All Chapters of Make A Wish (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
67 Chapters
11. Dasar kurang ajar
Eros POVAku memarkir mobilku di sembarang, ketika sampai di depan kantor, lantas keluar dari mobil. Melemparkan kunci pada satpam adalah hal pertama yang kulakukan ketika kakiku menyentuh lantai.“Selamat siang, Pak Direktur.”Sapaan yang sama setiap pagi, membuatku enggan untuk sekadar menyahut. Hanya menganggukkan kepalaku sebagai balasan atas kesopanan mereka.“Pak Direktur, Anda sudah tiba?” pria dengan penampilan kaku dan membosankan jauh-jauh menghampiriku ketika baru melihatku turun dari mobil. Raut mukanya dilingkupi kepanikan, serta saputangan yang digunakan untuk menyeka dahinya membuktikan bahwa keringat dingin telah mengguyurnya barusan. “Presdir Irwan tengah menunggu Anda di kantor sejak tadi. Beliau sepertinya marah sekali karena Anda pindah dari rumah besar.”Langkahku bergegas menuju lift karena asisten pribadiku memberitahukan bahwa si tua Irwan pemilik dari perusahaan ini atau yan
Read more
12. Lihat saja!
Kanya POVSetelah pergi meninggalkan Samuel di restoran dengan marah, aku bahkan tak mengangkat panggilan telepon pria itu dan langsung mematikan ponselku. Aku tahu dia khawatir padaku, tapi aku paling tidak suka jika sahabatku sendiri tidak percaya padaku.Dia hanya bergeming menatapku dengan manik matanya yang tak memiliki kepercayaan padaku. Dulu Samuel akan percaya pada setiap perkataanku, aku tahu dia menganggapku setengah gila dan pasti akan menyuruhku pergi menemui psikiater.Tak terasa sekarang sudah jam 9 malam, aku masih duduk di bawah pohon kelapa sejak kedatanganku ke pantai ini. Orang-orang masih ramai bermain dengan ombak bersama pasangan mereka.Sedang, aku sendiri meratapi nasibku yang dianggap setengah gila.Tunggu. Jam 9 malam dan di pantai?“Gue harus pulang sekarang. Gue belum nulis dari pagi, malah sibuk ngurus hantu. Hehe.” Terkekeh garing karena baru menyadari
Read more
13. Haus, mau air
Eros POVDasar gila! Itulah yang bisa aku katakan pada Kanya yang berteriak histeris setelah melihatku di dalam lift. Apakah aku begitu menyeramkan sehingga dia pingsan?Aku rela menggendongnya ala bridal karena dia tak kunjung sadar dari pingsannya. Kurasa dia tertidur, dan satu hal lagi aku tak tahu sandi apartemennya. Bagaimana caraku membawanya masuk ke dalam apartemennya?Meminta kunci manual kepada keamanan dan membiarkannya tergeletak sendirian di depan pintu apartemennya? Bagaimana kalau nanti ada orang yang membawanya pergi? Mengapa aku memiliki banyak pertanyaan dan merasa dilema? Ataukah aku harus membawanya ke apartemenku dulu?Setelah berpikir lama, akhirnya aku memutuskan untuk membawanya ke apartemenku sementara waktu sampai Kanya sadar. Ya, itu lebih baik daripada dia dijamah para nyamuk di luar sini.Sembari berjalan pelan menuju apartemenku, aku mengamati bibir Kanya yang merah ala
Read more
14. Tidak tertarik
Kanya POVTuhan!Aku memekik dalam hati setelah memberi jarak antara wajahku dan wajah Eros. Mataku membulat masih tak percaya bahwa aku berada di dalam kamar mandi bersama seorang pria dengan keadaan pakaian dilucuti, dan pria itu adalah pria tidak jelas antara manusia atau makhluk halus.Apakah Eros telah melepas pakaianku tadi dan mengapa aku bisa berada di kamar mandi bersamanya?Tunggu sebentar. Tadi pagi ketika aku akan menyentuh tangannya, dia sangat tidak nyaman dan tadi siang dia membiarkan aku memeluknya sambil menangis. Saat ini kulit kami sedang bersentuhan dan Eros tidak masalah dengan hal itu?Tapi sekarang aku yang bermasalah, wajahku mulai panas ketika memperhatikan mata Eros bagaikan elang yang siap menerkam mangsanya. Mungkinkah tubuhku terlihat menggoda di matanya? Ada sedikit rasa bangga dalam diriku, namun rasa malu telah menggerogotiku.“Lepaskan aku! Kamu pria mesum. Hantu mesum.”
