All Chapters of Penakluk Hati Om Dokter: Chapter 41 - Chapter 50
119 Chapters
Part 41-Jebakan Dirga
Satu minggu sudah berlalu pasca tragedi sidang tesis. Dirga mau tak mau harus melanjutkan rutinitasnya seperti sediakala. Sibuk dengan tugasnya sebagai dokter residen, serta mematangkan kembali persiapan ujian tesisnya untuk gelombang berikutnya.Tak apa, tak bisa wisuda bersama Sheryl dan teman-temannya. Tak apa, tak mendapatkan reward dari kakeknya. Cukup ia tak mendapatkan tambahan hukuman saja sudah senang. Ia sudah mulai menerima apa yang terjadi kemarin. Sudah cukup juga ia sembunyi beberapa hari ini.Tadi pagi menjelang siang, dokter yang kembali menjalani masa residennya itu pergi ke kampus. Sekedar untuk meminta maaf pada dosen pembimbingnya dan menemui beberapa temannya yang masih wara-wiri di kampus.Sepulangnya, ia justru mendapatkan undangan reuni alumni sarjana kedokteran angkatannya. Moment tersebut akan ia manfaatkan untuk balas dendam pada seseorang. Seseorang yang tiba-tiba lewat di depannya.Wita? Iya Wita, karena saat itu Wina tidak sedang memakai baju ala anak SM
Read more
Part 42-Malam Reuni 1
Seumur-umur, dari lahir hingga usianya lebih dari dua dekade, Wina tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya ke tempat yang banyak dikunjungi kaum hawa.Salon kecantikan.Kemarin setelah Dirga dengan seenak jidat menyuruhnya menemani pesta reuni alumni kedokteran angkatannya, Wina kelabakan sendiri. Lantas, iapun bercerita pada Rizal, dan berujung marah-marah. Ternyata alasan Dirga tak mengajak Sheryl di pesta tersebut karena Rizal sudah duluan mengajak Sheryl.Gila. Ini pestanya anak kedokteran, lho!Pertama, ia belum pernah menghadiri pesta.Kedua, dia tidak punya gaun bagus serta atribut pesta lainnya.Merasa sedikit bersalah, akhirnya Rizal berbelas kasih membawanya ke salon kecantikan plus menyiapkan gaun pesta. Jadi Wina tak perlu bingung lagi untuk tampil cantik seperti rekan-rekan alumninya.***Sementara itu, Dirga yang menunggu pasangan pestanya di loby apartemen tak berhenti tersenyum. Ia sedang membayangkan bagaimana lusuhnya penampilan Wita.Awalnya ia tidak berniat men
Read more
Part 43-Malam Reuni 2
Wita pikir, kalimat perkenalan Dirga tadi hanyalah bercandaan untuk teman-temannya. Tapi ia salah. Dirga dan teman-temannya serius memperlakukannya seperti pesuruh.Kenyataan bahwa dia adalah asisten rumah tangganya memang benar. Wita juga tak berharap dikenalkan sebagai orang yang spesial. Ia sadar diri, kok. Namun dibawa ke pesta dengan status ‘pembantu’ rupanya sedikit mengusik hati dan harga diri Wita.Wita memang ART Dirga. Tapi hanya berlaku di apartemen dan hanya untuk Dirga. Tidak untuk teman-temannya yang bahkan baru pertama kali ia temui. Sekuat tenaga ia menahan amarah dan air matanya.Jika ia menangis, tak akan ada yang menyeka air matanya. Bahkan kedua tangannya saja sudah sibuk membawakan makanan dan minuman permintaan teman-teman Dirga. Lebih dari 5 kali ia bolak-balik dari stand makanan satu ke stand lainnya.Ia bahkan belum minum sedikitpun atau duduk barang semenit. Apalagi langkahnya yang terhambat karena sepatu tingginya. Sungguh menyusahkan.“Wita, ambilin dessert
Read more
Part 44-Malam Reuni 3 (17+)
