Semua Bab Can is mine: Bab 21 - Bab 30
111 Bab
Cinta berarti suka tapi suka belum berarti cinta
"Woy Tik, bae-baekan lo? Kemarin kemana? Buat kita khawatir aja," seru Leo dengan menjitak kepala Tika saat mereka baru saja saling bertemu di koridor kampus."Langsung pulang, sory" jawab Tika dengan cengiran tak berdosanya.Marteen menggeleng kesal, tatapan tak suka sengaja ia lontarkan pada Tika. "Lain kali lo harus paham, kita bela-belain nerobos gas air mata gara-gara lo. Harusnya lo tuh samperin kita dulu, pamit dulu kek. Untung kita gak kenapa-napa" kesal Marteen. Seketika cengiran polos Tika berganti dengan wajah muramnya, hatinya seakan terasa tercabik dengan apa yang di katakan Marteen barusan."Iya Tik, harusnya lo tuh kabarin kita. Punya ponselkan? Apa gunanya kalau gak di pake," tambah Guntur merangkul Tika.Kedua mata Tika terpejam, ia menghela napas gusar. "Ya maaf, kan gak kepikiran""Halah, emang otak lo tuh lemot Tik. Gue gak paham sama lo," seru Marteen dengan gelengan serta tawa renyahnya.Tika meringis, ia tersenyum miri
Baca selengkapnya
22
HAyana, tak henti-hentinya menggerutu di balik pintu kamar. Perlakuan Candra padanya benar-benar sukses membuat degup jantungnya berdetak begitu cepat."Ya ampun ... Bodoh kamu Ya, kalau gini terus bisa-bisa kena serangan jantung lagi" ucapnya menepuk jidat."Tidak, lo gak boleh cinta sama dia Aya. Gak boleh!" ucapnya penuh penekanan dengan kedua tangan memegang kepalanya.Ia menggeleng, duduk di bibir kasur dengan berusaha menetralkan detak jantungnya."Ah, udahlah. Pusing gue, mending lanjut tidur" pikirnya membaringkan tubuhnya di kasur tersebut. Netranya menatap langit-langit dengan pikiran yang terus saja terarah pada sikap Candra yang manis akhir-akhir ini. Sekali lagi benaknya bertanya, apa telah salah menilai Candra dengan sebegitu buruknya hingga menganggap Candra sebagai musuhnya?"Aih kenapa masih mikirin dia sih," kesal Ayana menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.Tring!Satu pesan yang di tunggu-tunggu sed
Baca selengkapnya
23
Suasana sarapan pagi dikediam Herlan nampak begitu hangat. Farmasi keluarganya kali ini seakan lengkap saat Adinda ada di tengah-tengah mereka dengan senyum bahagia. "Tumben nih putri ayah ceria sekali," tegur Herlan dengan menatap senang kearah Adinda yang tengah menikmati sarapannya dengan senyuman yang tak berhenti terbit di bibirnya."Ya jelas dong Yah dia bahagia, orang semalam dia cerita ada pangeran datang membantunya" ucap  Heni,mengambilkan secentong nasi ke piring suaminya."Ih, mamah apaan sih. Dindakan bilang jangan cerita sama ayah" protes Adinda dengan malu-malu."Pangeran siapa Mah? Pacarnya Dinda?" tanya Herlan penasaran."Belum jadi pacar yah, tapi masih masa pendekatan" sela Adinda cepat. Ia menyelesaikan sarapannya dengan cepat."Oh ayah kira pacar kamu," gumam Herlan yang masih bisa mereka dengar."Bukan, pacar Dinda sudah dinda putuskan" ucapnya miris, hatinya terasa kembali tersayat ketika mengingat pe
Baca selengkapnya
Chapter 24
