Все главы Kesayangan Mami: Глава 41 - Глава 50
71
Bab 41
 "An-ne ... Itu, beneran kamu?" tanyaku, sambil berpegangan pada Citra. Lutut mendadak lemas, menyaksikan pemandangan di depan.Seringai tipis Anne berikan, membuat napas makin tak beraturan. Bukankah ia sudah mati, kenapa sekarang ada di rumahku? Dan mirisnya usai bercumbu dengan suamiku!"Kamu pikir aku apaaaa, hantu? Anne yang bangkit dari kuburan, begitu? Demi membalaskan dendamnya pada sang kakak." Bukannya malu atau paling tidak, ada sedikit saja rasa bersalah yang menyusup dalam hatinya. Anne bersikap sombong, sembari terus mengibaskan rambut.Netraku beralih pada Mas Adi, persis seperti patung. Ia hanya mampu berdiri tanpa kata, ditambah wajah pucat. Lidahnya seolah kelu, untuk berucap!Inikah pria yang telah menikah denganku? Sosoknya yang tampan jua menawan, tak lagi terpancar. Tertutup oleh keburukan yang ia tanam sendiri, jujur aku kecewa yang teramat dalam."Tega kamu Anne ... Pura-pura
Читайте больше
Bab 42
 Tubuhku lunglai tak berdaya, beruntung Papi datang dan membubarkan semua orang-orang yang hampir saja membuat kepala pecah.Tersangka utama duduk saling bersisian, tautan tangan seakan tak pernah lepas. Tuhan, sepahit inikah jalan takdirku?Hatiku hancur bahkan tak bersisa, mereka top benar dalam memainkan sandiwara. Persis aktor dan aktris, yang sering menjadi tontonan.Seperti sedang diadili, semua mata memandang lekat pada mereka. Mengumpat dalam hati, mengecam perbuatan yang tak seharusnya."Kamu sadar Adi, dengan apa yang baru dilakukan?" tanya Papi, memecah keheningan.Dokter Adi mengangguk lemah, seperti kucing yang baru ketahuan maling ikan. Bedanya ... dia kucing garong, pemangsa wanita!Papi menghela napas panjang, mungkin merasa sesal sebab telah menikahkan aku dengan dokter Adi. Pria tak tahu diri!Aku meremas tangan yang saling bertautan, sesak di dada belum jua hilang. Berharap ini
Читайте больше
Bab 43
 "Mereka semua jahat, Mi. Udah buat aku malu, huhuhuhu." Anne merajuk, berhamburan dalam pelukan sang Mami. Melihat hal itu, jelas hati begitu muak!Semua warga telah bubar, usai memberi hukuman pada kedua pezina di muka bumi. Entah kenapa, hatiku belum sepenuhnya puas!"Kamu benar-benar keterlaluan Pratama! Bisa-bisanya membuat anak kita malu, melindungi Anna dan mematahkan hati yang lain." Mami berucap dengan sinis, bukankah kalimat itu pantas untuk ditujukan pada dirinya sendiri? Terkadang, ia perlu berkaca.Berulang kali berdebat, tetap saja tidak pernah ada keputusan final. Mereka tetap mengganggu hidupku, dengan cara menghadirkan pria macam dokter Adi.Rasanya ... aku begitu jijik, terhadap tubuh yang pernah disentuh olehnya. Tak menyangka, bahwa apa yang pernah kami lakukan hanya kepura-puraan semata."Hukuman malu itu, aku rasa tidak sebanding dengan apa yang sudah kalian perbuat pada an
Читайте больше
Bab 44
