All Chapters of My Secret Wife: Chapter 11 - Chapter 20
26 Chapters
Bab 10 Mistake
โ€œHarusnya kudengarkan kata hati, tapi terlalu egois karena emosi. Aku menyesal.โ€   ~Aruna Ardhani~   ๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน   โ€œPlease, Na. Kali ini aja mau, ya. Gue mau ngomong sesuatu sama elu,โ€ ujar Ahtar memohon.   Seperti biasa, Aruna tengah menunggu ojol dan ditemani oleh Ahtar. Sudah beberapa hari Aruna merasa tak nyaman dengan permintaan Ahtar. Namun, kali ini laki-laki itu begitu memelas, membuat Aruna ragu mengambil keputusan.   โ€œEm, emang mau ke mana? Aku enggak bisa lama, soalnya orang rumah udah pada nunggu,โ€ ucap Aruna beralasan.   Ahtar tampak berbinar mendengar ucapan Aruna. Gadis itu memberi lampu kuning untuknya. Dia hanya perlu meyakinkan Aruna agar mau ikut dengannya.   โ€œKita cuma makan dan nongkrong di kafe. Enggak lama kok.
Read more
Bab 11 Semakin Dekat
“Semakin aku menganalmu, ada kenyamanan yang aku dapatkan. Tetaplah di sini bersamaku, merajut asa hingga ujung usia.” ~Arsen Ganendra~ ๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“ Semenjak kejadian itu, Arsen semakin dekat dengan Aruna. Bahkan, Aruna wajib pulang dan berangkat ke sekolah bersama suaminya. Alasannya khawatir jika terjadi hal buruk seperti tempo hari, padahal itu hanya alasan Arsen saja. Perubahan pada diri Arsen semakin jelas terlihat. Laki-laki itu jarang merokok lagi, pakainya juga semakin rapi karena Aruna terus mengomel jika ke sekolah dengan baju yang dikeluarkan. Apalagi masa-masa mengahadapi ujian nasional semakin dekat, Arsen pun lebih menepel lagi pada Aruna. Sesekali mereka belajar bersama dengan Vando, Ali, juga Hara.Kedekatan kedua insan itu membuat tiga orang temannya curiga akan hubungan yang terjalin di antara mereka. Se
Read more
Bab 12 Meyakinkan Perasaan
“Awalnya, aku dan kamu bukan siapa-siapa. Tetapi, kelembutanmu mampu meluluhkan hati dan mendobrak ego. Saat kenyamanan sudah bersemayam, kala itulah perasaan aneh muncul. Namun, keraguanku menahan ucap.  ~Arsen Ganendra~ *** Hari ini adalah hari yang akan menentukan masa depan semua siswa tingkat SMA. Ujian nasional yang menjadi penentu kelulusan atau tidaknya proses belajar mereka selama tiga tahun. Mungkin terdengar tak adil, tapi inilah sistem pendidikan. Nilai menjadi tolak ukur kualitas siswa. Arsen benar-benar malas menghadapi ujian nasional. Namun, tidak ada pilihan lain. Dia harus belajar dan mengerjakan soal-soal itu. Untunglah, dia sempat belajar dengan Aruna. Setidaknya, Arsen punya persiapan untuk mengerjakan soal-soal UN. “Sen, gue jiper,” ucap Ali sesaat sebelum ujian di mulai.&nb
Read more
Bab 13 Menjauh
“Aku pikir, akulah masa depan yang nyata bagimu. Tapi, ternyata semua keliru. Kau masih hidup di masa lalu, dan aku hanya bayangan yang menghalanginya.” ~Aruna Ardhani~ ๐ŸŒธ๐ŸŒธ๐ŸŒธ Sejak kejadian itu, Aruna seolah menjaga jarak dengan Arsen. Aruna tetap menjalankan kewajibannya, tapi tidak untuk berbicara. Gadis itu memilih banyak diam jika bersama Arsen. Namun, jika mereka bersama teman-temannya atau berkumpul dengan Bu Ningrum dan Pak Arya, Aruna akan bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Semua itu membuat Arsen frustasi.  Seperti hari ini, Aruna terlihat lebih banyak diam dari hari-hari sebelumnya. Perubahan gadis itu membuat Arsen serba salah, tampak jelas kebingungan dan khawatir dari raut wajah si laki-laki. Ali yang mengamati gerak-gerik sahabatnya pun keheranan. Jelas memancing keingintahuan lebih.&
Read more
Bab 14 Dia Kembali
"Kenapa kau kembali di saat aku tak lagi sendiri? Bertahun kunantikan, tapi hanya kabar angin yang kudengar. Lalu, kau datang lagi setelah semua berbeda. Aku harus bagaimana?"•Aruna Ardhani•๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบAruna terdiam menatap tak percaya. Di depannya, sebuah amplop biru terbuka dengan isi kalung berbentuk bunga matahari dengan sepucuk surat. Tubuhnya memang seketika kaku, tapi dadanya bergetar hebat. Mata gadis itu sampai berkaca-kaca, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.Senja begitu indah jika bersamamu. Mentari akan terus bersinar, tapi tak akan sehangat biasanya jika itu tak bersamamu pula. Tumpukan rindu ini sudah menggunung. Lama, hingga rasanya mencekik rongga dada.Aku kembali. Untuk gadisku yang telah lama tak kujumpai. Saat senja mulai hadir, kutunggu kau di batas taman kota.WRAir mata itu lo
Read more
Bab 15 Berdamai
