Semua Bab DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU: Bab 41 - Bab 50
102 Bab
Bab 41.
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 41Pov NADYA"Sayang, kau lihat siapa?"Aku terkejut mendengar suara Aryan. Tangannya yang hangat kini meraih tanganku yang dihiasi ukiran henna berwarna putih. Dia menggenggamnya dengan lembut."Tanganmu dingin. Kau melihat siapa? Atau hemm… kau gugup menanti malam pertama kita nanti malam?"Aku tersenyum malu mendengar kata-kata Aryan. Jujur saja, kemarin kemarin aku memang memikirkan sedikit tentang hal itu. Tapi kini, sorot mata tajam di balik hodie jaket hitam milik seseorang mengalihkan perhatian ku. Aku yakin dia bukan tamu. Tentu saja, tak ada tamu yang memakai jaket hitam berhodie.Aku kembali menoleh ke tempat dimana sosok itu tadi terlihat berdiri. Dan ternyata dia sudah tak ada. Aku memang mendesah. Ah, mungkin saja aku salah lihat."Aryan, sepertinya tadi aku melihat seseorang di sana. Tapi sekarang sudah nggak ada." Aryan mengikuti arah telunjuk ku. Dia menggeleng, lalu meraih wajahku dengan kedua tangan."Sayang. Berhentilah untuk cema
Baca selengkapnya
BB 42
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 42"Aryan! Berhenti… itu Salma! Cepat telepon polisi!"Aryan terkejut dan tanpa bertanya segera menuruti kata-kata ku. Sementara mobil di depan mulai bergerak. Rupanya wanita di dalam mobil yang kuduga adalah Salma, tidak turun. Entah apa maksudnya berhenti begitu saja. Telepon Aryan tampaknya tidak terhubung sehingga dia meletakkan lagi ponsel di atas dashboard dan melaju."Cepat sedikit Ar…" Keluhku menatap mobil di depanku semakin menjauh.Aryan menyentuh tanganku sebentar."Aku tidak mempertaruhkan keselamatan anak dan istriku. Kita tidak punya masalah dengan Salma dan menangkapnya adalah urusan polisi."Aku menyandarkan tubuh ke jok mendengar kata-kata suamiku yang tak ingin dibantah. Selain itu, aku memang merasakan perutku sedikit kram karena tegang. Di depan, lampu merah menunggu kami, tepat ketika mobil itu baru saja melewatinya. Aku kembali kehilangan jejak."Mau apa dia berhenti di depan penjara? Aku takut dia mencelakai Intan.""Tidak. Dia
Baca selengkapnya
Bab 43
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 43Pov NADYALima bulan kemudian.Pagi-pagi, kesibukan telah terasa di dapurku. Hari ini Intan akan bebas. Dia mendapat potongan hukuman satu bulan karena sikapnya yang baik selama dalam tahanan. Aku sangat bersyukur karena jika aku berhitung masa bebasnya dengan kehamilanku, dia baru akan bebas ketika usia kandungan ku sembilan bulan. Padahal itu masa yang sangat rawan karena bagiku bisa lahir kapan saja."Pindang Iga, ikan Nila bakar, sambal terasi, aneka sayuran kukus. Apa lagi Mbak?" Tanya Mbok Asih yang kini membantuku di rumah. Aryan tak tega membiarkan aku mengurus rumah sendirian dengan perutku yang semakin besar. "Tempe tahu bacem ya Mbok. Oh ya sama rujak petis yang seperti kemarin."Aku mengingat masa masa gadis kami yang sering menghabiskan waktu sambil membuat rujak buah. Seandainya saja Intan tak di penjara, tentu dia akan dengan senang hati menemani masa ngidamku yang hampir setiap hari makan rujak. Ah, aku tak perlu menyesalinya. Yang
Baca selengkapnya
Bab 44. kepergian Riswan Sanjaya
