Semua Bab Mas Duda Nyebelin: Bab 71 - Bab 80
128 Bab
70. Berjuang Lagi
"Apa lagi yang kamu cari, Sean?!"Sean memijat pelipisnya frustasi, baru beberapa jam ketenangan menemani, suara bising sang mama kembali menggema di telinganya usai Heera pulang ke kosan dan Keenan sudah terlelap di kamarnya. Kini Sean kembali di bawa ke ruang tengah untuk kembali membicarakan hal serius bersama Adi dan Lucia. Lucia memarahinya karena Sean melepas Heera begitu saja. Tentu Lucia merasa kecewa karena tahun ini agaknya ia gagal mendapatkan menantu baru."Apa kedatangan Yuna yang mempengaruhi kamu? kamu suka lagi sama Yuna?" tuduh Lucia emosi.Sean menghela napas panjang, "Astaga... Tidak, Ma. Yuna sudah punya suami," jawab Sean merasa lelah dan sebenarnya malas untuk memperpanjang masalah ini. Lucia selalu saja mencampuri urusan percintaannya tanpa mau tahu kalau selama ini Sean sudah berjuang sebisa yang ia lakukan."Kenapa tidak? saat itu kamu juga sudah punya istri, tapi kamu tetap bersama Yuna? mama gak mau kejadian seperti itu kembali
Baca selengkapnya
71. "Keenan Juga Sayang, Bunda..."
"Ken, kamu sudah selesai makannya?" tanya Yuna menegur Keenan yang sedang asik memainkan ponselnya, sementara piring makan sarapan paginya sudah kosong, anak itu selesai makan lebih dulu dari yang lainnya. Pertanyaan dari Yuna, Keenan respon dengan anggukan di kepala Keenan. Meski kemarin ada sedikit masalah, tapi Keenan sudah memaafkan Keenan dan tidak mengungkit-ungkit masalah Wish lagi. "Pintar." puji Yuna sembari mengusap kepala Keenan dengan lembut, "Kamu bisa ke kamarmu sebentar, sayang? Tante mau berbicara dengan tante Heera dan Ayahmu." lanjut Yuna mengundang perhatian Heera dan Sean. Keenan berpikir sebentar, kemudian ia mengangguk patuh dan beranjak pergi ke kamarnya. Tinggal lah Sean, Heera dan dirinya yang masih menyantap sarapan pagi ini. Sean terdiam, ia juga kembali mengalihkan tatapannya ke makannya yang tersisa setengah, berbeda dengan Heera yang masih menatap Yuna penuh tanya, menunggu Yuna untuk mengatakan sesuatu. Yuna meli
Baca selengkapnya
72. "Safe Flight, Bunda"
"Langsung mandi, ya, Ken..."   "Iya, tante..." Keenan membalas perintah Heera dengan nada suara tak bergaira, anak itu melangkah menapaki satu persatu anak tangga dengan kepala tertunduk lesuh. Ceklek! Keenan membuka pintu kamar dan melempar tasnya dengan asal ke segala arah. Langkah Keenan menuju tempat tidur terhenti, anak itu terdiam saat melihat boneka Wish nya tergeletak di atas tempat tidur. Wajah Keenan yang semula lesuh langsung cerah dan tersenyum lebar, ia langsung berlari dan memeluknya yang sudah lebih bersih dan wangi dari yang terakhir kali ia lihat. "Hi, Wish!" Keenan menyapa boneka kesayangannya itu layaknya teman lama yang sudah lama tidak jumpa. Dipeluknya Wish dengan erat dan mencium aroma wangi yang menyeruak dari boneka berbentuk kucing itu. Kening Keenan mngernyit melihat sebuah kertas yang berada tak jauh dari tempat Wish-nya tadi. Tangan Keenan bergerak menggapai selembar kertas itu lalu membacanya. 'H
