All Chapters of ARTI SEBUAH PERBEDAAN : Chapter 61 - Chapter 70
105 Chapters
BAB 61
“Ketua, silahkan jalan dan sampai bertemu lagi di perkumpulan 2 bulan dari sekarang.” Kata salah satu dari mereka.“Jangan panggil ketua, saya belum jadi ketua, belum pantas menyandang panggilan itu, nanti saja ya, setelah resmi jadi ketua, kamu boleh memanggil saya seperti itu, nanti dimarahi bibi Midori lho.” kata saya sambil tersenyum.Kedua pemuda itu hanya mengangguk dan membalikkan badan masuk ke dalam sedangkan kami berjalan santai ke mobil tanpa menghiraukan keadaan sekitar kami dan inilah bahayanya .Ternyata kedua pemuda pemudi itu adalah pasangan tunangan dan di luar perkumpulan hitam bawah tanah itu telah menjadi ketua geng perkumpulan pemuda yang baru terbentuk.Jadi melihat kami keluar dan berjalan ke tempat parkir, disaat kami sampai di tempat yang sepi dan terpencil dan tanpa pantauan CCTV, mereka para pemuda dan pemudi sekitar 10 orang menghampiri kami dan terjadilah pengeroyokan.Kami bertiga terkurung di dalam lingkaran kesepuluh pemuda pemudi ini dan bibi hanya ter
Read more
BAB 62
Keesokan harinya, Robert Zhang memasuki kamar rahasia setelah di sarapan dulu di ruang makan keluarga Zhang tanpa kehadiran kakek yang sudah almarhum dan nenek yang sibuk membuat perhiasannya. Setelah selesai makan, Robert berpesan kepada kepala pelayan:” jika perlu apapun dan ada sesuatu yang ada hubungan dengan nenek, hubungi paman Hendrik atau bibi Midori, jangan mencari saya selama sebulan atau lebih.” “Ya, tuan muda.” kata kepala pelayan. Robert memasuki kamar kerjanya dan Robert langsung menekan tombol rahasia yang ada di rak buku dan pintu terbuka dengan lebarnya lalu Robert berjalan melalui pintu dan pintu tertutup sendiri Setelah masuk Robert membiasakan dirinya dengan lampu yang redup dari kamar rahasia ini. “Tuan muda kamu sudah siap memulai pelajaran yang agak susah ini.” Tanya V “Ya, mari kita mulai.” kata Robert sambil menuju ranjangnya dan membaringkan tubuhnya agar tubuhnya menjadi santai sehingga bisa menerima semua tantangan yang akan dia hadapi. Robert memula
Read more
BAB 63
Dengan santai Robert membaringkan tubuhnya di ranjang dan dia memasuki meditasi tingkat tinggi untuk istirahat. Seperti sehari sebelumnya Robert tanpa bangun dari tidurnya, dia langsung…. ****** Kembali saya terbangun di alam dunia ayah saya dan mendapati ayah sedang meperhatikan danau yang sangat luas berwarna biru kemerahan di depannya. “Ayah sedang melihat apa?” tanya saya dengan kebingungan. “Coba kamu lihat kesini dan hayati ada apa dengan danau ini dan di tengahnya terjadi apa?” kata ayah datar. Saya menuruti keinginan ayah dan mencoba fokus untuk melihat di tengah danau yang luas itu ada apa, danau ini membuat saya sangat bingung. Tanpa saya sadari ayah memukul pundak saya dan berkata… “Coba kamu datangi danau itu dan lihat sendiri ada apa di tengah danau itu.” Karena pukulan ayah itu saya terpental di udara dan tepat di tengah danau saya terjatuh yang membuat saya terbenam ke dalam danau itu. Danau ini tidak terhingga dalamnya dan saya makin terbawa arus danau ini memb
Read more
BAB 64
