All Chapters of Married at First Sight?: Chapter 21 - Chapter 30
127 Chapters
21. Kejutan di Pagi Hari
Crystal kesal sekali pada Jordan, demi mendengar kalau cucunya itu tidak mendampingi istrinya di saat sulit yang dihadapi. Crystal sudah bisa menduga apa yang dilakukan Jordan di luar rumah. Kalau selama ini Crystal seolah jadi benteng Jordan di hadapan papa dan mamanya, kali ini Crystal justru akan berurusan dengannya. Jordan sudah menikah. Dia seorang suami, kepala rumah tangga. Tidak sepatutnya dia hanya peduli dirinya sendiri. Sekalipun Clarabelle terkesan menutupi, Crystal tahu, Jordan mulai lagi berbuat kegilaan. Hanya setengah jam setelah menelpon Clarabelle, Crystal berangkat menuju rumah sakit tempat Adriano dirawat. Dan dalam perjalanan dia menghubungi Jordan. “Halo … siapa ini? Sepagi ini menggangguku.” Suara Jordan terdengar serak. Dia tampak malas menerima telpon. Crystal makin yakin yang dia pikirkan benar. Jordan ada di apartemennya, bersama salah satu wanita yang biasa menghabiskan malam dengannya. “Kamu masih bisa bersantai begitu sem
Read more
22. Berlakulah Seperti Laki-laki!
Mata Crystal yang biasanya ramah dan ceria, menatap Jordan dengan rasa geram. Crystal meminta penjelasan dari Jordan mengapa sampai dia tidak pulang, membiarkan Clarabelle sendirian mengurus papanya di rumah sakit. Pembicaraan pun melebar, pada tujuan Jordan menikah dengan Clarabelle sebenarnya untuk apa. Itu yang Crystal mau dengar dari mulut Jordan. “Granny …” Jordan memegang kedua bahu neneknya, memandang dengan mata berusaha tetap tenang. Jordan sangat sayang pada Crystal dan tidak ingin neneknya bersedih. “Tentu saja seperti yang aku katakan, aku ingin memulai hidup yang baik, memiliki pendamping yang tepat di sampingku.” Jordan mengucapkan itu sepenuh hati, agar Crystal tidak akan berpikir macam-macam tentang dirinya. “Tapi, kenapa kamu masih belum juga masuk kantor dan bekerja bersama James?” Tatapan Cystal belum melunak. Jordan terdiam. Apa yang Crystal maksudkan kali ini? Jordan harus ikut repot di kantor? Rapat, mengecek ini dan itu yang mem
Read more
23. Kesepakatan dengan Jaren
Clarabelle dan Jordan menoleh pada Susan. Clarabelle berdiri dan melangkah mendekati Susan. “Thank you for coming,” ucap Clarabelle. “Bagaimana papa kamu?” tanya Susan. Matanya melirik ke arah Jordan. Pria itu memang sangat tampan. Bahkan dengan kostum ala kadarnya, hanya kaos sedikit ketat dan jeans, dia terlihat keren. “Sudah sedikit membaik. Papa masih tidur,” jawab Clarabelle. Clarabelle menoleh pada Jordan. “Jordan …” Jordan mengangkat mukanya, lalu berdiri. “Baiklah. Aku akan pulang. Jika kamu perlu sesuatu kabari saja aku. Oke?” Jordan melangkah mendekati Clarabelle. Dia rengkuh bahu Clarabelle, lalu mengecup sekilas bibir wanita cantik itu lalu berjalan menjauh. “Kamu beruntung punya suami baik begitu. Horang kaya, tapi mau menerima kamu apa adanya. Mimpi apa kamu, La?” Susan memperhatikan Jordan yang terus berjalan tanpa menoleh lagi. Clarabelle tersenyum tipis. Perkataan Susan membuat hati Clarabelle penuh syu
