All Chapters of Oh...Jandaku tersayang.: Chapter 11 - Chapter 20
173 Chapters
Aku lebih konyol darimu.
"Mengapa kau lakukan itu?, apa tujuanmu?."Suara Bagas terdengar dalam, serta penuh penekanan.Vanesa terkejut sejenak, namun dengan cepat berusaha menghilangkan perasaan takut yang mulai hadir di hati, dan kembali berkata. "Apa lagi?, aku cemburu melihatmu begitu perhatian kepadanya."Vanesa mengakui itu tanpa menutupi sama sekali."Aku pikir semua akan baik-baik saja, selama kau memberiku sedikit perhatian, tapi Aku ingin lebih, aku menginginkan yang sama seperti dirinya."Mendengar perkataan itu, Bagas melebarkan mata tak percaya, ada kemarahan semakin membesar dalam hatinya.Kemarahan untuk sosok di depannya, dan kemarahan untuk diri sendiri. Ia menyesal telah bermain api dan telah tergoda, untuk datang ke sangkar madu Vanesa."Bukankah di awal kau tidak menyebutkannya, mengapa sekarang jadi seperti ini?." Bagas."Iya..Aku tahu semua memang salahku. Tapi kenyataannya, aku semakin menginginkanmu." Vanesa.Wajah itu berusaha dengan kuat menjadi tetap tenang, sehingga yang tersampaika
Read more
Aku hamil.
"Mari kita akhiri semuanya sampai di sini, aku tak bisa melihatnya menangis lagi." Lanjut Bagas, sembari hendak berdiri dan beranjak pergi dari sana.Semakin lama ia di sana, semakin mungkin untuk lebih membenci wanita itu.Vanesa yang melihat gelagat Bagas, segera meraih tangan itu dan kembali berkata. " Lalu...lalu bagaimana dengan aku?, aku juga bersedih dan menangis, apa itu tidak berarti untukmu?."Tangan Vanesa memegang kuat pergelangan tangan Bagas, ia tak ingin pria itu beranjak pergi."Jangan membuat segalanya semakin sulit, sejak awal semuanya salah, kita berdua yang salah, dan..." Suara Bagas terjeda sejenak, seolah ia tengah membawa beban berat yang sulit ia tanggung."Dia belum memaafkan ku." Tambahnya lirih.Mendengar perkataan tersebut, Vanesa merasa lucu dalam sekejap. Di sini dirinya seperti pengemis memintanya untuk tinggal, sementara Bagas bersikukuh untuk segera pulang, dan mengemis pengampunan dari istrinya.Apakah ia yang seorang Vanesa Prawirya kalah dengan sosok
Read more
Kalian tahu.
*Kembali ke cerita*Di dalam salah satu kamar rawat inap rumah sakit, Angel tergolek lemas di atas ranjang.Matanya yang tampak sayu, seolah enggan menatap apapun yang berada di sekelilingnya, terutama untuk sosok yang kini duduk dengan wajah memancarkan kecemasan untuk dirinya.Bagas sampai disana, setelah pihak rumah sakit atau lebih tepatnya Handoko mengatasnamakan dirinya sebagai pihak rumah sakit, dan memberi kabar tentang hal yang menimpa wanita tersebut.Handoko mendapat nomor Bagas, dari ponsel Angel, yang mensepesialkan kontak miliknya dengan id kontak "Husband" di sana.Namun, keistimewaan nama itu tidak lagi dapat menjamin, kehangatan di antara mereka ke depan.Pasalnya, meski wanita itu telah siuman ia masih bungkam untuk suaminya tersebut."Cekleek." Pintu ruangan di buka dari arah luar.Hanum dan Hartono segera menyeruak masuk, dan mendekat kearah ranjang.Hanum sudah tak tahan dengan air mata yang mulai merembes, terlebih melihat keadaan dan ekspresi sang menantu, yang s
Read more
Awal baru.
