Semua Bab Story Adik Iparku di Akad Nikah Suamiku: Bab 31 - Bab 40
98 Bab
Bab 31 Pertemuan Penuh Dendam
“Tentu, Bu. Istriku pasti percaya, aku sudah berjuang sejauh ini. Mana mungkin dia masih curiga padaku, ya kan sayang?”Mas Adnan begitu percaya diri, ia tak bisa menyembunyikan. Kebahagiaan atas bukti yang telah memperjelas alasannya.“Iya, Mas. Maafkan aku, aku percaya padamu,” ucapku tersenyum simpul. Mas Adnan begitu kegirangan, ia menggendong Tabitha ke atas berkali-kali, sampai bayi itu tertawa terbahak.“Terima kasih, Sayang. Ingat pesan Ibu, rumah tangga akan bertahan lama jika kita saling percaya pada pasangan, ya ‘kan, Bu?” Mas Adnan memelukku erat, ia menjawil hidungku lalu menarik pelan daguku. Diiringi tepuk tangan oleh Erika yang sedari tadi turut memperhatikan aktivitas di setiap durasi di video tersebut. Aku sadar pihak hotel tidak akan dengan mudah menyerahkan rekaman seperti itu jika tidak untuk kasus berat ataupun karena ada sangkut paut dari pihak pengelola hotel. Mas Adnan mungkin memang mempunyai relasi di sana, mengingat bahwa mas Adnan juga pengusaha di bidang
Baca selengkapnya
Bab 32 Lula Mulai Menerima
Aku berusaha menenangkannya dengan memberinya segelas air putih.Mengusap–usap lembut bahunya agar kesedihannya dapat berkurang.“Mbak …. “Lula melihatku dan ibu bergantian, mungkin ia masih mengumpulkan keyakinan tentang wanita yang mengaku sebagai ibu kandungnya.“Iya, Lul. Mama Sarmila bukanlah ibu kandungmu. Mama tidak merawat kalian dengan ikhlas, dia hanya mengincar harta peninggalan almarhum ayah Hajsa,” ucapku hati–hati, seakan paham makna tatapan mata Lula yang menyiratkan kesedihan mendalam. Saat ini ia merasa telah dikhianati dan dimanfaatkan. Mama Sarmila telah membuangnya begitu ia telah berhasil memiliki kalung itu.Lula menatap ibu sesaat, lalu menghambur ke pelukan ibu. Keduanya larut dalam tangis nan haru.“Ibu ... hu hu hu, maafkan aku karena sama sekali tak mengingatmu.”Lula masih menangis, air matanya tumpah membasahi bahu ibu.“Tidak apa-apa, Sayang. Waktu ibu pergi kamu masih sangat kecil, masih tertidur di ayunan,” hibur ibu pada Lula. Mereka berpelukan hingga
Baca selengkapnya
Bab 33 Karma Untuk Mereka
“Nyonya, tolong aku, Nyonya, biarkan aku pergi dari sini. Kasihan anak di perut ini jika harus lahir di dalam penjara, aku mohon!” tangisnya semakin pecah, ia berpindah ke kaki Ibu. Tak sadar pada perbuatannya barusan yang hampir saja mengancam nyawa Ibu.“Aku akan menyerahkan semua kasus pada polisi, termasuk percobaan pembunuhan yang dilakukan Sarmila kepadaku waktu itu serta penggelapan uang butik Zahira. Kalian harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan kalian,” ucap Ibu acuh, ia sama sekali tak menghiraukan wanita yang meminta belas kasihnya. Ini memang pantas diterima oleh kedua wanita serakah itu, meskipun tak setimpal dengan sakit lahir maupun batin yang diterima Ibu.Suasana semakin riuh ketika mobil polisi dan ambulance datang beriringan, beberapa perawat mengangkat tubuh pak Hamid yang masih tak sadarkan diri. Semoga lelaki baik itu segera pulih dan sadar.Empat orang polisi masuk dan langsung meringkus kedua wanita yang sedari tadi meringkuk di ujung ruangan, mereka tak
Baca selengkapnya
Bab 34 Ungkapan Nyonya Friska
POV FriskaAku tak menyangka hari itu akan bertemu dengan Adnan, putraku. Setelah sekian tahun tak berjumpa dengannya, bahkan aku tak ingat lagi bagaimana rupanya.Ia mengunjungi hotel ini untuk pertama kali, hotel peninggalan sang Ayah di mana aku bersembunyi di sini, tepatnya disembunyikan. Karena, Sarmila, wanita licik itu selalu mengincar kematianku.Mungkin orang lain tak menyangka, bahwa aku di sini demi Hajsa, lelaki yang telah mengkhianati cintaku.Aku tak ubahnya permata yang disia-siakan demi kerikil tak berharga, kemudian ia pungut kembali setelah sadar kerikil itu tajam dan melukai.Hajsa tahu bahwa Sarmila itu licik, ia lah yang selalu menjadi malaikat penolongku agar aku tetap hidup. Bahkan ia merelakan nyawanya demi kebahagiaanku dan ketiga buah hatiku.“Friska, maafkan aku. Mari kita mulai lagi, aku tak tahan hidup dengan wanita licik itu.” Ia memohon berulang kali sampai aku muak mendengarnya. Meskipun dalam hatiku masih ada cinta untuknya, tapi rasa takutku lebih me
Baca selengkapnya
Bab 35 Siapa Sebenarnya Renita?
