Semua Bab Tumbal Pernikahan: Bab 21 - Bab 30
60 Bab
Part 20 - Anniversary Pernikahan
  Acara demi acara berjalan dengan lancar, Angga sibuk menemui para kolega perusahaan yang hadir hari itu. Dalam hati Amanda memaki karena merasa iri ini bukanlah pesta untuk pernikahannya dengan Angga melainkan pesta lelaki itu bersama istri barunya. Dia juga melihat semuanya, tatapan kagum Angga ketika melihat Seffi yang begitu cantik dan anggun dengan gaun merah marunnya. Namun, Amanda juga jadi pusat perhatian ketika menginjakkan kaki dalam pesta di pinggir pantai itu, banyak pasang mata yang menatapnya kagum seolah Amanda lah pemilik pestanya. "Amanda." Panggilan dari Lina membuat Amanda menoleh, dia memutuskan menemui para teman satu ruangannya itu dan bercengkrama sebentar sebagai pengalihan. "Ih! Amanda cantik banget, deh," puji Lina dan diangguki oleh Radisty dan Ifa. "Bukan hanya banget tapi parah cantiknya, berasa ini pesta kamu yang punya," imbuh Ifa. Namun, Amanda hanya merespons dengan senyuman tipis. Amanda hanya te
Baca selengkapnya
Part 21 - Lamaran Tak Terduga
Amanda bahagia, hubungan mereka telah diketahui banyak orang dan dia tak perlu lagi bersembunyi dari siapa pun bahwa atasannya, Dirut di perusahaan adalah suaminya sendiri. Setelah dirasa cukup tenang, Angga meminta wanita itu membersihkan diri. Dia sangat tahu bahwa Amanda sangatlah lelah dan butuh istirahat yang banyak.Angga menghempaskan kasar tubuhnya ke atas ranjang setelah Amanda menolak permintaannya untuk mandi bersama, imajinasi liarnya muncul saat mendengar gemericik air dari kamar mandi mulai terdengar sampai ke telinga. Tak bisa mandi bersama bukan berarti tak bisa membayangkannya 'kan. Angga terkikik pelan ketika membayangkan hal itu.Angga merubah posisi Jadi duduk, menatap intens tubuh Amanda yang hanya terbalut bathrobes, wanita itu tengah sibuk mencari pakaian gantinya di dalam koper. Namun, mulai merasa terganggu ketika suaminya menghampiri dan memeluknya dari belakang seperti biasa. Angga menghirup kuat aroma stroberi kesukaannya yang melekat di tubuh d
Baca selengkapnya
Part 22 - Hanya Takut Saja
Tidur Amanda harus terusik saat dengan nakalnya Angga terus menerus menelusupkan kepalanya ke dalam ceruk leher Amanda membuat wanita itu terpaksa membuka mata padahal dirinya masih sangat mengantuk."Pak Dirut, bisa diem nggak! Aku ngantuk mau tidur," geram Amanda. Namun, Angga abai."Yang, nggak bisa tidur. Temenin," adunya dengan manja dan memeluk tubuh Amanda yang berada di bawah selimut yang sama."Astaga Angga, kenapa lagi? Tadi kamu 'kan udah tidur, terus kenapa jadi nggak ngantuk?" Bingung Amanda, bukannya tadi Angga tidur lebih dulu darinya, tetapi kenapa sekarang lelaki itu malah mengatakan tak mengantuk."Aku kebayang terus sama wajah kamu." Angga menatap intens wajah Amanda di sampingnya yang sedang menatap langit-langit kamar."Maksudnya apa?" tanya Amanda sambil menoleh dan menatap wajah sang suami."Pakai lagi, ya, lingerie-nya. Aku ingin lihat kamu pakai itu lagi," pinta Angga dengan wajah memelas.Amanda terbelalak dan dengan
Baca selengkapnya
Part 23 - Imam yang Sempurna
