강현숙은 태반을 먹는 것을 좋아해고, 그중에서도 특히 가까운 친족의 태반만 먹었다. 그 사람은 태반이 만병통치약이라고 굳게 믿었고, 그래서 아들에게 씨를 퍼뜨려줄 많은 여자아이를 입양했다. 나는 언니와 쌍둥이였지만, 생김새는 전혀 닮지 않았다. 언니는 예쁘고 공부도 잘했기에 보육원에서도 가장 인기가 많았다. 그래서 강현숙은 언니를 처음 보자마자 마음에 들어 하셨던 것 같다. 언니가 강현숙과 무슨 이야기를 했는지 나는 모르지만, 결국 나까지도 함께 입양되었다. 그때, 나는 언니와 함께 이제야 겨우 보통 사람처럼 살 수 있게 되었다고 생각했다. 하지만 그 환상은 겨우 1년밖에 이어지지 않았다. 그 일이 벌어진 건, 내가 한밤중에 화장실에 가다가 언니 방에서 들려오는 신음 소리를 들으면서였다. 언니의 몸 위에서 오르내리는 정현승의 모습을 나는 똑똑히 보았다. 그 후, 언니는 강현숙을 위해 세 아이의 태반을 제공했다. 하지만, 네 번째 아이의 태반을 먹은 그 순간, 강현숙은 갑자기 미쳐버렸다.
View MoreAlan baru terbangun dari atas ranjangnya. Jubah tidurnya bahkan masih belum berganti. Jam di nakas baru menunjuk pukul setengah 6 pagi, tapi suara ribut di bawah sudah membuat telinganya tak nyaman.
Wanita bernama Alanair Welington atau sekarang sudah berubah menjadi Alanair Wildberg, karena beberapa bulan lalu dia menikah dengan Gavin Wildberg, penerus tahta Wildberg, seorang tuan muda yang sekarang menjabat sebagai CEO WG Corporation.
Dia membuka kamarnya dan segera berlari menuruni anak tangga.
"Aku hamil."
Suara pertama yang tertangkap telinga Alan, seketika membuat tubuhnya membeku.
Dia melihat adik tirinya berlinang air mata. Duduk bersimpuh di tengah-tengah lingkaran keluarga Wildberg yang menggelilinginya.
"Kau serius!" teriak si bungsu Wildberg, gadis manis bernama Zenaya Wildberg.
"Untuk apa aku berbohong, Nay. I am serious!"
"Ternyata, kau memang perempuan jalang, Luna," ucap Nay yang terlihat mengepalkan kedua tangannya. Disusul suara tamparan yang cukup nyaring dilayangkan oleh Sang Nyonya besar Wildberg pada anak bungsunya.
"Nay!" Alan berteriak dari atas anak tangga. Dia menguatkan hatinya saat mendengar ucapan pedih yang keluar dari bibir adik tirinya.
"Bukankah, Alan lebih jalang dariku."
"Si pemalas, rupanya baru bangun." Grifida Wildberg menatapnya remeh. Wanita sosialita dengan gayanya yang angkuh itu sejak awal tidak pernah menyukai sosok Alanair.
"Alan, kau lihat, adik tirimu benar-benar mengkhinatimu. Dia menusukmu dari belakang."
"Apa katamu, aku dan Gavin sama-sama saling menyukai. Tetapi, perjodohan bodoh itu membuat semuanya buyar seketika." Grifida meraih bahu Luna. Wanita angkuh itu memeluk gadis itu begitu erat, membuat Alan seketika membuang wajahnya.
Hatinya terlalu pedih menyaksikan betapa sayangnya ibu dari suaminya ini pada Luna. Padahal dia adalah menantu di rumah ini.
"Jangan menangis, aku akan menyuruh Gavin bertanggung jawab dengan kehamilanmu," ucap Grifida sembari mengusap pucuk kepala Luna.
"Mama!" Nay berteriak. Dia melirik kakak iparnya yang hanya diam menunduk. Memilih diam dan tidak ingin bertindak.
Nay berdecak kesal. Dia menghampiri Alan yang masih berdiri layaknya patung di tempat yang sama.
