Share

Jangan Katakan Cinta

Pagi ini sungguh cerah, tapi aku melihat Vivi begitu mendung. Sudah seperti ada awan hitam di atas kepalanya saja. 

Entah perasaanku atau bukan, sebenarnya dari kemarin itu dia begitu padaku. Katakanlah aku memang sedikit terganggu, akhir-akhir ini sikapnya tak menentu. 

Sikapnya berubah-ubah. Kadang marah-marah nggak jelas, kadang ketawa-ketiwi kayak kunti, kadang cuek dan judes nauzubillah. Yah nano-nano rasanya. Apakah mungkin aku terlalu banyak melakukan kesalahan? Sepertinya tidak. Soalnya beberapa hari ke belakang aku selalu mengikuti apa kemauan dia. 

Bahkan pagi ini sapaanku diabaikan olehnya. Dia juga lebih memilih naik angkutan umum ketimbang naik motor denganku yang gratisan. Vivi itu kan menjunjung tinggi filosofi hemat.

“Gam, malah ngelamun di jam kerja!” 

Aku tersentak kaget kala sekretaris Pak Wahyu menegurku. Terpaksa aku sunggingkan senyum walau enggan. 

“I-ya. Seperti

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status