All Chapters of After Akad: Chapter 21 - Chapter 30
83 Chapters
MALAM API UNGGUN (1)
Malam ini adalah malam terakhir mereka di tempat camping. Itu artinya malam ini adalah malam yang paling di tunggu tunggu oleh semua siwa siswi yang mengikuti camping. Acara malam ini adalah api unggun dan nyanyi nyanyi bersama.Anaya sudah berada di lapangan sejak tadi sedangkan Gempa, dia masih sibuk dengan ke enam sahabatnya."Nay, nanti mau nampilin apa?" Tanya Dito pada Anaya."Emm enggak deh, lagian gue sama temen temen juga belum latihan apa apa," Jawab Anaya. Dia memang tidak begitu suka tampil di depan orang banyak apalagi untuk joged atau bernyanyi.Dito hanya mengangguk anggukan kepalanya mengerti. "Nanti kalo temen lo ada yang mau tampil, bilang kak Cici aja,".Ucap Dito."Oke,". Jawab Anaya singkat."Anaya." Teriak seseorang dari arah belakang. Dan sudah bisa Anaya pastikan bahwa itu adalah Gempa. Suaminya.Anaya menoleh pada sumber suara. "Apa?" Jawabnya. Gempa tidak menjawab, dia langsung menarik tangan Anaya menuju tendanya."Woy g
Read more
MALAM API UNGGUN (2)
"Hhmmtttt,". Berontak Anaya saat pasokan udaranya mulai habis. Dia terus memukul mukul dada bidang Gempa agar dia melepaskan ciumannya.Karena melihat Anaya yang sudah mulai kehabisan nafas Gempa pun melepaskan ciumannya.HuuuhhhhHuuuuhhhhHuuuuhhhhhAnaya masih mengatur nafasnya yang hampir habis akibat ulah suaminya itu. Gempa mengelap bibir Anaya yang basah dengan jempolnya. "Manis,". Ucap Gempa tersenyum manis kearah Anaya."Lo hampir bunuh gue, Gempa." Kesal Anaya yang hampir saja dia merenggut nyawanya akibat berciuman dengan Gempa."Kan nanti gue kasih nafas buatan,". Jawab Gempa santai.Anaya memutar bola matanya malas. "Keluar yuuu, gue mau liat anak anak tampil,". Ajak Anaya yang sudah mulai bosan berada di dalam tenda. Apalagi hanya berdua bersama suami mesumnya ini."Mau lagi,". Rengek Gempa seperti anak kecil.Anaya mengerutkan keningnya tak mengerti dengan apa yang Gempa ucapkan. "Mau apa?" Tanya Anaya."Mau ini,". Gemp
Read more
MENAGIH JANJI (1)
Anaya dan Gempa tiba di Apartemen mereka sekitar pukul sembilan lebih tiga puluh lima menit dan sekarang sudah pukul delapan lebih dua puluh satu malam."Nay,". Panggil Gempa yang sedang asik merebahkan tubuhnya di atas sofa."Hmmm,". Jawab Anaya singkat. Dia masih fokus dengan ponsel di tangannya."ANAYA KLARADISTA!" Teriak Gempa sangat melengking."Apasih,". Kesal Anaya karena suara Gempa sangat sangat menganggu indra pendengarannya."Sini dulu,". Ucapnya pada Anaya yang sedang asik bermain ponsel di dalam kamar."Sini aja, gue males,". Jawab Anaya singkat."Ihhh... Bentar aja sini,". Teriak Gempa lagi.Dengan berat hati Anaya pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ruang tv dengan langkah malasnya."Apa?" Tanya Anaya yang langsung duduk di pinggiran sofa.Gempa langsung beranjak dari tidurnya dan beralih menghadap Anaya. "Lo lupa?" Tanya balik Gempa.Anaya mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan apa yang Gempa ucapkan baru
Read more
MENAGIH JANJI (2)