Setelah selesai makan saya bermaksud ke ruangan yang dapat membuat saya melihat kantor perkumpulan hitam bawah tanah tetapi kembali V mengganggu saya dan dia ingin saya memberikan dia waktu untuknya. Jadi untuk menyenangkan V saya mengikuti keinginan V dan kami bersama sama melakukan kegiatan bersama di dalam ruangan ini. V mengajak saya ke ruangan yang belum saya pernah datangi. Ruangan tertutup dari luar dan hanya V yang dapat membuka ruangan itu. Kami berdiam diri di depan sebuah dinding yang berwarna lain dari pada yang lain. Warna dinding di kamar ini berwarna putih tapi dinding di depan saya ini berwarna ungu. Tiba tiba V menggerakkan badannya dan dari dahinya terpancarlah sinar kuning yang sangat bersinar menerangi dinding itu dan kemudian terbentuklah sebuah pintu. V menghampiri pintu itu dan dia menyentuh area tengah dari pintu itu dan pintu itu dengan perlahan menghilang dan terbentuklah pintu untuk masuk ke dalam dan V berjalan melewati pintu itu drngan sambil menyala
Read more
BAB 65
Setelah keluar dari kamar rahasia saya menuju kamar tidur saya untuk istirahat sebagai manusia biasa. Dan saya meninggalkan kebiasaan saya selama ini sebelum tidur membaca mantra yang menenangkan tapi saya tetap mengatur pernafasan saya agar dapat beristirahat dengan baik. Jika masuk ke kamar rahasia lah saya akan menjadi manusia hebat yang serba bisa menurut perhitungan ayah, tapi setelah keluar dari kamar rahasia saya harus membiasakan diri sebagai manusia yang tidak dapat berbuat apapun, apalagi setelah saya memakai topeng penyamaran. Saya duduk di ranjang dan merencanakan apa yang akan saya perbuat, saya tidak tahu sudah berapa lama saya di kamar rahasia dan saya juga belum ingin mencari tahu , saat ini saya mau istirahat total. Jadi saya membaringkan tubuh saya dan saya tertidur dengan pulas tanpa mimpi dan mengunjungi alam dimana ada ayah, saya membiasakan diri saya tetap siaga biarpun dalam keadaan tidur pulas. Keesokan harinya saya terbangun dengan badan yang segar dan saya
Read more
BAB 66
Malam harinya saya membereskan pakaian yang akan saya bawa, saya memilih pakaian sederhana yang dulu saya pernah iseng membelinya di avent obral baju murah yang masih layak pakai. Beberapa kaos hitam , celana panjang kumuh berwarna abu abu , celana pendek hitam yang ujung ujungnya terlihat benangnya. Saya sengaja memilih warna gelap agar kotor tidak terlihat. Saya membawa 3 stel, untuk ganti dan juga saya usahakan mencuci di perkumpulan itu, saya akan menempatkan diri saya di tempat yang bersahaja, dan tidak menonjol. Untuk membuat misi saya berhasil, untuk memata matai mereka yang sombong dan yang menyalahi kekuasaan yang mereka miliki. Apakah menurut mereka menjadi anggota perkumpulan hitam bawah tanah itu adalah suatu kebanggaan? Sungguh tidak masuk akal. Bukankah ini semua mengandalkan kekerasan dan menindas mereka yang lemah atau bukan itu tujuan perkumpulan ini, itulah yang akan saya selidiki. Setelah selesai saya memasukkan pakaian saya di tas kumuh, saya menuju ranjang un
Read more
BAB 67
“Hahaha, hebat belum belajar ilmu dari ayahmu saja, kamu sudah licin, bisa mengelabui kami para tertua.” kata paman Lao. ‘Memang pantas jadi penerus ayahmu dan menjadi ketua kami.” Kata paman Lao lagi. Saya hanya terdiam dan memperhatikan bangunan di depan kami, yang samar samar seperti bangunan yang kemarin, bagaimana ceritanya? Bangunan ini sama dengan bangunan yang dulu saya datangi. “Apakah bangunan ini sama dengan bangunan yang saya datang waktu itu dengan bangunan ini?” Tanya saya penuh dengan kebingungan. Bagaimana ceritanya bangunan yang di kota sama dengan bangunan yang di bangun di bawah gunung buatan? “Ya, bangunan ini sama, buangunan di kota khusus menerima anggota baru, jika anggota itu sudah sesuai dengan kriteria perkumpulan, mereka diajak kemari untuk dididik lebih lagi.” kata tertua lao. “Oh, jadi saya disini ingin dididik ya.” kata saya sambil tersenyum iseng. “Tentu saja, kamu sedang menyamar sekarang sebagai Robert si buruk rupa, bukan sebagai Tuan Muda pener
