All Chapters of Istri pilihan (Indonesia): Chapter 11 - Chapter 20
42 Chapters
Part 10
"Hiks!" suara tangisan Aisyah terdengar pilu.Nella dan Rasyid merasa iba mendengarnya. "Coba ceritakan sayang." bujuk Nella."Terlalu sakit bunda, bahkan untuk mengingatnya saja Aisyah gak sanggup.""Tapi ada baiknya kalau kamu curhat sayang, insyaallah hati kamu jadi lebih plong dan lega."Nella terus membujuk Aisyah agar bercerita untuk mengurangi beban yang di pikulnya."Bunda, apakah Aisyah boleh tinggal di sini untuk sementara waktu?"Nella dan Rasyid saling pandang saat mendengar ucapan Aisyah."Boleh sayang, pintu rumah ini selalu terbuka untuk kamu." akhirnya Nella mengizinkan Aisyah untuk tinggal di rumahnya.Aisyah merasa sangat senang dan langsung memeluk tubuh tantenya, Nella membalas pelukan Aisyah dengan perasaan yang campur aduk.Ada rasa gelisah saat Nella menyetujui permintaan keponakannya, anak angkat mendiang kakak kandungnya itu, Nella sudah menganggap Aisyah seperti putri kandungnya sendiri. "Aisyah sayang
Read more
Part 11
"Ada apa ma, pa?" tanya Nando menatap kedua orang tuanya.Setelah selesai makan siang bersama, Nella dan Rasyid meminta seluruh keluarga untuk berkumpul di ruang santai."Jadi begini, mengenai Aisyah." ucap Nella membuka suara.Aisyah menunudukkan kepalanya saat namanya di sebut,  ia memeluk anaknya erat yang duduk di sampingnya."Iya, kenapa dengan Aisyah ma?" tanya Nando penasaran"Apakah kalian berdua setuju jika Aisyah tinggal di rumah ini untuk sementara waktu?" tanya Nella meminta persetujuan dari anak dan menantunya.Nando dan Kia saling pandang, seakan meminta pendapat lewat tatapan mereka."Kalau Nando sih setuju saja ma, kamu sayang?" Kia gelagapan ingin menjawab apa, kalau boleh jujur sebenarnya Kia gak keberatan sama sekali, hanya saja perasaannya merasa tak enak dan was-was semenjak kehadiran Aisyah di rumah ini."Kia ikut mas, mama, dan papa saja." jawab Kia akhirnya."Ikut? ikut kemana sayang?" goda Nando menjawi
Read more
Part 12
"Apa yang ingin kamu bicarakan, saudaraku Aisyah?" tanya Kia penuh kelembutan.Bahkan ia tak sungkan menyentuh tangan Aisyah, sedikit mengelusnya"Aku ingin mengatakan terima kasih banyak padamu Kia." "Terima kasih untuk?" "Untuk semuanya, segala kebaikan mu." Aisyah memeluk tubuh Kia.Kia awalnya kaget, namun dengan cepat ia membalas pelukan Aisyah. sebagaimana pelukan sesama saudara."Kia, Kia. wanita bodoh yang berhati mulia, tak sadar jika kau sendiri terjebak dalam kebaikanmu. akting mu sungguh luar biasa Aisyah!" ucap batin Aisyah merasa bangga dan puas.Aisyah melepas pelukannya dan menatap Kia."Semoga Allah membalas segala kebaikan mu Kia." "Amiinn," Kia mengamini doa Aisyah."Semoga kau cepat berpisah dari Nando, dan di usir dari rumah ini. Amiinn." doa Aisyah dalam hatinya.Kia membalas senyuman Aisyah, tak menyadari jika senyuman licik yang terukir di wajah cantik wanita itu.itulah manusia yang s
Read more
Part 13
Selamat membaca! "Yo bro!" teriakan suara pria nyaring masuk ke dalam ruangan sahabatnya."Hai Dav!" balas Nando santai menoleh ke arah pintu."Gimana nih?" Dava bertanya menggoda, menaik turunkan kedua alisnya bergantian. "Gimana apanya? "Itu, rasa pernikahan." senyum penuh arti dari Dava."Ngomong apa sih lu Dav." cengir Nando merasa geli dengan pertanyaan sahabat gesreknya."Hei, ayolah sobat, bagi pengalaman tentang kehidupan pernikahanmu. gue kepo nih!" "Kalau lo mah gak usah di ragukan lagi, lo kan manusia terkepo akut di muka bumi ini." ejek Nando membuat Dava tergelak."Eh Ndo, lo tahu gak? sekitar seminggu yang lalu Metha berhenti bekerja." "Gak tahu gue Dav, kan gue ambil cuti libur pasca menikah.""Nah, sekarang gue mau kasih tahu lo sesuatu." Dava mendekati Nando seraya berbisik."Gue denger-denger, Metha hamidun. alias hamil duluan.""Astaga Dava! ngucap lo. apaan sih lo g
Read more
Part 14
Aisyah turun dari taksi dan membayar ongkosnya, ia menatap gedung tinggi di hadapannya dengan senyum yang mengembang.Segala sesuatunya sudah ia persiapkan dengan mulus, dan ia berharap siang ini ia mendapatkan kepuasan yang sudah di dambanya."Nando, aku datang menemuimu sayang." ucapnya senang.Sebelah tangannya menenteng sesuatu, seperti bekal makan siang.Aisyah masuk ke dalam kantor milik keluarga Wicaksana, Aisyah menghampiri meja resepsionis."Selamat siang mbak," "Siang nyonya." sapa balik resepsionis itu menatap Aisyah dari atas ke bawah."Apakah saya bisa bertemu dengan Nando?" "Pak Arnando Wicaksana maksudnya?" Aisyah mengangguk."Sudah buat janji sebelumnya?" Aisyah menggeleng."Bilang saja, orang rumahnya datang ingin menemui." "Baik, sebentar saya hubungi dulu nyonya.
