All Chapters of Jalan Pendekar: Chapter 21 - Chapter 30
40 Chapters
Orang Kuat di Ujian Pendekar
Hari yang ditunggu-tunggu pendekar pemula pun tiba. Ujian pendekar.  Regu 1 sebelumnya berkumpul tidak jauh dari rumah Abimana. Mereka akan bergerak bersama menuju perguruan, karena disanalah tempat ujian pendekar tahap pertama akan diselenggarakan.  "Oy Kakek! Kami akan melakukan ujian pendekar saat ini! Doakan kami!" ucap Abimana saat berjalan melewati tetangganya yang sering mengejeknya.  "Cih. Kau hanya beruntung bisa ikut ujian itu, pastilah kau akan gugur hanya pada tahap pertama," ketus tetangganya.  "Tidak kakek! Aku akan lulus menjadi pendekar menengah. Dan suatu hari nanti menjadi Raja. Lihat saja!" Kakek tua itu hanya menatap kesal Abimana. Tapi sejujurnya ia berharap memiliki usia yang panjang untuk melihat ucapan anak tersebut terbukti benar atau hanya ocehan belaka. Walau baru sebentar dilatih oleh Zali, tapi rasanya memang ada yang berbeda bagi Giri terkhususnya. Zali telah mengajarkan banyak hal kepa
Read more
Orang Kuat di Ujian Pendekar (2)
"Se.. sepertinya kita sedikit terlambat masuk ke dalam ruangan ini," gumam Sekar gugup melihat para pendekar itu yang terus menatap tajam kepada mereka.Giri tidak terintimidasi sama sekali dengan tatapan itu. Sementara Abimana sangat bersemangat karena ia melihat teman-temannya yang pendekar tingkat pemula pun sudah hadir disana. "Oey Kaloka! Kau sudah sampai duluan ternyata," sapa Abimana semangat. "Haha lihat siapa yang datang. Pendekar yang berkhayal menjadi Raja!" balas Kaloka. Di dekat Kaloka terdapat pendekar pemula yang lain yang tentu saja satu regu dengannya. Sakta dan Lika. "A..abimana.." sapa Lika, pendekar perempuan yang sangat pemalu tersebut. Padahal ia sangat manis. "Hah? Lika kau mengatakan sesuatu? Suaramu tidak berubah sejak dulu," balas Abimana. Kaloka Asuga, Sakta Sarangga, Lika Kusuma adalah Regu 3. Mereka direkomendasikan oleh Djani. Pendekar tingkat tinggi yang menjadi pengaw
Read more
Ujian Pendekar Tahap Pertama
Seluruh peserta ujian pendekar telah memasuki ruangan ujian tahap pertama. Di ruangan berbeda, beberapa pendekar tingkat tinggi yang menjadi pembimbing sedang berkumpul membicarakan murid-murid mereka yang sedang mengikuti ujian. "Kupikir, tiga muridku tidak akan ada masalah pada ujian tahap pertama ini. Atau pun tahap kedua nanti. Dari seluruh regu pendekar pemula Asoka, aku pikir regu mereka yang memiliki gabungan terbaik," celetuk Djani percaya diri.  "Hmm, aku juga setuju. Kaloka dengan serigalanya. Lika berasal dari keluarga Kusuma yang terpandang. Dan Sakta, dia memiliki ajian diri yang luar biasa," balas Rumi, salah seorang pendekar perempuan tingkat tinggi yang membimbing Regu 2 pendekar pemula. Ia memiliki mata yang indah dan rambut hitam panjang sepunggung. "Kau sendiri bagaimana Rumi? Bukankah muridmu termasuk Regu yang paling terkenal di antara para pendekar Asoka? karena gabungan mereka adalah generasi Regu 2 terdahulu yaitu orangtua mereka
Read more
Ujian Pendekar Tahap Pertama (2)
"Ehem.""Ehem, Abimana."Abimana tersentak seperti ada seseorang yang terus memanggilnya. Ketika ia menoleh ke sisi kiri benar saja ternyata Lika yang sejak tadi memanggilnya. Ia juga baru sadar gadis itu mendapatkan posisi duduk tepat di sampingnya."Abimana, jika kau ingin melihat gulunganku katakan saja," bisik Lika dengan sangat malu. Abimana pun terkaget. Terlebih saat ia menangkap gulungan Lika sudah terisi separuh. Ia tidak tahu Lika sepintar itu ternyata.Lika berasal dari keluarga Kusuma, keluarga terpandang selain Mahasura. Sejak kecil para anggota keluarganya sudah didik di lingkungan keluarga tentang apa itu sopan santun, ilmu-ilmu dasar beladiri, hingga ilmu duniawi lainnya. Sehingga ketika memasuki perguruan setiap orang Kusuma pasti tidak pernah kesulitan sama sekali.Di beberapa kesempatan seorang Kusuma sering bersaing dengan seorang Mahasura dalam bidang apapun itu.
