All Chapters of Playboy Kampus : Chapter 91 - Chapter 100
107 Chapters
Berencana Menikah
 “Jadi, benar pilihan akhirmu akan menikah dengan Tuan Setephani?” Widya mengangguk.Antonio menggaruk-garuk kepalanya.Sedang istri Antonio hanya membisu.“Apakah kamu juga sudah memikirkan resikonya? Masalahnya aku tak bisa memperoleh pengesahan dari kedutaan Amerika. Setephani punya istri dan anak di Amerika. Makanya kedutaan Amerika tak berani memberikan izin pernikahannya di sini.”Widya hanya diam. Istri Antonio hanya bisa memperhatikan kening Widya yang berkerut.“Apa yang sebenarnya kamu harapkan dari pernikahanmu dengan Tuan Setephani, Mbak Wid? Sedangkan kamu sendiri ragu apakah kamu mencintainya atau tidak?” istri Antonio menyampaikan pertanyaan dengan sangat hati-hati.“Saya membutuhkan perlindungan dari seorang laki-laki, Mbak.”Antonio menggeleng-geleng.“Landasan pernikahanmu tidak berpayung hukum yang kuat,” kata Antonio.&ldqu
Read more
Cerita Antonio
 Wartawan itu mengangkat bahunya. Antonio hanya bisa mengeluh.“Kita harus mencarinya kemana?” Tanya teman Antonio yang wartawan tersebut.“Iya. Dia biasa mangkal di mana jika siang begini?”“Sejak sering mengalami goncangan hidup, dia jarang lagi muncul di tempat-tempat yang dulu sering disinggahinya.”“Menurutmu harus dicari di mana?”Mereka melaju kembali di jalan raya yang lalu-lintasnya tak pernah sepi itu.“Sepertinya aku tahu,” kata teman Antonio yang wartawan itu.“Oh, ya?”“Kemungkinan saja dia ada di kampus. Dia suka di perpustakaan.”“Perpustakaan memang pas sekali sebagai tempat pelarian bagi mahasiswa yang sedang frustasi.”Daun-daun kering banyak yang luruh karena dibawa oleh sepoi angin. Di bawah pohon dekat kampus Unair beberapa mahasiswa tengah bergerombol. Mereka terlihat sangat santai
Read more
Benarkah Beryl Akan Datang
 “Tapi yang perlu kamu tahu, Widya hanyalah korban dari keadaan yang tak pernah diinginkannya. Widya hanya korban dari rencana licik seorang teman perempuannya. Kesucian menurut saya bukan semata-mata diukur dari seks. Tapi, lebih pada hal yang lebih dalam, yaitu menyangkut hati. Kesucian hati seseorang bagi saya hanya diukur dengan kedalaman cinta. Cintalah bagi saya yang bisa membedakan kesucian hati dari seorang laki-laki dan perempuan,” kata Antonio sambil menyentuh bahu Beryl.Beryl masih tetap membisu.Antonio menarik lengannya untuk kembali melanjutkan langkah. Sejenak Beryl terlihat gelagapan.“Iya,” kata Beryl kemudian.“Meskipun Anda tahu sekarang dia hanyalah seorang janda yang sudah punya anak?”Beryl menoleh. Beberapa saat mata mereka bertatapan. Terlihat keresahan ada di mata Beryl. Antonio masih tak berkedip. Antonio sudah biasa menghadapi mata seperti milik Beryl.Di bawah tatapa
Read more
Pertemuan Tanpa Rencana
Kenapa Beryl tak juga muncul? Berkali-kali Widya mencuri pandang keluar lewat pintu rumah. Namun, yang terlihat hanyalah sepetak halaman yang tidak begitu luas. Bahkan bisa dibilang hanya sepetak halaman yang sangat sempit. Dan, di situ tidak ada Beryl. Yang ada tetaplah mobil Tuan Setephani yang sedari tadi manis terparkir.Sore itu, sisa harum bau sabun mandi Widya tercium begitu segar menggoda. Bau harum parfum yang digunakannya menyusup lembut ke hidung Tuan Setephani. Kulitnya terlihat sangat segar."Tapi apa arti semua ini?" Widya mengeluh tanpa suara."Di manakah Beryl?"Widya menyekap rasa bimbang yang terasa menguliti hatinya. Benarkah semua yang dibilang Antonio lewat telepon tadi siang? Mana sekarang Beryl? Benarkah Beryl tak akan pernah mempermasalahkan keadaannya yang sudah janda dan memiliki anak?Widya berusaha memasang telinganya baik-baik, barang kali bisa mendengar suara Beryl yang datang. Tapi yang ada hanyalah hening.