Read more
Part 15
Aisyah sampai di rumah Nando dengan perasaan yang amat kesal. apa yang ia bayangkan tak sesuai kenyataan."Assalamualaikum," Aisyah mengucap salam membuka pintu rumah Nando.Sepi! kemana semu orang? pikir Aisyah bertanya-tanya.Aisyah berjalan ke seluruh ruangan di rumah itu, langkahnya terhenti saat mendengar suara tawa riang anaknya. suara tawa itu berasal dari arah dapur.Aisyah terbelalak melihat Ayesha anaknya tengah bersama Kia di dapur. "Assalamualaikum," ucap Aisyah otomatis membuat Kia dan Ayesha menoleh ke belakang."Waalaikumsalam." jawab keduanya bersamaan."Ibu!" Ayesha berjalan menghampiri ibunya."Ibu darimana saja?" tanya Ayesha mendongakkan kepalanya menatap Aisyah."Ehm, ibu--" Aisyah tergugu ingin mengatakan alasan apa pada putrinya.Sambil memikirkan alasan apa yang akan ia katakan, sorot m
Read more
Part 16
"Sayang?""Iya mas?" tanya Kia pada suaminya.Saat ini mereka berdua tengah berbaring di ranjang, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam."Kamu tahu tidak, tadi siang Aisyah datang ke kantor.""Apa mas?" kaget Kia, spontan wanita itu bangkit dari rebahannya. "Mas bilang, Aisyah datang ke kantor?" ulang Kia bertanya yang kini sudah dalam posisi duduk di ranjang menghadap sang suami."Iya sayang, Aisyah datang ke kantor sambil membawa bekal makan siang untuk mas dan papa." Hati Kia terasa sesak mendengar cerita suaminya."Terus mas?""Iya dia masuk ke ruangan mas buat kasih bekal makan siang itu, dan--""Dan apa mas?" tanya Kia penasaran karena Nando menggantungkan kalimatnya."Maafin mas ya, mas sempat ngelakuin kesalahan karena gak sengaja peluk Aisyah dari belakang." akui Nando jujur pa
Read more
Part 17
"Dimana Aisyah dan Ayesha?" taya Nella saat tak melihat ibu dan anak itu ada di ruang makan untuk sarapan.Semua orang tertegun mendengar pertanyaan Nella."Tidak tahu ma, dari waktu Kia bikin sarapan tadi Aisyah juga ada di dapur. tapi tak lama setelah itu dia kembali ke kamarnya. kalau gitu Kia panggil mereka dulu ya." Kia bangkit dari duduknya.Tepat saat Kia berdiri, saat itu juga ia melihat Aisyah turun dari tanggan dengan sebelah tangan yang menggeret kopernya. sebelah tangannya lagi menggenggam tangan Ayesha, ia seret koper itu hingga tangga terakhir.Semua orang terpaku menatap ke arahnya, terutama Rasyid dan Nella tercengang melihat keponakan tercinta."Aisyah, apa maksudnya ini?" tanya Nella.Aisyah menghapus air matanya yang terus mengalir deras, dengan mata yang sembab Aisyah menatap nyalang Kia."Bunda tanyakan saja pada menantu tercinta bunda ini!" uca
Read more
Part 18
"Kia, aku bilang minta maaf sama Aisyah." sekali lagi Nando menyuruh Kia untuk meminta maaf pada Aisyah.Mata Kia menatap tepat ke manik mata hitam milik Nando, memastikan jika pria yang menyuruhnya untuk meminta maaf ini ialah suaminya."Mas, lebih percaya pada ucapan wanita ini?" tanya Kia menunjuk Aisyah."Kia!""Berhenti membentakku!" teriak Kia tak tahan lagi.Sudah cukup!"Aku tidak akan meminta maaf padanya, bukan aku yang salah." ucap Kia menggelengkan kepalanya.Tanpa banyak berkata lagi, Kia pergi dari situ."Kia!!" jerit Nando memanggil namanya seraya mengikuti Kia.Sambil terus masih memukuli dadanya, diam-diam Aisyah tersenyum tipis. sangat tipis."Kita lihat permainan ini, semakin seru saja saat melihat suami dan istri bertengkar. fiuhhh! kau memang wanita yang licik Aisyah, hahaha." ucap batin Aisyah
Read more
Part 19
"Bibi Yati ingin ke pasar ya?" tanya Aisyah ceria."Iya non Aisyah, kenapa ya?" tanya balik bi Yati"Aisyah boleh ikut gak?" "Aduh non, jangan!" tolak bi Yati."Kenapa bi?" "Nanti nyonya Nella sama tuan Rasyid marah lagi.""Oooh itu, gak usah khawatir bi. kalau gitu Aisyah minta izin dulu ya, baru kita ke pasar." dengan semangat penuh Aisyah meminta izin pada Nella untuk ke pasar."Bunda, Aisyah mau ikut bi Yati ke pasar, boleh ya bun?" pinta Aisyah sendu."Boleh saja, tapi cuaca saat ini sangat panas sekali nak." "Ah gak apa-apa bunda." Aisyah masih tetap membujuk Nella."Ya sudah, pergilah.""Terima kasih bunda." Aisyah mencium punggung tangan kanan dan kedua pipi Nella.Setelah mendapatkan izin baru Nella, Aisyah dan bi Yati pun pergi ke pasar. Kia melihat keper
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status