Baca selengkapnya
73. Majikan Nyebelin!
Heera melirik kearah Keenan yang duduk termenung di sebelahnya, sejak masuk ke dalam taksi Keenan tak lepas memandang kearah luar jendela dan mendiamkan Heera. Meski Heera sama bungkamnya, tapi di kepala gadis itu berisik dan bertanya-tanya tentang Keenan yang memanggil Yuna dengan sebutan bunda, entah Keenan terbawa perasaan saking dekatnya dengan Yuna selama beberapa minggu ini, atau anak itu sudah mengetahui bahwa Yuna adalah Ibu kandungnya. "Hiks..." Keenan terisak kecil, membuat Heera dengan sigap merangkul anak itu. "It's okay, Keenan... Pasti bunda bakal datang dan main lagi sama kamu." kata Heera berusaha menenangkan. "Kalau dari awal aku tau tante Yura adalah bunda Yuna, mungkin aku bakal lebih baik lagi ke bunda Yuna." Heera mematung saat Keenan berbicara seperti itu. Perlahan pelukan Heera semakin mengerat, Heera benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikir Keenan yang tidak wajar di usianya. "Selama ini kelakuan kamu ke bunda Yuna suda
Baca selengkapnya
74. ACC
"Akhirnya di ACC!" Heera keluar dari ruang dosen pembimbingnya sambil tersenyum cerah. Kabar yang sudah lama ia tunggu-tunggu akhirnya tiba. Skripsinya sudah di ACC.Tak ingin senang sendirian, Heera mengambil ponselnya yang berada didalam saku celana bahan yang ia kenakan. Dengan cepat jemari Heera mendial nomor milik adiknya. Ia mengabari ke adik dan ibunya kalau skripsinya sudah di acc dosen dan ia akan segera mendaftar sidang. Tentu saja, sang Ibu dan adiknya turut gembira mendengar kabar itu. "Semoga di lancarkan sampai wisuda ya, Ra." Heera membekap mulutnya, menahan tangis mendengar doa sang ibu, Heera percaya, berdirinya ia sampai di titik ini pasti berkat doa ibunya yang selalu mengiringi. "Aamiin, ibu sehat-sehat ya, insha Allah aku pulang minggu depan." ujar Heera, tanpa gadis itu tahu, ucapannya berhasil mengundang senyum sang ibu di sebrang sana.Setelah pembicaraan virtualnya dengan Ibu selesai, Heera kembali memasuk
Baca selengkapnya
75. Makan Malam
Adelio: bang, Lio punya informasi penting tentang Heera hari iniSean yang sedang fokus bekerja langsung terkecoh dengan notifikasi pesan dari Adelio, dengan secepat kilat Sean meraih ponselnya dan mengetik balasan pesan.Sean: apa?Adelio: tf dlu 2jutaSean mendengus jengkel, meski dongkol tapi ia tetap membuka aplikasi m-banking dan mengirim uang ke rekening Adelio sebanyak yang adik sepupunya itu pinta.Sean: sudah saya tfAdelio: skripsi Heera udah di acc sma dospem nyaSenyum lebar seketika terlukis di wajah Sean, ia ikut merasa lega dan bahagia mendengarnya. Ia harus membuat perayaan untuk kabar gembira ini!Sean menutup laptopnya, ia bangkit dari duduknya, melupakan pekerjaannya yang sebenarnya belum selesai ia jamah. Seraya berjalan keluar dari ruang kerjanya tangan Sean sibuk mengetik pesan ke Mamah dan Ayahnya. Sean berencana untuk mengadakan makan malam bersama Heera, Keenan dan kedua orang tuanya.***
Baca selengkapnya
76. Gombalan Maut Sean