“Nyonya, tolong aku, Nyonya, biarkan aku pergi dari sini. Kasihan anak di perut ini jika harus lahir di dalam penjara, aku mohon!” Ia berlutut di kakiku, sambil menangis hebat. Saat itu pula memori-ku melayang pada kejadian berpuluh tahun silam, ketika lelaki yang kucintai berlutut mengharap maaf dariku karena lebih memilih wanita lain untuk menjadi pendamping hidupnya. Duma, wanita kaya yang telah merebut Haris dariku.“Aku akan menyerahkan semua kasus pada polisi, termasuk percobaan pembunuhan yang dilakukan Sarmila kepadaku waktu itu serta penggelapan uang butik Zahira. Kalian harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan kalian,” ucapku acuh.Namun aku tak bisa menyembunyikan rasa penasaranku terhadap wanita muda yang hampir merusak rumah tangga anakku.Hingga suara riuh sirine ambulance dan polisi datang lalu menarik paksa Renita dari hadapanku, ia menjerit dan menangis bersama Sarmila, wanita licik yang memanfaatkan hidupnya untuk ambisi dan ketamakannya.Malam setelah kejadian m
Baca selengkapnya
Bab 36 Tentang Renita
POV RenitaBukan keinginanku untuk menjadi wanita hina seperti ini, menjadi duri di rumah tangga orang lain. Namun, kemalangan hidup memaksaku berbuat demikian. Setelah aku kehilangan harapan dan masa depan.Aku tak menyangka harus menjalani hidup sepahit ini di usia yang masih muda. Namaku Renita Clara, gadis berambut pirang yang harus diusir oleh ayahku sendiri ketika mendengar kabar yang menghancurkan seluruh angan dan harapannya.Lelaki yang rambutnya sudah memutih itu harus menerima kenyataan pahit bahwa anak gadis yang selalu dibanggakannya tengah hamil tanpa suami. Ayahku tak menyangka jika putri semata wayangnya ini akan menorehkan luka sepahit ini di usia senjanya. Padahal, ia telah menggantungkan harapan besar kepadaku yang bercita–cita untuk menjadi seorang pengacara.Aku tahu, hidup menduda selama belasan tahun lalu membesarkan putri seorang diri bukanlah hal mudah bagi Ayah. Apalagi kami selalu hidup terkukung dalam kekurangan. Ia pun sadar untuk tidak mungkin menikah lag
Baca selengkapnya
Bab 37 Gelagat Erika
POV ZahiraAku pikir setelah mama Sarmila yang ternyata hanyalah ibu sambung Mas Adnan mendekam di penjara bersama Renita, maka berakhirlah semua prahara dan nestapa dalam rumah tanggaku. Kemudian berganti dengan tawa dan bahagia seperti sedia kala. Nyatanya, aku salah. Masih ada kumpulan sekantong peluru duka yang senantiasa menghujam ke jantung ini, bahkan dari orang- orang yang tidak pernah aku sangka sebelumnya.Namun, sudah kutegaskan sebelumnya. Aku Zahira Putri Saragih, tidak akan diam jika ada orang yang ingin merebut kebahagiaanku. Aku tak akan pasrah dalam kedukaan dan membiarkan mereka tertawa di atas sakitku.Aku telah berjanji akan terus mempertahankan bahtera perkawinanku dengan Adnan Fahreza, lelaki yang aku anggap tanpa cela. Suami yang begitu setia padaku, bahkan tak rela membagi raganya dengan wanita lain.Akan tetapi, keyakinanku mulai goyah ketika badai itu kembali datang, bahkan lebih dahsyat dari sebelumnya. Jika ia menolak untuk aku pertahankan, maka aku akan me
Baca selengkapnya
Bab 38 Ibu Bukan Mama Sarmila
