Semua Bab Kesatria Mawar: Bab 71 - Bab 80
98 Bab
Bagian 71
Kepanikan Ratu Azanie memang beralasan. Balai pengobatan terasa sangat mencekam. Para tabib hilir mudik dengan wajah pucat dan sorot mata ketakutan. Mereka berusaha keras menyelamatkan nyawa Putri Kheva yang terus mengerang dengan tubuh bersimbah darah.Tekanan mental usai melahirkan, begitulah yang dialami sang putri. Ditambah lagi dengan penanganan seadanya saat kelahiran putranya di hutan dahulu. Putri Kheva sudah berkali-kali mengalami pendarahan meskipun berbulan-bulan telah berlalu.“Biar kulihat,” tutur Pangeran Fayruza.Dia sudah berada di sisi tempat tidur. Para tabib menghela napas lega. Mereka mundur hampir bersamaan, memberi tempat yang lebih leluasa untuk sang pangeran melakukan teknik penyembuhan. Sementara itu erangan Putri Kheva semakin melemah.Ratu Azanie yang masih berdiri di depan pintu terus berdoa, “Selamatkan menantuku, selamatkan menantuku.”Pangeran Fayruza meletakkan tangan di kening Putri Kheva. Di
Baca selengkapnya
Bagian 72
 Jemari mungil dan berisi mengenggam kuat gaun Putri Kheva. Wajah imut sekaligus tampan si bayi terlihat seperti sedang bersedih. Dia terus bergerak-gerak gelisah. Pelayan sedikit kesusahan untuk mengambil alih bayi itu dari sang ibu.Mungkin itulah yang disebut dengan ikatan batin. Pangeran kecil calon penerus Kerajaan Arion bisa merasakan niat sang ibu meninggalkannya. Ya, sesuai hasil pertemuan dengan Tuan Kayvan dan Raja Faryzan, hari ini Putri Kheva akan dikembalikan ke Kerajaan Khaz. Pengantaran sang putri akan dipimpin sendiri oleh Farzam dengan bantuan kemampuan Delaram. Sebagai tambahan untuk keamanan, mereka juga akan membawa Ava, Kyra, dan gadis pengendali air.Sebenarnya, Ratu Azanie sempat memohon kepada Pangeran Fayruza agar ikut serta. Namun, Pangeran Fayruza tentu menolak. Dia tak mungkin mau meninggalkan Gulzar Heer dengan kondisi rawan. Hanya kemampuannya yang mampu mempertahankan fungsi organ tubuh sang kekasih agar teta
Baca selengkapnya
Bagian 73
Kereta yang dikendalikan dengan manna Delaram melayang di atas Lembah Kematian.  Farzam dan Ava menatap awas setiap pergerakan di bawah sana. Mereka tentu tak mau lengah, lalu berakhir dengan ancaman bahaya. Kayvan memang melapisi kereta dengan perisai pelindung yang membuatnya tidak kasat mata, tetapi situasi tak terduga bisa saja terjadi.Dua hari telah berlalu. Perjalanan masih lancar tanpa hambatan berarti. Mereka menggunakan pola berlawanan dengan kehidupan normal. Jika umumnya, orang-orang bekerja di siang hari dan istirahat di malam hari. Rombongan itu justru sebaliknya. Ketika malam menjelang mereka memulai perjalanan dan mengisi energi ketika matahari terbit. Hal tersebut dilakukan agar tidak perlu bermalam di tengah hutan dalam keadaan gelap dan rawan binatang buas. Hewan-hewan ajaib di Lembah Kematian kebanyakan keluar di malam hari.Kereta sudah keluar dari Lembah Kematian dan mulai memasuki wilayah Kerajaan Arion. Farzam mengenggam gagang ped
Baca selengkapnya
Bagian 74