Heera salah mengira, ternyata bukan acara makan relasi seperti yang ia pikirkan."Cantik banget kamu malam ini, sayang..." Heera tersenyum malu saat mendengar pujian yang Lucia lemparkan padanya. Ya, Lucia, wanita dengan dress simple namun tetap glamor itu ada di sini, duduk bersebelahan dengan Adi yang terlihat berwibawa dengan suit hitamnya, walau tidak muda lagi, tapi ketampanan Adi mampu menyaingi Sean malam ini. "Duduk, Ra." perintah Sean sambil menarik kursi di sampingnya yang sengaja ia kosongi untuk Heera."Terimakasih, pak." ujar Heera lalu mendaratkan bokongnya di kursi yang Sean sediakan."Aku kira Ayah akan mengajakku ke acara teman kantornya, ternyata makan malam bersama nenek dan kakek, ya." celetuk Keenan menarik penuh perhatian dari keluarga Rangadi. Keenan berhasil membuat yang mendengarnya tertawa kecil."Tante juga mengiranya begitu, Ken." timpal Heera. Sebenarnya masih ada sisa rasa terkejut dalam dirinya saat mengetahui k
Baca selengkapnya
77. Keluarga Idaman
Sesuai dengan permintaan Lucia, sore ini setelah menjemput Keenan dari sekolah Heera dan Sean langsung menuju ke salah satu Mall terbesar di ibu Kota, tempat janjian mereka dengan Lucia dan Adi. Walaupun yang di ajak jalan ke Mall cuma Heera dan Keenan saja, tapi Sean memaksa untuk ikut, pria itu bahkan langsung menyudahi pekerjaannya di kantor demi mengantar Heera dan Keenan ke tempat janjian. Itu Sean lakukan karena ia tidak ingin ketinggalan moment kebersamaan dengan Heera.Meski lalu lintas Jakarta lumayan padat merayap, tapi Sean berhasil sampai di basement Mall dengan selamat."Jangan keluar dulu, Ra." perintah Sean saat Heera sudah bersiap ingin keluar dari mobil usai melepas seatbelt nya."Kenapa, pak?" tanya Heera bingung, namun ia tetap diam, patuh dengan perintah sang majikan.Sean hanya mengulas senyum tipis saja tanpa menjawabnya, ia turun dari mobil lalu melangkah ke pintu penumpang, membukakan pintu untuk Heera turun."Astaga, pak Se
Baca selengkapnya
78. Sean Insecure
Arta: lo dimana, ra?Pesan masuk dari Arta membuat Heera menunda makannya untuk membalas pesan dari pemuda favoritnya itu.Heera: lagi makan Balas Heera tak ingin membalas pesan dari Arta terlalu detail, dan membuat jawabannya tidak nyambung dengan apa yang Arta tanyakan. Heera tidak ingin membuat Arta kesal jika pemuda itu tahu bahwa ia sedang makan sama Sean dan keluarganya.Arta: berarti itu benar lo yaArta:  coba nengok ke sebelah kananPraktis Heera menolehkan kepalanya ke arah yang Arta perintahkan. Kedua mata bening gadis itu melebar, tatapannya langsung bertemu dengan kilat mata Arta yang menajam tepat tertuju kepadanya. Ternyata pemuda itu sedang makan di restaurant yang sama dengannya dan hanya berjarak dua meja saja. Heera menatapi kursi-kursi di sekitar meja Arta yang diduduki oleh sepertinya keluarga dari cowok itu. Usai mengulas senyum tipis ke Arta, Heera ke
Baca selengkapnya
79. Mana Yang Lebih Serius?
Sejak bertemu Sean, Heera merasa tidak pernah ada ketenangan dalam dirinya. Memang, mengenal Sean juga membawa banyak ke bahagian untuknya, terlebih Keenan. Pria itu juga banyak membantu dan bahkan sampai menjatuhkan hati padanya. Dan menurut Heera, hal itu yang membuat semuanya berubah. Karena mereka sudah melibatkan perasaan. Ini lah kenapa Heera tidak pernah suka dengan yang namanya jatuh cinta, merepotkan! Belum selesai urusan dengan Sean, datang masalah baru, Arta. Semuanya pun menjadi lebih rumit setelah pemuda itu menyatakan perasaan kepadanya. Tentu saja, masalah utama juga sama, perasaan. Mimpi apa Heera sampai berhasil mendapatkan dua hati pria dengan visual dan latar belakang hidup yang sempurna? Tentu sangat bertolak belakang dengan hidupnya. Kedua pria itu sama-sama kaya, berbeda dengannya yang hanya gadis desa. Ah, memikirkan hal itu hanya membuatnya merasa tertampar. Sepantas apa dirinya sampai bisa menda
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status