All Chapters of AURORA: Chapter 41 - Chapter 50
50 Chapters
Episode 41.
Kami melangkah dalam diam menyusuri koridor rumah sakit yang sunyi. Samar-samar terdengar suara desisan yang dihasilkan oleh beberapa ghoul yang mungkin berkeliling mencari mangsa. Dan mungkin sebentar lagi salah satu dari mereka berhasil menemukan keberadaan kami berempat.Begitu Regenerators berhasil dikalahkan, kami bergegas masuk ke dalam gedung rumah sakit tersebut. Tak ingin membuang-buang waktu yang menyebabkan kematian dari ribuan manusia di dimensi lain terjadi.“Sesuai dengan dugaanmu Aquilla, ini benar-benar jebakan.” Jake mengedarkan pandangannya ke sana kemari, memperhatikan sekitarnya yang terasa begitu sepi dan sunyi. “Jika bukan jebakan, aku rasa tidak mungkin Zhou Yanchen hanya meletakkan satu makhluk menjijikkan setinggi dua meter yang baru saja kita kalahkan itu di tempat ini. Dia pasti akan menaruh lebih banyak lagi makhluk-makhluk ciptaannya.”“Terlepas dari melepaskan atau tid
Read more
Episode 42.
Rasanya aku pernah merasakan perasaan ini. Rasa nyaman ketika tidur terasa nyenyak itu benar-benar membuatku enggan untuk membuka mata. Kehangatan bercampur rasa dingin yang entah kenapa terasa tidak asing ini, melingkupi seluruh tubuhku. Rasa pegal yang disebabkan oleh posisi tidur yang kurang nyaman juga terasa.Kemudian, beban berat terasa di puncak kepalaku. Menjadikannya sebagai tempat peristirahatannya. Perasaan tidak nyaman kemudian menderaku, menyebabkan rasa kantuk yang perlahan hilang dan membuat kedua mataku terbuka. Pemandangan pertama yang kulihat adalah dada seseorang. Aku tidak lagi terkejut ketika melihat hal tersebut. Kali ini aku mengingatnya. Aku tidur di pangkuan Aquilla setelah semalaman menjelajahi bangunan rumah sakit yang entah seberapa luasnya itu.Tak ingin membuat tubuh Aquilla semakin kesakitan, walaupun aku tahu itu adalah sebuah kemustahilan, aku bergegas beranjak dari posisiku walaupun masih berada dalam pelukan
Read more
Episode 43.
Perbincangan kami yang sebenarnya tidak begitu masuk di akal tersebut, berakhir begitu saja ketika terdengar suara desisan yang selalu dikeluarkan oleh ghoul muncul di sekitar kami. Alhasil, Aquilla bergegas bangkit dari duduknya, mempersiapkan senjata api laras panjangnya kemudian menembaki ghoul tersebut yang muncul di pintu masuk ruangan ini.Entah bisa kusebut sebagai keberuntungan atau bukan, namun yang pasti, aku bisa terhindar dari percakapan serius serta kemesraan yang baru pertama kali kurasakan tersebut.Aku tidak pernah berpacaran sebelumnya. Aku terlalu sibuk memikirkan cara bertahan hidup di Keluarga Andromeda, kemudian begitu memutuskan keluar dari keluarga tersebut dan memasuki Keluarga Ellias, aku langsung mendaftarkan diri sebagai prajurit cilik militer Erythroupoli. Dan selama masa pelatihan pun, aku lebih memilih disibukkan untuk mendapatkan nilai terbaik selama pelatihan. Hal tersebut membuatku tidak bisa berintera
Read more
Episode 44.
