All Chapters of Ranjang Panas CEO: Chapter 61 - Chapter 70
71 Chapters
Bab 61
Freya terkekeh sinis, "Apa yang kulakukan? Bukankah kau bisa melihatnya sendiri? Aku memberikan apa yang kau inginkan, bermainlah sepuasmu, tapi setelah itu lepaskan aku."Kenzi yang tadinya membuang pandangan ke arah lain pun, langsung kembali menatap pada Freya dengan tatapan tidak percaya.Dia masih tidak menyangka jika Freya akan kembali mengajukan keinginannya, dan bahkan dengan cara melakukan hal gila seperti itu."Jangan gila, Freya!" seru Kenzi sambil menahan amarah dan hasratnya yang mulai naik hanya karena melihat sekilas tubuh polos sang istri.Mendengar ucapan Kenzi, Freya pun berdecih dan menatap Kenzi dengan tatapan mengejek. Freya menampik tangan Kenzi yang masih terus memegangi bathrobe penutup tubuhnya, hingga bathrobe itu kembali terjatuh dan membuat tubuh polos Freya kembali terekspos di depan mata Kenzi."Jangan munafik, Kenzi! Aku tau, kau menginginkan ini, jadi ayo sentuhlah! Bermainlah sepuasmu! Tapi aku mohon lepaskan aku setelah itu!" Freya tak mampu lagi menah
Read more
Bab 62
"Aku memaafkanmu Kenzi karena kau adalah keluargaku, tapi harusnya kau minta maaf lebih dulu pada Freya. Dia lah yang sudah kau sakiti," jawabnya."Aku tahu itu Vano, aku sudah mencoba meminta maaf padanya tapi hasilnya... dia mengabaikanku," wajah Kenzi berubah menjadi lesu, sedih, dan nampak tidak mood melakukan apapun."Itu sudah sangat baik menurutku Kenzi, jika aku yang ada di posisinya mungkin aku sudah membunuhmu dan mengabaikan kenyataan bahwa aku akan di penjara setelahnya," Vano pun memberikan jawaban yang sangat menohok, namun memang benar adanya."Aku tahu itu," jawabnya singkat."Lalu? Apa yang akan kau lakukan? Menyerahkan kembali Freya padaku?" tanya Vano dengan senyum sinisnya."No! Big No, Vano! Aku minta maaf padamu, tapi aku akan memperjuangkan Freya. Aku akan menebus semua kesalahanku padanya, jadi jangan berharap aku akan melepaskannya untukmu meskipun kau mekukuliki lagi aku tidak peduli," balas Kenzi dengan tegas.Dan apa yang Vano lakukan? Meninjunya hingga seka
Read more
Bab 63
"Oh iya, satu lagi antarkan sarapan ke apartemenku, dan juga suruh orang untuk mengantarkan makanan untuk makan siang juga nanti saat jamnya," imbuh Kenzi kemudian mematikan sepihak telefonnya."Baik tuan," jawabnya yang tidak terdengar oleh Kenzi karena suara telfon terputus mendahuluinya."Huft!! Akhirnya dia mematikan telefonnya juga, kalau tidak bisa mati berdiri aku hanya karena telefon darinya," pria itu pun menghela nafasnya lega setelah mendengar telefon yang di matikan oleh si penelfon.Tak! Tak! Tak!Kenzi pun kembali mendudukkan pantatnya di sofa yang tadi sempat dia duduki, "Untuk pertanyaanmu tadi kurasa aku sudah punya jawabannya, bukankah besok kita akan berangkat ke Bali? Aku akan jadikan itu sebagai ajang bulan madu juga, jadi aku minta padamu atur cuti untukku dan Freya setelah urusan kita di Bali, kau urus perusahaan selama aku tidak ada," jelas Kenzi dengan senyum simpul di bibirnya."Cih! Sudah ku duga, ujung-ujungnya kau pasti akan menyusahkanku," gerutu Vano denga
Read more
Bab 64
