DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 48PoV HARISAku menatap gedung gedung pencakar langit kota New York dengan hati mengembang. Tiga kali menjalani operasi dengan dokter bedah plastik paling terkemuka disini akhirnya membuahkan hasil. Aku memang memilih New York, karena tempat ini adalah salah satu kota yang memiliki dokter bedah plastik terbaik di seluruh dunia selain Korea Selatan. Meski wajahku tidak bisa kembali ke wajah asli ku, setidaknya, bekas luka yang mengerikan ini tak lagi terlihat jelas. Apalagi setelah aku menggunakan kosmetik untuk menutupi belang disana sini, yang tak bisa diatasi oleh operasi. Beruntung, meski bagian kiri tubuhku terkena luka bakar, wajahku hanya bagian telinga dan pipi kiri saja serta sudut bibir yang membuat bibir bagian kiriku terlihat agak sedikit aneh. Aku sempat takut hidung dan mataku terkena api juga. Tapi untunglah Itu tidak terjadi. Mungkin karena aku terjatuh dalam keadaan telungkup saat pingsan sebelum dapurku terbakar.Salma. Aku tidak ak
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 49PoV HARISAku menatap tubuh kurus Ibu yang digiring sipir penjara. Ada rasa sedih yang menyeruak. Terhadap orang lain, aku mungkin tak akan pernah punya rasa seperti ini. Tapi terhadap satu satunya orang yang selalu ada untukku, yang selalu membelaku dari apapun kesalahan yang pernah kulakukan, sungguh terasa ada yang mengiris iris hati."Haris?!" Suara Ibu lirih. Dia, tak seperti orang lain yang tak segera mengenaliku. Bahkan dari jarak lima meter, ketika baru saja pintu terbuka tatapan matanya yang mengenali langsung menghujamku. Ada kabut di mata tuanya itu."Ibu…" Aku memeluk tubuh ringkih Ibu yang gemetar. Dalam hati, aku merasa geram. Bagaimana Ibuku sampai menderita seperti ini? Bukankah aku sudah memberi perintah pada Albert untuk mengurus segala kebutuhan Ibu di penjara? Kalau perlu, menyuap petugas agar memindahkan kamar hotel ke dalam penjara untuknya. Dan Bapak? Tidak adakah sedikitpun keinginannya untuk membantu Ibu? Bapak telah kemba
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 50Bukan hanya si lelaki bernama Bram yang terkejut. Wanita yang dipanggilnya Ratna itu juga ikut menoleh, berikut beberapa orang lain yang berada satu meja dengan mereka. Jika dulu aku adalah Haris yang tak pernah menurunkan tangan secara langsung pada orang-orang, selama nyaris dua bulan di New York aku belajar bahwa tak ada salahnya menggunakan tanganku sendiri untuk menghajar orang.Bugh!Lelaki itu langsung jatuh ke lantai begitu tinjuku menghantam rahangnya. Nafsu birahi membuatnya tak siap menerima pukulanku. Dia bangkit berdiri, hendak membalas, diiringi ketiga temannya yang berbadan besar. Namun semuanya terdiam ketika aku menarik gagang revolver dari balik jaket kulit yang kupakai."Jangan coba coba bergerak kalau kalian masih mau hidup!" Ujarku.Semua terdiam, salah satunya karena mendengar suaraku yang menggeram, berat dan sedikit serak. Aku yakin suaraku pasti terasa menyeramkan. Dengan sebelah tangan, aku menarik tubuh mungil si perempua
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 51PoV SALMAMembaca pesan Haris seketika aku gamang. Mengapa tiba-tiba dia ingin bertemu denganku? Lelaki itu sejak dulu memang aneh, sikap dan sifatnya sulit ditebak. Dan jangan lupakan betapa pandainya dia bersandiwara dan bersilat lidah. Brukk!"Aduh!"Karena melamun, tanpa sadar aku menabrak troley belanjaan milik orang lain yang sedang diparkirkan. Keranjang belanja dalam genggaman tanganku terjatuh dan isinya berhamburan. Dan entah mengapa tiba-tiba saja aku disergap rasa pusing yang datang tanpa permisi. Aku limbung, dan nyaris saja jatuh jika tak ada tangan yang sigap memegangi ku."Astaghfirullah. Mbak kenapa?"Aku terkesiap mendapati Nadya, dengan sebelah tangannya yang bebas dari memegang bayi - yang dia gendong ala kangguru - memegangi tanganku dan menahanku agar tidak jatuh. Dia tersenyum kecil, menatapku khawatir. "Nggak apa apa, saya hanya pusing." Aku melepaskan diri dari pegangan tangannya, namun kembali limbung. Oh, sepertinya tek
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 52PoV HARISApa kau pikir aku demikian bodoh sehingga tidak bisa mengenalimu? Kurasa kau mengukur dirimu terlalu tinggi.Aku melangkah perlahan mendekati Salma, yang seketika pucat pasi menyadari bahwa aku telah mengenalnya. Tentu saja, aku telah mengenalinya sejak malam pertama kami bertemu di night club waktu itu. Bagaimana mungkin aku tidak bisa mengenali tubuh dan aroma wanita yang sudah pernah kunikmati?"Kau terlalu berani mengambil keputusan untuk tetap disini Salma. Seharusnya waktu satu tahun yang kuberikan untukmu bisa kau gunakan untuk kabur sejauh jauhnya, melarikan diri dariku. Apa kau pikir aku akan melupakan begitu saja orang yang telah membunuh kekasihku?"Kulihat Salma menelan ludah. Dia memang terlihat tak sehat. Entah karena sakit seperti katanya di telepon tadi, atau efek satu tetes chloroform yang tadi ku tambahkan pada bunga mawar itu. Matanya yang sipit terlihat sangat mengantuk. Aku tahu dia memaksakan diri untuk tetap sadar.
