Semua Bab Aliandra 'Tuan Muda Tersayang': Bab 1 - Bab 10
23 Bab
AHLI WARIS
Ahli Waris “Hanya dia yang tersisa! Ya, benar, hanya pemuda cacat itu, bukan?”“Benar, si cacat itu adalah pewaris satu-satunya.““Tidak benar, bukankah dia memiliki saudara tiri?”“Ya, ya, ayahnya ‘kan memiliki dua orang istri!”“Pasti saudaranya yang menjadi pewaris, tidak mungkin si cacat itu!”Desas-desus terdengar semakin jelas di telinga seorang pria yang tengah duduk di atas sebuah kursi roda. Seolah dirinya tidak ada. Semua orang membicarakannya dengan suara keras seakan dirinya itu hanyalah sebuah patung. Padahal dirinyalah yang sekarang ini sedang menjadi pusat desas-desus murahan itu.Aliandra Mahesa. Siapa yang tidak kenal dengannya, satu-satunya pewaris dari Mahesa Group. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan.Kematian ayahnya yang mendadak membuat namanya semakin sering digaungkan oleh p
Baca selengkapnya
MEREKA BERCIUMAN
 Yasmin Cantika mendelik kesal pada segerombolan gadis yang sedang memarodikan sebuah adegan menyebalkan. Adegan di mana seorang pelayan yang menunduk patuh di samping Tuannya.Sudah hampir setengah jam gadis-gadis berpenampilan modis itu tertawa atau lebih tepatnya menertawakan lelucon yang sedang mereka buat sendiri.“Ayolah, Zaskia! Lebih menunduk lagi  ... bukan begitu cara yang benar menunduk kepada Tuan Muda!” teriak Iren dengan senyum mengejek yang ditujukan untuk Yasmin.“Aku tidak bisa melakukannya, Ren, ini sulit. Apalagi jika tuannya adalah tuan yang cacat! Harus serendah apa aku menunduk?” Zaskia bangkit dari posisi berlutut lalu membersihkan lututnya dari pasir yang menempel.“Pentas seninya akan diadakan seminggu lagi. Kita harus mencari pemeran pengganti, Ren. Tidak mungkin Zaskia yang memerankan tokoh itu,” cicit Rita, salah satu anggota geng yang dipimpin oleh Iren.“Benar
Baca selengkapnya
UNPERFECT KISS
Mata Aliandra dan Yasmin saling bertemu, menatap satu sama lain dengan terkejut. Aliandra yang biasanya merasa risi jika berdekatan dengan orang asing, kali ini bersikap biasa saja. Ia bahkan tidak berusaha untuk menjauhkan wajahnya dari wajah Yasmin agar bibirnya dan bibir gadis yang baru ditemuinya itu tidak lagi saling menempel.Mungkin karena pesona seorang Yasmin, atau mungkin juga karena ia terlalu terkejut melihat penampilan gadis yang sekarang ini berada di bawah tubuhnya. Bagaimana bisa seorang gadis yang memiliki suara lembut bak alunan melodi pengantar tidur itu berpenampilan sangat jauh berbeda dengan suaranya.Aliandra memperhatikan wajah Yasmin dengan saksama. Gadis bermata bulat itu sepertinya habis terjatuh karena wajah cantiknya lebam di beberapa bagian. Terutama pada bagian mata. Terdapat lingkar biru keunguan di sekitar mata gadis itu, membuatnya terlihat seperti boneka panda. Belum lagi keningnya terlihat mengeluarkan sedikit darah. Sem
Baca selengkapnya
SENYUM MENAWAN SI GUNUNG ES