"Bukankah cinta datang karena terbiasa bersama? Jadi, berikan kesempatan itu padaku. Usaha tak kan mengkhianati hasil. Percayalah."•Arsen Ganendra•๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบSuara decakan keluar dari mulut Arsen. Sesekali tangannya meremas rambut yang sudah berantakan. Gurat khawatir tergambar jelas dari rautnya. Namun, tak ada cara lain selain menunggu.Arsen bukannya tidak berusaha mencari sang istri. Dia sudah menelusuri setiap toko buku, tapi Arsen tak menemukannya. Dia malah terlihat seperti orang linglung yang mencari orang hilang.Dia bahkan sudah menelepon Aruna berkali-kali, puluhan pesan pun tak lupa dikirim. Namun, tak ada satu pun yang menghasilkan. Dan, di sanalah dia, uring-uring tak jelas."Harusnya gue maksa ikut tadi," rutuknya.Matanya kali ini melirik jam yang melingkar di tangan. Sepuluh menit lagi menuju Isya, tapi Aruna tak juga menampak
Read more
Bab 16 Kejutan yang Menyiksa
"Aku akan bertahan, sesakit apa pun itu. Tapi, jika kau menyerah, maka aku tak akan kembali walau penyesalan menggerogoti."๐Ÿฅ€Aruna Ardhani๐Ÿฅ€๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบSudah beberapa kali Aruna mengedarkan pandangan ke segala arah. Dia mencari Arsen yang belum juga datang. Hari sudah terik dan dia terlalu lama menunggu. Pagi tadi, Arsen mengatakan akan memberinya kejutan. Tetapi, sampai hendak pulang sekolah pun tak ada kejadian apa-apa. Sebenarnya, Aruna tidak terlalu mengharapkan ucapan Arsen jadi nyata. Hanya saja, menunggu di saat matahari tengah berada di atas kepala itu sungguh hal yang menjengkelkan. "Ck, dia ke mana, sih?" rutuk Aruna sembari melirik jam di tangan. Keringat sudah membanjiri keningnya. Walaupun Aruna pakai jilbab, tapi tetap saja terasa panas menerpa kulit. Tak sabar lagi menunggu, gadis itu pun berjalan meninggalk
Read more
Bab 17 Runtuhnya Kepercayaan
"Kucoba yakinkan hati demi kelangsungan hubungan ini. Tapi, dengan mudahnya kau hancurkan kepercayaan dengan satu ucapan. Terima kasih."•Aruna Ardhani•๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบAruna berjalan gontai memasuki rumah. Langkahnya terasa mengambang melihat rumah yang lengang. Biasanya Mbok Nah akan menyambutnya, atau mungkin Ningrum. Namun kali ini tak ada satu pun orang di sana.Gadis itu menghempaskan diri di sofa tamu. Tubuhnya sengaja disandarkan sembari menatap langit-langit bercat putih. Sepi, bukan hanya rumah itu tapi hatinya pun sama.Jujur Aruna akui, hatinya sudah tertaut oleh Arsen. Ya, awalnya benci, tapi semua berubah seiring berjalannya waktu. Salahkah Aruna mengharapkan cinta dari suaminya sendiri?Mata indah itu terpejam, menghayati kesendiriannya dan memikirkan tentang kehidupan yang dia jalani saat ini. Semua belum dimulai. Jika ini novel romance, maka prol
Read more
Bab 18 Pilihan
"Aku bertahan karena itu kamu. Tapi, jika berkhianat, silakan pilih aku atau dia."•Aruna Ardhani•๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบCukup lama Hara terdiam menunggu Aruna yang sedari tadi terisak. Dia ingin bertanya, tapi melihat cara temannya menangis membuatnya juga ikut sedih. Gadis berkacamata itu akhirnya membiarkan Aruna menangis sepuasnya. Mungkin dengan begitu, Aruna bisa merasa lega.Malam semakin larut, angin sepoi pun ikut mengusik ketenangan.  Langit terlihat pekat tanpa bintang, seolah mendukung suasana saat itu.Hara tidak tahu apa yang terjadi. Tetapi, melihat Aruna seperti ini membuatnya yakin terjadi sesuatu di rumah Vando.Saat keduanya masih sama-sama terdiam, denting ponsel Aruna berbunyi. Gadis cantik itu melirik ponselnya, ada pesan dari Arsen.Bukannya membuka aplikasi hijau itu, Aruna malah terdiam menatap ponselnya.
Read more
Bab 19 Negosiasi
"Cinta memang butuh pengorbanan. Tapi, jika aku saja yang berjuang, sebaiknya akhiri semua. Aku berhak bahagia dan silakan kau pergi sejauh mungkin."•Aruna Ardhani•๐ŸŒบ๐ŸŒบ๐ŸŒบArsen diam menatap Aruna bingung. Sungguh, pertanyaan itu seperti buah simalakama untuknya. Bagaimana Aruna bisa tahu? Dan apa yang harus Arsen jawab?Aruna tersenyum miris, kepalanya menunduk menahan bulir bening yang siap menyeruak ke permukaan. Pada akhirnya, Aruna tahu seperti apa akhir dari cerita ini."Aku tahu. Aku tahu semua akan seperti ini, Sen. Perkataanmu tempo hari hanyalah hiburan sesaat untukku, kan? Jadi, sudah jelas semuanya. Kita akhiri saja pernikahan ini," papar Aruna. Gadis itu berbalik dan meninggalkan kamar Arsen.Sedangkan Arsen hanya diam menatap kepergian Aruna. Dia ingin mengejar istrinya, tapi hatinya terus diliputi kegundahan. Barulah setelah pint
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status