Baru saja Gempa ingin menyentuh dada Anaya, tapi bel apartemen nya lebih dulu berbunyi.Ting tongTing tong"Anjing!" Umpat Gempa kesal sendiri.CupAnaya mengecup kening Gempa sekilas untuk meredakan sedikit kekesalan suami bayinya itu. "Bentar yaa,". Ucap Anaya lembut.Anaya beranjak untuk membuka pintu. "Loh bunda, ayo masuk,". Ucap Anaya terkejut karena yang datang itu adalah mertuanya."Gempa mana, Nay?" Tanya Santi."Ada kok, bentar yaa Anaya panggil dulu,". Jawabnya lalu berjalan ke kamar untuk memberitahu Gempa bahwa yang datang itu adalah bundanya."Udah?" Tanya Gempa masih dengan wajah kesalnya.Anaya berjalan menghampiri Gempa yang masih berbaring di atas tempat tidur. "Diluar ada bunda,". Ucap Anaya."Ihhh... Ngapain sih bunda malem malem kesini. Ganggu orang mau nenen aja." Gerutu Gempa sangat kesal.Anaya terkekeh melihat tingkah childish suaminya ini. "Sini peluk dulu, nanti temuin bunda yaa," Anaya langsung memeluk
Read more
BACK TO SCHOOL (1)
Hari ini semua siswa siswi kelas dua belas SMA Mandala kembali bersekolah seperti biasanya. Sekitar pukul enam lebih lima belas menit Anaya dan Gempa sudah berangkat ke sekolah. Dan sekarang Anaya sudah bersama dengan keempat sahabatnya."Gue perhatiin body si Kunay jadi mon-tok". Ucap Vanta yang terus memandangi lekuk tubuh Anaya dari atas sampai bawah."Apaan sih, biasa aja juga,". Jawab Anaya santai."Iya juga sih kata si Ventol, tete lo lebih berisi, bibir lo juga jontor, kaya abis cip*kan,". Timpa Mawar dengan tengilnya.Memang yaaa di antara sahabat sahabat Anaya itu cuma Nada yang paling waras dan gak julid."Apaan sih, orang gue biasa aja,". Jawab Anaya mulai kesal dengan pembahasan kali ini."Udah sih, kalaupun Anaya sama Gempa macem macem juga kan mereka udah sah, gak masalah,". Ucap Nada santai."Jujur aja, Nay. Lo sama Gempa udah ngapain aja?" Tanya Andin sangat kepo."Iya Nay, gue juga pengen tau ni
Read more
BACK TO SCHOOL (2)
Gempa dan Anaya sedang berada di perpustakaan. Bukan, Gempa kesana bukan untuk membaca ataupun belajar, melainkan untuk manja manjaan dengan istrinya. Kebetulan yang menjaga perpustakaan adalah adik kelas mereka jadi Gempa tidak susah untuk mengusirnya pergi dari sana."Nanay,". Panggil Gempa."Apa?" Jawab Anaya singkat. Dia masih memilih milih buku yang akan dia baca.Gempa memeluk tubuh Anaya dari belakang, "Nanay,". Panggilnya lagi."Apa, baby?" Jawab Anaya sangat lembut. Dia memutar tubuhnya menghadap Gempa.Gempa tersenyum manis menatap wajah Anaya dari dekat. "Cantik,". Pujinya.CupAnaya mengecup sekilas bibir Gempa yang membuat sang mpunya semakin kegirangan di buatnya. "Kok lo jadi agresif gini sih,". Ucap Gempa terkekeh.BlusssPipi Anaya seketika memerah mendengar ucapan Gempa barusan. "Kenapa juga gue cium dia sih,". Gumam Anaya malu sendiri."Gak usah malu,". Ucap Gempa. Tangannya
Read more
HAMPIR SAYA (1)
"Ekhemm,". Dehem seseorang dari belakang. Anaya dan Gempa langsung menoleh pada sumber suara."Mentang mentang udah nikah, bikin anak sembarangan." Ucap Niko dengan tengilnya."Mata ku ternodai mas, aku khotor,". Histeris Amir mendramatiskan diri."Mesum ko di perpus, gak punya duit buat nyewa hotel yaa?." Sindir Jeno."Anjing!" Umpat Gempa yang merasa terpojokan sekaligus terganggu dengan kedatangan keenam sahabat tengilnya ini."Ngapain sih kalian pada kesini? Ganggu aja." Kesal Gempa."Balik anjing. Balik. Semua murid udah pada balik. Lo malah enak cipokan di sini,". Ucap Dimas santai."A-apaan, orang kita cuma pelukan juga, iyakan Gem,". Jawab Anaya gugup sendiri."Lo fikir kita bodoh. Selow aja kalo Nay, gak usah panik gitu,". Ucap Galang terkekeh.Panas. Itulah yang Anaya rasakan sekarang. Malu? Ohh sudah tentu, dia sangat sangat malu sekali dengan keenam sahabat Gempa. Yaa walaupun mereka sudah tau tentang rahasia pernikahannya tapi te
