Semua Bab Oh...Jandaku tersayang.: Bab 21 - Bab 30
173 Bab
Benar, itu memang dia.
"Mungkin, dia yang menjadi hantu di toilet." Sambung Anggara, dengan senyum sinis melintas di wajahnya. Handoko menyipitkan ujung mata menatap kearah Anggara, ketika sahabatnya itu memberikan kosakata yang sedikit mencurigakan. "Dia?, siapa maksudmu?."Anggara terdiam sejenak, ia sedikit memberikan umpan untuk memancing ekspresi misterius, kepada Handoko. Benar saja seperti apa yang telah ia duga, Handoko memberikan reaksi sama seperti tebakannya. Pria tersebut mulai gelisah, dan hal itu memang sangat mengasikkan untuk di nikmati.Wajah penasaran dengan campuran praduga yang hampir 80% telah di yakini benar oleh pria tersebut, nyatanya cukup mampu membuat hatinya sedikit terhibur."Menurutmu, seharusnya siapa "Dia"?."Anggara melangkah lebih dekat kearah Handoko.Dari wajah yang tertangkap mata tajam miliknya, sahabatnya itu telah menekan rasa sabar di dalam hati, hingga wajahnya terlihat sedikit masam."Jangan membuat teka-teki, aku sedan
Baca selengkapnya
Memahami.
"Kau benar...Itu memang dia." Anggara membenarkan, tebakan sosok yang duduk tepat di depannya, dengan sedikit menekan pada akhir kata"dia". Dan dari reaksi sahabat di depannya itu, ia tahu bahwa pria disana kecewa dengan apa yang terjadi."Aku tidak memecatnya, ada apa dengan ekspresi muka itu?." Anggara."Asal kamu tahu, aku berusaha memenuhi permintaanmu itu saja." Lanjutnya lagi, masih dengan wajah dan nada tak perduli.Handoko yang telah mengenal baik sosok di depannya tersebut, hanya bisa menelan kembali setiap kekesalan yang ada. Ia tak bisa melakukan apapun untuk sosok di depannya ini.Ia menghela nafas dalam sejenak, seolah tengah menekan sesuatu yang berat dan melarutkannya dalam sekali hembusan. Iya hanya itu saja yang bisa di lakukan untuk sekarang, dan untuk membantu Angel bisa di pikirkan lagi nanti."Kau tahu, Dia datang kesana atas perintah siapa?." Handoko kembali membuka suara, dan ingin mengatakan apa yang di ketahui nya 2 hari lalu, setelah menanyakan perihal kehadi
Baca selengkapnya
Aku tanya siapa
Namun lagi dan lagi, dia adalah Anggara Prawirya, kapan ia harus menyerah dan mengaku salah?."Tidak, itu tidak boleh terjadi. Jika wanita itu kehilangan suaminya, mungkin ia memang kurang pandai menjaga miliknya, atau mungkin suaminya yang memang tidak baik, dan jatuh kedalam pelukan wanita lain." Kilah Anggara dalam hati, untuk mencabut rasa bersalah yang mulai menancapkan akarnya di sana.Mengesampingkan pergulatan hati sendiri dengan sedikit rasa bersalah yang mulai bercokol, Anggara masih memiliki beberapa pertanyaan di benaknya, mengapa Vanesa menyuruh Angel datang kesana, dan mengapa ia bersikap aneh di sore itu. Bahkan, seolah tengah meneriakkan kemarahan besar.Apa yang memicunya bertindak demikian?.Anggara hanya memikirkan itu dalam diamnya, ia tidak ingin merealisasikan semua hal tersebut dalam baris perkataan. Terutama di depan sosok di depannya saat ini.Namun ibarat setali tiga uang, pemikirannya yang tengah digelitik dengan tanda tanya, ternyata t
Baca selengkapnya
Kucing dan ikan.
