Semua Bab Playboy Kampus : Bab 51 - Bab 60
107 Bab
Pertemuan Elisa dan Ernasari
 Lihatlah, Elisa! Gadis itu tampak tersenyum - senyum sendiri sambil menyapu ruang depan rumah kontrakan Beryl. Mata gadis itu juga tampak bersinar, menggambarkan sebuah keceriaan. Sambil menyapu, gadis itu bernyanyi-nyanyi kecil. Dia juga membersihkan kursi dan jendela serta mengelap meja.Kening Elisa tiba-tiba berkenyit, ketika sebuah mobil berhenti di depan kontrakan Beryl.Elisa memperhatikan penumpang mobil itu. Laki-laki separuh baya sebagai sopir. Dan, seorang perempuan muda."Siapa mereka?" pikir Elisa.Dari dalam rumah, Elisa melihat perempuan muda yang keluar dari mobil itu bertanya kepada tukang kebun di halaman. Tukang kebun menjawabnya dengan anggukan. Mobil yang baru saja datang itu kemudian memasuki halaman.Kini pere
Baca selengkapnya
Aku Tak Mencintaimu
 Mobil Ernasari sudah tidak ada lagi di halaman. Mobil itu sudah meninggalkan kontrakan Beryl. Kontrakan Beryl sudah terlihat sepi. Beryl sangat tidak menginginkan kehadiran Ernasari. Secara, Beryl dan Ernasari sejatinya tidak ada masalah sama sekali. Kalau pun sempat muncul masalah dengan ayahnya Ernasari.Hanya sepi yang saat ini terlihat di rumah kontrakan Beryl. Bisa dipastikan Ernasari telah pergi. Beryl merasa lega. Dadanya merasa plong. Beryl masuk ke dalam rumah. Di atas meja makan terlihat hidangan yang tertutup masih utuh. Beryl mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Semuanya terlihat sangat rapi. Ruangan tampak sepi. Tak ada tanda-tanda apa pun yang tersisa. Kemanakah Elisa?Beryl melangkah membuka pintu kamarnya. Beryl
Baca selengkapnya
Aku Tak Mencintaimu
 Mobil Ernasari sudah tidak ada lagi di halaman. Mobil itu sudah meninggalkan kontrakan Beryl. Kontrakan Beryl sudah terlihat sepi. Beryl sangat tidak menginginkan kehadiran Ernasari. Secara, Beryl dan Ernasari sejatinya tidak ada masalah sama sekali. Kalau pun sempat muncul masalah dengan ayahnya Ernasari.Hanya sepi yang saat ini terlihat di rumah kontrakan Beryl. Bisa dipastikan Ernasari telah pergi. Beryl merasa lega. Dadanya merasa plong. Beryl masuk ke dalam rumah. Di atas meja makan terlihat hidangan yang tertutup masih utuh. Beryl mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Semuanya terlihat sangat rapi. Ruangan tampak sepi. Tak ada tanda-tanda apa pun yang tersisa. Kemanakah Elisa?Beryl melangkah membuka pintu kamarnya. Beryl
Baca selengkapnya
Aku Tak Mencintaimu
 Mobil Ernasari sudah tidak ada lagi di halaman. Mobil itu sudah meninggalkan kontrakan Beryl. Kontrakan Beryl sudah terlihat sepi. Beryl sangat tidak menginginkan kehadiran Ernasari. Secara, Beryl dan Ernasari sejatinya tidak ada masalah sama sekali. Kalau pun sempat muncul masalah dengan ayahnya Ernasari.Hanya sepi yang saat ini terlihat di rumah kontrakan Beryl. Bisa dipastikan Ernasari telah pergi. Beryl merasa lega. Dadanya merasa plong. Beryl masuk ke dalam rumah. Di atas meja makan terlihat hidangan yang tertutup masih utuh. Beryl mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Semuanya terlihat sangat rapi. Ruangan tampak sepi. Tak ada tanda-tanda apa pun yang tersisa. Kemanakah Elisa?Beryl melangkah membuka pintu kamarnya. Beryl
Baca selengkapnya
Jiwa Yang Meranggas
 Beryl melarikan mobilnya dengan sangat kencang di jalanan yang berdebu. Hari itu senja telah mulai meremang. Namun, Beryl sudah sangat hafal dengan jalanan menuju ke tempat Elisa. Beryl langsung menuju ke hotel.Bertemu Elisa di tempatnya, Beryl tak melihat ada tanda-tanda kesedihan di mata gadis itu. Elisa tersenyum-senyum melihat kedatangan Beryl.“Baru saja dilabrak calon istrimu, Mas Beryl?” Tanya Elisa dengan tetap ceria.Beryl tak segera menjawab.“Saya harus segera meninggalkan tempat ini, Mas Beryl?” lanjut Elisa.“Kenapakah?”“Untuk apa lagi saya di sini,”“Mungkin kita berjodoh dan bisa menikah,”Elisa tertawa sangat nyaring mendengar jawaban Beryl.“Calon istri