"Apa yang kupikirkan Bu?, Apa aku salah, bahwa ibu dan ayah telah mengetahui segalanya?, Apa aku salah bahwa kalian semua berbohong kepadaku?."Angel terisak dengan rasa sakit yang tampak nyata, bahkan kepedihan itu jelas tergambar dari setiap gerak tubuhnya saat ini."Aku selalu percaya kepada kalian. Bahkan setelah mas Bagas mengkhianati pernikahan kami, aku masih berusaha memenuhi kewajiban ku sebagai putri kalian. Ibu aku hancur sekarang, aku tidak bisa lagi seperti ini, aku hancur ibu..."Tangis Angel semakin pecah, selain Bagas kedua sosok disana berusaha untuk menenangkan wanita tersebut.Hingga seorang pria masuk kedalam ruangan itu, dengan seorang wanita yang tadi pagi memeriksanya.Melihat kehadiran Dokter Bagus dan perawat di sana, Bagas tersadar dan mendekat."Dokter tolong, bantu dia..." Ucapnya cepat."Saya mengerti, tolong beri sedikit ruang agar pasien dapat lebih tenang dan beristirahat."Ucap Dokter Bagus, sembari memberikan suntikan untuk Angel......................
Read more
FIKA.
"Tin...tin...tin..."Angel melihat dari kaca spion dengan reflek.Sebuah mobil beewarna hitam, telah menunggu giliran untuk melalui jalur itu. Dengan cepat, ia memarkir mobil pada tempat kosong di depannya, dan secara tak langsung telah memutuskan untuk mensejajarkan mobil antik miliknya, dengan dua jenis mobil lainnya yang sama."Cocok, mungkin lain kali harus lebih cepat. Toh pilihanmu juga tetap sama, berbaris dengan yang sejenis." Sebuah suara sindiran terlontar dari dalam mobil hitam, yang kebetulan juga hendak memarkir benda tersebut.Mendengar hal itu, Angel merasa aneh untuk sosok pria di balik kemudi."Apa salahnya jika kami berkumpul bersama, lagi pula ini juga karena bantuanmu yang kurang sabar." Gerutu Angel, ketika keluar dari dalam mobil.Wanita itu mengatakan semuanya untuk diri sendiri, ia tak berniat untuk membagi perkataan barusan dengan orang lain.Namun yang tidak ia ketahui, bahwa di dalam mobil merah terang yang kebetulan bersebelahan dengan mobil uniknya, seora
Read more
Istimewa.
Setelah dari parkiran, Angel tak lagi menengok handphonenya lagi. Maklum ia masih belum terbiasa dengan lingkungan kerja sekarang, atau memahami cara kerja dan situasi grup baru tersebut.Meski Ia mendengar banyak notifikasi masuk, Angel masih enggan untuk ikut nimbrung di sana.Oleh karenanya, wanita tersebut memutuskan untuk sementara mematikan nada dering benda tersebut, dan fokus dalam urusan yang lebih penting.Hal itu juga dapat menghindari kesan buruk untuk dirinya, sebagai pekerja baru di depan semua relasi kerja, menghela nafas sejenak, memasukkan Handphonenya kedalam tas, serta mengeluarkan sebuah amplop persegi panjang, sebelum berjalan menuju ruang HRD.Namun, karena ia telah di beri tahu bahwa ia harus secara langsung datang ke kantor Presdir, Wanita itu tak membuang waktu lama untuk berada di ruangan tersebut.Ia harus segera datang ke kantor pimpinan saat itu juga, sekaligus menyerahkan surat keterangan dari Dokter rumah sakit.
Read more
Untunglah.
Namun ketika wanita di depannya membuka suara, wajah itu sedikit menunjukan simpati. Sedikit...hanya sedikit, mungkin seukuran ujung kuku."Jadi sudah bisa kita bicara sekarang?" Anggara.Mendengar pertanyaan tersebut, dengan cepat Angel menarik kursi dan mendudukkan tubuhnya dengan nyaman.Dalam barisan perkataan, ungkapan nyaman itu di tujukan untuk tampil setenang mungkin, di depan pria tersebut. Akan tetapi, bergulat penuh gugup serta rasa khawatir dalam hati."Jangan pecat, jangan pecat...jika hari ini aku selamat, mereka akan aku traktir makan sepulang kerja nanti." Ucapnya dalam hati.Ketika wanita itu merapalkan mantra tersebut, dalam kepala kecilnya sosok Rahman dan Wita melayang dengan senyum cerah di wajahnya. Ia merekalah titik figuran Dewa dan Dewi Hokky dadakan, dalam mantra doa yang Angel lantunkan.Meski pikiran Angel tidak sepenuhnya fokus, akan tetapi ketika posisi duduknya telah sempurna, dengan cepat tangannya terulur menyerahkan
Read more
Masih ingin menjadi manusia.