Sosok Anggara yang tak mempercayai cinta, dan belum pernah memahami ketulusan hati, memang selalu menilai sesuatu dengan timbangan kegunaan, kekayaan, dan timbal balik saling menguntungkan.Anggara berdiri dari duduk, dan menjawab dengan acuh."Jika kau tanya aku, lalu aku tanya siapa?, datangi dan tanyakan langsung kepadanya." Handoko yang mendengar jawaban asal sahabatnya tersebut, tidak terkejut.Sudah barang tentu pria itu akan acuh dan tidak peduli tentang urusan orang lain, bahkan jika itu menyangkut karyawan di perusahannya.Dan meskipun sahabatnya tersebut tahu perihal Angel, yang secara langsung terpaut dengan sang adik, Handoko jelas tak boleh banyak berharap, bahwa Anggara akan memberitahunya dengan mudah. Melihat pria tersebut berdiri dan berbalik untuk keluar dari sana, Handoko dengan cepat juga berdiri dari duduk dan mengikuti langkah sang Presdir. Melupakan sesuatu yang menjadi topik pembicaraan barusan................
Baca selengkapnya
Jurang diantara kita.
*#Angel. "Jika aku telah lelah, maka tak ada yang ingin ku ketahui dan tanyakan lagi."*"Kau pulang?." Tanya Bagas, dengan senyum masih melekat. Wajah Angel yang semula memang agak lesu, semakin kuyu melihat kehadiran Bagas di sana."Mengapa ia harus datang?." Gumamnya dalam hati.Mungkin dulu sambutan seperti itu, akan menghangatkan hatinya. Namun sekarang semua telah berubah, bahkan jika ketulusan di hati Bagas masih sama, rasa hangat yang biasa tercipta telah membeku hingga ke dasar tulang. "Kapan anda datang?." Ucapnya santai, ketika masuk dan mendekat kearah Bagas.Angel berjalan mendekat dengan tenang, bukan untuk mendatangi sosok calon mantan suaminya tersebut, melainkan memang itu pintu utama untuk masuk kedalam rumah.Bibir tipis Angel memang meluncurkan pertanyaan untuk Bagas, seolah ia masih peduli kapan pria tersebut datang, dan berapa lama ia telah menunggu di teras.Akan tetapi pada kenyataan yang ada, Bagas memahami satu hal bahwa sang istri masih memendam kemarahan k
Baca selengkapnya
Ayo bercerai.
"Kita duduk dan bicara sebentar." Bagas kembali menegaskan, apa yang menjadi tujuannya datang kesana. Mengingat penghianatan, serta sosok wanita lain yang tengah mengandung, sesungguhnya ia tak ingin lagi berbicara dengan pria tersebut.Namun, untuk kelancaran rencana pengajuan gugatan cerai diantara mereka, mungkin wanita itu harus sedikit ekstra sabar, serta merantai harimau di dalam hatinya kuat-kuat, agar tidak melompat keluar serta menerkam sosok Bagas."Aku mandi dulu." Jawab Angel singkat.Dengan bahasa lain, ia menyetujui permintaan Bagas untuk melakukan pembicaraan perihal permasalahan diantara mereka.Baginya, hari ini mungkin waktu yang tepat untuk mengatakan apapun yang tengah ia pikirkan.Selain itu di sana di rumah peninggalan orang tuanya, tak ada orang lain yang akan mempengaruhi keputusan yang akan di ambil.Bagas menunggu Angel di ruang tamu, hampir satu jam lamanya.Entah itu kesengajaan dari wanita tersebut, atau ada hal lain, Bagas tidak mempersoalkan sama sekali.
Baca selengkapnya
Kamu lucu.
"Aku juga tak pernah bercita-cita untuk menjadi janda."Meskipun bahasa di bibir tersebut terdengar lembut dan tenang, namun sungguh ironis dalam pemahaman Bagas ibarat sebuah bilah yang tajam menusuk ulu hati."Tapi juga tidak akan takut untuk menyandang lebel itu, jika orang yang ku cintai tak bisa menjaga kepercayaan."Angel masih menatap lekat Bagas, sebelum akhirnya kembali melanjutkan perkataan. "Ayo kita bercerai mas, berpisah secara baik-baik." "Zeblaaaaaarrrr."Meski telah beberapa kali Bagas membayangkan kemungkinan sikap, dan kejadiannya akan berakhir seperti ini, perkataan tersebut masih menghentak hatinya.Mata itu dalam sekilas menyiratkan kilat yang tajam. Jantung dan hati yang di usahakan mengalun dengan ritme tenang, kini berderu dengan cepat, berpacu bersama kegelisahan serta rasa takut yang hebat.Bagas menarik nafas panjang beberapa kali, seolah tengah menenangkan sesuatu yang hendak terlepas tak terkontrol."Mengapa kalimat itu terlihat mudah di bibirmu Een?, apak
Baca selengkapnya
Jatuh dalam pandangan.