"Al, kau jangan hanya diam, kau ingin Gavin direbut olehnya, aku yakin dia berbohong. Luna tidak benar-benar hamil, gadis pendusta."
"Nay, jangan bicara omong kosong. Untuk apa Luna berpura-pura." Lagi-lagi Grifida membelanya, membuat Nay semakin kesal dan Alan yang merasa hatinya semakin remuk.
"Mama, kau percaya padanya!" Jarinya menunjuk tepat di depan wajah Luna.
"Aku bisa membuktikannya." Gadis Welington itu mengobrak-abrik tas miliknya. Dia mengeluarkan selembar kertas dan menyerahkannya pada Nay yang langsung direbut paksa oleh gadis cantik bermata biru tersebut.
Sialan, Nay benar-benar marah. Dia meremat kertas itu dan membuangnya tepat di wajah Luna.
"Kau! Jalang, berani sekali kau mengkhianati Kakakmu, huh!"
"Dia bukan Kakakku, dia hanya gelandangan yang dipungut oleh keluarga Welington, seharusnya dia tahu diri."
Alan seperti kehilangan persendiannya. Tubuhnya lemas mendengar suara Luna yang menyudutkannya. Apalagi hatinya yang sekarang sudah tak berbentuk lagi.
Dia hanya bisa diam menunduk, tanpa bisa melakukan apa-apa.
Selama ini dia selalu diam.
Menjadi gadis bodoh, yang mengikuti arus. Dia terlalu menyukai Gavin yang selalu bersikap dingin padanya.
Dia membutakan matanya, cinta membuat akalnya hilang. Jika selama ini sikap Gavin padanya begitu kaku dan dingin, namun Alan selalu menutup semua panca inderanya.
"Ada apa pagi-pagi sudah berkumpul." Alan baru berani mendongak saat mendengar suara Joshep Wildberg, Tuan besar di rumah ini, suami Grifida sekaligus ayah mertuanya, datang dari luar bersama Gavin yang masih mengenakan pakaian olahraga.
"Gav!" Luna berlari dan langsung menubruk tubuh Gavin. Laki-laki itu masih memasang wajah datarnya, namun kilat di matanya begitu kentara, jika dia terlihat bingung dengan situasi yang sedang terjadi. Dia sekilas melirik ke arah Alan, gadis itu tidak menangis, hanya matanya yang terlihat kosong di balik kaca mata tebal ketinggalan jaman yang gadis itu kenakan.
"Ada apa?" Bahkan intonasi dari suara Gavin pun datar seperti biasa.
"Gav, aku hamil." Wajah cantiknya mendongak menatap Gavin yang tidak merubah raut di wajahnya. Laki-laki itu seperti tak memiliki ekspresi.
"Aku mabuk, saat itu," tutur Gavin.
"I know, but you do it because you have feelings for me."
"Omong kosong, jalang tetaplah jalang!" Nay berteriak lagi. Gadis itu memang tidak pernah menyukai Luna sejak awal.
"Aku bukan jalang, tapi Alan. Aku ingin Gavin menikahiku."
Joseph memijit pelipisnya. "Jangan membuatku pusing, cepat katakan Nona Welington. Apa benar kau hamil dengan putraku," ucapnya dengan mata berkilat dan menatap putranya yang sama sekali tak menunjukan reaksi apapun.
"Gavin, katakan sesuatu," ujar Joseph.
"Aku mabuk, jika dia hamil aku akan bertanggung jawab." Dia berkata begitu santai.
"Jadi, kau benar-benar menghamilinya." Nay bertanya lagi.
"Aku laki-laki normal yang butuh pelampiasan, malam ini aku akan melamar Luna."
Semua orang tercengang di ruangan ini. Alan bahkan sudah tak mampu menggerakan tubuhnya. Ini terlalu tiba-tiba, apa kabar dengan hatinya. Bahkan tubuhnya sekarang sudah merosot ke atas lantai, tanpa air mata tapi tubuh beku layaknya patung.
🍒🍒🍒
Buagh!
Ruangan tengah mansion mewah keluarga Wildberg menjadi saksi bisu di mana seorang Joseph Wildberg yang terkenal sangat menyayangi kedua anaknya dan sosok ayah yang penyabar untuk pertama kalinya memukul putra sulungnya hingga meninggalkan lebam di pipi kanannya.