Siang ini, meski terik matahari begitu menyengat tak membuat seorang Ayana Wiratmi Kencana Sari mengeluh. Ia tetap gigih dan tukuh akan bekerja meski kakinya belum pulih total."Lo yakin, masih mau bekerja? Kaki lo masih sakitkan?" tanya Asep khawatir. Ayana mengangguk dengan senyuman manisnya."Gue yakin Sep, lagian kalian tanpa gue tuh bagai taman tak berbunga" kekehnya."Hey begitulah kata para pujangga, aduh hai begitu ..." "Stop! Suara lo bikin pusing telinga gue tau Le," sela Tika dengan tangan membekam mulut Leo cepat."Aduh Tik, apaan sih. Lepasin gak? Tangan lo bau terasi," canda Leo dengan kasar melepas tangan Tika."Sembarangan!" pekik Tika kuat membuat para sahabatnya menutup telinga cepat."Aduh! Tika! Lo tuh ya bikin pengang telinga kita aja!" bentak Marteen yang seketika membuat Tika diam membeku dengan sesak yang menyeruak secara perlahan-lahan. Pikirannya bergelut keheranan, entah kenapa akhir-akhir ini Marteen
Baca selengkapnya
Tanggung jawab seorang suami
Sepulangnya ayah mertua, secepat kilat Candra berjalan kearah dapur. Tangannya dengan cekatan mengambil baskom lalu ia isi dengan air hangat.Sejujurnya Candra tak terima ketika melihat wanitanya babak belur, apalagi dengan kejamnya sang ayah mertua menyiksa Ayana membuat beberapa kali hatinya memberontak penuh penyesalan, beberapa kali hatinya mengatakan kalau ini salahnya yang malah diam saja menyaksikan kekejaman sang ayah mertua hingga ia terlambat menyelamatkan Ayana.Saat Candra membuka pintu kamar dengan membawa baskom yang telah diisi air hangat untuk membersihkan luka-lukanya serta peralatan medis lainnya. Ia malah tak sengaja melihat punggung Ayana yang bergetar hebat, sepertinya ia sedang menangis."Makannya kalau mau apa-apa itu izin dulu. Kasih kabar, biar saya bisa menjawab pertanyaan ayah kamu" ucap Candra berjalan masuk, mendekati Ayana. Buru-buru Ayana mengusap air matanya, lalu membalikkan badan kearah Candra."Sini, lukanya biar di bers
Baca selengkapnya
Cemburu?
  'Cemburu itu memang tanda cinta, namun cinta uang bagaimana yang layak dicemburui?'🍃🍃🍃Allah huakbar ... Allah huakbar ...Kumandang suara adzan subuh mengagetkan kedua anak manusia yang sedang tertidur pulas dengan posisi terduduk saling berpelukan satu sama lain."Astagfirullah," kaget Candra. Sontak Ayana terbangun dengan cepat melepaskan pelukanya dan menjauh dari tubuh Candra."Kesiangan," lirih Candra yang masih merutuki kebodohannya. Bisa-bisa subuh ini ia kesiangan dan yang mengumandangkan adzan di mesjid bukanlah dirinya. Sial, ini pasti gara-gara keasikan tertidur dalam hangatnya pelukan Ayana.Wajah merah padam kini telihat jelas di wajah Ayana. Malu! Ya, itulah yang saat ini Ayana rasakan. Orang yang selama ini ia anggap musuhnya malah menjadi orang yang paling peduli serta tempat ternyaman baginya. Ah sial, mengapa ini bisa terjadi?"Kamu sudah tidak papakan kalau saya tinggal ke mesjid?" tanya Candra dengan buru
Baca selengkapnya
Tanya Hati
   'coba tanyakan pada hati kecilmu, siapa yang lebih kamu cintai saat ini. Apa iya masih orang dimasalalumu atau dia yang saat ini sedang bersamamu? Coba tanyakan! Tanyakan sejujur mungkin!'       🍃🍃🍃Kedua kaki jenjang Candra memasuki rumah sakit dengan gontai. Wajah dinginnya ia tekuk, sapaan-sapaan para pegawainya pun tak ia jawab sama sekali. Rasa kesal yang masih menyelimuti hatinya membuat semua orang dirumah sakit ini kena imbasnya.Bayangan-bayangan Bisma yang begitu akrab merangkul Ayana kini berputar-putar bak kaset rusak di pikirannya. Sial, kenapa ia bisa sekesal ini melihat tingkah mereka?"Sus!" teriak Candra. Matanya menatap tajam kearah berkas yang ia baca saat ini."Iya pak, ada apa?" tanya suster tersebut dengan membungkukan badannya."Panggilkan dokter Qori sekarang juga!" pintanya tegas."Baik pak, segera saya panggil" Suster tersebut pun segera pergi dengan perasaan yang penuh keta
