Semua Bab Jerat Cinta Tuan Vampire: Bab 61 - Bab 70
154 Bab
Izin
"Pak Michael, ini daftar yang Bapak minta tadi." Olivia meletakkan sebuah berkas ke atas meja kerja asisten Raja Vampire. "Kamu sudah menyelesaikan apa yang aku minta?" tanya Michael tanpa melihat ke arah Olivia. "Sudah, Pak. Aku sudah meminta party planner untuk mengatur acara perusahaan Minggu depan. Semua desain yang kita bicarakan juga sudah aku kirimkan pada mereka." "Bagus, kali ini kamu bekerja dengan cekatan tanpa perlu diminta." Olivia terdiam, ini pertama kalinya pria yang dia kenal dingin dan terkadang jutek padanya itu memujinya.  Entah Michael tulus atau tidak, tapi hati Olivia sedikit senang mendengar ucapan Michael barusan. "Pergilah kembali ke tempat dudukmu. Jangan berdiri di depanku seperti patung!" sambung Michael masih sibuk dengan pekerjaannya di depan laptop. Olivia seketika berdecak tidak jadi bahagia. Michael memang paling tahu ba
Baca selengkapnya
Bukan Urusan Anda!
Olivia turun ke lantai bawah, pergi menemui Joseph yang menunggunya di gang dekat kantor. Gang itu dulunya pernah dilalui Suci saat tidak sengaja bertemu dengan kaum hitam dan Rey.  Joseph duduk di atas motor besarnya dengan kacamata hitam bertengger di hidung. Begitu melihat Olivia mendekat, Joseph turun menyambut wanitanya dengan pelukan hangat. "Aku merindukanmu, Liv…," bisik Joseph dengan suara parau. Olivia yang ingin marah tidak bisa melakukannya begitu mendengar suara Joseph yang berbeda dari biasanya. Dia yakin ada sesuatu yang sedang terjadi pada kekasihnya. "Maafkan aku tidak menghubungimu beberapa hari ini, Liv. Ada sesuatu yang harus aku urus sebelumnya." Joseph melepaskan pelukan mereka, mengusap pipi Olivia lembut. "Apa yang terjadi, Jo? Kamu bersikap aneh." Olivia menatap dalam pria yang masih memakai kacamata hitamnya. 
Baca selengkapnya
Aneh dan Lucu
Di penjara bawah tanah dalam kastil Rey, Joseph dibawa oleh para Klan Vampire kesana. Pria itu dikurung, diikat dengan rantai dengan posisi telentang di dinding. Joseph yang mulai kelaparan meronta berteriak di dalam penjara yang kotor dan lembab. Sudah tiga hari semenjak dia dibawa kesini, Joseph tidak pernah lagi memuaskan hasratnya sebagai kaum hitam. Dia butuh darah, darah dari siapa saja yang bisa membuat tubuhnya lebih baik dan tidak kelaparan. Nalurinya sebagai kaum hitam yang butuh cairan kental berwarna merah itu, kini sudah merasuk menutupi seluruh hati dan pikiran Joseph. Bunyi tapak kaki berbunyi nyaring di sepanjang lorong menuju penjara bawah tanah. Dengan jubah panjang berwarna merah tua dan kerah yang menutupi sampai ke batas rahangnya, Rey berjalan diikuti tabib kepercayaannya Michael. Rey sengaja membiarkan Joseph terkurung di dalam penjara bawah tanahnya berhari-hari. Dia ingin men
Baca selengkapnya
Syok
Seorang pria dengan tubuh penuh luka diseret masuk ke dalam halaman eksekusi. Suci dan Olivia masih tidak menyadari siapa sosok pria tersebut karena tampangnya yang tampak berbeda. Rey duduk di kursi samping istrinya dengan Michael berdiri di dekat kursi Olivia. Tabib hebat Klan Vampire itu masih khawatir dengan rencana yang diinginkan Rajanya. Michael merasa Rey terlalu berani dan nekat menunjukkan adegan tidak pantas ini pada dua wanita manusia yang tidak tahu apa-apa itu.  Entah akan seperti apa tanggapan maupun reaksi Suci dan Olivia, setelah mereka mengetahui siapa pria yang tengah diikat di depan sana. "Apa ini Rey?" Suci bersuara, masih tidak mengerti dengan pertunjukan yang dikatakan suaminya tadi padanya. "Nikmati saja My Lady, ini adalah tontonan gratis yang menghibur…." Rey tersenyum, menggenggam tangan Suci erat. Wanita itu kembali men
Baca selengkapnya
Memberi Pelajaran
"Kamu harus bertanggung jawab untuk ini Rey!" murka Suci menatap tajam suaminya setelah Michael menghilang dari hadapan mereka. Rey bangkit dari kursi, menatap remeh Joseph yang tertunduk di halaman eksekusi. "Aku tidak bersalah dalam hal ini My Lady, temanmu harus tahu yang sebenarnya. Cepat atau lambat, identitas kekasihnya yang sebenarnya harus dia tahu! Aku hanya membantu mempercepat waktunya saja."  Suci mendengus penuh amarah. Melihat Rey yang tampak santai makin membuat dia kesal. Suci berjalan mendekati Rey yang berdiri membelakanginya. "Tapi caramu melakukannya salah Rey! Olivia bahkan belum siap dengan apa yang dia lewati tiga hari ini, dan sekarang kamu malah menunjukkan hal yang lebih tidak masuk akal lagi padanya? Apa maksudmu sebenarnya melakukan ini Rey?! Kamu ingin menghancurkan hubungan mereka?!" Suara Suci terdengar meninggi.  Dia tidak terima Rey bers
Baca selengkapnya
Menangis Dalam Diam
"Olivia, aku mencintaimu." Suara khas seorang pria yang dia cinta membangunkan Olivia dari tidur cukup lamanya di atas ranjang. Kenangan-kenangan indah yang pernah mereka lalui beberapa tahun ini, berputar bak kaset rusak di kepalanya.  Michael sengaja membuat Olivia tidur dengan mimpi-mimpinya itu agar Olivia bisa tidur dengan nyenyak. Terbukti begitu dia bangun, Olivia tidak lagi histeris seperti kemarin dan hanya menangis dengan perasaan rindu bercampur kecewa dalam hati. "Kamu sudah bangun, Liv?" Suci mendekati teman sekerjanya dengan khawatir. Wanita berambut panjang itu tidak tidur karena mengkhawatirkan kondisi Olivia yang kadang mengigau dalam tidurnya. "Kamu baik-baik saja? Apa yang kamu rasakan?" Suci memberondongi Olivia dengan beribu pertanyaan. Wanita itu hanya diam, tetap menangis dengan pandangan mata kosong menatapnya. 