"Joseph, hentikan!" Suara Grifida terdengar keras diiringi isak tangis melihat putranya jatuh terduduk di samping sofa dengan sudut bibir yang berdarah.
"Dia pantas mendapatkannya, lihat hal bodoh apa yang dia lakukan hingga membuat malu keluarga kita!"
"Gavin tidak bersalah, putraku tidak bersalah! Sejak awal kau lah yang bersalah, seharusnya Luna yang menjadi menantu di keluarga Wildberg, bukan si perempuan buruk rupa yang tidak jelas asal usulnya itu!" Jemari lentik Grifida menunjuk sosok Alan yang berdiri di samping Joseph dengan kepala tertunduk. Sakit yang ia rasakan. Sejak awal wanita anggun yang melahirkan Gavin dan Zenaya itu tak pernah menyukainya. Wanita itulah orang yang pertama kali menentang pernikahannya dengan Gavin 1 tahun yang lalu.
"Aku memilih Alan sebagai pedamping hidup Gavin, karena dia yang terbaik."
"Terbaik katamu, kau buta, dia seorang gelandangan, seorang wanita tidak jelas. Lihat saja, apa yang kita dapat setelah satu tahun menikah dengan Gavin. Mana cucu yang kuinginkan, dia tidak leboh dari perempuan mandul, dan apa yang kau lihat dari si buruk rupa ini, kau ingin keluarga kita punah!"
Luna semakin melebarkan senyumnya. Kemenangan sudah berada di depan matanya. Sebentar lagi, impiannya menjadi Nyonya Wildberg akan segera terlaksana.
"Apapun yang terjadi, aku akan menikahinya, tidak peduli jika Papa ingin membunuhku sekalipun," jawab Gavin dengan wajah tampannya yang dingin.
"Kau." Joseph geram. Dia membuang muka dan beralih menatap sosok menantunya yang kini memilih membisu tanpa ingin berusaha mempertahankan posisinya sebagai pendamping hidup putranya. "Alan," ucapnya kemudian.
Belum sempat lelaki paruh baya itu meneruskan kalimatnya. Buru-buru wajah berlinangan air mata si gadis lugu itu menatap Joseph dengan bibir bergetar. Sungguh ironis kenapa dia begitu cengeng. Istri macam apa yang tidak memiliki nyali hanya untuk mempertahankan posisinya di rumah ini. Selemah itukah dia? Kenyataannya memang dirinya adalah sosok pengecut yang hanya bisa mengalah.
"Aku akan mundur, Papa," ujarnya yang membuat Joseph dan Nay melotot ke arahnya.
"Apa maksudmu, Alan!" teriak Nay. Gadis itu menggoyang kasar tubuh kakak iparnya.
"Itu bagus, jadi aku tidak perlu susah payah untuk mendepakmu dari sini." Suara Grifida kembali membuat hatinya berdenyut nyeri.
"Tidak aku ijinkan kau melakukan itu, Alan adalah menantuku."
"Lalu, bagaimana dengan calon cucu kita, Joseph."
Pria itu mematung. Ingin rasanya dia tidak mempercayai omongan gadis Welington itu. Tapi bukti dari rumah sakit memperjelas semuanya, gadis itu memang tengah mengandung dan putranya sendiri mengakuinya jika Gavin memang pernah tidur dengan Luna. Apa yang harus dia lakukan, posisi Alan akan semakin sulit.
"Berapa uang yang kau inginkan, Nona Welington." Tawaran terakhir seorang Joseph Wildberg. Dia sudah diambang keputusasaan.
Mata Grifida melotot lebar mendengar penuturan suaminya. Kenapa Joseph begitu keras kepala ingin mempertahankan wanita norak itu, yang jelas-jelas akan merusak citra keluarga Wildberg jika publik tahu putranya menikahi anak pungut yang tidak jelas dari mana asal usulnya.
"Aku hanya butuh pertanggung jawaban, Paman. Bukan uang," tutur Luna percaya diri. Dagunya naik ke atas menyombongkan dirinya layaknya nona muda angkuh.
