Beranda / Rumah Tangga / Suamiku Bos Tampan / 4. Bertemu Calon Mertua

Share

4. Bertemu Calon Mertua

Penulis: Ichira Sherry
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-05 15:20:46

Arjuna membawa Kinara ke beberapa tempat, salah satunya adalah butik wedding dress langganan keluarganya. Dia ingin Kinara memilih baju pernikahan yang dipakainya nanti. Arjuna sengaja mempersiapkan semuanya lebih dulu agar pernikahan ini segera dilaksanakan.

"Kenapa secepat ini mempersiapkan semuanya, Pak?" tanya Kinara.

"Pernikahan akan segera diselenggarakan, Kinar."

"Maksudku adalah, bahkan kamu belum mengenalkanku pada orang tuamu. Bagaimana kalau mereka tidak menyukaiku?" Kinara sadar, dirinya adalah anak panti asuhan. Sementara Arjuna berasal dari keluarga kaya raya.

"Mereka pasti setuju."

"Seyakin itu?" Kinara menatap serius Arjuna.

"Bisakah, kamu diam? Aku memintamu untuk mencoba pakaian, bukan banyak tanya seperti itu!" ucap Arjuna dengan nada tinggi.

Kinara tersentak kaget. Baru saja Arjuna mengatakan itu dengan nada marah, berbeda dengan Arjuna yang dikenal Kinara kemarin. Dia melihat sisi mengerikan pada tatapan Arjuna, bukan tatapan yang hangat lagi. Tiba-tiba mood Kinara menjadi buruk, dia mendadak kesal dengan sikap Arjuna. Selama melihat model dan mencoba baju pengantin, Kinara tidak menunjukkan semangat sama sekali.

"Sudah memilih?" tanya Arjuna. 

"Sudah, Pak." 

"Kamu lapar?" 

"Tidak, Pak," jawab Kinara. 

"Benarkah?" 

"Lalu, aku harus menjawab seperti apa?" tanya Kinara semakin kesal. 

"Lapar." 

"Terserah Pak Arjuna saja." 

Arjuna terkekeh mendengar jawaban Kinara. Wanita itu memang lucu dan lugu. Arjuna mengacak gemas rambut panjang Kinara, lalu beranjak meninggalkan butik. Kinara yang diperlakukan seperti barusan hanya mematung kaku ditempat. Dengan sekejap, rasa kesalnya berubah menjadi rasa senang, seperti ada letupan-letupan kecil di hatinya. 

"Aku akan meninggalkanmu jika lama," teriak Arjuna. 

Teriakan Arjuna menyadarkan lamunan Kinara. Dia segera mengikuti Arjuna keluar dari butik. 

Arjuna membawa Kinara ke toko perhiasan untuk membeli cincin, setelah itu mereka menuju tempat makan terdekat. Kinara memang sudah lapar, karena sejak pagi dirinya belum makan, hanya beberapa cemilan yang dimakannya saat di kampus. 

"Pak, boleh tanya?" tanya Kinara. 

"Hm."

Kinara berusaha mencairkan suasana di antara keduanya. Sejak masuk kedalam tempat makan ini, Arjuna belum mengatakan apapun, dia lebih fokus dengan ponselnya.

"Kenapa memilihku? Kenapa bukan orang lain?" tanya Kinara

"Random saja, kebetulan kamu sedang ada masalah, lebih mudah mengajak kerja sama orang yang berada dalam masalah, terutama berkaitan dengan uang," jelas Arjuna. 

Kinara menelan ludahnya kasar. Perkataan Arjuna benar-benar ngena di dirinya. Dia seakan menjual tubuhnya demi mendapatkan uang.

"Kenapa?" Arjuna melihat Kinara menunduk. 

"Tidak apa-apa, Pak. Mikir saja sih. Pak Arjuna kaya, tampan, pasti banyak yang suka. Sementara aku? miskin dan yatim piatu pula," ucap Kinara pelan. 

Arjuna memang random memilih calon istrinya, dan secara kebetulan Arjuna mendengar percakapan Kinara di telepon. Kesempatan tidak dibuang oleh Arjuna. Dia menemui Kinara untuk mengajukan perjanjian. 

"Kamu memang biasa saja, Kinar. Cantik rata-rata, tidak tinggi, badan kecil dan dada lumayanlah. Belum cukup untuk meningkatkan gairahku, hahaha." Arjuna tertawa. 

"Kamu! Huh, keterlaluan!" Kinara memalingkan muka. 

