All Chapters of Im Sorry Mama! : Chapter 11 - Chapter 20
32 Chapters
Bab 11: Rasa sakit dari cemburu!
***Menjelang siang, tepat pukul 12.30 Zara menelepon Yusuf suaminya, dan tak butuh waktu lama Yusuf langsung menjawab panggilan Zara.“Assalamualaikum,Sayang.”sapa Yusuf dengan manja.Ah, sayang? Ntah kenapa Zara merasa kesal dengan pangillan itu. Kenapa pria selalu punya berbagai tipu muslihat dan mulut yang berbisa dengan kata-kata manisnya. Walaupun sudah ada banyak penghianatan yang juga mulutnya ucapkan.Zara hanya menjawab seadanya saja. “Waalaikumsalam,mas. Hari ini aku saja yang menjemput Alya dan....Syifa.”terasa kelu lidahnya mengucapkan nama madunya. Yusuf terdiam membatu dengan ucapan Zara.“Ka-kamu yakin?”“Iya, tidak apa-apa. lagi pula, bukan hanya rumah kita saja yang muat untuk satu orang lagi. Mobilku juga cukup luas untuk menampung satu penumpang lagi,kan.”ucap Zara seolah sebuah sentilan yang tepat mengenai relung hati Yusuf yang terdalam. “Yasudah, terserah kamu aja. Kebetulan mas hari ini pulang lebih sore.”“Yasudah. Assalamualaikum.”“Tung...,” tut...tutt pangg
Read more
Bab 12: Firasat Buruk!
***“Kenapa kamu menangis?”Yusuf bertanya dengan nada lirih, kala air mata Zara mengenai punggung tangannya.Zara menggeleng dan menghapus jejak air matanya. “Enggak mas. Zara tidak ingin apapun untuk saat ini.”jawab Zara dengan terenyum tipis membuat Yusuf meringis.“Sudahlah, ini sudah malam. Kamu tidak ingin istirahat?”tawar Zara. Dia melenggang pergi dari hadapan Yusuf. Saat dia ingin menaiki ranjangnya Zara terhenti sejenak lalu menoleh kearah Yusuf.“Ehmm...mas, kamu tidur dimana malam ini?”tanya Zara dengan suara pelan.“Boleh aku tidur bersamamu?”Yusuf kembali bertanya. Dia mendekat kearah Zara. Lalu menggenggam tangan istrinya dan berucap. “Ntah kamu mempercayainya atau tidak. Hanya kamu satu-satunya wanita yang ingin aku sentuh dan aku peluk dalam dekapanku.”“Mas, sudahlah.”pukas Zara cepat. Menepis pelan tangan Yusuf yang kembali ingin memeluknya.Yusuf kecewa Zara masih tak mempercayai ucapannya. “Hari ini sangat melelahkan. Kamu harus tidur, mas. Besok, akan ada hari baru
Read more
Bab 13: Mulai Tersingkir!
***“Kamu sedang apa?” suara lembut itu membuat lamunan Zara membuyar. Sedari tadi dia terus melamun sambil menantap kosong televisi yang terus menyala. Hingga Yusuf datang dan menepuk pundaknya. “Kamu sedang apa? kenapa terus melamun?”tanyanya lagi karena Zara terus diam dan menatapnya tanpa mengatakan apapun.“Tidak ada,mas.”sahut Zara seraya menggeleng.Yusuf tersenyum tipis. Dia memutari sofa dan berjalan duduk di samping Zara.Dia menangkup pundak Zara, membuatnya untuk duduk berhadapan. “Apa yang sedang kamu pikirkan, heum?”tanya Yusuf dengan lembut.“Tidak. Aku hanya memikirkan jadwal pemeriksaan pasien untuk besok.”bohong Zara. Karena saat ini yang ada di pikirannya hanyalah Alya putrinya.Yusuf mendengus. “Kenapa kamu selalu begitu? Apa tak ada waktumu sedikitpun bersama denganku. Cukup memikirkan aku saja. Jangan ada yang lain. Kenapa kamu tidak mengerti?”ucapnya lirih.“Aku hanya ingin menghabiskan minggu ini berdua denganmu. Tapi kamu, tak bisakah memikirkan aku saja?”desa
Read more
Bab 14: Semakin benci, semakin jauh!
