Semua Bab Wanita Yang Dicintai Suamiku: Bab 11 - Bab 20
169 Bab
Bab 11
"Alina, jangan menguji kesabaranku!" Bentaknya."Mengapa? kau tak bisa, Kania? Tentu saja kau tak mampu melakukannya, jika kau bisa membujuknya menceraikanku, kau takkan menemuiku dan menawarkan hartamu padaku.""Aku tak akan menawarkan kesempatan ini dua kali padamu, Alina!" Tegasnya."Baik, katakan apalagi yang bisa kau tawarkan padaku?" Pancingku lagi."Apapun yang kau inginkan, Alina. Uang, perhiasan, tanah, liburan ke luar negeri,  katakan saja padaku, tapi setelah itu, kuminta kau pergi sejauh mungkin dari kehidupan Mas Bayu," sinisnya.Aku benar benar tertawa mendengarnya. Kulipat kedua tangan didada sambil menghela nafas panjang. "Setakut itukah kau padaku, Kania? Hingga kau merelakan hartamu untukku demi bisa membuatku pergi menjauh dari sisi Mas Bayu," sindirku."Kau wanita terhormat, cantik, dan berpendidikan. Kau juga kaya, bisnis keluargamu juga berkembang dengan
Baca selengkapnya
Bab 12
Hari ini Mas Bayu izin kerja, hingga dua hari kedepan, ia terpaksa meminta libur, karena ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikannya hari ini, terkait acara lamaran dirumah Kania, besok.Ting ... tong!Terdengar suara bel rumah berbunyi, ketika baru saja hendak menghempaskan bobot tubuhku di kursi.Kulirik sekilas jam yang menempel di dinding ruang tamu, sudah pukul sembilan pagi. Tak lama akupun membuka pintunya."Mas Adi!"Sapaku saat kulihat kakak iparku itu sudah berdiri di teras rumah ketika pintu ini terbuka, ia tak datang sendiri, melainkan bersama, Lisa, istrinya dan anak perempuan semata wayang mereka, Caca, yang berusia lima tahun.Aku mempersilahkan mereka masuk dan duduk, entah mengapa, untuk sesaat aku merasa jika tatapan mata mereka seolah memandangku penuh iba. "Aku buatkan minum sebentar ya, sekalian panggil Mas Bayu. Tadi sih ia sedang mandi, kurasa mungkin sudah selesai," pamitku pada mereka."Alina!" Panggil Mbak Lisa,
Baca selengkapnya
Bab 13
Aku terbangun ketika mendengar suara mobil Mas Bayu. Aku duduk, bangkit dari tidurku, melirik sekilas jam weker di atas nakas yang sudah menunjukkan angka sembilan malam, dan bergegas keluar kamar, membukakan pintu untuknya.Raut wajah lelah Mas Bayu langsung terlihat begitu pintu ini terbuka. Setelah mengucap salam, ia langsung menuju kekamar. Membuatku segan untuk bertanya sesuatu.Begitu tiba dikamar, ia langsung beringsut ke kamar mandi. Rasa lelah mungkin membuatnya ingin segera mengguyur tubuhnya dengan air. Aku membuka lemari menyiapkan pakaian ganti untuknya.Besok sore acara lamaran itu akan dilaksanakan, kulirik sebuah paper bag milik sebuah desainer terkenal, aku yakin isinya adalah pakaian yang akan dipakai Mas Bayu di acara lamarannya esok.Aku memejamkan mata sejenak. Entah mengapa rasanya ingin menyentuh paper bag ini, niatku hanyalah ingin memindahkan isinya ke dalam lemari. Namun, akhirnya kuurungkan niatan itu karena tanganku tiba tiba berubah
Baca selengkapnya
Bab 14