"Aku akan menikahi Luna, Papa."
"Aku tidak mengijinkanmu, Gavin!" teriak Joseph sekali lagi.
"Aku tidak peduli," sungut Gavin keras kepala. "Dan aku .., akan menceraikan Alan."
Bagai disambar petir. Degup jantung Alan menggila.
Cerai?
Dia tidak pernah siap untuk bercerai. Namun, dia tidak mampu melakukan apa-apa. Saat ini dia hanya bisa diam seperti orang bodoh.
“어때, 하윤설. 너도 나와 함께 지옥에 떨어지고 싶은 거니!”강현숙의 말에 언니가 내 손을 붙잡으며 물었다.“그게 무슨 소리야? 인신매매라니! 하윤설, 네가 나한테 숨긴 게 뭐야?”나는 잠자코 언니를 바라봤다. 사실 강현숙이 나를 협박한 내용은 언니에게 말하지 않았다. 그저 내가 언니를 도와주겠다고만 했을 뿐이다.나는 언니에게 웃으며 말했다.“괜찮아, 언니.”이 말은 곧 강현숙이 말한 내용이 사실임을 인정하는 셈이었다.언니는 갑작스럽게 거칠게 숨을 내쉬며 지친 모습으로 나를 바라보았다. 그 속에는 커다란 상처와 고통이 묻어나 있었다.“사실 난 이미 사흘 전에 경찰에 자수했어. 모든 증거를 제공하고, 배의 행선지와 특성도 다 알렸어. 감옥에 가더라도 감형은 받을 거야.”언니의 눈동자는 슬픔과 고통으로 요동쳤고, 쉰 목소리로 물었다.“왜 나한테 거짓말을 한 거야?”나는 언니를 품에 안았다. 마치 예전 언니가 정현승의 폭행으로부터 나를 지켜주며 상처투성이가 된 몸으로 나를 꼭 안고 말하던 그때처럼.“괜찮아, 윤설아. 언니가 너를 지켜줄게.”나는 언니의 머리카락을 다정히 정리해 주며 그녀의 귀에 속삭였다.“이제 내가 언니를 지켜줄 차례야.”강현숙은 내가 괴물이라도 되는 듯 충격에 차서 나를 바라보았다.“하윤설, 네가 무슨 짓을 하는지 알기나 해? 평생을 감옥에서 보내게 될 거야!”나는 뒤돌아보며 강현숙에게 차분히 말했다.“걱정 마세요. 뒷일은 제가 다 준비해 뒀으니까요. 경찰에 신고한 순간, 당신의 공범들도 모두 체포될 거예요.”나는 목소리를 낮춰 강현숙만 들을 수 있게 말했다.“제가 당신을 위해 준비한 정신병원에는 예전에 당신 때문에 미쳐버린 여자아이들도 있어요.”“그리고 감옥에도 어머니 때문에 들어간 사람들이 꽤 있죠. 그들이 당신과 정현승을 가만히 놔둘까요?”“당신이 어디에 계시든 그들의 손길을 피해 갈 순 없을 거예요.”강현숙은 말문이 막혀 아무 말도 하지 못한 채 그저 나를 멍하니 바라보았다. 이내 그녀는 자신의 운