 "Aku bersyukur ... Akhirnya perpisahan kita berjalan dengan lancar." Aku berucap, sambil duduk berhadapan bersama sang mantan.Tak ada Anne ataupun Mami, karena memang itu permintaan dari Papi. Sebenarnya malas sekali bercakap dengan dokter Adi, yang hanya bersembunyi di balik ketampanan.Berharap, ini kali terakhir kami saling bertemu. Muak sudah, pernah hidup bersama seorang penipu."Anna, maafkan aku. Jujur, aku menyesal." Dokter Adi semakin menunduk lebih dalam, sedang aku sama sekali tak merasa iba. Rasa itu sudah lenyap, bersamaan dengan luka yang sudah ia goreskan."Simpan saja rasa sesalmu itu, dok. Menikah dan bahagilah dengan Anne, impian kalian yang sempat terhambat olehku."Dokter Adi mendongak, wajahnya tampak kusut selaras dengan penampilannya hari ini. Tak serapi dulu, saat kami masih bersanding."Aku ... Nggak yakin bisa bahagia dengan Anne, setelah semua yang sudah terj
Читайте больше
Bab 45
  Kedai cinta, resmi dibuka hari ini. Semua pengunjung yang datang, boleh makan dan minum secara gratis. Hitung-hitung promo, semoga bisa menjadi jalan pahala untuk kami.Papi dan suami Citra, ikut membantu dalam pembukaan kedai. Kami seakan dibuat sibuk. Namun, terasa senang sebab memiliki aktivitas baru.Kedai yang kami buka, terdiri dari berbagai minuman juga cemilan. Belum tersedia makanan berat, karena masih dalam tahap percobaan.Sudah ada dua orang karyawan, yang akan ikut membantu. Tentu dengan campuran tangan dari Papi dan suami Citra, beruntung sekali ada mereka yang selalu siap siaga.Ilmu dari kursus memasak, sedikit demi sedikit bisa kami tuangkan melalui usaha ini. Ya, walaupun waktunya begitu singkat. Kalau saja, Anne tidak harus datang dan mengacaukan semua."Mbak, bikinin roti bakar satu ya. Nggak pedes, dan ... Banyakin bumbu cintanya." Dahiku mengernyit, buru-buru menatap si
Читайте больше
Bab 46
 Netraku membulat sempurna, menatap seorang pria di depan sana. Ada gelanyar rasa rindu, susah payah kutepis agar tak lagi jatuh pada kubangan yang sama.Dia ... Hanya pria dari masa lalu, yang tak boleh lagi masuk ke dalam hidupku! Pilihannya untuk bersama Anne, masih meniggalkan bekas luka di hati.Jangan lupa, dia juga pernah berniat untuk melakukan perbuatan senonoh. Tentu dengan rencana dari ketiga manusia, yang selalu memiliki rasa benci."A-pa kabar, Anna? Lama tak berjumpa, banyak yang berubah pada dirimu. Hm, makin cantik." Ia bertanya, dengan netra yang masih menatap lekat.Aku melengos, baru bertemu sudah berani menggoda. Jangan dipikir kejadian sudah berlalu, dan aku bakal lupa? Nggak akan!Bagaimana bisa ia keluar dari balik jeruji besi? Ahh, aku lupa. Angga orang kaya, mungkin saja keluarganya baru pulang ke Indonesia. Mengurus segala hal, tentang kebebasan sang anak.Jangan ditanya, bag
Читайте больше
Bab 47
 "Mami sa-kit? Terus urusannya sama aku apaaa?" tanyaku, menahan sesak di dala yang makin membuncah. Saudari kembar datang, membawa kabar duka.Bukankah beliau sendiri, yang tak ingin lagi berhubungan dengan aku? Lantas, kenapa sekarang ia mengutus Anne? Untuk memberi kabar, yang tak ingin kudengar!Rumah sepi, hanya ada aku dan Anne. Sepagi ini dia sudah niat, untuk menyambangi diriku. Tanpa bertanya perihal kabar, tentang luka hati yang pernah ia torehkan."Kak ... Please, maafkan atas semua salahku dan Mami. A-ku mengaku salah," katanya, sambil memilin ujung baju.Aku menggeleng lemah, banyak sekali kedustaan yang pernah mereka buat. Jelaaas, aku tak mau percaya begitu saja.Sekali berkhianat, tak akan kulupa hingga ke ujung duniapun! Mereka harus menerima konsekuensi, atas perbuatan mereka selama ini."Diam! Jangan terlalu banyak drama kamu, Anne. Pasti kamu merintih ka