Read more
BAB 68
Sungguh sangat disayangkan sebelum perkataan tertua Lao habis diucapkan tertua Wang telah membuat ulah. Dengan diam diam dan penuh kelicikan dia menyerang Robert dengan kekuatan penuh yang dikuasainya, ternyata dia menguasai ilmu berunsur air dan es. Dengan keyakinan penuh, tertua Wang sangat yakin bisa menjatuhkan si buruk rupa dengan sekali serangan dan akan dijatuhkan di depan tertua Lao dan juga akan dibully mereka semua (tertua Lao, si buruk rupa dan ketiga anaknya yang telah diangkat menjadi pengawal tertua Lao secara sah menurut peraturan di perkumpulan hitam bawah tanah ini ) oleh tertua Wang. Melihat dan merasakan kekurang ajaran tertua Wang terhadapnya, sudah tidak ada toleransi lagi. Robert akhirnya mengambil tindakan juga. Dengan sekali tarikan nafas, Robert membuat ruangan ini terhenti waktunya, hanya mereka bertiga yang bergerak. Dan.... Serangan dingin dari tertua Wang dibekukan di depan mata tertua Wang dan dengan sekali gerakan Robert berdiri di depan tertua Wang.
Read more
BAB 69
Tertua Lao membawa Robert ke kantor ketua untuk mengobati lukanya, mereka berjalan menyusuri lorong yang kiri kanannya terdapat bermacam macam senjata dan dengan cahaya yang redup . Berjalan selama beberapa menit tibalah mereka diujung lorong, Di depan mereka terlihat tembok yang kokoh dan dengan perlahan tapi pasti tertua Lao mengangkat tangan dan terlihatlah sebuah cahaya kemerahan terpancar dari telapak tangan kanan tertua Lao dan perlahan tembok itu menjadi transparan dan terbentuklah pintu yang pinggirnya memancar cahaya kemerahan dan Tertua Lao mengajak Robert masuk. “Robert, mari kita masuk ke dalam dan kalian bertiga tunggu disini sampai saya kembali.” kata Tertua Lao. “Mari.” jawab Robert dengan hormat. Ya, selama memakai topeng ini, Robert harus rendah hati dan menghormati para tertua agar penyamarannya tidak diketahui oleh siapapun. “Baik, tertua Lao, kami akan menunggu disini.” jawab salah satu dari ketiga pemuda itu. Tertua Lao berjalan di depan diikuti oleh Robert
Read more
BAB 70
“Siapa yang membuat kamu keluar dari ruangan itu?” tanya tertua yang memakai pakaian coklat kemerahan itu. Sambil berjalan menghampiri Robert. “Apakah untuk keluar dari ruangan itu, saya perlu dibantu?” tanya Robert dengan lugu. Dan berusaha menjauh dari tertua itu. Mendengar pertanyaan Robert yang lugu itu, ketiga tertua itu saling berpandangan dan ingin menanyai sesuatu ke Robert, tapi dicegah oleh tertua Tji dengan berkata:” Robert, mari ikut saya ke kamar kerja saya.” Sambil mencoba mendekati Robert dan berusaha menjauhkan Robert dari ketiga tertua itu. “Baik.’ kata Robert dengan sigapnya dan menoleh melihat kedelapan pemuda yang mewakili dia bekerja. “Kalian delapan orang selesaikan tugas yang tadi dilakukan oleh Robert, setelah makan siang kumpulkan para calon ketua di lapangan, saya mau bicara dengan mereka.” Kata Tertua Tji pada delapan pemuda yang sedang mengangkat air. “Baik, tertua, kami akan melakukan perintah anda.” kata salah satu dari delapan pemuda itu sambil memb
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status