Read more
Di Jembatan
Di benak Beryl, sesekali memang masih melintas bayangan Widya."Biarlah, dia menikah dengan lelaki asing itu. Biar saja. Barangkali dia lebih menemukan kebahagiaan apabila menikah dengan lelaki asing itu. Kalau aku tak pernah datang lagi, pasti dia akan melanjutkan hubungannya dengan lelaki bule itu."Kemudian, ingatan Beryl melayang pada suatu siang. Siang itu, di depan gedung Kartika Plaza, Widya keluar dengan bule Amerika itu. Bergandengan tangan dengan sangat mesra. Pastinya, Widya sangat mencintainya. Biarlah dia menikah dengan lelaki itu. Karena apalah artinya makna cinta itu sekarang."Apakah aku mencintai Widya atau aku tidak mencintai Widya? Bagiku semua itu sekarang tidak penting. Tak perlu lagi sok pahlawan dalam kehidupan seseorang, karena makna pahlawan itu juga tak lagi penting. Apa lagi hanya pahlawan dalam soal cinta. Tak akan ada yang mempermasalahkannya. Bagiku sekarang lebih baik mengambil jalan hidup yang lebih sedikit resiko maupun tan
Read more
Di Rumah Widya
Dada Beryl merasa tersentak."Aku selama ini terbiasa apa adanya, Beryl. Maka aku percaya begitu saja apa yang kamu katakan. Aku mengartikan apa adanya semua yang kamu katakan."Saliva Beryl terasa tersumbat di tenggorokan. Segumpal keluh seperti menghalangi jalan pernapasannya."Widya sangat terpukul. Awalnya ketika aku bercerita, dia percaya kalau kamu benar-benar akan datang. Tapi, ketika dia tahu kamu hanya menipunya, dia akhirnya merasa kamu menghinanya.""Sama sekali aku tidak bermaksud seperti itu. Aku tidak pernah bermaksud untuk menghinanya." kata Beryl membela diri."Sebenarnya aku pikir juga seperti itu. Aku juga berpikir, kamu sebenarnya tidak pernah menghinanya." kata Beryl sambil melirik ke arah istrinya. Istrinya hanya menyimak begitu saja percakapan mereka. Sesekali istri Antonio mengajak anak Widya untuk bermain - main.Setumpuk kemelut kian membelenggu perasaan Beryl." Aku tidak pernah bermaksud menghinanya. A
Read more
Ada Setephani
Malam itu langit sebenarnya teramat cerah. Bulan juga muncul di langit yang bersih. Tetapi, apalah artinya semua itu bagi Beryl yang sedang melajukanmobilnya dengan sangat kencang.Di rumah Widya, Tuan Setephani segera menyadari bahwa suasana yang tidak nyaman tengah dialami dirinya.“Tadi Widya sakit. Dia hampir saja jatuh. Maka saya bawa dia duduk ke kursi.”Istri Antonio hanya bisa membisu. Widya masih tetap terpana. Sedang anak Widya tertidur dalam rangkulan istri Antonio. Pelan-pelan istri Antoniomelangkah ke kamar Widya, dan membaringkan anak Widya di situ.Widya menyusul istri Antonio ke kamar.Ketika istri Antonio membalikkan badan, mereka pun berhadapan. Istri Antonio menemukan pandangan mata Widya tampak yang bingung. Dia melihat Widya meremas-remas jari tangannya.“Kami bertemu di Jembatan Suramadu. Beryl kami ajak kemari,” kata istri Antonio.Widya duduk di pinggir ranjang. Matanya t
Read more
Gagal Berbicara
 "Tapi, Mbak Wid belum mencoba, bukan?"“Saya takut, Mbak. Saya tak berani.”“Kalau Mbak Wid serius mencintainya...” suara istri Antonio menggantung.Widya tak menjawab.“Cobalah untuk menemui dia, Mbak Wid. Jelaskan segalanya. Jelaskan pada Beryl. Dengan begitu kita bisa melihat apakah Beryl jugasungguh-sungguh mencintaimu atau tidak? Salah satu bukti cinta sejati itu hanya bisa diukur dengan kepercayaan. Jika Beryl mempercayai Mbak Wid dan Mbak Wid juga mempercayai Beryl, di situ kita akan tau dengan pasti apakah memang cinta ada pada hubungan kalian atau tidak."Widya hanya membisu. Kemudian pelan-pelan, namun pasti dia bangkit. Rambutnya beruraian.“Saya takut, Mbak. Saya tak berani. Saya takut terjatuh lagi,” kata Widya kemudian.“Kamu tak akan pernah terjatuh, Mbak Wid. Kamu
Read more
Tentang Kenangan
Begitu tiba di kontrakannya, Widya langsung membenamkan tangisnya ke bantal. Tangis yang sebenarnya berusaha untuk ditahannya, tapi akhirnya pecah juga. Siang yang terik membuat kamarnya terasa bertambah pengap. Bukan hanya pengap, tapi juga terasa panas. Sedang dari luar terdengar suara anak nya yang begitu riang gembira dicandai oleh pembantunya. Maka, tangis Widya semakin tersekap. Widya tidak ingin tangis itu terdengar oleh anaknya. Widya merasakan semakin sempurnalah nestapa yang kini melandanya. Sempurnalah sudah semuanya. Widya mengeluh diam-diam. Ibaratnya dia terjerumus ke dalamjurang yang sangat terjal, seperti itulah rasa sakit yang kini diderita Widya. Setelah semua disadarinya betapa jauhnya langit, disadarinyalah pula bahwa jurang yang menjerumuskannya itu teramat dalam. Lalu, terasa betapa sepi, Widya sendirian menanggunghempasan ke dalam jurang yang tak menyimpan harapan baik. Yang tak menyimpan harapan seperti yang
Read more
Kecelakaan
Dan, tiba-tiba, suara jeritan anak Widya dari luar rumah mengagetkan mereka. Ketiganya terlompat bersamaan dari duduk mereka.Ketiganya berlarian ke halaman. Anak Widya tak kelihatan lagi. Kemanakah anak itu?Ketiganya ke luar halaman. Di gang, ada kerumunan orang. Sementara itu, suara derum mesin motor meninggalkan dan lenyap di mulut gang.Kerumunan itu tersibak oleh tangan Antonio. Dan, jantung Antonio seperti mau copot. Di gang itu terbaring anak Widya. Anak itu berlumuran darah. Saliva Antonio terasa pahit. Anak Widya mengalami kecelakaan. “Angga!” jerit Widya bersamaan dengan jerit istri Antonio.Kemudian, entah berapa kali Widya mendesahkan nama anaknya. Dan tidak lama kemudian Widya pingsan. Beberapa orang yangberkerumun menolong Widya, membawa tubuh Widya masuk ke kontrakannya.Antonio mengangkat tubuh anak Wid
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status