“Apa yang kaupikirkan, Sayang? Sepertinya kau sangat gusar,” bisik Ghumaysa sambil menggayuti Ayzard dengan manja.Dia terus menatap kagum wajah tampan dan tubuh berotot milik Atashanoush. Meskipun jiwa yang mengisi adalah Ayzard, tetap ada kebanggan tersendiri karena telah berhasil memiliki raja tertampan di dunia. Ghumaysa tersenyum puas sambil mengejek Daria dalam hati.“Suamimu yang tampan ini akhirnya menjadi milikku, Daria. Jika kau melihat ini, apa kau akan cemburu dan mati bunuh diri ha ha ha tapi kau kan sudah mati. Jatuh cinta karena ketulusan hati? Ck! Dasar pembohong! Mana ada yang seperti itu!”Senyuman sinis terukir di bibir Ghumaysa. Dia memang tak pernah percaya sang kakak mencintai Atashanoush karena kebaikan hati sang raja. Baginya, itu hanya dalih. Dia lebih percaya pemikirannya sendiri, bahwa Daria juga menggilai ketampanan yang begitu memukau.Ghumaysa terlalu asyik dengan pikirannya. Dia sampai tak me
Baca selengkapnya
Bagian 75
Drap! Drap! Drap!Para penjaga perbatasan mengenggam erat  gagang pedang. Mereka termasuk petarung-petarung terbaik di Kerajaan Khaz, juga pernah bertugas sebagai pengintai selama 8 tahun. Telinga mereka memiliki kemampuan di atas rata-rata, sehingga bisa mendengar derap langkah kuda mendekat meskipun jaraknya masih cukup jauh.“Bersiaplah,” bisik salah seorang penjaga.Penjaga lainnya mengangguk. Hampir seluruh penjaga segera melompat ke pohon dan bersembunyi di antara rerimbunan daun, hingga menyisakan dua saja. Mereka berniat melakukan serangan kejutan jika rombongan yang mendekat berniat jahat.Drap! Drap! Drap!Rombongan berkuda yang dipimpin Ayzard tiba di perbatasan. Penjaga memberi isyarat untuk berhenti. Ayzard mengangkat tangan, lalu menarik tali kekang. Lari kuda terhenti menyebabkan debu-debu beterbangan.“Sebutkan identitas dan tujuan Anda sekalian!” tegas penjaga.Ayzard men
Baca selengkapnya
Bagian 76
Matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Perjalanan mengantarkan Putri Kheva menuju Kerajaan Khaz kembali dilanjutkan. Kyra merasa sangat lega. Dia sudah bosan dan sering kali tak bisa menahan emosi setiap mendengar keluhan Putri Kheva.Setelah jatuh dari tebing, mereka memang perlu beristirahat selama 2 hari untuk memulihkan energi. Namun, bukannya pengertian dan bersabar, Putri Kheva malah terus menggerutu, juga menyalahkan dan menyesalkan banyak hal, membuat telinga dan hati Kyra menjadi panas. Jika saja bukan karena amanat dari Pangeran Fayruza untuk bersikap baik, gadis itu pasti sudah membuatnya menjadi putri panggang.Untung saja, selama sisa perjalanan, dia tak perlu berada dalam kereta. Dia duduk dengan malas di samping Ava yang tengah berkonsentrasi mengawasi sekitar. Si pengendali tanah tiba-tiba menegakkan punggung. Matanya tampak awas menatap ke bawah.“Ada apa, Ava?” celetuk Kyra.“Ada suara derap kuda, tapi berlawanan arah
Baca selengkapnya
Bagian 77
“Ayo kita pulang! Tak ada gunanya mengkhawatirkan putri menyebalkan itu!” gerutu Kyra.Emosi yang sudah ditahan selama berhari-hari meledak sudah. Dia mendengkus kasar, lalu berbalik dan berjalan cepat menuju kereta. Perjalanan melelahkan hanya berujung kesia-siaan. Menurut perkiraan Kyra, Putri Kheva sudah tidak lagi bernyawa.“Aku pun setuju dengan Nona Kyra. Sebaiknya, kita pulang saja,” timpal Delaram.Dia juga memendam rasa kesal terhadap Putri Kheva sejak melihat wanita itu tega meninggalkan pangeran kecil. Ingatan tentang usaha-usaha kerasnya untuk mendapatkan anak terasa mencekik jika mengingat sikap sang putri. Delaram hampir ikut berbalik ke kereta. Namun, Farzam menahan  langkahnya.“Aku akan memeriksa dulu. Kita harus memastikan keadaan Putri Kheva dengan sebenarnya-benarnya. Kalau memungkinkan bisa diselamatkan.”“Biar saya dan Kyra saja, Tuan Farzam. Tekanan sihir hitam di dalam terlalu k