강현숙은 곧 자신이 몸 상태가 이상하다는 걸 깨닫고 미친 듯이 달려들어 내 손에 든 계약서를 빼앗으려 했다. 그러나 나는 잽싸게 피하며 강현숙을 발로 차서 바닥에 쓰러뜨렸다.“하윤설! 네가 대체 나한테 무슨 짓을 한 거야!” 강현숙이 분노에 차서 소리치자, 나는 고개를 약간 기울이며 조용히 말했다. “어머니, 병이 나신 것 같아요. 걱정 마세요, 우리나라 제일 좋은 시설을 갖추고 있는 정신병원을 이미 예약해 두었으니까요.”그 말을 들은 그녀는 오히려 비웃음을 지으며 말했다.“네가 감히?”나는 강현숙의 말에 아무렇지 않게 다가가 발로 얼굴을 밟았다. 힘껏 밟아 대자, 그녀의 이가 부러져 나왔고 입에서 피가 흘렀다. 강현숙은 비명을 지르며 눈물과 침을 흘렸다. 얼굴엔 선명한 붉은 자국이 번졌다.“내가 당신의 더러운 일들을 맡으면서 당신에게 충성할 줄 알았나요?”“오히려 감사해요. 가장 기밀한 일들을 제 손에 쥐어주셨으니, 무언가 꾸미는 건 더 쉬웠죠.”강현숙은 얼굴을 감싸며 싸늘하게 웃었다.“그래서? 내가 멀쩡한 사람인데 정신병원에 보낸다고 무슨 의미가 있겠니?”“쉿.” 나는 강현숙의 말을 막았다.“어머니, 제가 어떤 꼼수를 썼을지 한번 생각해 보세요. 병은 입으로 들어온다고 하잖아요?”“어머니가 그렇게 애지중지하던 보약들, 그중에서도 신경을 교란하는 약물들 어머니가 최근에 참 많이 드셨죠. 방금 드신 태반과 그 물에도 듬뿍 넣었답니다.”강현숙은 방금 마신 물을 바라보며 충격에 찬 눈으로 나를 쳐다봤다.“이 모든 걸 계획한 거였어? 현승이 감옥에 간 것도 네 짓이었구나!”“맞아요.”강현숙의 말이 끝나기도 전에, 대문 뒤에서 또 다른 목소리가 들려왔다. 강현숙은 언니를 보자 순간적으로 동공이 확장되었고, 온몸이 떨리며 뒷걸음질을 치기 시작했다.“분명히 너를 처리하라고 했는데, 네가 어떻게 살아 있는 거야!”언니는 천천히 다가오며 미소를 지었다.“당연히 살아 있어야죠. 그래야 당신이 죽어가는 모습을 볼 수 있으니까요.”언니는 강
하지만 보약도 너무 많이 먹으면 오히려 몸을 해치는 법이었다.언니가 임신 8개월이 되기 몇 날 전, 강현숙이 나를 불렀다.“내 비서가 말하길, 네가 최근 마무리 작업을 아주 잘했다고 하더라. 문제를 일으키는 아이들이 많이 줄었대.”나는 가볍게 미소 지으며 대답했다.“당연히 해야 할 일일 뿐이에요.”강현숙은 자리에서 일어나 내게 가까이 다가오며 말했다.“그래, 내가 기대한 대로구나.”“너희 언니가 요즘 몸 상태가 좋지 않아. 그래서 출산을 조금 당기려고 하는데, 어떻게 생각하니?”강현숙은 눈을 깜빡이지 않고 나를 뚫어져라 바라보았다. 나와 언니가 사이가 나쁘기를 바라며 날 시험하고 있는 것이 분명했다.이에 나는 무표정하게 그녀의 말을 받았다.“뜻대로 하시면 돼요.”“네 언니가 수술대에서 죽어도 괜찮겠니?”나는 코웃음을 치며 말했다.“그렇게 여러 번 낳고도 안 죽었는데, 이번에도 쉽게 죽진 않을 거예요. 만약 죽는다면, 그건 언니가 운이 없는 탓이겠죠.”“어차피 죽는 건 언니지, 제가 왜 걱정해야 하겠어요?”