Aku memandang ragu pada Aquilla yang tampak menyetujui rencana yang kuucapkan tersebut.“Kau yakin menggunakan cara ini? Aku saja ketika memainkan gamenya selalu gagal dan berakhir aku menangis karena takut,” ujarku kembali menanyakan keputusan Aquilla tentang rencanaku.Rencanaku adalah, untuk mengalahkan makhluk yang disenjatai wolverine claws itu, kita harus melumpuhkan parasit di punggungnya. Karena bentuknya yang hampir sama seperti pada sebuah video game yang kumainkan di sela latihan militer.“Dan jika kelemahannya bukan pada punggungnya, kita tinggal memenggalkan kepalanya, bukan?” Aquilla terlihat tersenyum miring, mengejekku yang meragukan keputusannya, “Atau begini saja. Kamu yang bertugas untuk menembakinya, dan aku menggunakan pedangku untuk memenggal kepalanya.”“Bagaimana jika kulit kepala itu keras seperti cangkang kura-kura?” tanyaku merasa tidak mau kalah karena di
Read more
Episode 45.
Tubuhku menegang kaku ketika sesosok pria yang sangat kukenali tersebut, muncul dari balik gordeng yang tersingkap.Tubuh tinggi yang terlihat semakin kurus, namun tidak sekurus para ghoul di luar sana. Surai kelabunya terlihat lepek, sepertinya sempat basah karena keringat. Juga ... entah kenapa aku merasa merinding hanya karena kehadiran sesosok Yoon Seonghwa tersebut.Ada yang tidak beres dengan kakak satu darahku tersebut.Jake merangsek maju, tanpa sadar menabrak bahuku, karena saking antusiasnya dia untuk bertemu dengan Yoon Seonghwa. “Yoon Seonghwa, sialan! Kau membuatku kerepotan! Kau tiba-tiba menghilang bagaikan ditelan oleh bumi dan—“Aku mengernyitkan dahi ketika menyadari jika Jake tiba-tiba saja terdiam. Vampir berusia 65 tahun itu tadinya terlihat senang dengan mata polos bak anak kecil. Walau Jake telah hidup sebagai vampir selama 65 tahun, di dunia manusia, umurnya seperti pria 20 tahun
Read more
Episode 46
Suara gesekan pedang yang beradu. Mengusik gendang telingaku, hingga membuat tubuh ringkihku terasa ngilu. Suara-suara itu memaksaku untuk terbangun dari tidur panjangku. Dengan perlahan, kelopak mataku terbuka dan berkedip beberapa kali. Semua yang kulihat buram, hanya terlihat siluet dua orang pria yang sedang beradu pedang.Aku mengedarkan pandanganku, melihat ke sekeliling. Ruangan yang digunakan sebagai arena pertempuran antara kami dengan Yoon Seonghwa, tampak berantakan seperti kapal pecah. Dinding-dindingnya retak, bahkan sudah ada lubang cukup besar di beberapa sisi, lemari, brankar, dan rak roboh, juga pecahan kaca berhamburan di lantai. Menandakan betapa dahsyatnya pertempuran antara seorang Spirit Rasi Bintang dengan Vampir yang baru terlahir. Sebuat saja Baby Vampire.Aku mengalihkan pandangan ke dekat jendela. Kulihat siluet dua lelaki dewasa tengah bertarung. Karena membelakangi cahaya, karena itu aku tidak tahu siapa mereka. Ka
Read more
Episode 47.
“Tunggu, Aquilla,” cegahku saat ujung pisau tajam itu hendak mengenai punggung Yoon Seonghwa. Hendak merobekkan lapisan kulit tersebut untuk mengeluarkan sesuatu yang tertanam di sana. “Kau yakin tidak akan membunuhnya?” tanya Jake, “Bagaimana jika dia mati saat kau berusaha mengeluarkan parasit itu? Kau tahu sendiri bukan Zhou Yanchen itu selicik apa? Bisa jadi dia sudah memperkirakan ini, lalu menanamkan parasit pada tubuh Yoon Seonghwa untuk membuat kita terpecah belah karena selisih paham.” Aquilla tampak terdiam, terus memandangi punggung Yoon Seonghwa yang telah ia robek baju pasien yang pria bersurai kelabu itu kenakan. Sesuatu dibalik kulit punggung Yoon Seonghwa terlihat bergeral acak yang membuatku ngilu. “Keberadaannya akan menjadi sebuah malapetaka jika dibiarkan terus hidup. Tetapi, kalian berdua akan menyerangku jika aku membunuhnya,” suara Aquilla terdengar dingin. Dia beranjak dari posisinya, berdiri menjulang di hadapan Yoon Seonghwa dengan tatapan dingin dan penu
Read more
Episode 48.
