Setelah anggukan kepalanya, Maura tak lagi bisa mengingat apa saja yang Rangga lakukan padanya. Satu hal yang ia tahu, rasanya seperti sedang berselancar di tengah lautan lepas dengan ombak besar melambungkannya ke puncak dan kemudian melemparnya ke dasar. Saat jemari pria itu mulai menyusup ke balik baju, Maura mencekal pergelangan tangannya dengan cepat. Ingatan tentang peristiwa itu berkelebat dalam otaknya. “Buka matamu, Ra. Lihat aku.” Rangga mengusap peluh di kening Maura dan memberinya ciuman menenangkan. “Lihat aku baik-baik. Terima semuanya, jangan menolakku.” Mata cantik Maura terbuka, menatap Rangga dengan pancaran gairah dan ketakutan. “Aku teringat malam itu,” bisiknya lirih. Maura menggigit bibir bawahnya, membuat Rangga makin gemas. “Jangan tutup matamu, lihat aku baik-baik.” Dengan sigap, Rangga memindahkan tubuh Maura ke ranjang. Memenjarakan tubuh molek dengan tubuh maskulin, membuat gadis itu tidak sempat berpikir dan memper
Baca selengkapnya