Read more
24. It is Not Me!
Sesuai janjinya, Jordan datang menemui Jaren di kantor pusat perusahaan. Jaren cukup lega melihat anak bungsunya itu benar-benar memenuhi janji. Tentu saja, tidak begitu saja dia memberikan pekerjaan untuk Jordan. Dia memaparkan semua hal yang berhubungan dengan perusahaan. Jordan bukannya buta sama sekali tentang perusahaan itu. Hanya saja selama ini dia tidak begitu mau tahu. Selama beberapa hari Jaren minta salah satu asistennya mendampingi Jordan berkeliling perusahaan dan mengenalkan seluk beluk perusahaan itu. Terpaksa Jordan tidak bisa banyak mendampingi Clarabelle di rumah sakit, apalagi pergi ke club. Tapi dia berusaha menunjukkan dia serius dengan niatnya bekerja.“Kurasa dia tidak main-main kali ini, Jay. Aku lega, Jordan mau berubah. Dan karena wanita itu. Lala? Jika memang dia berhasil membuat Jordan mau peduli hidupnya, aku akan terbuka menerima dia.” Ann-Mary bicara pada Jaren siang itu. Jordan sedang berada di tempat produksi bersama as
Read more
25. James yang Angkuh
Clarabelle mengajak Crystal dan James makan malam bersama. Mereka bertiga saja, tanpa Adriano. Makan malam sederhana, tapi cukup menyenangkan. Clarabelle lumayan pandai memasak. Seperti sebelumnya Crystal bercerita banyak hal, membuat susasana tidak kaku. Dan James, dia sesekali memandang Clarabelle, membuatnya sedikit tidak nyaman. “Kamu harus sering datang mengunjungiku, Lala. Aku mau masak bersama kamu. Kamu bersedia, kan?” Crystal bicara dengan wajah berseri, memandang pada Clarabelle yang tersenyum padanya. “Tentu, Granny. Asal papa sudah sehat, aku akan datang menemui Granny,” ujar Clarabelle. James hampir tidak bicara. Hanya sesekali melihat pada Crystal dan Clarabelle yang berbincang dengan hati senang. Clarabelle menilai James sangat berbeda dengan Jordan yang ramah dan lembut. James terlihat dingin dan sangat tak acuh. Clarabelle tidak terlalu mau terganggu dengan itu, meski Clarabelle tahu James tidak menyukainya. “Sebelum pulang aku harus
Read more
26. Rahasia Mulai Terkuak
“Are you sure, you wanna see Granny today?” Jordan memperhatikan Clarabelle yang berdiri di depan cermin besar di meja riasnya. Clarabelle menyisir rambutnya yang Panjang indah, berkilau. Dari cermin itu Clarabelle menatap Jordan yang berdiri tak jauh dari ranjang sedang merapikan dasi yang dia kenakan. “Ya, aku sudah janji. Kalau papa sehat, aku akan mengunjungi Granny setidaknya seminggu sekali. Papa tidak keberatan, Jordan.” Clarabelle meletakkan sisir kembali ke tempatnya, lalu berbalik melihat pada Jordan. “Baiklah, asal papa baik-baik saja, aku terserah padamu.” Jordan tersenyum, meraih jas yang tersampir di pinggir kasur dan mengenakannya. Clarabelle terus menatapnya. Tampan, gagah, baik hati, sabar, dan pengertian. Komplit sekali paket JOrdan Gerald Hayden buat Clarabelle. Sudah hampir empat bulan sejak pernikahan mereka, Clarabelle semakin senang bisa menjadi istri Jordan. “Kenapa menatapku seperti itu?” Jordan batal mengancingkan jas