"Kau yakin akan melakukan hal ini, Bayu? Aku bertanya untuk terakhir kalinya padamu," ucap Mas Adi menatap tajam pada Mas Bayu."Iya mas, maaf jika keputusanku mengecewakanmu," Jawab Mas Bayu mantap."Baiklah, jika kau sudah mantap dengan keputusanmu, aku hanya bisa mengingatkan saja. Ingatlah Bayu, berpoligami itu tidak mudah, jika sampai kau tidak berlaku adil pada salah satu istrimu, maka akan menjadi dosa untukmu, bahkan Rasulullah sendiri melarang pria untuk berpoligami jika khawatir tidak mampu berlaku adil pada istri istrinya, karena perbuatan zhalim kepada wanita adalah dosa yang amat berat disisi syari’at."Aku mengerti, mas. Terima kasih karena telah mengingatkanku.""Ya sudah, sebaiknya kita berangkat, tak enak jika membuat keluarga Kania menunggu," ajak Mas Adi, lalu memandang kearah kami.Mas Adi berjalan bersisian dengan Mas Bayu, sementara aku dan Mbak Lisa, mengikuti mereka dari belakang, tentu saja sambil menggandeng Caca, keponakanku, menuj
Baca selengkapnya
Bab 15
PoV. Bayu.Acara tukar cincin ini baru saja selesai, diiringi tepuk tangan para tamu yang hadir. Meskipun acara ini hanya mengundang kalangan terbatas, Namun, tak mengurangi kemeriahannya.Sejak diawal acara aku tak melihat Alina, beberapa kali mataku menyapu ruangan ini mencari keberadaannya, namun, tak kutemukan sosoknya ada diruangan ini.Dimana Alina?Entah kenapa tiba-tiba ada rasa khawatir menyeruak di dada. Kucoba meyakinkan diri jika Alina ada di ruangan ini, sempat terpikir mungkin Alina sedang berada dikamar kecil."Selamat ya, sayang."Ibu Delia, calon mertua ku, memeluk putrinya Kania, sesaat acara tukar cincin ini selesai. Aku membalas ucapannya dengan mengulas senyum ketika tangan itu mengulur memberi selamat untukku.Aku masih mengedarkan pandanganku, mencari Alina di setiap sudut ruangan ini, tapi, sosoknya tetap tak terlihat olehku."Mas, kau tak apa apa?" Suara Kania mengejutkanku, membuatku refleks menoleh padanya. "Tak ad
Baca selengkapnya
Bab 16
PoV. Bayu."Apakah selama ini aku telah berlaku zholim pada Alina?"Perasaan kini bercampur aduk. Ku rogoh ponsel disaku celana, mencoba menelpon Alina."Apa yang sekarang ingin kau lakukan, Bayu? Kau ingin menelepon Alina? Cih, Tak perlu, ponsel Alina sudah tak aktif lagi. Lagipula, untuk apa kau ingin mencarinya? Kau hanya akan menambah beban deritanya saja," Sinis Mbak Lisa padaku.Mas Adi tak banyak bicara, seolah apa yang ingin ia katakan sudah diwakili oleh istrinya. Untuk sesaat, aku menyadari jika Mas Adi sangat kecewa padaku.Aku menggeleng pelan, ada rasa kesal, dan amarah bercampur aduk dihatiku saat ini. Hari lamaran yang seharusnya membahagiakanku, tiba tiba berubah kelam.Alina, mengapa kau merahasiakan kehamilanmu padaku? Sejahat itu kah perlakuanku padamu, hingga membuatmu sampai kau tak ingin memberi tahu perihal kehamilanmu ini padaku?Surat dari Alina masih kugengam erat. Kini hanyalah keheningan yang menyapa kami, Raut wajah kecew
Baca selengkapnya
Bab 17
PoV. BayuApakah ini yang dinamakan cinta? Entahlah, yang kutahu bahwa aku tak ingin kehilangan Kania.Penjelasan Arif tak menggoyahkan hubungan kami, saat kutanyakan kebenaran berita itu pada Kania. Ia pun jujur jika semua yang dikatakan Arif adalah benar. Kania mampu meyakinkanku jika hal yang terjadi pada hubungannya dengan Arif tak akan pernah terjadi dalam hubungan kami. Aku memilih mempercayainya, dan hubungan kami berlanjut hingga akhirnya berbilang tahun.Memasuki tahun ketiga hubunganku dengan Kania, aku mengutarakan keinginanku untuk meminangnya, Alhamdulillah semua anggota keluarga ku mendukung. Sayang, rencana hanyalah tinggal rencana, karena tiba tiba aku mendapat mutasi kerja, pindah kekantor cabang yang baru diresmikan, di Surabaya.Kepindahanku ke Surabaya membuat rencana untuk melamar Kania sementara kutunda dulu, namun, hal itu tak menjadi masalah atau membuat jarak dalam hubungan kami, entah angin apa yang datang, setahun setelah kepindahanku tiba
