"Wah …." Yan menahan kalimatnya dengan mulut membulat. Dia membuat petugas itu pasrah sepenuhnya. Terdengar helaan napas panjang serta raut wajah ditekuk. Sesaat sang petugas baru melepaskan beberapa kancing baju seragamnya, namun Yan menahannya seraya tersenyum manis. Senyum yang belum pernah dilihat siapapun."Saya kurang 0,9 persen. Itu artinya kamu harus berterimakasih pada saya, 'kan? Ah, tolong jangan—" Mendengarnya membuat petugas tersenyum lebar. Dia langsung tahu apa yang Yan inginkan."Iya, baiklah. Terimakasih banyak, Tuan! Sungguh—" Baru saja dia ingin lebih berantusias menerima kebaikan langka dari Yan yang terkenal kekejamannya. Namun lelaki itu sudah bertingkah normal lagi."Cepatlah! Waktuku untuk kabur tak banyak!" desak Yan mengeluarkan aura kegelapannya sebagai basic memperkuat sosoknya yang tak kenal ampun.Petugas itu mengangguk, dan segera memberikan hukuman favorit Yan. Menyabetnya, menyisakan luka merah di punggung lelaki i
Read more