“YUSUF.... SYIFA HAMIL! KAMU AKAN JADI SEORANG AYAH!”Bagai di sambar petir, gemuruh yang menggelegar di hatiku. Sesak! Membuat aku sulit bernafas. Tanganku terkepal di dada, sungguh berita itu membuat keadaanku semakin terpuruk.“Kamu dengar!”pekik Mas Yusuf. Dia mengguncang bahuku dengan keras. Membuat aku menatap matanya. Kulihat bibirnya bergetar. “Kamu dengar itu, Zara! Saat kamu mengatakan tidak ingin anak lagi. Wanita lain kini yang mengandung anakku!”“KAMU PUAS SEKARANG!”teriaknya kencang. Sekarang bukan hanya hatiku, tapi seluruh tubuhku terasa sakit seperti tertusuk ribuan jarum.“Ma-mas...ak...”tak sanggup aku mengucapkan kata apapun.“Sekarang terserah padamu! Aku tidak peduli! Kamu suka membuat keputusan sendiri, kan? Oke!”desisnya tajam. “Sekarang aku sudah tidak peduli! Aku juga tidak akan lagi MENYENTUHMU! KAMU PUAS SEKARANG?!”Aku terdiam membatu mendengar ucapannya. Dia berjalan keluar kamar. Namun, tidak sampai di situ. Ucapannya kembali membuat hatiku bertambah han
Read more
Bab 15: Hasutan licik Erna!
Ayu menginggit bibirnya kuat menahan sakit di hatinya. Betapa malang nasib adik iparnya ini.“Zara dengar, berkorban itu ada batasnya. Jika kamu sudah tidak sanggup, maka pergilah! Aku tak ingin kamu terus menderita... aku juga sedih melihatmu seperti ini karena adik, juga orang tuaku. Terlebih ada Syifa yang memang mama hadirkan untuk memisahkan kalian!”Mata Zara membulat mendengar ucapan Ayu. “Apa maksud kakak?!”“Zara, mama sengaja mengenalkan Syifa pada Yusuf dan menikahkan mereka untuk menyingkirkanmu dari keluarga ini. Dan juga malam itu...,”Ayu menghentikan ucapannya membuat Zara menatapnya dengan menuntut.“Apa yang terjadi? Malam apa?! katakan padaku kak?!”desak Zara.“Ak-aku tak sengaja melihat mama mencampurkan obat perangsang dalam minuman Yusuf saat malam pengantin mereka....”“Astagfirullah...”bahu Zara merosot lemas. “Kenapa mama begitu membenciku? Apa yang sudah aku lakukan?! Apa?!”teriak Zara Frustrasi. Tubuhnya lemas dalam dekapan Ayu.***Di ruang pemeriksaan kandun
Read more
Bab 16 : Penghiburan diri!
Author PoV***Saat ini Yusuf sudah berada di rumahnya.... matanya berkeliling mencari sosok Zara, sang istrinya yang sudah menjadi lampiasan kekesalannya. Padahal dia sendiri tidak tahu alasan jelas keputusan Zara dan langsung menuding Zara yang tidak-tidak.“Zara! Sayang!"Ah, ntah kenapa panggilan ‘Sayang’ dari Yusuf itu terdengar sangat memuakan. Tentu alasannya sudah pasti karena Yusuf benar-benar suami yang brengsek! Hingga panggilan seperti itu tidak layak dia lontarkan untuk istri sebaik Zara.Dia mengelilingi seluruh penjuru rumah namun tetap tidak memukan Zara di manapun. Mendadak hatinya menjadi panik, cemas dan gelisah.Apa Zara telah meninggalkannya? Segera dia berlari manaiki tangga menuju kamarnya. Yusuf langsung membuka lemari pakaian, hingga akhirnya dia bisa bernafas sedikit lega karena pakaian Zara masih utuh tersusun rapi di sana.Tangannya mengambil ponsel dari saku celannya. Mendial nomor sang istri...tutt...tuttt... Hanya terdengar nada sambung namun tak kunjung
Read more
Bab 17: Yusuf Terabaikan!
Aku tak mendengar sahutan kak Ayu tapi bisa ku pastikan kini mereka hanya saling pandang dan melempar senyum. Ah, benar-benar dua orang yang menyebalkan! Kini kami berada di salah satu kedai teh di dalam mall. Amar memanggil seorang pelayan yang datang membawa datar menu dan notes di tangannya.“Mau pesan apa, mas, mba?”tanyanya.Masing-masing dari kami memegang daftar menu yang sama. “Tolong, teh susu satu ya!” Amar lebih dahulu menyebutkan pesanannya. Sedang aku dan kak Ayu masih sama-sama bingung.“Kamu ingin pesan apa, Zara?”Kakak iparku bersuara.“Enggak tahu, kak. Masih bingung nih...”jawabku. Sedikit dari ekor mataku memergoki Amar yang sedari tadi memperhatikanku. Ada apa dengannya? Apakah ada yang salah dengan wajahku? Tanpa di minta Amar kembali menyebutkan pesanan. Hanya saja bukan untuk dirinya, tapi...“Teh mint hangat di tambah lemon dan juga 3 sendok madu. Buatkan itu untuknya!” Seketika aku menatap Amar. Cukup terkejut juga tertegun. “Amar. Teh mint lemon?” Aku menat
Read more
Bab 18 : Hanya bisa menyesal!