Malam hari, saat kami baru saja menyelesaikan makan malam, seluruh anggota keluarga kembali berkumpul di ruang keluarga. Tinggal aku dan Vioni yang masih tinggal di dapur. Vioni mencuci piring sementara aku membereskan sisa makanan dan mengelap meja makan.Saat aku hendak beranjak ke pintu utama untuk memastikan pintu telah terkunci secara mendadak Erika berlari menghampiriku.“Erika, ada yang ingin kau sampaikan?” Aku yakin gadis itu ingin sekali memberitakan sesuatu. Ia mengangguk antusias.“Apa?” ucapku. Wajahnya cemas, gestur tubuhnya juga tidak beraturan. Ia memilin ujung bajunya, kemudian mengisyaratkan sesuatu yang tidak bisa aku mengerti.“Maaf, Erika, aku tidak mengerti.” Erika tampak kecewa, tapi ia berusaha melakukan hal yang sama berulang-ulang. Aku berusaha untuk menangkap maksudnya, yang aku mengerti hanyalah ia mengisyaratkan bukan dan tangan yang bergantian digenggam.“Apa kau ingin gelang?” Aku menerka mungkin saja itu yang dimaksudnya.Sayangnya, ia masih menggeleng
Baca selengkapnya
Bab 39 Ibu Kenapa?
Aku pikir pagi ini akan aku kulewati dengan suasana hati yang runyam. Mengingat sikap Mas Adnan yang sepertinya marah padaku tadi malam. Syukurlah, pagi ini kami lewati dengan manis. Seperti biasa, suamiku bangun lebih awal dan menyambutku dengan kecupan hangat di kening dan pipiku.“Selamat Pagi, Sayang!” sapanya memamerkan sebuah lengkungan manis dari mulutnya yang membuat aku kian bersemangat untuk menyambut pagi.“Pagi, Mas.” Aku ingin menanyakan apakah ia masih marah padaku. Namun, jika sikapnya saja seolah biasa, lalu untuk apa lagi aku harus bertanya. Mungkin ia telah melupakan perselisihan kecil itu.Seperti biasa, Mas Adnan akan menemani Tabitha di kamar, sementara aku mandi lalu menyiapkan sarapan di dapur.Aku turun menuju dapur setelah mengenakan setelan berlengan pendek dengan celana panjang bermotif senada. Sudah ada Vioni di sana, ia sedang meracik bumbu untuk membuat bubur ayam.“Mbak, kok aku perhatikan Nyonya Friska sedikit berubah beberapa hari ini.” Vioni mengajak
Baca selengkapnya
Bab 40 Pulang Kampung
Dua minggu setelah kembalinya ibu, kami mendapat kabar bahwa ibu belum bisa kembali lagi ke rumah ini. Mas Adnan dan Lula tampak kecewa. Namun aku? Entahlah, aku tak bisa menjelaskan perasaanku. Yang jelas setelah melihat banyaknya perbedaan sikap dari wanita itu membuatku seolah memiliki tirai yang membentang di antara kami. Apalagi, ibu menanyakan kabar seluruh keluarga melalui sambungan telepon. Namun, tidak untukku. Beliau tak menanyakan kabarku, seolah lupa bahwa ia kini punya seorang menantu.Kecewa memang, namun aku berusaha berpikiran positif. Mungkin karena tadi ibu menelepon dengan keadaan terburu-buru. Terdengar suara orang lain di dekatnya, barangkali ia sedang berada di tengah keramaian.Bukankah artinya aku dapat kembali menikmati hari layaknya dulu? Mengurus rumah, butik, dan keluargaku tanpa adanya masalah dan rasa sungkan pada mertua.Sikap Mas Adnan semakin manis padaku, kami sering melewati makan malam romantis seperti dulu. Terlebih kini Tabitha tumbuh menjadi anak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status