Baca selengkapnya
Bagian 78
Sementara pertarungan antara Kyra dan Ava melawan prajurit Kerajaan Arion berlangsung di luar istana, Ghumaysa tengah bersandar di dada Ayzard dalam kamar. Dia tengah merayu kekasihnya. Sudah lama waktu berlalu sejak kebangkitan raja siluman setengah iblis itu. Namun, Ghumaysa sama sekali belum pernah bisa “tidur” dengannya. Ayzard selalu memiliki alasan untuk menolak.“Malam ini, tidak boleh gagal lagi,” desis Ghumaysa dengan seringaian di sudut bibir.Dia sudah lama mengidamkan tubuh Atashanoush yang begitu menawan. Malam itu, semuanya sudah disiapkan dengan baik. Kamar ditaburi dengan kelopak mawar menciptakan nuansa romantis. Aroma dari parfum khusus dan pencahayaan remang-remang terasa memberikan kesan sensual. Terlebih, energi Ayzard yang terisi penuh setelah penyerangan Kerajaan Khaz membuat Ghumaysa yakin imipannya akan segera terwujud.Namun, saat tangan Ghumaysa memeluk leher Ayzard, lelaki itu malah menurunkannya. Ghumaysa lagi
Baca selengkapnya
Bagian 79
Di sisi lain, Pangeran Heydar telah berhasil keluar dari lorong gelap. Kunang-kunang raib bersama hangatnya sinar mentari. Aroma kayu yang menyegarkan menyapa indra penciumannya. Dia mengedarkan pandangan, hanya ada pepohonan sejauh mata memandang. Beberapa ekor rusa liar merumput, tampak tak terganggu dengan keberadaannya.Pangeran Heydar menjadi penasaran. Dia mendekati rusa dan mencoba menyentuhnya. Aneh, tak terasa bulu yang halus, Pangeran Heydar seperti menyentuh angin.“Di mana ini sebenarnya? Kenapa rasanya tidak asing?”Setelah menimbang cukup lama, Pangeran Heydar memutuskan lanjut berjalan. Dia mengamati pertumbuhan lumut untuk menentukan arah. Namun, baru beberapa langkah, terdengar suara ledakan dari kejauhan. Hewan-hewan liar berlarian dari arah berlawanan.Pangeran Heydar bersiaga. Dia bisa mencium aroma bahaya tak jauh dari tempatnya berdiri. Sayang sekali, tak ada pedang terselip di pinggangnya seperti biasa. Pangeran Heydar s
Baca selengkapnya
Bagian 80
Pangeran Heydar perlahan membuka mata. Seberkas cahaya terasa menyilaukan, tetapi tak memerlukan lama hingga dia beradaptasi. Pepohonan sudah tak tampak, tergantikan dinding kayu yang kokoh. Tak ada hiasan apa pun di dinding, hanya sebingkai jendela dengan kain putih sebagai tirai. Sementara tubuhnya terasa berbaring di sesuatu yang empuk dan hangat.“Akhirnya, kau sadar juga, Tuan,” sapa seseorang dari sisi kanan, dari suaranya terdengar seperti seorang gadis.Pangeran Heydar mencoba mengalihkan pandangan. Dia seketika tersentak. Wajah tak asing tertangkap mata. Harapan sempat terbit bahwa semua pengkhianatan dan kenyataan tentang kekasihnya seorang peri setengah iblis hanyalah mimpi. Namun, rasa sakit luka di dadanya menyadarkan. Pangeran Heydar mengerahkan tenaga untuk menarik si gadis dan mencekal lehernya dengan lengan.“Apa lagi rencanamu, Ghumaysa? Kau ingin berbuat apa lagi setelah gagal membunuhku?” cecar Pangeran Heydar dengan s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status