Angel mengatakan perbandingan, antara perkataannya yang di anggap mudah ketika meminta cerai, dengan tindakan Bagas untuk menyentuh tubuh wanita lain."Apakah hubungan kita dangkal mas, sekalinya jauh dariku, kamu bisa bersama serta membelainya?." "Bisakah kau ingat kasih sayangku ketika bersamanya?, bisakah itu terjadi saat kamu mementingkan hubungan diantara kita?." Angel mengepalkan jari-jari tangannya dengan kuat, seakan tengah mencari kekuatan untuk melanjutkan ucapannya lagi."Setelah aku melihat vidio kalian bersama, jujur ketika kita melakukan itu, pikiran dan jiwa ini berontak. Aku selalu bertanya, apakah tindakanmu saat bersamanya juga seperti saat kau melakukannya denganku?, kata-kata manis mu, gerakan mu, bahkan apakah senyummu untukku juga sama dengan senyum untuknya?.""Apakah kau juga membisikkan namanya, dengan cara yang sama kau membisikkan namaku?, apakah kau juga puas serta bahagia, saat melakukan itu seperti ketika bersamaku?.'' Suara itu, tatapan dan penyampaian
Baca selengkapnya
Tak sejalan.
"Iya.....Aku telah jatuh dalam pandanganmu, bahkan jika itu sebuah lubang dangkal, tetap saja tak ada jalan keluar dari sana." Ucap Bagas dalam hati.Ia merasa semakin jauh dari sosok Angel istrinya, dan mungkin juga gelar suami yang ia miliki akan segera terhapus, dalam hitungan beberapa saat ke depan.Hati Bagas seolah terhimpit dua dinding kokoh, yang yang kian merapat. Di sana juga ada kehampaan yang kuat, ketika membayangkan perpisahan mereka nanti."Een...bisakah itu di pikirkan lagi, lihat Ayah dan ibuku mereka sangat menyayangimu." Bagas mencari pemberat lain, untuk menahan keinginan Angel agar tidak kekeh untuk bercerai.Dan kali ini ia menyebut kedua orang tuanya, sebagai titik fokus wanita itu. Bagas berharap dengan kasih sayang tulus Hanum dan Hartono, ia akan berpikir dua kali, atau jika mungkin mengurungkan niatnya."Bahkan Cantika lebih menyayangimu ketimbang aku kakaknya, keluargaku akan selalu menjadi pendukung mu." Lanjut Bagas lagi.Mendengar perkataan itu Angel jus
Baca selengkapnya
Kecambah Jijik.
Bagas memeluknya erat, serta berusaha mencium paksa bibir Angel. Di tengah kemelut pikiran yang bercampur aduk serta rasa rindu yang dia miliki, gejolak hatinya kian bergemuruh.Bahkan, ketika Angel dengan tegas menolak dan berusaha melepaskan diri, Bagas justru semakin bertekat.Dan apalah daya bagi seorang Angel, tentu saja ia tak sebanding dengan kekuatan Bagas. Di sela kebencian, amarah, bahkan mungkin rasa jijik yang mulai berkecambah di hatinya, ia menerima setiap perlakuan calon mantan suaminya tersebut.Bahkan ketika Bagas menariknya masuk kedalam kamar, ia tak dapat berbuat apa-apa.Hanya mengikuti langkah kaki dengan tarikan kuat yang membawa tubuhnya, dengan pikiran kebencian."Apa kau sudah gila, aku masih sakit mas, apa yang ingin kau lakukan?."Angel kehabisan akal, bahkan jika Bagas memaksanya, ia masihlah istri pria tersebut. Di atas perselisihan dan polemik rumah tangga mereka, dalam pandangan orang lain keduanya masihlah pasangan. Dengan mengingat hal itu, Angel mengu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status