Read more
27. Siapa Jordan Sebenarnya?
Clarabelle tidak ingin beranjak dari tempatnya. Dia ingin tahu lebih banyak tentang Jordan. Entah dengan siapa James bicara, yang jelas ucapannya membuat debaran tidak nyaman kuat melanda hati Clarabelle.“Terus terang saja, waktu melihat adikmu muncul di acara reality show itu, kukira dia sedang disewa untuk menaikkan rating penonton. Jadi dia memang menikah?” Suara pria yang bersama James itu terdengar lebih keras.“Aku masih belum tahu motifnya apa dia melakukan pernikahan konyol itu. Tiga temannya setali tiga uang, belum ada yang buka mulut saat aku coba pancing. Pasti mereka tahu sesuatu.” James terdengar kesal.“Lalu bagaimana pekerjaan Jordan? Apa dia serius saat di kantor?” Pria yang bersama James itu sedikit merendahkan suaranya.“Ah, apanya serius? Semua juga harus dirapikan lagi oleh asisten.” Kembali suara James meninggi. “Jordan tidak tahu bekerja. Pikirannya masih juga bermain-main. Otakn
Read more
28. Bujuk Rayu Seorang Jordan
Clarabelle mendongak menatap balik kepada Jordan. Dia harus mendapat jawaban dan kejelasan. Dia adalah istri Jordan dan pria itu tidak bisa semena-mena padanya.“Aku mau kamu jujur. Katakan padaku, ke mana kamu setelah kerja?” Dengan tegas Clarabelle bertanya sekali lagi.Jordan makin terkejut. Apa yang Clarabelle dengar? Apa yang dia tahu? Pasti ada orang yang bicara tentang dirinya pada Clarabelle hingga dia semarah ini.“Aku menemui teman-temanku. Apa itu salah?” Jordan berusaha menekan emosinya. Dia harus bisa menundukkan Clarabelle. Selama ini Clarabelle sangat mudah ditaklukkan. Pasti tidak akan kesulitan Jordan meredakan emosi Clarabelle.“Kamu ke club? Bertemu wanita-wanita di sana?” Clarabelle tidak bisa lagi menahan diri. Dia ingin tahu kenyataan yang dia hadapi.  Pria seperti apa yang sebenarnya dia nikahi ini.Jordan menarik nafas dalam. “Kamu tahu dari mana? Kenapa itu jadi masalah?”
Read more
29. Jangan Ikut Campur Urusanku!
Pagi itu, Jordan dengan tergesa menuju ke kantor James. Dia memang menunggu saat itu, ketika James kembali dari luar kota, Jordan ingin memberi peringatan pada kakaknya agar tidak mengganggu rumah tangganya.James belum lama sampai di kantor, dia sedang menepon seseorang. Tiba-tiba pintu kantornya terbuka, Jordan masuk dengan tergesa, berdiri tepat di depan mejanya. James tentu saja terkejut dan segera mengakhiri panggilannya.“Selamat pagi, Adikku.” James menatap heran karena Jordan tanpa ada kabar muncul begitu saja di hadapannya. “Senang sekali dapat kunjungan sepagi ini,” sindir James.“Aku datang bukan mau berdamai denganmu, James.” Jordan tidak bisa berpura-pura manis kali ini. Dia sudah menyimpan kesal berhari-hari dan tiba saatnya dia luapkan.“Jelas sekali. Senyum lebar itu memberitahuku, kamu ingin memelukku karena rindu.” James menimpali dengan sinis. Dia pun berdiri dengan wajah mulai tegang.
Read more
30. Tentang Taruhan Itu
Demi ingin membuktikan dirinya, Jordan makin serius dengan pekerjaan setiap hari. Pagi berangkat kerja, hari gelap baru dia pulang. Sesekali saja Jordan pulang malam. Namun sampai di rumah pun Jordan banyak berada di ruang kerja hingga hampir tengah malam. Clarabelle mencoba mengerti kesibukan Jordan. Dia membantu menyiapkan apa saja yang Jordan perlukan saat di rumah. Rasa rindu sebenarnya mendera Clarabelle. Suasana manis dan romantis di awal pernikahan seperti menguap. Jordan terkesan dingin dan tidak terlalu peduli Clarabelle. “Jordan …” Clarabelle melongok di pintu ruang kerja Jordan. Pria itu tampak serius menatap layar di depannya, tidak menyahut. Dia mendengar Clarabelle tetapi tidak mau bereaksi karena sedang fokus dengan yang dia kerjakan. Clarabelle masuk, membawakan minuman untuk Jordan. “Apa masih banyak pekerjaan? Kamu tidak lelah?” Jordan belum bereaksi. Wajahnya lurus pada layar dengan kening berkerut. “Jordan …” panggil Clarab
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status