강현숙은 내가 무관심한 태도로 말하는 것을 보고 만족스럽게 고개를 끄덕였다.“맞아, 윤설아. 이 세상에서 의지할 사람은 오직 자기 자신뿐이지.”“네 언니는 널 그저 이용하고 있을 뿐이야. 네가 자기를 위해 길을 깔아주는 도구라고 여길 뿐이야.”“하지만 네가 말을 잘 듣는다면 절대 손해 보게 하진 않을게.”“네 언니는 아이만 낳으면 내가 보내줄 거니까.”강현숙은 마치 언니를 편안히 보내주겠다는 듯 말했지만, 그 보낸다는 의미가 무엇인지, 어디로 보내겠다는 건지, 생사조차 알 수 없다는 것을 나는 알고 있었다.그때, 갑자기 문밖에서 언니의 비명이 들려왔다.아마도 잦은 유도 분만 탓에 언니의 몸이 견디지 못하고 변화가 온 모양이었다. 이제 아이가 나오려는 듯했다.예상치 못한 상황에 강현숙의 눈빛이 어두워졌지만, 그녀가 이 순간을 오래 기다려 왔다는 걸 나는 알고 있었다. 강현숙은 급히 밖으로 나갔다. 어느덧 밤이 찾아와 도
강현숙은 나의 머리를 강제로 돌려 배의 화물칸을 바라보게 하며 말했다.“하윤설, 이제 너와 나는 같은 배를 탄 거야. 내가 잡히면 너도 무사하지 못할 거다.”강현숙은 마치 악마처럼 내 곁에서 낮은 목소리로 속삭였다. 나는 아무 말 없이 어두운 선미를 바라볼 뿐이었다.집으로 돌아오자 나는 평소처럼 언니에게 식사를 가져다주러 방으로 향했다. 문을 닫자마자 언니가 먼저 물었다.“어디 갔다 왔어?”그 자리에 얼어붙고 말았다. 언니는 내가 생각했던 것보다 훨씬 예리했다. 나는 낮은 목소리로 대답했다.“별일 아니야. 그 여자가 지하실 사람들 상태 좀 확인하라고 해서 다녀왔어.”이 말은 절반은 진실이었고, 절반은 거짓이었다. 이에 언니는 미간을 찌푸리며 말했다.“정현승의 판결은 아직 안 나왔지만, 이 일이 너무 커졌으니 몇 년은 피할 수 없을 거야.”“지금 이 상황에서 강현숙이 너한테 무슨 일을 시키든 신경을 곤두세워야 해. 알겠지?”나는 잠시 망설이다가 말했다.“신경을 쓴다고 무슨 소용이 있어? 어차피 우리 여기서 나갈 수도 없잖아.”언니는 그 말을 듣고 일어서더니 손을 뻗었다.“윤설아, 무슨 일 있어?”나는 얼른 한 걸음 뒤로 물러서며 소리쳤다.“다가오지 마요!”언니는 내 반응에 화가 난 듯 말했다.“너, 왜 이러는 거야!”“그래, 나 미쳤어! 하지만 내가 미치든 말든 신경 쓰기나 했어?”“고아원에 있을 때도 늘 그랬잖아. 언제나 네 멋대로 생각하면서 날 언니 그림자로만 여겼잖아.”“그리고 지금도 마찬가지야. 아무것도 설명 안 하면서 내가 무조건 언니를 믿어주길 바라는 거야? 내가 그렇게 어리석어 보였어?”언니는 깊이 숨을 들이마시며 억누르듯 침착하게 말했다.“윤설아, 난 네 언니야. 이 세상에서 유일한 가족이야. 네가 정말 내가 너를 해칠 거라고 생각해?”나는 언니의 불러온 배를 보며 쓴웃음을 지었다.“누가 알아? 네가 살기 위해서라면 뭐든 할 수 있는 사람이니까.”짝! 언니는 내 말을 끊으며 손을 들어 내 뺨을 때렸다.