Kinara kesal mendengar perkataan Arjuna yang membuatnya marah sekaligus malu. Andai saja dia bukan calon suami, sudah Kinara masukkan ke dalam koper lalu membuangnya ke tempat yang jauh. 

"Marah?" 

"Tidak!" 

"Sebaiknya makan dulu, sebelum dingin." 

Kinara bergegas memakan makanan yang tersaji dengan lahap. Dia tidak peduli dengan Arjuna yang berkomentar tentang cara makan Kinara yang berantakan. Siapa peduli, Kinara hanya butuh makan.

Selesai makan, Arjuna mengantar Kinara menuju butik yang berada di dekat sana. Dia akan membelikan Kinara dress yang harus dipakainya menuju kediaman keluarga Atmaga. Derap jantung Kinara berpacu dengan cepat. Mendengar kata mertua yang terbayang adalah mertua jahat seperti film atau sinetron. 

Kinara segera menepis pikiran negatifnya. Dia harus bersikap profesional layaknya pasangan yang saling mencintai saat di depan umum, terutama keluarga Atmaga. 

Selesai dengan dress, Kinara digiring Arjuna menuju salon terdekat untuk menata rambut dan memakai make up tipis pada wajahnya. 

"Pak, ketemu mertua harus seribet ini, ya?" tanya Kinara. 

"Tidak juga, hanya saja aku ingin kamu tampil cantik di depan calon mertua dan kakakku."

Pipi Kinara memerah, entah karena malu atau olesan blush on tipis pada wajahnya. 

Setelah selesai dari salon, Arjuna membawa Kinara menuju rumahnya. Jujur saja tidak hanya Kinara yang gugup tapi juga Arjuna. Laki-laki itu beberapa kali menggerakkan bibirnya tidak menentu. 

"Sudah siap?" tanya Arjuna. 

"Haruskah bertanya? Aku sudah siap dari tadi." 

Arjuna melihat Kinara dari atas ke bawah. Dress putih dengan hiasan renda di bawah leher dan tangan menambah kesan cantik pada tubuh Kinara. 

Arjuna melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, dia hari ini akan bertemu dengan orang tuanya untuk memperkenalkan calon istri pada mereka. Sebelumnya, Arjuna sudah memberitahukan ibunya kalau dia sudah memiliki seorang kekasih, sehingga ibu sudah tahu kalau Arjuna akan datang malam ini membawa kekasihnya. Ibu Arjuna–Safira, tidak menuntut banyak hal dari istri Arjuna. Dia senang anaknya sudah mau memimpin perusahaan dan menikah.  

Arjuna sebelumnya juga dijodohkan oleh Rama–kakak Arjuna dengan Laura, wanita cantik dan kaya yang mencintai Arjuna sejak dulu. Namun, Arjuna tidak setuju menikah dengan calon yang dipilihkan kakaknya itu. Arjuna kenal dengan Laura, sehingga Arjuna tahu betul bagaimana sikap Laura selama ini. Untuk menghindari itu semua, Laura harus mendapat penolakan untuk kesekian kalinya dari Arjuna 

Arjuna melihat Kinara yang menoleh ke arahnya. Dia akui Kinara cantik dengan balutan dress yang begitu apik melekat di tubuhnya. Arjuna fokus menyetir mobilnya, namun sesekali ia melirik ke arah Kinara. 

"Saya aneh ya, pak?" tanya Kinara sambil melihat bawah, kanan, kiri tubuhnya. 

"Kamu cantik," puji Arjuna. 

Arjuna melirik Kinara dan tetap melajukan mobilnya perlahan, sesekali dia juga melihat jam tangannya untuk memastikan waktu yang tertera di sana. 

Perjalanan terasa lama karena Arjuna mengendarai mobil dengan santai. Setelah sampai di rumah Atmaga, Kinara turun dengan perasaan yang tidak karuan. Arjuna mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Kinara hanya cukup diam dan duduk disamping Arjuna. Dia harus menjadi wanita yang ramah dan sopan di hadapan calon mertuanya. 

"Siap?" tanya Arjuna

"Siap atau tidak, aku harus siap." 

"Tenanglah, semua akan berjalan dengan baik. Kamu hanya cukup ramah seperti biasanya." 

Kinara mengangguk. Ini pertama kali dirinya melangkahkan kaki di kediaman Atmaga. Sungguh, seperti mimpi, bisa masuk ke dalam rumah ini. Rasa gugup berubah menjadi rasa kagum. Rumah besar dan mewah ini menunjukkan interior yang berkelas dan mahal. Arjuna menarik tubuh Kinara agar berjalan menuju ruang keluarga.