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 44Aku menangkup tubuh Intan yang lemas, memapahnya agar duduk di atas sofa. Sementara Aryan memungut ponselnya dari atas lantai. Panggilan dari ponsel tersebut telah mati. Dicobanya menghubungi nomor yang baru saja menghubungi Intan. Tapi sepertinya tak tersambung karena Aryan kemudian menurunkan lagi ponsel itu."Papa akan telepon polisi. Jaga Intan dan juga istrimu agar tenang." Ujar Papa pada Aryan.Aryan mengangguk. Dia berjalan ke dapur meminta teh hangat pada Bik Sumi, yang tak tahu apa yang sedang terjadi karena sedang sibuk beres beres. Tak lama, Aryan kembali dengan dua cangkir teh yang diberikannya satu untuk Intan dan satu untukku.Perlahan, setelah menyesap teh itu, rona wajah Intan yang pucat berangsur merona. Tapi kini, ada airmata membasahi pipinya yang tirus."Aku baru saja bertemu Ayah. Kami bahkan belum pernah menghabiskan waktu bersama sama." Suara Intan getir."In, sebaiknya kau tenang. Kau kan tahu sekarang banyak telepon main ma
Baca selengkapnya
Bab 45. Paket dari seseorang
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 45"Kamu cantik banget In." Aku berseru melihat sahabatku hari ini. Dia sudah siap memakai setelan blazer berwarna hitam, dengan jilbab merah yang ditata ringkas, khas eksekutif muda. Ditangannya ada laptop keluaran terbaru dan kunci mobil Honda BR-V putih yang juga baru."Aku tidak percaya Ayah sudah mempersiapkan semua ini untukku. Aku… sesungguhnya aku tidak yakin bisa memimpin Rumah Sakit Nadya. Aku bukan dokter, tidak punya pengalaman medis. Aku deg deg an." Ujarnya sambil memegang dada dengan sebelah tangan.Aku tertawa."Kau pasti bisa. Kau salah satu orang paling cerdas yang pernah kukenal. Kau hanya perlu belajar dan menyesuaikan diri. Bukankah Om Riswan sudah menunjuk nama nama yang akan mendampingimu nanti? Staff rumah sakit yang loyal dan jajaran dokter yang kompeten. Dan jangan lupakan Tante Anne, pengacara Ayahmu yang akan mengatur semuanya. Oh, ayolah mana Intan yang percaya diri?"Intan menghela nafas. Dia kemudian berdiri dari sofa ru
Baca selengkapnya
Bab 46. Penyangkalan ibu
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 46PoV SalmaSehari sebelum kematian Riswan SanjayaMalam telah larut sempurna. Aku turun dari mobil yang membawaku dan berhenti sesaat. Membetulkan jaket kulit berwarna hitam yang kupakai sebelum memasuki gerbang pagar sebuah rumah mewah berdesain klasik, yang otomatis terbuka ketika aku memencet sejumlah angka yang ada disampingnya. Begitu aku masuk, pagar kembali tertutup otomatis di belakangku. Sesaat, aku menikmati berjalan di rumah ini, sesekali tanganku yang lembut menyentuh bunga-bunga yang tumbuh subur, hasil sentuhan tangan tukang kebun profesional. Samping kanan dan kirinya adalah halaman luas berumput yang sangat asri. Ada beberapa sangkar berisi hewan melata yang bagi sebagian orang mengerikan, yang lalu kusapa dengan mesra."Hey Bruno, tidur saja kamu." Ujarku pada seekor ular besar berwarna coklat dengan corak batik yang cantik di sekujur tubuhnya.Si Bruno hanya menggeliat sedikit lalu kembali bergelung. Aku kembali menyapa penghuni san
Baca selengkapnya
Bab 47. Baby blues
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 47Aku menatap wajah mungil bayiku yang baru saja diberikan perawat. Setelah melalui proses kontraksi selama delapan jam, akhirnya Violet, bayi mungilku yang cantik lahir dengan suara jeritan keras memenuhi ruang bersalin private yang disediakan Intan di rumah sakitnya. Tim dokter yang obgyn-nya kupilih sendiri, langsung siaga begitu aku mengabari Intan pagi pagi ketika ketubanku pecah di rumah. Aryan yang panik karena ini pengalamannya yang pertama malah mondar mandir. Untung saja ada Papa, yang sigap mengurus semuanya. Papa menyetir mobil sementara Aryan sibuk mengusap usap punggungku di belakang sambil menelepon Bunda agar segera datang.Dan kini, semua berkumpul di kamarku mengagumi bayiku yang secantik bidadari. Aku bahkan hanya dapat kesempatan memeluknya sekejap saja, sebelum kemudian tangan Bunda, Arsy, Intan dan Aryan, bahkan Papa, bergantian mengambil alih Violet. "Selamat ya Nadya. Aku ikut bahagia." Intan memelukku. Aku terenyuh melihat w