Aliandra tertawa melihat tingkah konyol Yasmin. Sesuatu yang jarang sekali terjadi. Seorang Aliandra Mahesa dapat tertawa seperti itu merupakan hal yang langka bahkan mendekati mustahil. Bukanya ia tidak pernah tertawa sama sekali. Dulu Aliandra merupakan pribadi yang periang sebelum akhirnya sesuatu hal yang buruk terjadi kepadanya dan hal buruk itu merenggut semua kebahagiaan di dalam dirinya.Sekarang pria itu dikenal dengan sikapnya yang dingin bagai es dan sekeras batu. Tidak ada sesuatu yang dapat membuat bibirnya menyunggingkan senyuman. Akan tetapi, sekarang pria itu justru  tertawa terbahak-bahak karena sikap konyol seorang gadis yang baru ditemuinya. Ia bahkan harus menyeka matanya yang mulai berair karena terlalu banyak tertawa sembari terus menatap punggung Yasmin yang terlihat semakin menjauh. "Gadis konyol," gumamnya.“Maafkan dia, Tuan. Saya akan memarahinya begitu saya tiba di rumah nanti. Dia pasti tidak tahu bahwa Anda adalah a
Baca selengkapnya
LAMARAN DARI SI GUNUNG ES
Yasmin berbaring telentang di atas ranjang kayu yang beralas matras dengan seprai berwarna merah muda. Gadis itu berbaring dengan tangan direntangkan di kedua sisi tubuhnya dan pandangan lurus menatap langit-langit kamar. Sesekali terdengar helaan napas yang ia embuskan dengan berat. Kejadian siang tadi masih terbayang di dalam kepalanya. Terus berulang bagai filem yang diputar tanpa henti.Sejak tadi Yasmin berusaha untuk mengenyahkan bayangan kejadian itu dari dalam kepalanya, tapi tidak bisa. Setiap kali ia berusaha melupakannya, maka bayangan kejadian itu semakin jelas menari-nari di dalam kepalanya. Seolah mengejek kebodohan yang ia lakukan dengan sempurna.“Aaah, apa yang telah aku lakukan, ya, Tuhan!” keluh Yasmin, sambil mengacak rambut dengan frustrasi. “Kenapa aku bodoh sekali? Kenapa kamu bodoh sekali, Yasmin?” ia kembali berteriak sambil menenggelamkan wajah ke dalam bantal.“Ya, kenapa kamu bodoh sekali, hah?”
Baca selengkapnya
AYO KITA MENIKAH!
Waluyo terkejut akan apa yang baru saja didengarnya. Pria tua itu bahkan harus mencubit dirinya sendiri berkali-kali untuk meyakinkan apakah dirinya bermimpi atau tidak.Namun, setelah berkali-kali mencubit lengannya sendiri hingga terasa sakit akhirnya ia menyadari bahwa dirinya tidak bermimpi. Apa yang baru saja ia dengar dari Aliandra benar adanya. Tentu saja dirinya sangat terkejut. Bagaimana bisa Aliandra melamar Yasminnya?Selama dua tahun menjadi pelayanan pria muda itu, ia tahu bahwa Aliandra tidak tertarik dengan sebuah ikatan pernikahan. Pria tampan itu memutuskan untuk melajang seumur hidupnya.‘Apa ini karena wasiat itu? Wasiat yang mengharuskan Aliandra menikah. Jika memang iya, lalu kenapa harus Yasminnya. Bukankah masih banyak gadis cantik di luaran sana?’ batin Waluyo.“Apa kamu tidak ingin memberikan Yasminmu, kepadaku karena keadaanku, Waluyo?” tanya Aliandra.Pertanyaan Aliandra itu membuat Waluyo tersadar
Baca selengkapnya
MENIKAHLAH DENGANKU, YASMIN!