"Kamu gugup?" tanya Arjuna. 

"Iya," jawab Kinara. 

"Biasa saja, kamu harus rileks." Arjuna menggenggam tangan Kinara untuk meredakan gugupnya. 

"Dengar Kinara, kita harus berakting dengan sebaik mungkin. Terutama di depan kakakku, Rama. Apakah kamu bisa?" 

"Bisa, Pak." 

Dan mulai hari ini hubungan pura-pura antara Kinara dan Arjuna dimulai. Kinara harus bisa menyesuaikan dengan Arjuna ketika di depan umum, begitu pula sebaliknya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kholid Ibnu Yazid
alur ceritanya bikin penasaran
goodnovel comment avatar
Eny Rozaini
makin bikin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suamiku Bos Tampan   94. Akhir Bahagia

    Kinara dan Arjuna sampai di rumah sakit untuk menjenguk Lisa. Keadaan Lisa membaik. Ibu dan Rama bisa bernapas lega karena setelah ini bisa dibawa pulang. Dua hari kemudian Lisa bisa di bawa pulang untuk mendapatkan perawatan di rumah. Setelah dari rumah sakit itu, Kinara memberitahu Arjuna tentang pesan yang menanyakan Kinara itu dan meminta Argan untuk menyelidikinya. Argan bertindak dengan cepat dan hari ini Kinara diajak oleh Arjuna menuju alamat seseorang yang mengirim pesan itu. Argan melacak alamat orang itu dan berhasil menemukannya. "Mas, benaran ini tidak apa-apa kita ke rumah orang itu? Beneran bukan orang jahat, 'kan?" tanya Kinara. "Bukan, Sayang. Argan sudah menyelidikinya, bukankah kamu ingin tahu siapa yang mengirim pesan itu? Kinara mengangguk. Dia sangat ingin tahu. Dia menatap suaminya yang sedang menyetir. Sepertinya, Arjuna sudah tahu dan belum memberitahukan pada Kinara. Setah menempuh perjalanan satu jam , akhirnya Kinara dan Arjuna sampai di sebuah rumah m

  • Suamiku Bos Tampan   93. Kantor Polisi

    Tanpa aba-aba, Arjuna mendaratkan bibirnya di bibir Kinara dan melumatnya dengan rakus. Kinara harus menggunakan lipstik lagi setelah ciuman itu berakhir."Mas, udah! Kita harus berangkat ke kantor polisi," ucap Kinara sambil meremas kemeja Arjuna. Dia tidak peduli jika kemeja yang suaminya kenakan itu kusut kembali karena ulah tangannya.Bibir Arjuna masih bertahan di leher Kinara dan satu tangannya dia masukkan ke dalam blouse milik istrinya. Arjuna menaikkan penutup bukit kembar sang istri dan meremasnya pelan."Mas ... uhh," lenguh Kinara."Tambah gede banget, Sayang," ucap Arjuna sambil menggigit pelan daun telinga Kinara."Mas, Sudah dong, nanti kita terlambat, uhh ..."Arjuna seperti tidak mendengar perkataan dari Kinara. Bukannya berhenti, dia justru menarik blouse Kinara keatas hingga terekspos kedua bukit kembarnya yang menantang. "Mas, mau ap--uhh." Kinara mencengkeram rambut Arjuna karena kini bibirnya yang mulai aktif menyentuh dan memanjakan ujung kedua benda kenyal mi

  • Suamiku Bos Tampan   92. Perjuangan Arjuna

    Kinara hanya terkekeh melihat suaminya itu meninggalkan kamar. Menggemaskan! "Ah, capek sekali. Semoga kalian nggak apa-apa ya, Nak." Kinara mengusap perutnya sebentar, kemudian memposisikan tidurnya agar lebih nyaman."Juna dapat telurnya nggak ya? Rasanya nggak bisa tidur kalau nggak makan telur," gumam Kinara."Nggak apa-apa ya Nak, biarkan papa kalian berjuang dong. Pastinya papa akan melakukan apapun untuk kalian dan untuk mama." Kinara berusaha mengajak bicara anaknya yang masih berada di dalam perut.Kinara bosan menyalakan televisi sambil menunggu Arjuna pulang dan membawa telur. Kinara ingat dengan Lisa. Bagaimana keadaan kakak sepupunya itu? Dia harap Lisa baik-baik saja. Kinara mengambil ponselnya yang ada di atas nakas dan mengirim pesan pada ponsel Lisa. Ia mengatakan akan ke rumah sakit besok untuk menjenguknya setelah pulang dari kantor polisi.Setelah selesai menulis chat pada Lisa, Kinara mengambil remot televisi dan mengubah salurannya. Daripada dia bosan tidak mela

