewati masa kritisnya.Seketika tubuh Noah tampak gontai, dia hampir saja jatuh mendengar apa yang barusan dikat

  • You And Me   Bab 58 ( Keadaan Daniel )

    “Halo, apa benar ini Noah?” suara seorang wanita yang terdengar sedih.“Iya, aku Noah. Ini siapa?”“Noah, perkenalkan aku Martha orang yang menjaga mama kamu selama ini. Mungkin kamu tidak mengenali, tapi mama kamu menyuruhku untuk meghubungin nomor kamu.”“Marta? Mamaku? Maaf, aku sudah tidak mau mengetahui hal apapun tentang mamaku.”“Jangan menutup teleponnya dulum Noah! Ada hal penting yang ingin aku bicarakan sama kamu.”“Aku sudah mengatakan jika aku tidak mau mendengkan hal apapun tentang mamaku. Aku sudah tidak peduli dengan apa yang dia lakukan.”“Mama kamu sedang sakit parah, Noah, dan dia dirawat di rumah sakit sudah beberapa bulan yang lalu,” ucap wanita itu cepat.Noah terdiam di tempatnya setelah mendengar apa yang dikatakan oleh wanita diseberang telepon itu. “Terima kasih sudah memberitahuku.” Noah langsung menutup panggilan

  • You And Me   Bab 57 ( Suatu Berita )

    “Dia mengajak kamu bermain di mansionya?” Mara mengangguk perlahan dengan ragu-ragu. Lana menepuk jidatnya dengan malas.Mara memegang tangan Lana dengan menatapnya penuh harap. “Aku awalnya tidak menyerahkan diriku dengan begitu saja, Lana. Dia memaksaku dan ---.” Mara tertunduk diam.”“Dan apa, Mara?”“Dia orang pertama kali yang sudah mengambil hal berharga dalam hidupku, dan dari situlah aku merasa diriku sudah tidak berharga lagi. Kamu tidak tau betapa terpukulnya aku waktu itu, Lana, tapi aku tidak mau terpuruk terlalu lama. Om Max mengatakan akan mengatakan jika sebenarnya dia mencintaiku, dengan mamaku dia hanya kasihan dengan semua yang diceritakan oleh mamaku.”“Lalu dia memberitahu mama kamu?”“Awalnya aku melarangnya karena aku tidak mau membuat aku dan mamaku yang semula memiliki hubungan tidak baik menjadi tambah parah, jadi kita sembunyikan masalah ini.”

  • You And Me   Bab 56 ( Cerita Masa Depan )

    Acara pesta kelulusan malam itupun selesai. Kedua orang tua Lana pulang lebih dulu, di sana Noah dan Lana serta Mara dan kekasihnya Daniel masih berada di satu meja, mereka sedang saling bercerita satu sama lainnya.“Lana, kamu sendiri, setelah lulus ini mau kuliah atau akan menikah juga dengan Noah?” Mara menggoda Lana.Lana melihat ke arah kekasihnya yang tengah menghabiskan minumannya. “Aku sebenarnya ingin menikah dengan Noah, tapi sepertinya aku akan bersabar menunggu sampai Noah benar-benar siap segalanya untuk menikah denganku. Kamu tau sendiri, kan, jika Noah baru saja bekerja dan dia baru merintisnya, jadi kita tidak terlalu terburu-buru.” Lana memegang tangan Noah, Noah tersenyum pada kekasihnya itu.“Kalian mau minum lagi? Akan aku ambilkan minuman di sana. Dan, ayo ikut denganku mengambil minuman untuk para gadis kita.” Noah beranjak dan mengajak Daniel pergi ke stand minuman meninggalkan kedua gadis itu dudu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status