All Chapters of MY STEPBROTHER : Crazy, Sexy, Cool: Chapter 21 - Chapter 30
190 Chapters
21. Bara Remaja Tak Beridentitas
Kelas dimulai selepas bel nyaring berfrekuensi tinggi nan panjang tak berhenti selama beberapa detik berselang terdengar menggema di seluruh penjuru sekolah. Menandakan bahwa inilah waktu yang tepat untuk memulai pembelajaran dan membuka telinga juga mata serta menyiapkan otak juga pikiran untuk menyimpan ilmu baru yang akan diberikan. Waktunya serius! Tak ada bayangan indah tentang Daffa Kailin Lim apalagi tentang si saudara tiri yang suka melucu, Abian Malik Guinandra. Xena hanya memfokuskan tatapannya jauh ke depan. Selepas perginya Daffa dan datangnya jam pembelajaran, Xena hanya diam tak bersuara apapun. Sesekali tersenyum juga menggeleng dan mengangguk untuk menanggapi kalimat singkat dari si teman sebangku, Nea Oktaviana.Merasa bersalah selepas Daffa berdusta pasal panggilan yang dilakukannya bersama Xena? Tidak juga. Bagi Xena itu kesalahan Daffa secara murni. Ia tak berniat berbohong atau berdusta untuk 'bermain' di belakang si sahabat dekat. Akan tetapi,
Read more
22. Kabar Yang Mengejutkan
Suasana riuh kala jam istirahat menyela. Menyudahi segala ketegangan yang ada di dalam diri untuk sejenak melepas penat dan lelah dalam raga. Merilekskan jiwa dengan menikmati suasana khas jam istirahat di lingkungan sekolah. Dua gadis berparas cantik kini tegas berjalan membelah padatnya kerumunan yang memenuhi lorong sekolah. Sesekali saling melirik selepas tersadar ada yang tak beres dengan situasi yang sedang terjadi siang ini. Xena menyenggol bahu lawan berjalannya. Menarik perhatian gadis dengan rambut pendek dan poni tipis yang menutupi jidatnya. Ada yang salah! Itulah arti tatapan Xena untuk Nea siang ini. Tak ingin banyak berucap, gadis itu hanya bisa mempercepat langkah untuk menghindari situasi menyeramkan kala seluruh mata memandang fisik milik gadis introvert itu.Kini keduanya menepi. Berjalan di lorong tak terlalu ramai hanya berisi beberapa teman-teman berseragam sama yang tak lagi menatapnya dengan tatapan aneh bak singa yang sedang kelaparan dan melihat mangs
Read more
23. Amarah Dalam Duka
"Danita!" Xena berteriak. Memanggil gadis yang baru saja ingin menyendok bakso besar yang ada di dalam mangkok di atas meja. Bukan hanya sepasang mata yang tegas menatap paras cantik milik Xena. Akan tetapi puluhan! Bukan hanya satu orang melainkan seluruh penghuni kantin sempit yang akan berdesakan kalau jam istirahat datang menyapa. Xena meneruskan langkahnya. Berdiri tepat di sisi gadis yang masih terdiam sembari membelalakkan kedua mata bulatnya. Raut wajah gadis yang baru saja meneriaki namanya bisa dibilang tak bersahabat sekarang."Lo gak papa 'kan?" tanya Danita terbata-bata. Membuat Xena kini menghela napasnya ringan. Dalam sejarahnya menjadi seorang siswi di sekolahannya, Xena tak pernah berteriak bahkan menghampiri gadis yang bisa dibilang dekat dengannya itu menggunakan eskpresi wajah begini. Xena adalah pendiam! Dalam artian bukan gadis baik yang 'malu-malu' untuk menjaga image baiknya di depan umum. Xena diam dan memilih menyingkir dari keramaian sert
Read more
24. Tampan namun Dungu!
Tatapan remaja itu menajam bak elang yang sedang membidik mangsanya dari atas udara. Dalam diam, gadis yang menjadi objek tatapan remaja jangkung berponi naik itu paham benar kalau datangnya sang pujaan hati bukan sebab rindu menggebu yang menguasi dalam diri. Abian Malik Guinandra, datang kemari menemui dirinya dengan tatapan tajam, marah yang berapi-api serta segala helaan napas berat itu pasti dengan maksud dan tujuan yang mendasar. Entah kesalahan apa yang sudah dilakukannya hingga Malik, remaja yang sudah bertahun-tahun lamanya ada dan bersarang di dalam hatinya mau datang dan menghampirinya terlebih dahulu. Dalam sejarah hidup seorang Hela Ileana menjadi ‘dewinya’ Sekolah Menegah Atas Cakra Binanta, Malik tak pernah mau datang dan menghampirinya untuk bersua dengannya terlebih dahulu. Harus Hela yang melakukannya. Selalu dirinya lah yang memulai segalanya terlebih dahulu. Bahkan, terkadang ketika Hela sedang berbicara pada remaja jangkung itu i
Read more
26. Kisah Remaja Yang Rumit
