Semua Bab Keluarga Beracun : Bab 21 - Bab 30
75 Bab
Bab 21 Dipecat
“Kaget aku! Biasa aja dong ngomongnya! Untung gak jantungan!” Alex mengelus dadanya. Aku hanya menyengir tak jelas.Alex membelokkan mobilnya ke apotek, Aku segera keluar dan membeli tiga tespek sekaligus, lalu mengantarku ke rumah, tapi dia langsung pulang, malas bertemu keluarga suamiku katanya.Saat aku membuka pintu terlihat Mas Dani duduk sambil menunduk. Di sampingnya ada Anggita yang mengelus pundaknya seakan menguatkan. Ibu mertua juga diam. Seperti suasana berkabung.“Ada apa ini? Apakah ada saudara yang meninggal?” tanyaku tanpa dosa. Padahal aku tahu kalau Mas Dani sudah dipecat.“Aku dipecat, Ra. Dan tanpa pesangon.” Mas Dani berkata lirih.“Hah? Kok bisa, Mas? Memangnya kenapa kok tiba-tiba dipecat?” Aku pura-pura kaget.“Aku ketahuan korupsi. Tak hanya dipecat tapi aku juga disuruh ganti rugi dua kali lipat karena telah mencuri uang perusahaan. Kalau tak bisa mengembalikan aku akan dipidanakan! Tolong in suamimu ini, Ra!” Mas Dani mengiba.“Kok bisa-bisanya kamu korupsi,
Baca selengkapnya
Bab 22 Jangan Kembali Lagi
Mas Dani segera membopong Anggita ke dalam kamarnya. Aku hanya melihat. Setelah sadar dengan apa yang terjadi aku pun mengunci kamar dan menangis. Bukan sakit karena tamparan tapi sakit hatiku karena jelas-jelas Mas Dani membela perempuan itu.Aku segera mengambil koper dan memasukkan semua baju Mas Dani ke dalamnya. Bukankah dia bilang akan keluar kota? Jadi kubantu sekalian membereskan barangnya agar tak perlu lagi kembali ke rumah ini.[Pa, tolong pecat Anggita hari ini juga] Aku mengirim pesan kepada Papa.[Tidak bisa hari ini, Nak. Karena Anggita sedang mengajukan cuti, ada acara keluarga katanya.]Dan juga proses investigasinya belum selesai. Makanya mumpung dia cuti maka orang Papa akan mencari bukti yang akurat. Begitu masuk maka surat pemecatan sudah ada di mejanya. Kamu yang sabar ya]Aku menghela napas. Mencoba berpikir jernih. Sabar, Ra. Jangan emosi!!.Aku mengatur napas, mencoba menetralisir amarahku.Ponselku bergetar. Ada pesan masuk.[Sudah kutemukan lokasi pe
Baca selengkapnya
Bab 23 Acara Kejutan
Karena sudah lama tidak bertemu, semalam kami berbincang hingga larut malam. Hingga matahari sudah meninggi, aku baru membuka mata. Aku terbangun di kamar lamaku. Semalam aku menginap di rumah yang sudah sejak kecil aku tinggali lalu membuka ponselku, terlihat begitu banyak pesan dari Mas Dani. Intinya sama. Meminta uang penjualan mobil, tapi tak aku balas. Dari semalam sengaja kumatikan ponselku. Aku turun untuk sarapan, Mama dan Papa sudah menunggu di bawah.“Sudah Papa carikan, satpam yang bisa jadi pengawal juga,” ucap Papa pagi itu.Kemarin aku memang meminta Papa untuk mencarikan seorang yang akan menjaga rumahku dari Mas Dani dan keluarganya.“Iya, Pah. Rara mau pulang dulu. Mau siap-siap untuk datang ke pernikahan Mas Dani.Sudah kusiapkan hatiku untuk melihat suamiku menikah lagi. Aku sudah bisa tersenyum. Walaupun masih terasa nyeri di hati, tapi kehidupan harus berjalan kembali tanpa adanya lelaki bergelar suami.“Bagaimana dengan gugatan kamu, Ra?” tanya Mama sambil membe
Baca selengkapnya
Bab 24 Tak bisa Masuk
“Ibu!” Anggita berteriak melihat Ibunya pingsan. “Puas kamu bisa membuat Ibuku pingsan!” sentaknya.“Lho? Kok aku? Aku kan Cuma menyampaikan kado terindahku buat kamu,” jawabku santai.Ayahnya ikut panik, berusaha menyadarkan istrinya. Tak berapa lama istrinya sadar setelah diolesi minyak di hidungnya. Wajahnya terlihat lemas. Sedangkan Ayah Anggita menatapku nyalang.“Om dan Tante seharusnya melarang anak kalian saat akan menikah dengan suami orang. Bukannya malah mendukung. Sekarang terima akibatnya kalau yang kaya adalah istrinya.” Kedua orang tua Anggita yang kadung malu hanya bisa terdiam. Apalagi cemoohan dari para tamu tak ada hentinya.“Heh, perempuan mandul! Aku tidak akan membayar hutang itu, kamu pikir aku percaya hah?!” Anggita tak terima“Terserah, tapi tanyakan pada suamimu apa yang sudah dia tanda tangani bersama Omku.”Mas Dani dari tadi hanya diam, mungkin masih shock dengan kedatanganku.“Dek, kalau dia benar Paman kamu, harusnya bisa memintanya agar tidak memecat
Baca selengkapnya
Bab 25 Tidurlah Kalian Diluar!
