Semua Bab WA Untuk Simpanan Nyasar ke Istri: Bab 31 - Bab 40
64 Bab
Tidak tahu malu
Langsung saja aku menghubungi Soni, aku penasaran apa maksud ucapannya. Rumah makan sengaja di bakar? Karena apa?"Hallo, Son. Kamu jangan mengada-ada dengan berita kebakaran itu!" langsung saja aku berondong pertanyaan sebelum ia sempat berkata."Iya, Bu. Buat apa saya mengada-ada, Bu. Itu menurut berita yang Saya dengar dan sumbernya juga dari orang yang terpercaya!" penjelasan Soni membuat aku makin bingung. "Lantas siapa pelakunya?" tanyaku penasaran."Kalau menurut yang aku dengar ... Ayu, Bu.""Apa!" aku membelalakan mata. Ayu? Kenapa dia membakar rumah makan, yang notabennya adalah sumber penghasilannya."Bagaimana bisa Ayu melakukan itu?" tanyaku kembali, seolah masih tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar."Katanya Ayu keguguran dan yang menyebabkan itu adalah kakaknya. Lastri. Ayu tak terima dan merasa akan di singkirkan dari rumah makan dan di jauhkan dari Pak Wisnu. Akhirnya Ayu nekad membakar rumah makan. Katanya banyak saksi mata, para pegawai juga ada yang meli
Baca selengkapnya
Terurai
Kenapa dia di sini? "Terima kasih, Ning." Fahri berkata lembut. Aku dapat menangkap senyum kecil Ning Ria setelah mendengar ucapan dari Fahri."Eh ... Ada Mbak Ainun, kapan datang?" tanyanya berbasa-basi."Baru saja." aku menjawab dengan singkat."Aku bikinin minum juga, sebentar ya, Mbak!""Ngga Usah, Neng!" aku berusaha menolak, namun sepertinya ia tak mengindahkan kata-kataku. Dia masuk kedalam lagi.Aku menatap Fahri sepintas. Mencari jawaban atas adanya Ning Ria disini."Dia datang kesini untuk meminta pendapat tentang undangannya, sebentar lagi juga Ridhi sampai sini." Fahri berkata seolah tahu apa yang tengah bergelayut dalam pikiranku.Aku mengangguk, tak lama Ning Ria keluar membawakan dua minuman yang langsung diletakan pada meja."Silahkan, Mbak. Itu adiknya?" tanya Ning Ria menunjuk pada Aira yang tengah bersama Fahri."Itu Aira, anakku.""Oh, Mbak sudah menikah, tak kira masih gadis.""Ah! Kamu bercanda!" tak lama mobil Bang Ridho datang."Ngapain dia kesini." lirih Ning
Baca selengkapnya
Panggilan
Seulas senyum ada padanya, bahkan kulihat dia juga sedikit melirikku.Aku menyadari ketika sebuah langkah mundur kudengar, aku segera memalingkan badan. Ternyata Ning Ria ada dibelakangku, dia tengah berjalan mundur dengan mata yang sendu. Apa dia mendengar apa yang dikatakan Bang Ridho kemudian dia merasa cemburu?Segera dia membalikan badan dan berlari masuk kedalam rumah Fahri. Aku dan Bang Ridho saling tatap, begitu juga Fahri dengan Bang Ridho."Ning Ria kenapa?" tanyaku pura-pura tak menyadari jika sebenarnya ia menaruh hati pada Fahri."Rid ... Kejar dia!" perintah Fahri. Bang Ridho mengangguk. Kemudian berjalan menyusul Ning Ria."Bagaimana sampai terjadi kebakaran itu?" Fahri membuka percakapan denganku yang berjalan sejajar namun masih berjarak."Katanya sih, Ayu menyiramkan bensin pada bagian belakang dapur. Hingga akhirnya membakar semuanya." Fahri mengangguk, "Terus tadi kenapa Wisnu meminta uang?" Aku hanya mengangkat bahu dan mengeleng. Saat akan masuk kedalam kami be
Baca selengkapnya
Galau