“Kenapa lo melakukannya?” Malik mulai berbicara. Nada tegas dengan tatapan mengintimidasi adalah caranya bercengkerama dengan dengan Daffa siang ini. “Melakukan apa?” tanya remaja itu berbasa-basi. Sukses membuat Malik membuang tatapannya dan menghela napasnya berat. Remaja itu kini berkacak pinggang dan kembali menatap Daffa dengan benar. “Gue akan langsung ke intinya karena gue tahu lo adalah orang goblok,” sarkasnya dengan nada melirih. Daffa hanya tersenyum miring sekarang ini. Menunggu kalimat dari Malik yang masiih fokus untuk menenangkan amarahnya sekarang. Hanya sebab ia datang dan menyela Malik yang sedang berbincang dengan Hela, remaja jangkung itu terlihat semarah ini sekarang? Daffa rasa tidak. Ia yakin benar bahwa Malik marah dan emosi saat ini sebab satu hal yang pasti. “Kenapa lo melakukan semua kebohongan untuk membantu Xena dan kenapa lo tele
Read more
27. Remaja Tampan Baik Hati
Xena berjalan ringan menyusuri lorong sekolah yang akan menghantarkan dirinya masuk ke dalam kelas. Bersama dengan remaja jangkung yang baru saja membuat Nara kalah telak. Xena tak tahu kalau Bara adalah remaja yang pandai jikalau disuruh untuk bersilat lidah seperti tadi. Seakan bermain kata-kata adalah caranya untuk menjalani kehidupan remaja yang penuh dengan liku dan permasalahan. Remaja itu membantu Xena untuk memenangkan pertengkarannya dengan Nara. Membuat gadis itu bungkam dan pergi begitu saja tanpa berani untuk banyak berucap lagi. "Makasih untuk bantuannya." Xena menyela langkah dengan memberikan kalimat singkat penuh keraguan dan rasa canggung yang mendominasi di dalam dirinya saat ini. "Sama-sama." Bara menyahut. Sejenak menoleh pada gadis bermata indah yang masih saja canggung dengan terus mencuri-curi pandang ke arahnya. Bagi Xena ini adalah momen kali pertamanya berjalan dengan seorang laki-laki di lingkungan sekolah. Juga meningkat Bara adala
Read more
28. Teka Teki Gadis Cantik
"Tentu karena yang tanya itu adalah lo." Deg! Kalimat itu terbayang-bayang di dalam pikiran Xena sekarang ini. Membuat langkah yang baru saja kembali tercipta itu tak tentu arah sebab fokusnya yang berubah. Xena tak mengerti, seperti apa Bara itu? Jikalau di lihat sekilas pandang saja, pemilik nama lengkap Haidar Bara Ivander itu adalah remaja yang berkharisma dengan ketenangan dan kedamaian yang ada di sekitarnya. Cara Bara menyikapi dunia tergolong tenang dan menguasai. Seperti layaknya Daffa Kailin Lim. Ia menemukan orang yang berbeda untuk kesekian kalinya. Jikalau Malik adalah remaja yang suka menanggapi 'dunia' dengan melucu dan melawak untuk mencairkan suasana, Bara dan Daffa adalah tipe orang dingin dengan penguasaan yang tenang dan berwibawa. Bedanya, Bara terlihat begitu misterius dari pada Daffa yang tergolong biasa tak ada yang ditutupi oleh remaja itu. Banyak orang mengetahui kehidupan Daffa. Namun dari semua fakta yang dimiliki remaja itu, tak satupun mampu
Read more
29. Rasa Yang Berbicara
Xena melirik remaja jangkung yang baru saja meletakkan pantatnya duduk di atas kursi sisi kotak obat besar tempat Xena mengambil apapun yang ada di dalamnya. Dari sekian banyak tempat, Xena memilih UKS sekolah sebagai tempatnya memenuhi panggilan dari si saudara tiri. Xena masih tak mengerti mengapa Malik memanggilnya dan membuatnya mendustai Bara yang sudah baik menolong Xena dari Nara. "Lo baik-baik aja?" Malik mulai membuka suaranya. Dengan lirih samar terdengar oleh Xena saat ini.Gadis itu menoleh. Kembali meneliti sekitarnya untuk memastikan bahwa yang ada di dalam UKS hanya dirinya bersama Malik. Tak ada yang sedang menguping atau sedang mendengarkan pembicaraan mereka. "Tentu. Gue baik-baik saja." Xena menyahut kemudian. Ikut dengan nada lirih dan tenang agar tak menimbulkan suara yang mengganggu dan menyita banyak orang di luar UKS. Meskipun bel baru saja datang dengan lantang berdering, namun halaman dan lapangan sekolah tak pernah
Read more
30. Proses Pendewasaan
"Kalian berdua ngapain di sini?" Gadis berambut pendek dengan poni yang jatuh tepat di atas kedua alis cokelat tua yang indah melengkung bak bulan sabit di tengah langit malam itu kini menyela. Tatapannya menelisik. Tajam mengarah pada jari jemari panjang milik Malik yang kini mulai perlahan melepas genggamannya dari ujung rok pendek yang dikenakan oleh Xena."Tangan itu ...." Nea ragu menunjuk pergerakan kecil yang dilakukan oleh Malik. Membuat Xena ikut menoleh dan menundukkan pandangannya. Ia terlalu terkejut dengan kedatangan Xena yang tiba-tiba saja menyela dan meneriakkan nama Malik dengan lantang bersama sisipan emosi yang sedikit menggebu hingga Xena lupa untuk membuat jari tangan Malik lepas dari ujung rok pendek miliknya."Lo mau mesum ke sahabat gue?!" pekik Nea sigap menarik tubuh Xena untuk berdiri di belakangnya. Menjauhkan di sahabat baik agar tak berjarak dekat dengan Abian Malik Guinandra.Remaja jangkung itu berdiri. Yang tadinya ia butuh untuk me
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status