Read more
Ujian Pendekar Tahap Dua
"Heh? Benarkah kami sudah dinyatakan lulus tahap ini? Bahkan tidak penting apa isi dari yang kami tulis di gulungan ini?" celetuk Sadana kesal.  "Ya, kalian semua yang ada disini aku nyatakan lulus," jawab Suro.  "Cih. Lebih baik tadi aku tidur saja," gerutu Sadana.  "Yihaaaa! Aku lulus tahap pertama!" teriak Abimana memecahkan keheningan. Ia sangat senang karena telah dinyatakan lulus oleh Suro.  "Ketika pertama kali aku masuk ruangan ini, aku langsung menseleksi orang-orang yang tidak tahu sopan-santun. Karena seorang pendekar harus tahu dimana ia berada dan bagaimana ia bersikap," "Setelahnya, kalian dikejutkan dengan persoalan di dalam gulungan yang sangat sulit. Hal ini untuk kalian sadari betapa pentingnya kecerdasan itu," "Tidak lama kemudian, kalian yang merasa tidak dapat menjawab gulungan memakai segala cara dengan kemampuan kalian. Sampai sini, kecerdikan kalian telah terbukti, selama kalian melakukannya
Read more
Ujian Pendekar Tahap Dua (2)
Ujian pendekar tahap kedua telah dimulai, beberapa regu tampak sangat bersemangat tapi tidak sedikit juga yang sedikit santai dengan menyusun siasat lain.  "Kalau bisa jangan sampai kita berhadapan dengan musuh saat mencari dua gulungan itu," celetuk Sadana malas.  "Sadana... Bagaimana ini, apakah ada makanan di hutan ini?" Inge sungguh kesal dengan dua teman seregunya itu. Mereka sama sekali tidak ada niat untuk mengikuti ujian pendekar ini.  Di gerbang lain, Kaloka dan Arka meloncat dari satu dahan ke dahan lainnya. Mereka sangat lincah, bahkan Kaloka yang manusia berlari dan meloncat seolah dia serigala.  "Yuhuuuuu!" teriak Kaloka girang saat meloncat.  "Kaloka, pelan-pelan saja," ujar Lika yang berada di belakangnya.  "Tidak perlu pelan-pelan Lika, bukankah regu kita sudah terbiasa dengan hutan seperti ini? Aku dan Sakta bisa mencium dimana gulungan itu bahkan tanpa peta. Bukankah begitu Sakta?