Baca selengkapnya
Bab 18
PoV. Bayu.Aku terdiam cukup lama setelah membaca surat ini, rasa sesak tiba tiba hadir menyeruak didada. Sedalam inikah rasa kecewa yang dirasakan Alina padaku, hingga membuatnya memilih pergi meninggalkanku?Tuhan, kumohon ampuni kesalahanku.Kuremas rambutku kasar, entah kemana aku mencari Alina? Ia tak mungkin kembali ke rumah peninggalan orang tuanya, karena rumah itu saat ini masih disewakan, lagipula, Alina tak akan berbuat sebodoh itu. Pergi ketempat yang mudah dijangkau olehku.Alina tak begitu memiliki banyak kerabat. Ibunya seorang anak tunggal, sedang ayahnya hanya punya satu orang adik perempuan yang kini menetap di Palembang. Mungkinkah Alina pergi kesana?Drrtttt .... Ditengah kalutnya pikiranku saat ini, ponselku kembali berdering, dengan memutar bola mata malas, aku melirik kearah ponselku, tertera nama Kania disana.Begitu panggilan ini tersambung, nada suara Kania yang kesal langsung terdengar ditelingaku.[Mas, aku sudah ber
Baca selengkapnya
Bab 19
"Siapa?" Teriakku dari dalam."Alina ini aku, bisakah kau buka pintunya sebentar?" Terdengar suara seseorang menyahut dari luar, membuat tubuhku seketika dingin. Mungkinkah ada yang mengetahui keberadaanku disini?****Aku masih terpaku, mencoba mengingat suara itu, namun, hal itu tak membuahkan hasil karena pikiranku sedang kalut.Tok ... tok!Kembali terdengar pintu itu diketuk, daripada terus-menerus berpikir, kuberanikan diri melangkah menuju pintu. Sosok seorang wanita berseragam hotel ini berdiri tepat di hadapanku, aku nyaris terpekik saat kulihat ia kembali menyebut namaku."Alina, matamu seperti melihat hantu saja.""Kau nyaris membuatku mati berdiri, Nisa. Astaghfirullah, aku lupa jika kau bekerja di hotel ini," ucapku sambil menepuk kepala."Dasar!"Tanpa dipersilahkan masuk, gadis berusia 26 tahun ini langsung melangkah mantap menuju ranjang, dan merebahkan diri di sana."Ah, nyamannya." Gumamnya terdengar olehku."Ak
Baca selengkapnya
Bab 20
"Ini kontrakan yang kuceritakan padamu, Alina, dan Itu rumah Bu Maryam, pemilik kontrakan ini," tunjuk Nisa pada bangunan rumah yang berjejer dan saling berhadapan ini padaku dan sebuah rumah bertingkat dua yang kira kira berjarak empat rumah dari kontrakan ini."Kalau gak salah yang paling ujung arah timur itu yang kosong," sambungnya."Rumahnya kelihatannya bersih, aku suka," Jawabku."Syukurlah jika kau suka. Alina. Kurasa lebih baik kita kerumah Bu Maryam saja. Biar kau bisa melihat bagian dalamnya." Ajak Nisa."Baiklah."Kami berdua berjalan menuju rumah bertingkat dua bergaya mediterania klasik ini, yang berjarak sekitar enam puluh meter dari tempat asal kami berdiri tadi.Sebuah pagar setinggi tiga meter seolah menyambut kedatangan kami, pagar besi berwarna hitam ini sangat kontras sekali dengan warna cat rumah yang nyaris berwarna putih.Satpam penjaga rumahnya, menyambut ramah kedatangan kami, Mendengar niat kedatangan kami, iapun mempersila
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status