Читайте больше
Bab 48
 Suasana kantor begitu ramai, tatkala aku datang bersama boss Putra. Tangan kami saling bertautan satu sama lain, mengundang banyak mata memandang dengan rasa yang berbeda-beda.Namun, Nindy salah seorang yang paling histeris. Berhamburan memeluk sambil berucap riang, tak menyangka dengan pertemuan tak terduga hari ini.Bagaimana bisa aku dan boss, saling bercengkrama dengan status terakhir kami persis seperti Tom And Jerry.Pasti semua kaget, termasuk Nindy. Yang terus saja berbisik, karena boss yang tak mau pergi jua dari tempatnya."Sayang, mau ikut masuk ... Atau di sini dulu?" tanyanya, membuat sorakan riang dari semua staff.Wajahku memanas, sedikit mencubit pinggang pria tampan yang sudah membuat hatiku nggak karuan."Ka-mu duluan, nanti aku nyusul. Sana!" ujarku, setengah berbisik. Rasanya tak enak hati, menjadi sorotan utama di sini.Boss Putra berlalu, dan semua st
Читайте больше
Bab 49
 "Te-rima kasih Anna, sudah mau menjenguk Mami." Aku tersenyum getir, seumur-umur baru mendengar hal itu dari mulutnya. Oh ya, dikasih sakit baru sadar!Kutatap sekeliling kamar, begitu nyaman untuk ditinggali. Karena berada di ruang VIP, dengan segala kemudahan. Namun, tetap saja rumah sakit bukan salah satu tempat yang dirindukan.Anne, tampak lelah dengan wajah pucat yang biasa ditampilkan. Meski begitu, hatiku tetap enggan untuk merasa tersentuh. Kejadian menyakitkan, masih terekam jelas.Kalau bukan karena Papi, yang terus memaksa. Malas rasanya menjenguk Mami, mereka tak akan sadar bila terus dikasihani!Harusnya Papi, membiarkan mereka menderita. Hitung-hitung sebagai ganjaran, atas dosa yang sudah mereka buat."I-tu ... Pacar kakak?" tanya Anne, sambil menatap boss Putra. Pikiran tak baik, menjelma di hati. Takut kejadian yang lalu, akan terulang."Kenapa, kamu naksir? Apa, ada niatan un
Читайте больше
Bab 50
  "Apaaa? Jadi, Anna mau tidur di rumah kita?" tanya Ibunya boss, dengan ekspresi terkejut.Aku meneguk ludah, merasa konyol dengan ide tersebut. Tidur di rumah boss, beralasan tak ingin menemui Papi, dalam waktu sementara.Sebenarnya tak enak, rencana ingin menginap saja di hotel. Namun, sebuah tawaran boss. Meluncur bebas, merasa takut jika ada hal tak diinginkan padaku katanya."Tentu boleh, Anna. Lagian, di rumah ini tidak hanya ada Putra. Jadi, kamu amaaan." Lega rasanya, sikap ramah sang Ibu membuat diri begitu nyaman.Aku butuh waktu, untuk menerima sebuah kenyataan. Bahwa Papi, harus memberi perhatian lebih pada orang lain. Meski terikat darah, tetap saja perlakuan mereka selama ini sudah sangat keterlaluan!Ada rasa takut yang menyelinap, bagaimana jika kelak rasa sayang Papi. Akan terbagi, lebih dominan pada Anne jua Mami. Yang notabenenya, sedang dirundung masalah ekonomi.
Читайте больше
Предыдущий
1
...
345678
DMCA.com Protection Status