Read more
Ujian Pendekar Tahap Dua (3)
Sekar berusaha mencerna apa yang terjadi sekarang. Ada apa dengan pendekar yang ada di hadapan mereka sekarang. Ia mengatakan tidak membutuhkan gulungan, sepertinya dia hanya ingin bermain-main dengan mereka.  "Apa ini karena Abimana yang memancing ketika saat di ruangan ujian pendekar tahap pertama? Sepertinya bukan itu juga," pikir Sekar. "Jawab pertanyaanku! Siapa kau sebenarnya! Kenapa kau bisa mengetahui namaku! Apa kau yang telah membantai keluarga Mahasura di masa lalu!" jerit Giri tiba-tiba. Saat ini dirinya sangat tidak tenang. Hanya satu benang merah yang ada di kepalanya jika ia mendapatkan musuh tiba-tiba yang kekuatannya sangat besar dan mengetahui nama dirinya.  "Hahahaha! Miris sekali! Kau tidak tahu siapa pembunuh seluruh Mahasura yang terdapat di Asoka? Padahal kau sendiri Mahasura?" "Jadi benar kau?" Giri sontak berdiri dengan tatapan tajam melupakan perbedaan kekuatan mereka yang cukup besar. Sudah lama ia mencari-cari pem
Read more
Perjuangan Sekar
Tyas bersama dua pasukan gagak hitam baru saja tiba di Hutan Terlarang. Segera mereka menyusuri hutan untuk menangkap Birawa yang mereka pikir masih ada disana.  Birawa, bukan pendekar sembarang. Ia adalah salah satu murid Batara, Kepala Desa Asoka. Birawa bukan pendekar tingkat tinggi, tetapi pendekar lain menyebutnya sebagai pendekar tingkat legenda. Pendekar yang memiliki kekuatan di atas pendekar tingkat tinggi.  Selain karena kekuatan, Birawa mendapatkan julukan itu bukan tanpa sebab. Birawa termasuk salah satu pahlawan dari perang besar lima kerajaan terakhir. Sehingga itulah mengapa ia disebut sebagai pendekar legenda.  "Birawa, pasti sedang mengincar salah satu pendekar yang sedang mengikuti ujian pendekar kali ini!" celetuk Tyas sambil terus menyusuri hutan.  "Mengapa? Apa bagusnya pendekar tingkat pemula seperti mereka?" balas salah satu pendekar gagak hitam.  "Ketika Birawa sudah mencari pendekar lain, itu b
Read more
Perjuangan Sekar (2)
"Hehehe. Habislah kau sekarang," ujar Jaku dengan cekikikan saat merasa sudah membongkar semua perangkap Sekar. Perangkap petasan hingga perangkap jaring semuanya telah berserakan di sekitar gua. Semuanya telah hancur karena Jaku. "Jangan mendekat!" jerit Sekar. Jaku tidak peduli, ia terus berjalan ke arah Sekar dengan mengendalikan angin di tangannya. Sekar sangat merinding dengan pisau di tangannya. Saat sudah merasa cukup dekat, segera Jaku hendak menembakkan anginnya kepada Sekar. Tapi sebelum Jaku menembak, Sekar memotong sebuah tali yang terdapat di gua. Dar! Dar! Sekar menyeringai, tali tersebut adalah perangkap Sekar terakhir. Ia meletakkan beberapa petasan di atas gua tersebut. Akibatnya beberapa batu besar pun menggelinding hendak jatuh ke bawah. "Sial!" Jaku langsung lari ke belakang tidak ingin dirinya tertindih batu-batu besar tersebut. "Itulah akibat dari keras kepalamu Jaku," ujar Darya.&nbs
Read more
Perjuangan Sekar (3)
"Sekar, jangan khawatirkan aku. Aku akan melindungimu hingga sampai tetes darah terakhir," ucap Laksmana lagi mantab sambil menoleh sedikit kepada Sekar yang ada di belakangnya. Darya melihat Jaku, ini sudah ke sekian kalinya ia terhempas. Pasti ia sudah sangat lelah. Yuwana pun tidak akan banyak membantunya ia tahu betul kemampuannya yang di bawah Jaku. Darya pun berniat menyelesaikan pertarungan itu sendiri. Darya menaikkan kembali lengan pakaiannya yang sebelumnya sempat jatuh. "Matilah kau!" Darya menyerang kembali. Laksmana yang kakinya sempat diremukkan oleh Darya tidak secepat sebelumnya. Tapi ia tetap lebih cepat dari pada pendekar umumnya. Sebelumnya Darya dapat membaca serangan Laksmana karena ia mempunyai ajian diri yang istimewa. Darya dapat mendengar suara yang tidak bisa didengar oleh manusia. Suara ini biasanya hanya dapat di dengar oleh hewan tertentu seperti kalelawar. Dengan kemampuan Darya tersebut,
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status