Read more
15. Coba lihat dirimu sekarang
Eros POVMembulatkan mata tak percaya dengan apa yang terjadi saat ini. Aku seperti pria yang tak berdaya di bawah paksaan kedua tangan Kanya yang memeluk erat leherku. Kanya memaksa mendaratkan bibirnya pada bibirku tanpa aba-aba, seketikan membuat tubuhku mematung. Aku bahkan tak bisa mengerjapkan mata ketika melihat bulu mata lentiknya.Kanya memejamkan mata dan bibirnya beramain pada bibirku. Anehnya, aku malah membiarkannya begitu saja. Membiarkan perempuan ini menunudukan kepalaku dan memaksakan dirinya padaku. Bisa kuanggap dia memaksakan diri.Bibirnya terasa halus ketika menyentuh permukaan bibirku dan bibir kami saat ini saling beradu dituntun oleh Kanya, sedang aku hanya diam dan membiarkannya. Kanya memeluk leherku dengan kedua lengannya saling bertautan, beberapa saat dia masih belum melpaskan bibirku dan menikmati aksinya. Mataku masih terbuka melihatnya yang sangat berani mencium seorang pria yang baru di kenalnya—di
Read more
16. Jangan menyesal
Eros POVPekatnya malam di luar sana, juga dinginnya udara yang masuk menelusup melalui pintu balkon yang terbuka melambaikan tirai putih sedikit demi sedikit. Dinginnya angin tersebut tak membuat kamar apartemenku menjadi sejuk.Suhu hangat dari kedua badan yang saling bersentuhan satu sama lain, membuat udara dalam kamar terasa panas untuk kami berdua.Desahan Kanya terdengar merdu ketika aku perlahan membenamkan ciuman panas pada bola kenyal miliknya selama sepersekian menit, mata Kanya telah terpejam menerima hujaman dari bibirku. Lidahku bermain di atasnya dengan berani, setelahnya menggigit kedua bola itu satu per satu tak meninggalkan ruang di sana tanpa bekas bibirku. Terasa lembut seperti permen kapas yang meleleh tiba-tiba di dalam mulutku, juga terasa manis untuk pertama kalinya aku berada di atas tubuh seorang perempuan, dan perempuan ini masih cukup asing karena aku baru mengenalnya sehari.“Ah~” Kanya
Read more
17. Dasar pria brengsek!
Kanya POVSakit!Remuk!Semua tulang-tulangku terasa telah dipotong-potong dengan pisau tajam. Kelopak mataku bergerak-gerak, memaksa untuk terbuka karena rasa nyeri menjalar di seluruh tubuhku saat ini.Ketika netraku telah terbuka dan menangkap langit-langit kamar asing tak seperti langit-langit pada kamarku yang berwarna kuning; khusus aku cat dengan warna kuning, tapi langit-langit kamar ini berwarna putih.Kepalaku amat sakit dan lapar melandaku saat ini; hembusan angin terasa begitu dekat menyapa leherku, serta selimut yang aku gunakan entah kenapa begitu hangat?Aku menoleh ke sampingku dan mendapati seorang pria tertidur pulas dengan napas lembut teratur menyapa leherku. Kupenjamkan mata sejenak; seketika itu memori semalam membanjiri pikiranku saat ini.“Eros sialan!” makiku pelan pada pria dengan bulu mata lentik bak bulu mata wanita. Wajah lelapnya nampak
Read more
18. Aku di sini
Kanya POVPunggungku seketika membeku layaknya dihujam oleh ketajaman es batu. Suara itu datang dari belakang, serta hembusan angin membelai rambutku dari arah suara tersebut.Napasku masih sesak terasa sebuah tekanan kuat menghimpit paru-paruku, tidak membiarkan oksigen masuk ke dalamnya. Menyebabkanku memaksa bernapas menggunakan mulut.“Masih mau kabur?”Suara itu lagi semakin mendekati indra pendengaranku, tapi tak terdengar langkah kaki yang membarengi suara tersebut. Suara pria itu terdengar berat dan yang pasti bukanlah suara Eros—pria itu masih tertidur pulas di kamar apartemennya saat ini.“S-si-siapa?” tanyaku terbata-bata belum berani  menengok ke belakang.Jika kakiku dapat bergerak, maka aku sudah berlari ke pintu apartemenku yang tinggal beberapa langkah lagi. Sudah di depan mata, tetapi tubuhku malah membeku dan tak bisa digerakkan. Mungkin karena ketakutan akan
Read more
19. Kamu berhalusinasi, Kanya
Eros POVAku merasakan sesuatu yang lembab dalam genggaman tanganku saat ini. Perlahan membuka kelopak mataku yang masih ingin tertutup. Sesuatu berwarna merah dilema nampak dalam pandanganku seperti pernah kulihat sebelumnya.Perlahan aku menegakkan badan dengan mata yang masih mengerjap lelah. Aku membawa benda tersebut ke dalam pandanganku dan ... undewear seorang wanita yang aku dapati dalam genggamanku. Segera kulemparkan benda keramat itu.Kedua manik mataku menoleh ke samping karena aku baru sadar kalau Kanya telah menghilang. Dia tidak ada di tempat tidurku, padahal dia tertidur lelap semalam di atas bantal lenganku.Kukucek mataku, setelahnya mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar, tetapi perempuan itu memang sudah tidak ada.“Kanya?” panggilku pelan.Mungkinkah dia ada di kamar mandi? Aku menerka-nerka sejenak berharap kalau dia masih ada di apartemenku saat ini. Semala
Read more
20. Siapa yang tidak boleh tahu?
Kanya POVTidak mungkin aku berhalusinasi ketika orang itu nampak sangat nyata, bahkan bau darah yang aku sentuh menggunakan jari tengahku juga asli dan berbau amis layaknya darah manusia.Mungkinkah mata Eros bermasalah atau orang berjas hujan merah pembawa sekop merupakan hantu yang hanya aku sendiri dapat melihat?“Jangan takut lagi. Aku bersamamu.” Eros Darwin saat ini sedang mencoba menenangkan aku yang masih ketakutan, tubuhku bergetar hebat dalam pelukan pria ini. Awalnya karena takut akan mimpi buruk berulangku, aku berharap dapat menjauh dari Eros. Namun apa yang aku lakukan tadi di apartemen Eros tidaklah mungkin membuatku bisa menjauh darinya.Kami baru saja saling mengenal dalam satu hari dan sudah tidur bersama. Apakah semua ini masuk akal? Bahkan kami tidak memiliki perasaan satu sama lain. Apalagi hubungan asmara, dan lagi orang tadi membuatku benar-benar ketakutan setengah mati
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status