Apa maksudnya itu? Tubuhku terpaku mendengar ucapan dan suaranya yang terdengar begitu liirh. Mataku tiba-tiba saja berair, hatiku sakit mendengar ucapannya. Aku hanya mengkhawatirkannya. Aku hanya cemas kemana dia satu harian ini menghilang tanpa kabar. Kenapa dia berkata begitu padaku? Benarkah dia masih Zara, istriku?Ya Tuhan, aku hanya ingin meminta maaf dan memperbaiki semuanya malam ini. kenapa akhirnya malah seperti ini. Kenapa aku selalu melakukan kesalahan dan terus membuat Zara terluka. Maaf... Maafkan aku Zara.Dengan segera aku menyusul langkahnya yang ingin menaiki tangga. Dia berjalan dengan pandangan lurus dan bahkan kini tak lagi menghiraukan keberadaan Mama yang berucap sinis padanya, juga Syifa yang menyapanya.Aku punya firasat buruk. Ada apa dengan istriku?“Zara, tunggu sebentar! Kita harus bicara!” Aku mengapai tangannya yang ingin membuka pintu kamar kami. Dia berhenti namun tak juga membalikan badan menatapku. “Mas, sudah kebiasanmu mengingkari ucapanmu send
Read more
Bab 19: Ular Betina!
“Mau aku temani, mas?” tawar Syifa. Yusuf menggeleng cepat, “Tidak, tidak perlu. Kamu istirahat saja. Tidur terlalu malam tidak baik untuk kesehatanmu.”Syifa mengigit bibir bawahnya. Lagi dan lagi Yusuf menolaknya. Dengan air mata tergenang Syifa pergi meninggalkan Yusuf yang memaksakan makanan agar masuk kedalam rongga mulutnya.Syifa masuk kedalam kamarnya. Tubuhnya merosot lemas di balik pintu kamar yang sudah tertutup. Dia kembali terisak karena selalu mendapatkan penolakan dari Yusuf.“Kenapa, mas? Kamu terus saja menolakku. Bahkan saat ini aku sedang mengandung anakmu,tapi yang kamu ingat hanya mbak Zara saja!” batin Syifa memberontak merasa ketidakadilan semakin menjadi dalam hidupnya.Dia menyentuh perutnya yang masih rata. Lalu berbisik pelan, dengan air mata yang masih mengalir. “Nak, bantu mama! Kamu tahu mama sangat mencintai papamu. Mama juga ingin kamu mendapatkan kasih sayang yang utuh dari papamu!”“Aku harus melakukannya! Ya, melakukan seperti yang sudah di rencanakan
Read more
Bab 20 : Fitnah keji!
“Lepas, lepaskan aku! Atau aku akan berteriak!” Zara terus meronta berusaha melepaskan cekalan Syifa.Sayang, tetap saja dia kalah. “Dengar Syifa! Mas Yusuf masih ada di rumah ini! tidakkah kamu takut jika dia mengetahui perilaku laknatmu ini padaku?!” teriak Zara.Syifa tetap diam, berjalan menarik Zara hingga ke lantai atas. Dia menarik Zara kuat hingga Zara berdiiri tepat di lantai atas sebelum tangga. Sedang Syifa berdiri di bawahnya di tangga pertama.“Lepaskan tangganku, jalang?!” Pertama kalinya Zara melontarkan kata kasar itu pada seorang wanita. Yang dia rasa pantas mendapatkan gelar itu. “Apa yang kau rencanakan kali ini! jika mas Yusuf tahu, dia akan men_”“Tahu? Haahahaha... Kenapa jika mas Yusuf tahu?! Dia sedang keluar membeli bubur ayam untuk bayiku!" sinis Syifa tersenyum remeh. “Dari pada mengancamku dengan nama Mas Yusuf lebih baik kau pikirkan saja nasibmu selanjutnya...”“Ap-apa maskudmu?!” cecar Zara terbata oleh rasa takut. Syifa menatap pintu kamar kedua di belak
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status