Baca selengkapnya
abab 48. Kembali ke Indonesia
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 48PoV HARISAku menatap gedung gedung pencakar langit kota New York dengan hati mengembang. Tiga kali menjalani operasi dengan dokter bedah plastik paling terkemuka disini akhirnya membuahkan hasil. Aku memang memilih New York, karena tempat ini adalah salah satu kota yang memiliki dokter bedah plastik terbaik di seluruh dunia selain Korea Selatan. Meski wajahku tidak bisa kembali ke wajah asli ku, setidaknya, bekas luka yang mengerikan ini tak lagi terlihat jelas. Apalagi setelah aku menggunakan kosmetik untuk menutupi belang disana sini, yang tak bisa diatasi oleh operasi. Beruntung, meski bagian kiri tubuhku terkena luka bakar, wajahku hanya bagian telinga dan pipi kiri saja serta sudut bibir yang membuat bibir bagian kiriku terlihat agak sedikit aneh. Aku sempat takut hidung dan mataku terkena api juga. Tapi untunglah Itu tidak terjadi. Mungkin karena aku terjatuh dalam keadaan telungkup saat pingsan sebelum dapurku terbakar.Salma. Aku tidak ak
Baca selengkapnya
Bab 49. Wanita seperti dia
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 49PoV HARISAku menatap tubuh kurus Ibu yang digiring sipir penjara. Ada rasa sedih yang menyeruak. Terhadap orang lain, aku mungkin tak akan pernah punya rasa seperti ini. Tapi terhadap satu satunya orang yang selalu ada untukku, yang selalu membelaku dari apapun kesalahan yang pernah kulakukan, sungguh terasa ada yang mengiris iris hati."Haris?!" Suara Ibu lirih. Dia, tak seperti orang lain yang tak segera mengenaliku. Bahkan dari jarak lima meter, ketika baru saja pintu terbuka tatapan matanya yang mengenali langsung menghujamku. Ada kabut di mata tuanya itu."Ibu…" Aku memeluk tubuh ringkih Ibu yang gemetar. Dalam hati, aku merasa geram. Bagaimana Ibuku sampai menderita seperti ini? Bukankah aku sudah memberi perintah pada Albert untuk mengurus segala kebutuhan Ibu di penjara? Kalau perlu, menyuap petugas agar memindahkan kamar hotel ke dalam penjara untuknya. Dan Bapak? Tidak adakah sedikitpun keinginannya untuk membantu Ibu? Bapak telah kemba
Baca selengkapnya
Bah 50. Pertemuan
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 50Bukan hanya si lelaki bernama Bram yang terkejut. Wanita yang dipanggilnya Ratna itu juga ikut menoleh, berikut beberapa orang lain yang berada satu meja dengan mereka. Jika dulu aku adalah Haris yang tak pernah menurunkan tangan secara langsung pada orang-orang, selama nyaris dua bulan di New York aku belajar bahwa tak ada salahnya menggunakan tanganku sendiri untuk menghajar orang.Bugh!Lelaki itu langsung jatuh ke lantai begitu tinjuku menghantam rahangnya. Nafsu birahi membuatnya tak siap menerima pukulanku. Dia bangkit berdiri, hendak membalas, diiringi ketiga temannya yang berbadan besar. Namun semuanya terdiam ketika aku menarik gagang revolver dari balik jaket kulit yang kupakai."Jangan coba coba bergerak kalau kalian masih mau hidup!" Ujarku.Semua terdiam, salah satunya karena mendengar suaraku yang menggeram, berat dan sedikit serak. Aku yakin suaraku pasti terasa menyeramkan. Dengan sebelah tangan, aku menarik tubuh mungil si perempua
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status