Papa memang sudah membangun untuk satpam tapi aku tak pernah menggunakannya. Tapi kini aku bersyukur Papa sudah memikirkan sampai sejauh itu. Tubuh dan pikiranku sudah lelah. Kejadian yang terjadi hari ini sangat menguras energi. Aku pun pergi ke alam mimpi setelah membersihkan diri. Lamat-lamat aku mendengar suara pintu diketuk, setelah sepenuhnya bangun aku membuka pintu. Wahyu sudah berdiri di depan pintu kamarku. “Ada apa?” tanyaku masih sedikit mengantuk. “Keluarga suami Nona ada di depan. Saya sudah mengusirnya tapi mereka tidak mau pergi sebelum bertemu Nona,” jelas Wahyu. “Suruh mereka menunggu!” Sebenarnya aku tak berniat menemui mereka, jadi sengaja aku bersantai masak, beres-beres rumah, bahkan mandi dengan berendam. Kira-kira dua jam kemudian baru kutemui mereka, itu pun karena Wahyu yang memanggilku kembali. “Ada apa?” tanyaku berada agak jauh dari mereka. Aku melihat wajah mereka sudah memerah karena panas matahari yang terik atau karena amarah. “Tega kamu, Ra! Se
Baca selengkapnya
Bab 26 PoV Dani
Namaku, Dani. Aku seorang manajer Pemasaran di sebuah perusahaan swasta. Gajiku cukup lumayan, sebulan mencapai dua puluh lima juta, belum lagi bonus kalau tembus target atau bonus akhir tahun, bisa lebih dari itu. Aku punya seorang istri yang cantik dan penurut bernama, Rara. Atas perintah Ibu, aku tak memberikan semua gajiku sejak menikah dengannya. Kubuka rekening baru agar Rara percaya kalau gajiku hanya lima juta sebulan. Sisa gaji lainnya kuberikan pada Ibu dan kedua saudaraku. Dua tahun pernikahan tapi Rara masih belum hamil, Ibu selalu merongrongku untuk segera memiliki anak. Namun nyatanya masih belum diberi juga, padahal aku sehat, walaupun belum pernah periksa kesuburan tapi aku yakin aku tak mandul. Saat perjalanan pulang dari kantor, aku melihat seorang wanita cantik sedang kesusahan. Aku mendatanginya dan menolongnya bak pahlawan. Ternyata dia adalah Anggita, mantan pacarku dulu yang selingkuh dengan temanku yang lebih kaya, padahal secara tampang masih ganteng aku
Baca selengkapnya
Bab 27 PoV Dani 2
Rara sungguh terlihat sangat cantik saat dia berjalan mendekat. Ingin rasanya memeluknya tapi Anggita memegang tanganku sangat kencang. Anehnya M C acara ini memperkenalkan Rara sebagai anak pemilik R.D Company, bukankah itu kantor tempat Anggita bekerja? Bisa gawat kalau yang diucapkan M C itu benar! Rara sudah sampai di depanku, wajahnya sungguh cantik dengan make up tipis seperti itu. Sadar posisiku tidak menguntungkan aku mencoba menjelaskan padanya. “Dek ... ini ....” Aku berusaha menjelaskan namun dia malah memberikan sesuatu yang paling aku takuti. Surat panggilan sidang perceraian. Aku shock! Apa yang kutakuti akhirnya terjadi! Rara menggugatku. Tidak! Ini tidak boleh terjadi! Aku harus merayunya agar membatalkan gugatan ini. Aku yakin dia pun masih cinta sama aku. Belum sempat aku memikirkan cara untuk merayunya, mertuaku tiba-tiba pingsan setelah mendengar hutangku yang diberikan kepada Anggita, tapi untunglah, bosku adalah pamannya Rara, jadi tidak jadi dipenjara karena
Baca selengkapnya
Bab 28 Bertemu Orang Tua Rara