Dirga memang menikmati pemandangan di depannya, dimana Wita terus mondar-mandir melaksanakan perintahnya dan teman-temannya. Meski ia yakin bahwa gadis mungil yang ia bawa sudah sangat kesal, namun ia sama sekali tak mengira Wita akan balas dendam secepat itu.Kesenangannya dihempaskan langsung oleh asistennya. Tak hanya marah, ia merasa sangat malu di hadapan teman-teman dan alumni lainnya. Khawatir tak bisa mengendalikan kegilaan Wita, Dirga segera menyeretnya keluar. Karena ia yakin 100 persen bahwa kejadian tadi pasti disengaja.Mencari tempat yang sepi, Dirga menyeret Wita ke teras samping ballroom.Dirga menghentakkan tangan Wita dengan kasar, “kamu gila?!”“Harusnya kamu tanya sama diri kamu sendiri. Kamu gak cuma gila, tapi kamu sudah gak punya hati nurani!” Jawab Wita sedikit berteriak. Tangan kirinya memegangi pergelengan tangan kanannya yang memerah akibat cengkeraman Dirga.“Kenapa, kamu malu jadi pembantu?”Wita menarik napas dalam-dalam, “buk—”“Oooh, atau kamu berharap
Read more
Part 45-Rumor Gila
Kembali ke rutinitas biasa, Dirga hari ini kembali mengemban tugasnya di rumah sakit sebagai dokter residen. Cuti lebih dari seminggu ternyata membuat banyak tugasnya menumpuk. Tatapan mata iri dari rekan-rekannya juga terlihat jelas.Memang banyak yang iri dan tak sedikit yang kesal karena perlakuan istimewa rumah sakit terhadap Dirga. Namun mereka tidak bisa berbuat apapun mengingat siapa keluarga Dirga. Bahkan beberapa dari mereka malah mendekati Dirga agar bisa ‘dilirik’ oleh pemilih rumah sakit tempat mereka bekerja.Tok tok tok!Jam dinding menunjukkan pukul 11.48 saat pintu kayu ruangan Dirga bekerja di ketuk. Sebenarnya Dirga lebih suka berbagi ruangan bersama teman-teman residen lainnya. Tapi sang kakek memang terlalu memanjakan dan membedakannya dengan rekan dokter residen lainnya.“Sibuk banget, Pak?” Tanpa menunggu dipersilakan, tamu tersebut duduk dengan santainya di kursi pasien.Dirga melirik sebal pada tamu yang dengan tak sopannya masuk tanpa dipersilahkan. “Kamu yang
Read more
Part 46-USG Wina
“Kemarin adek ini nanyain dokter Sheryl.”Kalimat pernyataan dari perempuan berseragam perawat itu langsung membuat asumsi Dirga dan Aldo semakin liar. Mereka berdua sampai menunda makan siangnya dan memilih menginterogasi gadis dengan setelan olahraga.Aldo juga tidak mau ketinggalan. “Jadi siapa bapaknya?”Pertanyaan yang Aldo lontarkan langsung mendapat pelototan dari Wina yang duduk di bangku taman.“Om, aku tuh gak mau aborsi!” Sanggah Wina.“Jadi bener kamu hamil?”Kali ini bukan Aldo, tapi Dirga yang mendapat tatapan sengit dari Wina. Bagaimana tidak, Wina saat ini merasa dituduh hanya gara-gara ucapan perawat tadi.“Om, dengerin ya. Aku itu gak hamil, apalagi mau aborsi.”Aldo dan Dirga jelas menunjukkan tatapan tidak percayanya. Terlebih lagi Aldo yang tahu bahwa Wina itu bukan bocah SMP.Dirga yang tadi berdiri kini jongkok di hadapan Wina. Mengenggam tangan kecil ART-nya dengan lembut. “Wina, kamu gak usah takut. Rahasia kamu bakalan aman, kok.”Wina memutar matanya jengah,
Read more
Part 47-Kecurigaan Sheryl
Beberapa hari sebelum acara reuni, sebenarnya Sheryl sudah mengharapkan Dirga akan mengajaknya berangkat bersama. Namun hingga H-1, pria yang diam-diam ia sukai itu tak kunjung menawarkan diri untuk berangkat bersama. Sampai akhirnya ia mengesampingkan gengsinya dan mengajaknya duluan.Sayangnya, Dirga sendiri masih ragu untuk konfirmasi kehadirannya. Hingga akhirnya ia menerima ajakan Rizal yang sudah menawarkan diri sejak undangan reuni tersebar.Saat malam reuni tiba, ia tidak menyangka Dirga akan datang dengan membawa pasangan. Tak hanya dia, teman-temannya juga heran dengan keputusan Dirga. Karena sebelumnya Dirga tidak pernah berdekatan dengan siapapun.“Hai, sudah lama nunggu?” Sapanya pada laki-laki berwajah oriental yang duduk di kursi caffe.Demi menuntaskan rasa penasarannya, Sheryl pun memutuskan bertemu dengan Rizal siang itu. Ia merasa laki-laki di depannya ini mengenal siapa wanita yang Dirga bawa.“Baru sampai juga, kok.” Rizal menjawabnya dengan wajah sumringah. Tentu