언니는 강현숙의 폭행에 코피가 터질 정도로 맞고 있었다. 머릿속이 웅웅 울렸지만, 울면서도 겨우 말했다.“저 아니에요, 서예지예요!”강현숙은 잠시 멍하니 있더니 물었다.“네 말을 믿으라는 이유가 뭐지?”“예지가 그때 하루나 밖에 나가 있었잖아요.”“그날 동안 예지가 무엇을 했는지 아무도 모른다고요.”“게다가 현승이 마약에 손대기 시작한 것도 3개월 전이었는데, 그때가 바로 서예지가 잡혀 들어온 직후였잖아요!”“다 걔가 계획한 거예요!”강현숙은 잠시 침묵하더니 냉소를 지으며 말했다.“그럼 그 기자는 어떻게 된 거지? 자선 만찬 일정은 일주일 전에야 공개된 건데, 서예지가 어떻게 그걸 예측이라도 했다는 거야?”강현숙이 말을 마치자마자 다시 손을 들었다. 이에 나는 그 손을 붙잡으며 필사적으로 외쳤다.“언니 배 속에 아기가 있어요!”강현숙는 그 말을 듣고 잠시 멈칫했고, 나는 서둘러 말을 이어갔다.“부디 저희 말을 믿어 주세요. 저희는 정말 아무 관련이 없어요.”“우리는 항상 어머니께 충성스럽게 살아왔잖아요.”내 말이 끝나자, 강현숙은 나를 힐끗 보더니 갑자기 웃음을 터트렸다.“네 말이 맞아. 내가 너희를 의심해서는 안 되지.”강현숙은 언니를 일으켜 세운 뒤 우리에게 위층으로 가서 쉬라고 말했다.나는 모든 일이 일단락되었다고 생각했지만, 그날 밤늦게 강현숙은 나를 따로 불러냈다. 이윽고 강현숙는 차와 다과를 내 앞에 내놓으며 말했다.“하윤설, 네가 엄마를 좀 도와주면 안 되겠니?”강현숙의 말투는 친절했지만, 내게 건네는 눈빛에서는 한 줌의 온기도 느껴지지 않았다.“현승이 없으니 집안에 아직 처리할 일이 많단다. 윤설, 너도 이제 이 집의 일부이니 엄마를 도와주는 게 좋지 않겠니?”강현숙의 의도가 무엇인지 감을 잡을 수 없어 나는 쉽게 대답하지 못했다. 강현숙은 그런 나를 보고 미소 지으며 말했다.“네가 할 일은 아주 간단해. 현승이 감옥에 가게 됐으니 지하실에 있는 그 사람들은 이제 쓸모가 없잖니. 쓸모없는 사람들은 처리하는
서예지는 결국 세상을 떠났지만, 아무도 그 일에 관심을 두지 않았다. 정현승은 상반신에 심각한 화상을 입었지만, 하반신에는 큰 문제가 없었다. 세상은 원래 불공평한 법이었다. 이토록 큰 사고에도 그는 목숨을 부지했다.강현숙은 현승의 하반신이 멀쩡하다는 소식을 듣고는 태연하게 그에게 성형수술 일정을 잡아 주었다.한 달 후, 현승은 병원에서 퇴원했다. 그와 동시에 언니인 하윤진은 또다시 임신했다.이에 강현숙은 몹시 기뻐했다. 사실 현승의 성기능이 좋지 않았기에, 강현숙은 그를 위해 여러 여자를 찾아 나섰다. 심지어 해외 대리모까지 알아봤지만, 강현숙은 그런 대리모들이 깨끗하지 않다고 여겼다. 언니처럼 네 아이를 임신한 여자는 그야말로 처음이었다.강현숙의 기쁨 덕분에 나는 언니와 함께 정씨 집안에서 주최하는 자선 만찬에 참석할 수 있었다.참으로 아이러니했다. 이토록 악랄한 짓을 저지르면서도 자선이라는 가면을 쓰고 사람들 앞에 나서는 모습이라니.강현숙의 속셈은 뻔했다. 나와 언니는 그녀의 명목상 양녀로서 자선 행사에 참여하는 것뿐이었다. 결국, 이런 행사에 나옴으로써 사람들이 정씨 집안이 자선 활동에 진지하게 힘쓰고 있다고 믿게 만들기 위한 방편이었다.두 달 후, 자선 만찬 당일이 되자, 현승과 강현숙은 화려한 복장을 차려입고 행사장에 나타났다. 그들은 무대에 올라, 빈곤층을 위해 해 온 기부 활동에 대해 자랑스럽게 이야기했다. 나는 언니와 함께 그저 상품처럼 사람들의 구경거리가 되어 서 있었다. 그때, 한 기자가 갑자기 앞으로 뛰쳐나오더니 큰 소리로 현승에게 물었다.“정현승 씨, 익명의 제보에 따르면 마약을 하고 계시다고 하네요. 이 소문에 대해 해명해 주시겠어요?”이 말이 떨어지자마자 장내가 순식간에 술렁거렸다. 현승은 얼굴을 찡그리며 소리쳤다.“어느 언론사 소속인지 모르겠지만, 허튼소리 하지 마시죠!”그러나 그 기자는 물러설 생각이 없어 보였다. 기자는 헤드라인을 잡기 위해서라면 무엇이든 할 기세였다.“제보를 해 온 사람이 한둘이 아니에
Comments