Baca selengkapnya
Bukan Kekasihmu Lagi!
"Jangan mendekat Olivia…." Joseph bersuara setelah lama diam seribu bahasa di depan wanitanya.   Pria yang masih dirantai dengan wajah yang tampak berantakan, tidak ingin Olivia melihatnya dengan keadaan yang tidak pantas.   Joseph terlalu malu bertemu dengan Olivia setelah wanita itu melihat sisi lain darinya kemarin. Olivia pasti merasa jijik padanya sekarang.   "Ada apa, Jo? Kenapa aku tidak bisa mendekatimu? Apa salah jika aku ingin bertemu dengan kekasihku?" sahut Olivia tidak terima.   "Aku, aku bukan kekasihmu lagi…!"    Olivia tersentak, seketika menghentikan langkah kakinya mendekati Joseph.   "Apa maksudmu? Kamu ingin memutuskan hubungan kita, Jo?!" tanya Olivia dengan suara bergetar.   "Iya. Tolong jangan menemuiku lagi!" jawab Joseph singkat, tidak mau menatap wanita yang dia cinta.   Baginya ini adal
Baca selengkapnya
Kehidupan Pernikahan
"My Lady…." Rey mendekati wanita berkulit putih bak susu itu dari belakang.   Suci masih terus berjalan, tidak mempedulikan Rey yang melayang cepat mengejarnya.   Suci baru saja keluar dari kamar Olivia setelah memastikan keadaan rekan kerjanya.   "Kamu masih marah padaku, My Lady?" Rey berhasil menghalangi langkah kaki Suci, berdiri menjulang di depannya.   Kaki pria itu tidak menapak bumi, Rey sedang melayang menatap Suci yang mendongak ikut menatap dia kesal.   "Apa perlu aku menjawab pertanyaanmu, hm?! Pergilah, aku tidak ingin berbicara denganmu sekarang!" Suci mendengus, berjalan melewati Rey yang menahan tangannya cepat.   "Ini sudah dua hari, My Lady. Apa kamu tidak lelah terus-menerus marah padaku? Aku tidak bisa tidur tanpa ada kamu disampingku…." Rey memelas dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.   Sudah cukup istrinya mendi
Baca selengkapnya
Menerka-nerka
"Kamu yakin sudah lebih baik, Liv?"    "Iya Suci, kamu tidak perlu khawatir. Jika aku masih terus mengurung diri di kamar, aku akan semakin terpuruk dengan patah hatiku. Sekarang waktu yang tepat untuk aku kembali ke kehidupan nyataku!" Olivia bersuara penuh keyakinan.   Hari ini tepat lima hari setelah hari di mana Joseph memutuskan hubungan mereka secara sepihak.    Sempat merasakan patah hati yang teramat dalam, Olivia akhirnya keluar dari kamar kastil Rey setelah menata hatinya lebih baik lagi.   Olivia sudah berjanji pada dirinya sendiri akan belajar menerima dan melupakan semua tentang pria yang dia cinta selama beberapa tahun itu.   Seperti kata Joseph, mungkin ini adalah yang paling baik untuk hidup mereka berdua. Olivia yakin dia pasti bisa menjalani hari-hari kedepannya dengan cinta yang mungkin lebih indah.   "Aku senang mendengarnya, Liv
Baca selengkapnya
Berciuman dengan Wanita
"Kenapa kita kesini, Pak?"  "Turunlah, mulai sekarang kau akan tinggal bersamaku!"  "A-apa?!" Michael keluar lebih dulu dari mobilnya, meninggalkan Olivia yang kebingungan dengan maksud ucapan atasannya. Wanita itu ikut turun, buru-buru mendekati Michael yang berjalan cepat masuk ke dalam rumah minimalis modern berwarna abu-abu hitam. "Tunggu, Pak." Olivia berlari kecil mencoba menahan Michael yang hampir tiba di depan pintu utama rumahnya. "Pak Michael…!" panggil Olivia lagi hampir mendekati pria itu. Tidak melihat pijakan kakinya, Olivia menyambar tangga pendek menaiki teras rumah Michael, hingga tubuhnya seketika oleng ke depan menyambar Michael yang refleks berbalik menahannya. "Aaa…," pekik Olivia sebelum jatuh di atas tubuh Michael. Sama-sama kehilangan keseimbangan, Michael jatuh lebih d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
16
DMCA.com Protection Status