"Angga," panggil Amanda, lalu mendekati Angga yang sedang mencuci tangannya di westafel karena baru saja selesai makan."Kenapa, Yang?""Aku mau bicara, penting!"Angga mengeringkan tangannya, lalu menarik pinggang Amanda mendekat menghilangkan jarak di antara mereka."Kamu mau bicara apa? Heum.""Lepasin tangannya dulu," pinta Amanda mulai merasa risih dengan sikap Angga yang kini berubah agresif."Bicara apa, Yang, kamu mau anak?"Amanda terbelalak, meringis tipis dan memukul pelan lengan Angga yang melingkari pinggangnya. Dia pun mulai mengatakan bila sejak hubungan mereka terbongkar, para karyawan yang lain selalu segan kepadanya dan itu membuat Amanda risih.Angga merasa bingung dengan permintaan Amanda, seharusnya wanita itu bahagia banyak yang bersikap demikian. Namun, nyatanya tidak. Amanda bersikeras supaya Angga memberitahu kepada semua, untuk kembali bersikap biasa bukan lagi segan seperti sekarang."Ok, besok aku bilang sama mereka supaya n
Baca selengkapnya
Part 24 - Amanda Frisela dan Abimanyu
  "Sudah, sana! Kamu ngapain masih di situ?" "Tunggu kamu masuk, baru aku pergi." "Mas," tegur gadis cantik kepada kekasihnya yang masih menunggunya di depan kafe. "Iya, Sayang. Mau ambil cuti hari ini?" tanyanya dengan binar bahagia. "Cepat berangkat! Kamu bilang ada ujian hari ini. Katanya mau jadi arsitek terkenal tapi males pergi ke kampus," ejeknya membuat lelaki berparas tampan itu memberenggut. "Aku masih kangen sama kamu," rengeknya seperti biasa. Gadis itu mendesah pelan, harus bersikap ekstra sabar bila menghadapi lelaki di hadapannya ini. "Mas Bima, nanti kita bertemu lagi. Jadi sekarang! Ke kampus dulu karena aku harus bekerja." Bima terpaksa menurut meski rasanya sangat enggan berjauhan dengan sang kekasih. "Oke aku pergi, tapi nanti pulangnya tungguin aku, oke." Gadis berambut panjang itu tersenyum lebar dan menganggukkan kepalanya bersemangat. Hari-hari keduanya sebagai sepasang kekasih bisa
Baca selengkapnya
Part 25 - Kapal yang Hampir Karam
  "Maaf, mas. Aku benar-benar minta maaf sama kamu, aku salah dan mungkin, kesalahan ini sulit untuk dimaafkan." "Maafkan aku, Mas Bima." Angga mendesah kasar, masih menerka-nerka nama lelaki yang pernah Amanda sebut dalam mimpi. Bahkan, wanita itu sempat meneteskan air mata dalam keadaan mata terpejam. Lalu kemarin, dia kembali mendengar Amanda menyebutkan nama itu kembali. "Siapa Bima? Kenapa aku merasa kalau dia sangat berarti buat kamu. Apa mungkin, dia seseorang yang pernah ada di hidup kamu. Kenapa juga kamu nggak pernah cerita apa pun soal nama itu, Yang." Angga bermonolog, perasaannya kembali dilanda bimbang memikirkan sikap Amanda yang sedikit berubah. Angga juga ingat benar, setelah hari di mana Amanda bermimpi waktu itu. Panggilannya berubah, dari yang hanya memanggil nama kini tidak lagi. Namun, Angga mencoba menepis perasaan itu. Amanda mencintainya dan dia yakin akan hal itu. Soal Bima, bisa ditanyakan nanti dan berharap san
Baca selengkapnya
Part 27 - Bukan Hanya Sekadar Satu Malam
  "Ra," panggil Yuda kepada perempuan yang sedang sibuk dengan gawai di sampingnya.  "Kenapa?" "Fara," panggil Yuda lagi saat dia melirik dan Fara masih saja sibuk dengan benda pipih di tangannya. "Apa sih, Yud. Udah fokus nyetir aja jangan mulai iseng lagi." Fara mendumel dan masih saja sibuk dengan gawai. Yuda mendesah pelan. Menghentikan laju mobilnya, lalu memutar tubuhnya supaya bisa melihat Fara dengan jelas. Kemudian merebut dengan paksa gawai perempuan itu membuat si empunya merasa sangat kesal. "Apa sih, Yud. Balikin ponselku!" gertak Fara sambil mencoba merebut kembali gawainya di tangan Yuda. "Balikin, Yuda. Mau ngomong apa sih. Ngomong aja tapi jangan usil." "Makanya dengerin. Aku tuh nggak suka kalau kamu cuekin, Ra," protes Yuda sambil mengembalikan gawai milik tunangannya. "Oke, mau ngomong apa? Cepetan, aku udah laper ini." Fara menyimpan gawainya ke dalam tas dan kini menghadap ke Yuda dan ber