Seperti pada malam sebelumnya, aku terbangun begitu matahari mulai beristirahat. Senja baru saja berakhir saat aku beranjak dari atas ranjang. Aku tidak merasakan kehadiran Aquilla saat terbangun. Mungkin saja dia terbangun lebih awal dan pergi ke suatu tempat, tetapi tidak begitu jauh dari sini. Suasana yang begitu sunyi berhasil membuatku tenggelam dalam renungan. Menyelami bagian terdalam dari pikiranku sendiri, membentuk berbagai cabang yang melebar ke segala arah. Aku semakin larut dalam lamunanku tatkala aurora berwarna ungu kembali muncul di atas langit. Pancaran cahaya yang menari-nari pada lapisan ionosfer itu tampak begitu indah dan membuatku semakin larut dalam pikiran. Tetapi, penampakan cahaya berwarna ungu itu mampu membuat tubuhku tenang. Semua pikiran semrawut seperti benang kusut itu lenyap entah ke mana, menguap begitu saja bagaikan embun yang melebur ke dalam oksigen ketika mentari semakin tinggi sinarnya. “Sedang memikirkan apa?”Aku tersentak terkejut saat sebu
Read more
Episode 49.
“Memang tidak baik bagi kita untuk menunda waktu. Tetapi, keadaan memaksa kita untuk menetap di sini beberapa malam lagi.”Ucapan Aquilla di akhir rapat semalam benar-benar masih terngiang-ngiang di benakku. Bahkan aku masih dapat mengingat euforia setelah mendengar pernyataan Aquilla yang secara tersirat memberikan waktu libur kepada kami. Hal tersebut tentunya tidak dimanfaatkan dengan berleha-leha dan membuang-buang waktu untuk hal yang tidak perlu. Yoon Seonghwa kembali mengulang pelajarannya. Bukan dengan Aquilla, melainkan dengan Jake. Kakakku itu harus membiasakan diri dengan kehidupan vampir. Karena, menurut penuturan Aquilla, kehidupan dan cara bertahan hidup antara vampir dan seraphie itu beda tipis. Jake tentu saja tidak keberatan untuk mengajari Yoon Seonghwa. Meskipun terkadang mereka beradu mulut sih. Lalu, Ahin memanfaatkan waktu libur ini dengan cara mengistirahatkan tubuhnya secara total. Biar bagaimana pun, Ahin adalah seorang manusia. Meskipun ia mampu terjaga se
Read more
Episode 50.
“Yoon Seonghwa!”Sang pemilik nama merespons panggilanku. Pemuda bersurai kelabu itu berbalik, sepenuhnya menghadap ke arahku. Ekspresi wajahnya mengalami banyak perubahan setelah perubahan Yoon Seonghwa menjadi vampir. Tidak ada lagi keramahan di wajah tampannya itu. Hanya ada ekspresi keras penuh amarah yang entah ditujukan kepada siapa. Dan kalau boleh jujur, itu membuatku merasa kecewa dan semakin merasakan kehilangan sesosok figur ‘kakak’ yang penyayang. “Kau sudah kembali?” Tetapi, aku masih bisa merasa bersyukur karena karakternya tidak setajam ekspresi wajahnya. Nada suaranya masih terdengar ramah, seperti biasanya. Yoon Seonghwa tidak sepenuhnya berubah, mungkin hanya ketika berhadapan denganku.Aku mengangguk singkat, melirik sebentar pada Aquilla yang kini memasuki rumah yang kami tinggali saat ini, “Bagaimana dengan pelatihanmu dengan Jake?”Ekspresi wajahnya itu semakin bervariasi. Ada perasaan jijik terpatri di sana, yang membuatku merasa bingung sekaligus mulai menum
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status