Fahri tak langsung menjawab, membuat aku makin di landa tak sabar. Tolong! Cepatlah katakan, agar hati ini tak terus berharap padamu, Fah! Teriak dalam hati. Melihat wajah santainya membuat hatiku meronta-ronta."Bagaimana, Dho. Apa kamu setuju jika aku melamar adikmu sehari setelah kamu menikah!" Akhirnya Fahri berkata juga tapi ....Masih ada yang belum aku pahami. Apa yang di maksud adik Ridho itu aku! Jangan GR, Nun.Bang Ridho tersenyum bahagia. Ia menatap Fahri lamat."Kamu serius, Fah!" Hanya dijawab Fahri dengan anggukan, sedangkan aku masih seperti orang yang tolol. Menonton dua orang yang wajahnya masih berseri-seri."Aku pasti setuju dan mendukung kalian seratus persen!" Bang Ridho menatapku. Aku masih tak mengerti."Hei, Nun! Kamu kenapa si? Kesambet!" Bang Ridho berkata padaku. Mungkin melihat raut wajahku yang seperti orang linglung."A-apa, Bang!""Kamu di lamar Fahri mau nggak?" tanya Bang Ridho. Apa, dilamar Fahri! Mau banget dong, seperti mimpi saja ini.Aku menata
Baca selengkapnya
Ridho
PoV Ridho"Apa yang kamu ragukan lagi dari Ainun, Fah. Maaf, dia mungkin bukan perawan tapi aku sangat jamin jika ia mampu menjadi istri yang baik. Terlebih ... Bukankah Ainun lah yang datang saat kamu salat Istiharah?""Iya, Dho. Aku tak mempermasalahkan statusnya cuma ... Aku khawatir tentang keputusanku jika secepat ini!" Fahri berkata. Aku tahu apa yang dia maksud adalah tentang calon istriku."Aku takut jika aku melamar Ainun sebelum kalian menikah akan justru membuat Ning Ria ...." kembali Fahri mengantung ucapannya.Aku tahu, sangat tahu jika Ning Ria sebenarnya menginginkan Fahri. Fahri juga sudah mengatakannya jujur padaku. Saat kulihat wajah Ning Ria setelah prosesi lamaran itu. Fahri bercerita banyak saat di dalam mobil."Aku tak akan menganggu hubungan kalian karena aku tak memiliki perasaan apapun pada Ning. Namun yang aku takutkan, Ning Ria yang ...." Fahri mengantung ucapannya."Percayalah, Fah! Jika Ning Ria sudah jadi istriku, pelan-pelan aku akan berusaha merubahnya.
Baca selengkapnya
Keputusan
"Ning Ria pingsan!" aku segera lari saat Bang Ridho membawanya masuk kedalam kamar."Cepat panggilkan dokter!" Bang Ridho memerintahku.Segera kumeraih tas dan mengambil benda pipih. Kuhubungi Dokter Andrian yang memang prakterknya tak jauh dari hotel ini."Silahkan, Dok!" aku mempersilahkan Dokter Andrian masuk kekamar di mana Ning Ria direbahkan. Tak lama Umi Ning Ria keluar dengan sedikit isakan."Sabar, Umi. Ning Ria pasti baik-baik saja." aku berusaha menenangkannya."Harusnya aku tak paksakan dia, harusnya kuturuti permintaannya. Dari kemarin dia tak minum dan tak mau makan." Umi berkata dengan masih diiringi isakan."Kenapa, Umi? Dia meminta apa?" tanyaku penasaran. Seketika Umi menatapku, mungki dia tak sadar jika ia bercerita padaku. Pihak lelaki."Se-se-sebenarnya Ria mau pernikahannya dibatalkan." Aku tak terlalu kaget mendengarnya, tapi tetap merasa kecewa dengan tingkah Ning Ria. Kenapa meminta dibatalkan saat semua sudah siap? Kalau tak ingin menikah dengan Bang Ridho
Baca selengkapnya
WA Ancaman
"Bagaimana, Bu?" aku meminta pendapat dengan menutup speaker bawah Hpku agar Ibu Wiyanti tak mendengar. Ibu mengangguk tanda setuju sedangkan Bulik mengeleng dan Bude mengangguk. Setuju dengan Ibu."Ya sudah, Bu. Ainun sedang ada rejeki nanti Ainun tranfer ya!" ucapku menenangkan Bu Wiyanti--bekas Ibu Mertua."Benar, Nun. Maafkan Ibu Mertuamu ini yang masih merepotkan kamu yang sekarang bukan siapa-siapa." Ibu mendekat dan meminta HPku untuk mengobrol dengan Bu Wiyanti."Hallo, Bu Wiyanti. Gimana kabar Ibu?" tanya Ibuku.Aku tak terlalu mendengar jawaban dari Bu Wiyanti."Ya begitulah putriku, ia terlalu baik hati hingga bekas mertuanya saja ia masih peduli. Sayang anak ibu yang tak tau itu. Beruntung sebentar lagi dia akan ada yang meminang. Seratus kali lebih baik dari Wisnu." dengan tegas Ibu berkata, aku sendiri hanya melongo melihat tingkah ibu yang tak biasa."Ini!" Ibu memberikan HP kembali padaku, tentunya setelah di matikan.Aku yang tadinya akan naik, kini memilih kembali d