Yasmin segera bangkit berdiri begitu melihat siapa yang datang. Sementara Virni, ia hanya menatap Aliandra dengan mulut yang terbuka lebar dan kedua mata yang melotot seakan ingin keluar dari rogganya.  Waluyo berdeham sambil menatap Virni penuh arti. Tetapi percuma saja, yang ditatap malah tidak memperhatikan Waluyo sama sekali. Gadis berkacamata itu masih sibuk menatap Aliandra hingga Yasmin mencubit pipi Virni dengan gemas, membuat gadis itu kembali mendapatkan kesadarannya.Aliandra tertawa melihat tingkah kedua gadis di hadapannya. “Tidak pernah lihat tongkat?” tanya Aliandra kepada Virni. Saat itu Aliandra memang sedang berdiri dengan menopangkan tubuh pada tongkat kesayangannya.“Ah, bukan, bukan. Saya hanya tidak pernah melihat malaikat sebelumnya,” ujarnya dengan santai, yang lagi-lagi membuat Yasmin mengeluh dalam hati.“Malaikat?” Aliandra berucap sambil tersenyum manis.“Iya, benar. M
Baca selengkapnya
KEKECEWAAN ALIANDRA
Waluyo dan Virni berusaha untuk menyadarkan Yasmin. Mereka semua kebingungan karena gadis itu tiba-tiba saja jatuh pingsan saat Aliandra mengutarakan niat untuk melamarnya.Waluyo berpikir, Yasmin pastilah terkejut. Siapa yang tidak terkejut jika tiba-tiba saja mendapat lamaran mendadak dari seseorang yang belum dikenal sama sekali. Bertemu saja baru satu kali dan pertemuan singkat itu tidak dapat dikatakan sebagai pertemuan yang baik pula.Namun, tidak demikian yang Aliandra pikirkan. Pria tampan itu menatap kedua kakinya dengan sedih. Saat yang lain sedang berusaha untuk membuat Yasmin sadar, ia justru memikirkan hal lain. ‘Pasti karena kakiku,’ batinya. Tiba-tiba saja perasaan tak nyaman menjalar ke dalam hatinya. Ia merasa telah melakukan kesalahan dengan melamar anak Waluyo. Gadis itu adalah gadis yang cantik dan periang. Ia bisa dapatkan pria mana pun yang ia mau dengan Kecantikannya. Jika bisa mendapatkan pria yang lebih baik, untuk apa juga harus me
Baca selengkapnya
MARI MAKAN COKELAT BERSAMAKU
Wajah Burhan Lubis terlihat merah padam. Tentu saja karena ia merasa marah sekali. Ya, saat ini pria tua itu sedang benar-benar marah. Bagaimana tidak jika ia melihat kondisi cucu tersayangnya sangatlah memprihatinkan. Terlihat bekas cakaran yang mulai mengering di pipi dan dagu Irene, belum lagi ia melihat cucunya itu berjalan dengan terpincang-pincang menghampirinya.“Siapa yang melakukannya, Irene?” tanya Burhan Lubis. Nada suaranya sangat menakutkan. Seperti telah siap untuk memakan seseorang.Irene memasang wajah memelas dan sesekali meringis kesakitan. “Salah satu teman di kampusku, Kek. Dia kasar sekali. Lihatlah, Kek, dia bahkan tidak segan melukai wajahku.”“Teman kampus! Bagaimana bisa universitas terkemuka seperti itu menerima mahasiswi yang berkelakuan seperti preman? Bisa-bisanya dia melukaimu seperti ini, Irene.”Irene memeluk Burhan, lalu mulai terisak. Tentu saja isakan palsu yang terlihat meyakinkan. Ir
Baca selengkapnya
UNDANGAN PERNIKAHAN
Aliandra menaikkan sebelah alisnya, masih menatap lurus ke arah Yasmin. "Setidaknya turunlah dulu dari pangkuanku. Sampai kapan kamu mau terus aku pangku begini?"Mendengar ucapan Aliandra, Yasmin segera bangkit dan berkali-kali membungkukkan tubuh untuk meminta maaf kepada pria tampan itu."Maafkan aku, aku sungguh tidak bermaksud untuk duduk di atas sana," ujar Yasmin, sembari menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal."Iya juga tidak apa-apa," ucap Aliandra tanpa ekspresi. “Katakan ada keperluan apa sehingga kamu menjelajahi seluruh ruangan yang ada di rumahku?”“Sudah aku bilang ‘kan tadi, kalau aku ingin makan cokelat dengan Anda,” jawab Yasmin.“Oh, ya, dalam rangka apa? Apa dalam rangka karena kamu telah berhasil menolak lamaran dariku kemarin. Sehingga kamu merasa kasihan padaku lalu berusaha menghiburku dengan sebatang cokelat! Maaf saja, Yasmin, aku ini bukan anak kecil. Rasa kesal dan sakitku t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status