Read more
Part 48-OTW Pulau Karimunjawa
“Kalau kakak, pinginnya pesta kecil-kecilan aja, sih. Malam hari, di pinggir pantai dengan deburan ombak dan taburan bintang. Hehe.”Gara-gara curhatan Sheryl pada ‘Wina kecil’ saat di rumah sakit, Wina harus ikut terseret ke tempat yang kata Rizal lokasi surprise party Sheryl.Pulau Karimunjawa.Pagi buta Rizal menyusul Wina di ruang inap ayahnya, mengusik tidurnya demi memburu waktu menuju Pelabuhan Kartini, Jepara. Rizal memilih mengendarai mobil sendiri. Sementara Wina melanjutkan mimpinya dengan tenang.“Win, bangun.” Rizal menggoyang pelan pundak gadis mungil yang tertidur di kursi samping kemudi.Mata Wina perlahan terbuka. Telapak tangannya ia rentangkan di depan wajah untuk menghalau sinar matahari pagi yang menyilaukan.Hoam.Layaknya orang bangun tidur, ia meregangkan tubuhnya. Tanpa malu-malu, mulutnya terbuka lebar saat menguap. Rambut dan mukanya cukup berantakan. Melihat itu, Rizal berdecak heran.Sungguh berbanding terbalik dari Sheryl yang selalu tampil anggun bahkan
Read more
Part 49-Welcome to Karimunjawa
Pengalaman pertama Wina dengan kapal laut sungguh tidak bisa dikatakan baik. Begitu kapal bersandar, ia segera turun—tanpa menunggu Rizal mengeluarkan mobilnya—untuk mengeluarkan isi perutnya di toilet. Padahal dari pagi perutnya baru terisi air dan sedikit camilan dari dokter umum itu.Aku sudah di parkiran mobilRizalSetelah mendapat pesan dari Rizal, Wina buru-buru mencuci wajahnya dan keluar mencari partner-nya. Suasana pelabuhan yang cukup ramai dan asing membuatnya sedikit kesulitan mencari tempat parkir mobil yang akan ditumpangi.Untung saja dari kejauhan ia melihat si pemilik mobil melambaikan tangannya. Wina berlari kecil seperti tak punya energi. Kini ia mulai merasa lapar dan sangat dahaga setelah isi perutnya dikuras habis.Sesungguhnya Rizal ingin meledek karyawannya itu. Akan tetapi saat melihat wajahnya, rasanya tidak tega. Wajah Wina memang sudah lebih segar, tapi bibir pucat dan ekspresi ngenesnya membuatnya seperti orang yang tidak memiliki tenaga sedikitpun.“Mend
Read more
Part 50-Toko Roti Papa Rizal
“Papah,” panggilnya pada laki-laki paruh baya yang menatapnya tak percaya.Tanpa berkata apa-apa, laki-laki yang Rizal panggil dengan sebutan papah itu mendekat. Menatapnya dengan haru lalu memeluknya erat.Acara temu kangen yang penuh haru terpaksa terpotong karena suara perut Wina. Keduanya sontak mengalihkan perhatiannya pada gadis mungil yang tengah memegangi perutnya sambil nyengir.Bapak-anak itu tertawa tanpa suara. Suasana berubah hangat.***Saat ini mereka bertiga duduk merapat di meja makan untuk sarapan sekaligus makan siang. Hidangannya pun sederhana saja. Hanya nasi putih, capjae, sambal, dan olahan ikan laut khas Karimunjawa. Namun semuanya terasa lebih nikmat. Selain karena lapar, euforia kebahagiaan membuat apapun yang masuk mulut mereka terasa sangat lezat.“Kenapa gak ngabarin papah dulu?” ujar Hao—papah Rizal—memulai percakapan.“Sengaja, Pah.”Wina masa bodoh dengan obrolan dua laki-laki beda generasi itu. Ia hanya fokus pada makanan yang akan memenuhi perutnya.“
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status