Baca selengkapnya
Bertemu Wisnu
"Ya sudah, Nduk. Ayo lebih baik kamu kekamar dulu. Cuci muka dan kita obati," ajak Bude menuntunku kembali keatas. Aku tak memperdulikan lagi para tamu yang hadir bahkan Fahri sekalipun."Bagaimana ini, Bude. Aku tak mau pertunangan ini batal!""Siapa bilang batal, Nduk, hanya karena kamu alergi begini." Bude mengambil tissu basah dan memberikannya padaku."Lebih baik cepat hilangkan make-upmu itu!" Aku hanya mengangguk, rasa gatal pada wajahku tak kunjung berkurang, Ibu masuk kekamar dengan wajah panik."Gimana, Nduk. Udah agak mendingan?" tanya Bude kembali. Aku masih terus menghapus make-upku dengan susu pembersih."Mending, Bude. Aku cuci muka dulu. Ibu?""Kamu kenapa, Nun?" tanya Ibu terlihat panik."Ngga tahu, Bu. Tiba-tiba wajahku gatal!" Aku melewati Ibu dan pergi kekamar mandi. Mencuci wajahku hingga rasa gatal sedikit berkurang. Setelahnya aku keluar dengan handuk di leher. Entah sudah seperti apa penampilanku bahkan khimar yang kukenakan saja sudah entah dimana."Bagaimana
Baca selengkapnya
Menderita penyakit
PoV WisnuSemenjak perceraianku dengan Ainun selesai, hidupku kini seperti berbalik 180 derajat. Kukira setelah memiliki rumah makan yang di Parahyangan kembali dan mobil yang biasa aku gunakan juga jumplah uang yang Ainun kasih. Mampu membuatku sukses dan lebih sukses dari manta istriku. Nyatanya tidak!Berbagai musibah aku terima, apalagi setelah Lastri tau jika aku juga pernah tidur dengan adiknya satu-satunya--Ayu."Mas Wisnu? Kok pulang kesini ngga ngasih kabar!" Lastri protes saat aku berkunjung tanpa telfon terlebih dahulu. Itu semua kulakukan karena kepalaku pusing, Ainun mulai menaruh curiga padaku."Iya, Dek Lastri. Mas kan kangen sama Istri cantikku ini!" rayuku padanya. Aku paling mampu merayu wanita.Dia cemberut, tak seperti biasanya ia akan dengan senang menyambutku, bahkan tak jarang ia akan langsung mengajakku ke kamar."Aku lagi datang bulan, Mas." Dia berkata sambil memonyongkan bibirnya.Aduh! Aku menepuk keningku sendiri, bisa pusing tujuh keliling kalau begini."
Baca selengkapnya
Misteri rumah tangga
Apa! Mas Wisnu mengidap penyakit kel@min? Gonore atau kencing nanah. Suster tadi mengatakan hal itu padaku. Aku masih tak percaya, apa ini yang di sebut karma?Kasian juga, tapi ... Masa bodoh! Bukankan semua itu karena ulah dia sendiri. Sering bergonta ganti pasangan. Aku cukup bersyukur, tahu kelakuan suamiku itu lebih cepat. Coba kalau sudah kena penyakit seperti itu aku baru tahu? Yang ada aku ketularan lagi! Nauzubillahmindalik."Ibu Ainun!" panggil suster di Apotek."Iya." aku segera berdiri dan mengambilkan obat. Setelah kudapatkan obat berniat memasukan kedalam tas hingga tak fokus pada sekitarnya."Ainun!" panggilan yang sangat kukenal suaranya."Fahmi!" pekikku, "kamu kesini menyusulku?"Ia mengangguk, bagaimana dia bisa tahu aku, padahal aku mengenakan cadar."Kamu tahu dari siapa aku di sini?" "Ibumu yang bilang dan aku bergegas kesini untuk menjemputmu. Takut calon istriku kenapa-kenapa di jalan!""Ah! Apaan si. Kan aku sama sopir.""Memang ngga boleh aku jemput calon is
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status