Matahari semakin meninggi. Panasnya membuat Dani dan keluarganya kegerahan.Dani dan keluarganya masih kebingungan. Rara benar-benar tak mau membukakan pintu pagar untuknya. Istri yang dulu patuh dan taat kepadanya, sudah menjadi istri yang berani dan membuat dirinya kesusahan.“Bu, kita sementara ke pos ronda itu lagi saja, menunggu pintu dibuka baru kita terobos masuk!” saran Dani. Pos ronda letaknya memang berseberangan dengan rumah Rara.“Aku mau pergi saja! Kalau sudah bisa masuk kabari, ya!” tanpa menunggu jawaban yang lain Imron segera pergi.“Aku juga pergi ya, Sayang. Ada urusan sebentar.” Ken ikut meninggalkan rombongan itu. Nia hanya mengangguk tanpa menanyai hendak kemana suaminya itu. Tinggallah mereka bertiga duduk di pos Ronda. Menatap rumah yang dua tahun mereka tinggali, kini diambil oleh pemiliknya.“Dan, beli makanan sana! Ibu sudah lapar,” ucap Bu Intan.“Mana uangnya, Bu?” Dani meminta uang tapi malah disingkirkan tangan Dani dari hadapannya.“Pakai uangmu saja,
Baca selengkapnya
BB 29 Meminta izin untuk Poligami
“Pa, boleh aku bicara berdua saja dengan Rara?” Mas Dani meminta izin pada Papa.Papa menengok ke arahku. “Terserah Rara mau bicara atau tidak,” ucap Papa.Aku pun mengangguk. Kami berdua bicara di teras. “Keluarlah sekarang, Mas. Ajak kakak dan Ibumu pergi. Pernikahan kita sudah tak bisa dilanjutkan lagi. Kamu sendiri yang merusaknya dengan menghadirkan pihak ketiga. Bahkan ia mengandung anakmu.” Aku memberi pengertian kepada Mas Dani agar meninggalkan rumah ini. “Dek, kalau mau dimadu, surga menantimu. Istri Solehah yang ikhlas menerima suaminya menikah lagi.Apa kamu tidak ingin seperti istri Nabi yang ikhlas menerima suaminya menikah lagi?” Mas Dani berusaha menggunakan dalil agama.“Jangan bicara soal Nabi, Mas. Beliau poligami menikahi janda yang sudah berumur, bukan seorang gadis dan menghamilinya. Kamu memintaku seperti Aisyah, tapi kelakuanmu sama sekali tak mencerminkan sikap suami Aisyah!” sungutku. Jarang salat tapi sok mengerti agama.“Tapi aku benar-benar tak mau ber
Baca selengkapnya
Bab 30 PoV Anggita
Dasar wanita sialan! Bisa-bisanya bilang hutang satu milyar diberikan padaku. Sok banget, memangnya dia siapa! Gara-gara dia pula Ibuku sakit dan marah padaku. Dia bilang aku bodoh karena tidak mencari tahu Mas Dani seperti apa. Kalau benar dia dipecat dan tak bisa bekerja, masa aku yang harus menafkahinya? Aku tidak mau!. Daripada uring-urinngan mending aku ke salon agar diriku semakin cantik. Baru selesei mandi, handphoneku berdering, tanda ada panggilan masuk. Nomor baru, aku pun mengangkatnya.[Halo]Aku hafal suara itu.Suara seorang laki-laki yang meninggalkanku saat mengetahui aku hamil. Ya, anak ini memang bukan anak Mas Dani. Aku masih memiliki pacar saat bertemu dengan Mas Dani kala itu. Saat mengetahui diriku hamil, aku meminta pertanggung jawaban kepada pacarku. Namun dia malah memutuskanku dan menghilang. Aku yang panik karena malu hamil diluar nikah lalu merayu Mas Dani agar mau berhubungan denganku, dan mengakui janin ini sebagai anaknya. Biarlah, daripada anakku t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status