Read more
HAMPIR SAJA (2)
"Mau bobo di kamar sambil nenen,". Rengeknya seperti anak kecil yang meminta susu pada ibunya."Tapi gue lagi mas...""Huaaa..... Mau nenen...." Teriak Gempa histeris."Gempa lo teriak teriak mulu deh." Kesal Anaya. Dia berjalan menuju kamar dengan Gempa di pelukannya."Lepas dulu, gue mau cuci tangan,". Ucap Anaya saat mereka sudah sampai di dalam kamar.Gempa pun melepaskan pelukannya, dan segera merebahkan tubuhnya di atas kasur untuk mencari posisi ternyamannya untuk meminum susu langsung dari sumbernya.Setelah selesai mencuci tangannya, Anaya berjalan kearah Gempa yang sudah merebahkan tubuhnya dengan santai di atas kasur sambil tercengir tanpa dosa ke arah Anaya.Anaya merebahkan tubuhnya menghadap Gempa. "Mpeng aja yaa, kan tadi di sekolah udah,". Ucap Anaya. Bukan apa apa tapi ucapan Mawar tadi pagi terus terngiang ngiang di telinganya."Gak mau,". Jawab Gempa mencebikan bibirnya kesal. Tangannya sudah mengelus sebelah dada Anaya. "Mau i
Read more
HAMPIR SAJA (3)
"Anaya,". Panggil seseorang yang baru saja berhenti tepat di sebelahnya.Anaya memicingkan matanya karena orang itu memakai helm full pace jadi Anaya tidak bisa melihat wajahnya. "Gue Gaga,""Ahhhh Syukurlah, lo emang penyelamat hidup gue Ga, yuu anterin gue ke rumah Andin,". Ucap Anaya tanpa rasa malu sedikitpun."Gue berhenti bukan untuk nganterin lo, gue cuma mau nanya aja kenapa lo sendirian di sini,". Jelas Gaga."Gaga lo tega kalo gue sampe di apa apain sama preman di ujung sana,". Anaya menunjuk gang yang gelap dan sepi di ujung jalan. Disana terdapat empat preman yang mesum dan sadis."Gaga lo tega liat gue di perawanin sama mereka? Bahkan Gempa pun gue belum kasih loh,". Ucapnya mendramatiskan diri."Lo tuh yaa gak bisa banget jaga mulut kalo udah sama gue, ayo naik,". Perintah Gaga sambil terkekeh."Makasih Gaga,". Ucap Anaya sangat girang. Dia pun langsung menaiki motor Gaga dengan hati hati."Nanti j
Read more
HAMPIR SAJA (4)
Anaya dan Nada yang sedang fokus mengisi soal pun terkejut dan langsung menatap Vanta dengan ekspresi yang tidak bisa di artikan."Le-leher lo merah,". Tunjuk Andin pada leher jenjang Anaya.Dengan spontan Anaya langsung menutup lehernya dan mengambil ponsel untuk memastikan jika yang di ucapkan Andin itu benar atau tidak."Ohh shitt!" Umpat Anaya yang melihat dua bercak merah di lehernya."Lo udah main ya, Nay?" Tanya Mawar dengan segala kekepoannya."E-enggak,". Jawab Anaya sebisa mungkin dia bersikap santai agar teman temannya tidak curiga."Udah cepet lanjut, malah ngurusin beginian lagi. Gue udah mau pulang nih,". Kesal Nada.Dengan hati yang tidak karuan, Anaya pun kembali mengerjakan soal soal itu. Sedangkan Andin, Mawar dan Vanta masih setia memperhatikan gerak gerik Anaya yang lumayan mencurigakan.Akhirnya soal soal yang dikerjakan Anaya dan Nada pun selesai juga. Mereka langsung bersiap siap untuk pul
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status