Baca selengkapnya
Tanya Hati
   'coba tanyakan pada hati kecilmu, siapa yang lebih kamu cintai saat ini. Apa iya masih orang dimasalalumu atau dia yang saat ini sedang bersamamu? Coba tanyakan! Tanyakan sejujur mungkin!'       🍃🍃🍃Kedua kaki jenjang Candra memasuki rumah sakit dengan gontai. Wajah dinginnya ia tekuk, sapaan-sapaan para pegawainya pun tak ia jawab sama sekali. Rasa kesal yang masih menyelimuti hatinya membuat semua orang dirumah sakit ini kena imbasnya.Bayangan-bayangan Bisma yang begitu akrab merangkul Ayana kini berputar-putar bak kaset rusak di pikirannya. Sial, kenapa ia bisa sekesal ini melihat tingkah mereka?"Sus!" teriak Candra. Matanya menatap tajam kearah berkas yang ia baca saat ini."Iya pak, ada apa?" tanya suster tersebut dengan membungkukan badannya."Panggilkan dokter Qori sekarang juga!" pintanya tegas."Baik pak, segera saya panggil" Suster tersebut pun segera pergi dengan perasaan yang penuh keta
Baca selengkapnya
Jangan pernah berharap pada hembusan angin kosong
'Seperti berharap pada hembusan angin kosong yang harus siap menelan pahitnya kekecewaan'    🍃🍃🍃Canda tawa yang mengiringi langkah Ayana dan Bisma sungguh membuat hati Tika muak. Ia sudah tak bisa lagi menahan sabar kala dihadapkan dengan suasana yang seperti ini. "Lama banget lo di toilet, ngapain?" keberadaan Leo yang bersandar di tembok dekat toilet perempuan, membuat Tika sontak mundur teratur saking terkejutnya."Ya ampun Le, ngagetin aja. Untung Tika gak jantungan!" suara Tika yang begitu memekikan telinga, membuat Leo dengan sigap menutup kedua telinganya."Ya emang untung, tapi Tik bisa gak kalau volume suara lo itu diturunin sedikit? Pengang nih kuping, masih untung kalau suara lo bagus kaya Ayana. Lah, ini? Cempreng!"Lagi, lagi Ayana yang ia puji dihadapan Tika. Mau sampai kapan mereka mengagung-agungkan Ayana pada siapa pun? Sungguh, moodnya sekarang begitu sangat buruk."Terserah lo aja Le, gue pusing!"
Baca selengkapnya
Ujian
Ujian itu akan terus ada selama kamu hidup sebab percaya atau tidak sejatinya manusia itu ada untuk di uji🎉🎉🎉"Sudahlah Tik, lo gak usah nangis pilu kaya gini. Cowok mah banyak, bukan si Bisma doang" Leo menghela napas berkali-kali saat mendengar isakan tangis Tika yang tak kunjung berhenti. Di usapnya punggung Tika dengan lembut, beharap isak tangis itu segera mereda."Lo gampang banget Le kalau ngomong, ini masalah hati mana mungkin bisa secepat itu menghapuskan" ucap Tika lirih setelah berhasil menguasai tangisnya."Iya gak akan mungkin cepat, tapi lo harus cepat sadar Tik. Dia tidak mencintai lo," Leo mengingatkan Tika begitu lembut."Tapi gue mencintainya Le, dan betapa sialnya. Kenapa harus Ayana dan Ayana lagi yang dicintai oleh setiap laki-laki yang gue inginkan, kenapa harus dia? Kenapa gak gue aja!" nada Tika berubah menjadi tegas. Matanya yang bengkak bahkan mencerminkan kegetiran hatinya.Leo hanya terdiam, mencoba berusaha unt
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status