  • Suamiku Bos Tampan   91. Telur Rebus

    "Tapi, kenapa kamu menutupi tubuhmu dengan selimut? Dingin?" tanya Arjuna. "Nggak! Sebenarnya...."Kinara malu untuk bilang pada Arjuna. Hari ini dengan berani dia menggunakan Lingerie yang ada di dalam lemarinya. Dia tidak tahu kenapa berpikir untuk memakainya dan sekarang dia malu sendiri untuk mengatakan pada Arjuna.Duh, aku jadi malu. Aku harus bilang apa pada Juna, kenapa aku kepikiran memakainya sih? Batin Kinara."Itu ... Aku mau ke kamar mandi dulu," ucap Kinara dan berbalik. Kinara hendak berjalan namun tubuhnya dipegang oleh Arjuna. Kinara tidak bisa melangkah. Dia menunduk karena malu saat Arjuna membalikkan tubuhnya dan memegang dagu Kinara agar mendongak."Kenapa mendadak ingin ke kamar mandi, Hm?" tanya Arjuna dengan nada sensual membuat buku kuduk Kinara merinding."Itu ... Aku ... Mas!" teriak Kinara karena kini selimut yang menutup tubuhnya lolos dan melorot ke bawah.Kinara menunduk untuk melihat tubuhnya yang terbalut oleh Lingerie tipis berwarna merah. Dia malu

  • Suamiku Bos Tampan   90. Siapa Lagi?

    Kinara melihat ponselnya dan ada bunyi notifikasi chat dari seseorang yang membuat Kinara terkejut. "Jun...." "Ada apa?"Kinara memberikan ponselnya pada Arjuna. Ada chat dari nomor yang tidak di kenal. Isi chat itu menanyakan apakah benar ini adalah nomor Kinara. Ia tidak tahu chat dari siapa itu, dan apakah teror itu belum berakhir? Seharusnya sudah berakhir karena Arya dan Handika sudah tertangkap. Kinara terkejut, karena ia masih trauma dengan sms nomer asing. Arjuna melihat isi chat dari ponsel Kinara. Ia mencatat nomer itu di ponselnya dan memberikannya kembali pada Kinara. "Seharusnya teror itu sudah berakhir, Kinar. Tapi, aku harus memastikan lagi, aku akan minta Argan untuk menyelidikinya. Sekarang kita makan dulu," ucap Arjuna sambil memegang tangan istrinya itu. Arjuna tahu Kinara cemas dengan chat itu dan ia harus menenangkannya. Kinara sedang hamil anaknya dan Arjuna tidak ingin istrinya itu cemas, banyak pikiran dan berpengaruh pada bayi mereka. "Jangan dipikirkan,

  • Suamiku Bos Tampan   89. Apakah Sudah Berakhir?

    Setelah mengunjungi Lisa dan memastikan keadaannya baik-baik saja. Safira dan Rama menyuruh Arjuna dan Kinara pulang ke rumah. Sebenarnya Rama juga meminta Safira pulang dan istirahat, namun Safira bersikukuh untuk menemani Lisa di rumah sakit. Dia harus memastikan Lisa segera sembuh dan merawat anak menantunya itu."Kalian pulanglah. Pastikan Kinar istirahat dengan baik, Jun. Kinar sedang hamil dan ibu nggak mau kesehatannya menurun.""Baik, Bu. Ibu yakin nggak pulang?" tanya Arjuna."Ibu akan menjaga Lisa, lagipula ibu nggak apa-apa. Satu lagi, Kinar masih syok dengan kenyataan ini. Kamu harus bisa menenangkan pikirannya, Jun," pinta ibu."Baik, Bu."Kinara keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju Arjuna. Safira mendekat dan memeluk Kinara dengan hangat."Istirahat ya, Kinar. Jangan banyak pikiran, yang terjadi sudah terjadi. Sudah menjadi jalan bagi Arya untuk mendekam di penjara," ucap Ibu."Iya, Bu. Kinar berusaha melupakan kejadian hari ini dan menata hati untuk ikhlas meneri

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status