Wajah itu, perkataan, serta penyampaian yang di berikan, tak ubahnya seperti seseorang yang tengah mensyukuri atas kehilangan wanita tersebut.Dengan bahasa dan perkataan lain Anggara menyampaikan, bahwa Angel harus merasa lega dengan kehilangan bayinya. Anggara masih menampilkan wajah datar dan tenang miliknya. Bahkan, ketika manik mata menatap lekat kearah manik mata Angel, itu tetap tak berekspresi apapun.Sekedar melihat saja, dan tak ada apapun selain rasa meremehkan, dingin serta kejam.Sementara sosok Angel masih tampil seperti sebelumnya.Wajah dan mata coklatnya yang jernih masih terlihat lembut. Ia juga tidak menolak kontak manik, dari sang Presdir di depannya.Akan tetapi di bawah sana, tepatnya di balik meja kerja Anggara sisi depan.Jari-jari Angel mengepal kuat, dengan bertumpu di atas paha.Hati wanita tersebut seakan kembali mengucurkan darah, dari luka yang belum sempat ia balut.Dan sepandai-pandainya ia menyembunyikan emosi, namun d
Read more
Berkas.
Sementara itu, sosok Angel yang tampak kuat dan hebat dalam ruangan tadi, dengan cepat melangkahkan kaki menuju suatu tempat, yang telah ia ketahui arahnya.Dan tak membutuhkan waktu lama, langkah itu semakin di percepat ketika sebuah tulisan "Wanita" terpampang elegan di atas pintu, menyambut.Angel membuka pintu, masuk ke dalam salah satu ruangan, menutupnya rapat, dan tidak keluar untuk beberapa saat.........................Setelah hampir satu jam lamanya, Angel akhirnya keluar dari dalam bilik semedinya dengan langkah tegas, mengenakan sweater dan kaca mata dengan lensa ungu gelap.Memasang senyum cantik untuk menyapa, atau sekedar mengangguk membalas sapaan orang lain yang ia temui.Meski ia belum mengenal betul setiap karyawan di kantor tersebut, namun setelah bekerja dua hari di sana. Angel mengetahui, bahwa para pekerja di sana dengan tingkatan jabatan lebih rendah akan selalu memberikan tegur sapa, untuk yang memiliki posisi di atas mereka.Dalam kepala kecilnya berharap, ia
Read more
Hantu toilet.
Di dalam ruang HRD.Meneliti, dan membaca dengan baik selalu ia lakukan pada setiap berkas di sana. Namun, karena setiap bagian kertas yang ia cermati masih sama, bahkan hingga pada lembar ke 14. Di tambah lagi, ketika mengingat proses pengetikan dan menggandakan berkas tersebut di lakukan tepat di depannya, pada lembar 6 terakhir wanita itu menjadi kurang teliti."Terimakasih, senang berjumpa dengan Anda bu." Ucap Angel, sembari menyerahkan berkas-berkas yang telah ia tanda tangani.Dan hal tersebut di sambut baik oleh Maya. Bahkan jelas terlihat senyum mengembang, di wajah paruh baya wanita tersebut."Semoga hari ke depan anda lebih baik." Jawab Maya singkat.."Terimakasih." Jawab Angel lagi dengan senyum lembut, sebelum melangkah meninggalkan ruangan tersebut.............................. FIKARsta : Seeeereeeemmm...hantu juga ada di pagi hari, #toilet wanita..............Sebuah rekaman suara terlampir........................V
Read more
PREV
123456
...
18
DMCA.com Protection Status