Kenzi pun mendekap tubuh wanita itu dengan cukup erat, membuat si empunya membelalakkan mata dan kaget dengan apa yang terjadi.Freya pun segera menolehkan kepalanya, dan semakin melotot saat melihat apa yang ada di depan matanya."Kenzi? Kamu itu apa-apaan sih, ngapain kamu peluk-peluk istri orang?" tanya Freya dengan alis yang bertaut."Istri orang?"Kenzi yang mendengar suara Freya berasal dari samping kanannya pun auto membuka matanya yang tadi sempat di tutupnya, karena merasa lega mengetahui Freya tak berniat pergi jauh darinya."Astaga! Ehm... Ma... Maaf saya salah orang," ucap Kenzi yang langsung melepaskan pelukannya pada wanita yang ternyata bukanlah istrinya melainkan istri seorang pria yang sudah menatap nyalang padanya sedari tadi."Pftt!!! Bwa ha... ha... ha..." Freya pun tidak sanggup lagi menahan tawanya, saat melihat wajah Kenzi yang memerah bak tomat matang itu karena terlalu malu, saat dirinya salah memeluk orang.Ya, tadinya memang orang yang dilihat Kenzi itu adalah
Read more
Bab 65
Kini, Kenzi dan Freya sudah berada di dalam mobil yang melaju dengan kecepatan sedang, membelah keramaian jalanan ibu kota.Freya yang masih belum bisa memaafkan Kenzi pun, memilih untuk tetap bungkam sepanjang perjalanan. Meski jujur dia sangat penasaran, kemana pria yang masih berstatus suaminya itu akan mengajaknya pergi.Hingga saat mobil yang mereka tumpangi, berbelok ke sebuah jalan yang sangat sepi. Bukan hanya sepi, namun lebih terkesan mencekam, bagi Freya.Bagaimana tidak? Bayang-bayang tentang bagaimana cara Kenzi melakukan hal bejat padanya saja, belum hilang sepenuhnya dari otak kecilnya itu. Namun kini dia hanya berdua saja dengan Kenzi, di tempat seperti ini. Tentu saja Freya patut waspada, bukan?Yap, dan saat ini Freya bergeser hingga tubuhnya menempel pada pintu mobil Kenzi, dengan wajah yang menatap waspada pada sang suami.Kenzi yang melirik sekilas ke arah Freya dan melihat ekspresi istrinya itu pun, hanya menghela nafas panjang dan berkata, "Aku tidak akan memaka
Read more
Bab 66
"Hah? Mansion yang seluas lapangan golf ini tak ada kamar ekstra? Apa anda bercanda pak Lee?" Pria paruh baya itu pun menggelengkan kepalanya dengan pasti, lalu menunjuk pada para pelayan di belakangnya dan berkata, "Tidak ada nyonya. Tuan Kenzi itu sangat baik, tuan menyuruh para pelayan untuk tinggal di kamar tamu. Jadi semua kamar tamu penuh." Pak Lee mengatakan hal itu dengan entengnya, seolah tak memperdulikan keterkejutan di wajah kedua majikannya itu.Bedanya, Kenzi terkejut karena pak Lee mengatakan jika semua pelayan tinggal di dalam mansion. Padahal dia sangat tidak menyukai keramaian, dan karena itu pula, ada rumah khusus untuk para pelayan di halaman belakang mansion.Dan kini dengan entengnya, dia mengatakan jika semua pelayan tinggal di dalam mansion. Yang artinya, ketenangan yang dia dambakan akan hilang dan sirna.Sedangkan Freya, tampak terkejut karena dia benar-benar tak mempercayai ucapan pak Lee. Lagi pula bagaimana mungkin, seorang cadas alias cabe pedas seperti
Read more
Bab 67
Mendengar Freya menyebut nama seseorang yang jelas sekali adalah nama laki-laki, membuat Kenzi menghentikan aktivitasnya sejenak, dengan perasaan dongkol yang bercokol di hatinya.Tanpa pikir panjang, Kenzi kembali melancarkan aksinya. Namun kini ditambah dengan sesapan kecil, yang langsung meninggalkan bekas kemerahan di leher Freya yang putih."Dasar kucing nakal! Kubilang hentikan, jangan jilat lagi. Atau aku akan meminta pemilikmu untuk menghukummu."Tentu saja Kenzi auto terkejut bukan main. Ternyata Chiko yang Freya maksud adalah seekor kucing milik tetangga Freya, yang sering kali tidur di rumahnya, bahkan sekamar dengan Freya."Astaga... jadi aku marah karena seekor kucing?" Kenzi benar-benar sudah kehilangan keinginan untuk melanjutkan kegiatannya, terlebih dia tak ingin Freya terganggu dan menjadi lebih marah lagi padanya.**Tak terasa matahari mulai bergerak perlahan, untuk kembali ke singgasananya. Freya yang sudah sejak terbangun, kini tengah kebingungan. Bagaimana dia