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 53PoV NADYANadya, Haris telah kembali ke Indonesia dengan wajah baru. Berhati-hatilah!Aku tertegun menatap pesan yang masuk ke dalam inbox messenger-ku. Pesan dari Akun bernama Miss Fairy. Mengingat nama akunnya yang menggunakan bahasa Inggris, mau tak mau aku teringat Salma. Jika Angel adalah Jenny dan Miss Secret adalah Salma, siapakah Miss Fairy ini? Dan kenapa hidupku seakan belum mau lepas dari bayang bayang Mas Haris?"Sayang, kenapa?" Aryan menghampiri melihatku duduk di atas kasur sambil menatap layar ponsel. Violet baru saja tertidur setelah puas menyusu.Aku memberikan ponsel itu padanya. "Lihat ini Mas."Aryan malah tertawa. "Entah kenapa aku tak suka mendengarmu memanggilku Mas. Aku lebih suka mendengarmu memanggilku Aryan saja. Aku jadi merasa bahwa aku bukan hanya punya istri, tapi juga sahabat."Aku mencebik. "Apa kau mau Vio memanggilmu Aryan juga nantinya?""Vio belum bisa bicara Sayang. Nantilah kalau dia sudah mulai bisa meniru k
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 54Aku telah pindah dari rumah lama, tapi tetap saja, dia dapat mengendus jejakku. Sungguh, bertemu dan sempat menjalin hubungan dengan lelaki bernama Haris ini adalah musibah terbesar dalam hidupku.Aku melangkah masuk, menyimpan alat penyadap itu di dalam laci lemari untuk ku perlihatkan pada Aryan nanti. Aku tak ingin Papa tahu. Beliau pasti akan sangat khawatir. Setelah menyimpan benda itu aku membersihkan diri barulah mengambil Violet dari gendongan Mbok Asih.Bayi mungil itu menggeliat ketika dia merasakan tubuhnya berpindah tangan."Jangan digendong terus Mbok. Nanti tangan Mbok pegal. Dia ini sudah gembil." Ujarku sambil mencium pipinya.Mbok Asih tertawa. "Nggak apa apa Mbak. Kan kata Mbak Nadya bayi harus sering digendong supaya merasa tenang dan nyaman.""Dan dia akan jadi bayi paling manja." Ujarku lagi. Aku lalu membawa Vio yang tertidur dan meletakkannya di atas kasur. Bibir mungilnya komat kamit seperti masih menghisap susu. Dia baru sa
DELAPAN HARI SAJA MENJADI ISTRIMU 55PoV SALMAAku menatap wajah yang sudah menua itu dengan hati miris. Sungguh Bu, kau seharusnya berhenti sebelum semua terlanjur kacau seperti ini. Kau telah tahu sejak lama, bahwa anakmu berbeda. Tapi mau memaksakan diri untuk membentuknya menjadi seperti yang kau inginkan. Lelaki sukses dengan gelar mentereng. Kaloan memberinya makan dan melimpahinya dengan uang haram. Nyatanya, kelainan jiwanya masih tetap bersemayam di dalam dirinya, membentuk gunung api, dan kini, meletus tanpa bisa kau kendalikan.Kepala Ibu bergerak. Sepertinya efek obat biusnya sudah mulai habis. Aku tak perlu mengikatnya karena wanita tua ini tak mungkin bisa kemana mana. Penjara telah melemahkan diri dan jiwanya."Salma?"Aku tersenyum memandangnya. Kutepis sedikit rasa iba yang sempat muncul di dalam hati. Wanita ini bahkan tak punya hati. Dia tega menabrak temannya sendiri hingga mati di tempat, menyisakan trauma bagi sang anak yang menyaksikan peristiwa mengenaskan itu