Baca selengkapnya
Semua Hanya Hampa
 Beryl telah tiba di Surabaya. Mobilnya meluncur dengan kecepatan tinggi. Untuk kemudian membelok kea rah rumah Ririn. Ririn terperanjat melihat kedatangan Beryl yang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.“Aku ingin ke desa Winda. Bagaimana menurut pendapatmu?” kata Beryl datar.“Mengapa tanya pendapatku? Untuk apa ke sana?” Tanya Ririn dengan terbata-bata.“Menyuruh Ririn bercerai dari suaminya,”“Kamu benar-benar sudah gila ya?”“Aku kenal betul dengan suami Winda. Aku kenal betul siapa Mario,”“Siapa pun Mario, entah itu budiman atau tidak, toh dia tetap suami Winda,”“Dia harus bercerai. Aku akan menikahinya.”“Kamu jangan gila Beryl! Kita hidup dalam
Baca selengkapnya
Di Rumah Sakit Yang Sama
 Perawat-perawat dengan berbaju putih tengah berseliweran di rumah sakit.“Mbak, di manakah Mas Beryl?” Tanya Ernasari pada Ririn.Ririn memandang Ernasari yang terlihat lemah dan tak berdaya. Pandangan Ririn kosong menatap seluruh langit-langit ruangan.“Tak lama lagi dia datang. Iya, tak lama lagi dia datang,” jawab Ririn pada Ernasari.Mata Ernasari kembali terpejam. Dokter memeriksa kembali nadinya. Saat itu Ernasari berada di kamar rumah sakit yang keseluruhan dicat berwarna putih. Ernasari sedang menunggu detik-detik kelahiran anaknya. Tubuh Ernasari masih sangat lemah karena sempat mengalami krisis.“Bagaimanakah keadaannya?” bisik ayah Ernasari kepada istrinya.Ibu Ernasari
Baca selengkapnya
Guratan Bayang-bayang
 Ririn masih termangu-mangu. Sementara matahari sudah mencapai titik kulminasi dan membakar ubun-ubun. Mata Ririn masih merembes sebuah kesedihan. Ririn masih menatap gundukan tanah merah di depannya. Gundukan tanah merah yang tertuliskan nama Ernasari. Ernasari tak selamat dalam menjalani sebuah persalinan. Ernasari yang selama ini telah menjadi pasien Ririn, pasien yang selalu berkonsultasi di bironya. Dan, kini perjalanan Ernasari telah berakhir.Segumpal duri telah mengganjal di antara lekuk daging kehidupan Beryl. Saat pintu rumah itu harus terhempas keras, itu sama artinya dengan sebuah kenyerian yang menyerang relung dada Beryl. Beryl kembali menelan salivanya yang terasa begitu getir. Beryl menghela nafas dengan tersendat. Beryl masih mengawasi pintu rumah itu, k
Baca selengkapnya
Gadis Di Dalam Bus
 Beryl jadi membayangkan ada titik air yang jatuh di ujung hidung gadis itu. Ataukah itu keringat? Ingatan Beryl melayang pada bus kota yang di dalamnya pengap, karena jendela yang tertutup dan manusia-manusia yang berjubel.Beryl kembali membayangkan mata yang teduh dari seorang gadis. Mata teduh yang sayangnya harus naik di dalam bus kota yang berjubel dengan sopir yang ugal-ugalan dalam mengharmoniskan antara kopling dengan gas.Brengsek memang! Rasa-rasanya Beryl pernah bertemu dengan gadis yang ada dalam bayangannya. Tapi di mana? Rasa-rasanya tidak asing dengan mata teduh yang dibayangkannya.Di depan mobil Beryl, terlihat sebuah bus menyentak keras. Itu pasti ulah dari sopir yang ugal-ugalan. Pasti, jika di dalam bus itu ada seorang gadis sep
Baca selengkapnya
Terminal Pemberhentian
 “Kapan-kapan aku akan datang ke rumah Mirna,” Beryl hanya bergumam.Bus yang melaju di depan mobil Beryl terlihat terguncang. Gadis di dalam bus itu tampak terseok-seok. Tumbuhnya masih terhimpit oleh dua lelaki muda yang ada di sampingnya.“Maaf,” desis salah seorang lelaki muda itu.Leher gadis itu tampak berpeluh, namun peluh itu tetap dibiarkannya karena kedua tangannya sedang berguna semua. Satu tangannya digunakan untuk menenteng tas, sedang tangan yang satunya berpegangan pada besi yang ada di bagian atap bus.Rambut gadis itu pasti harum. Dan, Beryl teringat pada Mirna, mantan pacar kakaknya Lidya. Barangkali sampo yang digunakannya satu jenis. Beryl jadi teringat pernah memeluk dan melumat Mirna di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status