Read more
Bab 68
Seorang pelayan yang melintas, tampak terkejut melihat Freya yang tengah berada di dapur, "Nyonya?! Apa yang Nyonya lakukan?" tanyanya dengan berlari kecil, menghampiri Freya.Freya terkejut dengan tubuh yang sampai terlonjak, akibat panggilan pelayan itu. Dia menolehkan kepalanya dan berkata, "Apa kau tidak lihat? Aku ini sedang memasak. Apa aku terlihat seperti sedang bermain gundu?" tanya Freya sambil menghela nafas jengah.Mendengar jawaban dan tanggapan Freya, yang terlihat begitu acuh dan biasa saja, membuat pelayan itu justru semakin panik."Astaga Nyonya, biar saya saja. Kalau Nyonya butuh apa-apa, Nyonya tinggal panggil para pelayan. Ini bukan tempat Nyonya, di sini kotor dan berbahaya.Lagi dan lagi, Freya hanya bisa menghela nafas jengah. Apanya yang kotor? Dapur bukan tempat sampah, lalu berbahaya yang dimaksud itu apa? Apakah mungkin tabung gasnya akan meledak? No, karena rumah itu tidak menggunakan tabung gas, melainkam kompor listrik. Lalu dimana letak bahayanya? Lagip
Read more
Bab 69
Freya yang tengah emosi, kini sedang duduk di depan cermin rias di kamarnya."Dasar Mr.arogan! Apa karena kau punya banyak uang, itu artinya kau boleh melakukan apapun seenak jidatmu!" umpatnya, "Ya... meskipun memang uang berkuasa sih. Tapi kan tidak begitu konsepnya!" kesal Freya sembaru menatap pantulan wajah dongkolnya sendiri di cermin.Hingga saat pandangan matanya, kini tertuju pada totol-totol merah dilehernya yang kini berubah warna menjadi sedikit keunguan."Astaga... kenapa warnanya jadi berubah? Apa serangga yang menggigitku itu beracun?" Tak ingin mengambil resiko, Freya pun menyambar ponslenya dan mengetikkan apa yang ingin dia ketahui di laman mbah google.Dan seketika itu pula matanya membulat sempurna, karena yang muncul di sana sangat mengejutkannya. Pelaku yang membuatnya menjadi macan betina itu, ternyata bukanlah serangga, melainkan manusia laknat itu."Dasar Mr.Arogan mesum!" Sambil menghentakkan kakinya, Freya masuk ke dalam kamar mandi.Jangan tanya untuk apa,
Read more
Bab 70
"Jangan coba bilang kau tidak melakukan apapun pada Freya di malam hari sebab%&*#.. " Nayla pun sudah masuk gigi empat dan hendak mundur tajam menyenggol Kenzi.Tapi untung nya, Kenzi buru-buru membekap mulut sang ibu. Kalau tidak, maka sudah bisa dipastikan jika ibunya itu akan merangkum semua perkataan nya tadi, plus mengatakan kalau tadi malam Ken juga menggerayangi Freya."%*&(*)(_... Argh!!" Nayla menggigit tangan Kenzi"Auw!! Ibu apa-apaan sih!!" Teriak Ken kesakitan."Kau itu yang apa-apaan Ken!! Pakai menyumbat mulut ibu mu ini dengan tangan mu!! Itu tangan ngomong-ngomong bersih atau tidak!" Seru Nayla sambil mengusap kasar mulutnya."Paling Ken pakai untuk ...." Kenzi tersenyum jahil untuk mengerjai sang ibu.Nayla langsung mengambil tisu dan membersihkan mulut nya."Sudah-sudah!! Ibu keluar sana! Biar aku saja yang mengeringkan rambut Freya!" Kenzi menarik paksa tangan Nayla untuk bangkit dan meninggalkan kamarnya.Kenzi langsung menutup pintu kamarnua, tepat di depan muka i
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status