Baca selengkapnya
Part 26 - Alasan Hubungan Berakhir
"Kamu yakin sama keputusan itu? Coba pikirkan lagi, jangan gegabah mengambil keputusan."Perempuan cantik yang sedari tadi menunduk itu kini mendongak, lalu menatap lelaki tampan yang sejak menit lalu sudah duduk di sampingnya. Ia menghela napas dengan berat dan tak berniat menjawab pertanyaan lelaki yang berstatus sebagai sahabatnya tersebut."Kamu belum berusaha jadi ....""Aku bukan Amanda, yang masih saja bertahan dengan lelaki yang belum berdamai dengan masa lalu. Aku nggak akan bisa bersikap setegar itu. Aku orang yang berbeda, Angga." Seffina menatap Angga dengan tajam membuat lelaki itu langsung bungkam, karena teringat akan kesalahannya yang lalu kepada sang istri.Seffina hanya diam, lalu meraih benda pipih di hadapannya dan memandang foto di layar gawai dengan perasaan tak percaya. Bayangan kebahagiaan yang pernah dibayangkan seolah menghilang begitu saja, dia benar-benar tak percaya bahwa kisah cintanya harus bernasib seperti ini.Angga menghela napas
Baca selengkapnya
Part 28 - Rencana-rencana Abimanyu
Setelah merasa cukup puas berbincang dengan Fara, Amanda berpamitan untuk pulang. Fara menawarkan diri untuk mengantar wanita itu, tetapi ditolak dengan alasan Angga yang akan menjemputnya."Ingat sama kata-kataku ya, Nda. Cukup jaga jarak aja, kalau dia hubungi kamu jangan pernah direspons. Kalau perlu blokir aja nomornya atau kamu ganti nomor yang baru."Amanda hanya mengangguk, tetapi dalam diamnya dia memikirkan banyak hal. Setelah Angga datang Amanda langsung berpamitan kepada Fara dan segera pergi dari area rumah perempuan itu. Sepanjang perjalanan Amanda masih saja diam. Dia bukannya memikirkan soal Abimanyu melainkan memikirkan sesuatu yang sudah dia temukan tadi di tempat Fara."Kenapa, Yang. Kok dari tadi diem terus. Biasanya kalau habis ketemu sama Fara pasti bakalan hepi tapi ini kok malah kebalikannya." Angga menoleh sebentar untuk melihat sang istri yang hanya diam saja sejak tadi."Aku curiga, Mas.""Curiga sama siapa?" tanya Angga tanpa menoleh, la
Baca selengkapnya
Part 29 - Hati yang Mulai Goyah
    "Yang," panggil Angga, lalu mendongak dan menatap wajah Amanda di atasnya sambil tersenyum manja. "Kenapa?" tanya Amanda membalas senyuman Angga. Angga tetap tersenyum tanpa menjawab pertanyaan wanita itu, lalu menjulurkan satu tangan dan mengusap pelan pipi lembut Amanda. Mengucapkan kata maaf karena sering membuat wanita itu terluka dengan segala sikap dan ucapannya. Rupanya rasa bersalah itu masih cukup besar sehingga rasa penyesalan masih dirasakan oleh Angga. Amanda tersenyum lebar dan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Angga, mengatakan bila dia sudah memaafkan semua kesalahan lelaki itu dan menganggapnya sebagai angin lalu. "Aku cinta sama kamu. Jadi kumohon! Jangan pernah pergi," tutur Angga sungguh-sungguh membuat Amanda merasa terharu. Angga mengangkat kepalanya dari atas pangkuan Amanda, memutar tubuh supaya berhadapan dengan wanita itu. Menatap wajah sang istri cukup lama dan akhirnya mendekapn
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status