All Chapters of Obsesi Liar Maduku: Chapter 21 - Chapter 30
131 Chapters
Bab 21
"Apa! Zea kabur?" tanya Mas Rama kaget. Begitu pula denganku. Ke mana perempuan titisan Dajjal itu. Dia pasti sengaja tak mau menemui kami berdua."Iya. Jangan ganggu keluarga saya lagi!" teriak Mamahnya Zea sambil menutup pintu sangat keras."Buka pintunya Tante. Saya belum selesai bicara," teriakku terus menggedor pintu. "Percuma, Nin. Pasti Zea sengaja kabur. Dasar perempuan gila. Lebih baik kita pulang dulu, untuk memikirkan cara agar perempuan gila itu keluar dari tempat persembunyiannya."Aku tak menanggapi ucapan Mas Rama. Berjalan menuju mobil. Berusaha menegakkan emosi jiwa. Aku harus tenang. Agar masalah ini menemukan titik terang. "Kita coba cari Zea di tempat nongkrong atau di mana gitu. Tempat yang biasa dia kunjungi."Mobil segera di arahkan menuju tempat yang biasa dikunjungi Zea. Hanya sebagian kecil saja tempat yang aku ketahui. Hasilnya, sampai sore tetap saja kami tidak menemukan keberadaan Zea. Aku dan Mas Rama memilih pulang ke rumah. Biarkan saja kalau perempua
Read more
Bab 22
"Maaf, Nin, Mas terpaksa mengizinkan dia di kamar ini. Mas sudah melarang, tapi dia bilang keinginan bayi.""Mas, sudah diskusinya. Cepat sini, perutku kram. Mau dielus-elus.""Gila kamu, Zea. Itu bukan anakku. Kamu boleh tidur di mana saja. Tapi jangan minta perhatian apalagi cintaku. Percuma saja. Selamanya hatiku hanya untuk Anin. Bukan untukmu. Jadi, lebih baik kamu menyerahlah. Hentikan permainan bodoh ini.""Terserah kamu mau ngomong apa, Mas. Aku hanya butuh tanggung jawab. Kamu mau anak ini mati? lihat saja kamu, Mas Kalau kamu tak mau tanggung jawab, aku bakal laporkan ke polisi.""Laporkan saja. Di mata hukum, aku istri yang sah. Sedangkan kamu, sebagai istri kedua tidak punya kekuatan hukum untuk menuntut.""Berisik, Mbak. Perutku sakit nih. Arrgh ... Mas sakit ....""Zea ...."Pada akhirnya, Mas Satria tetap tertipu dengan akting perempuan murahan itu. Dia pasti tidak tega. Takut anak itu benar-benar darah dagingnya. Rasa simpatinya, sanggup mengalahkan kekesalannya pada Z
Read more
Bab 23
Godaan PelakorAku putuskan untuk segera pergi ke rumah Zea. Pasti mereka masih ada di sana. Entah memang sedang bermesraan, atau Pelakor tak mengizinkan suamiku pulang. "Sialan. Dasar cewek pelakor. Awas saja kamu," ujarku sambil mengendarai mobil. Tidak butuh waktu lama. Hanya dalam kurun waktu kurang satu jam, mobilku sudah terparkir di halaman rumah Zea. Namun, aku tidak menemukan mobil Mas Rama di sana. Apa mereka di rumah orang tua Zea? tak mungkin. Aku lihat, lampu rumah ini menyala. Maka aku putuskan untuk menggedor pintu. Pasti ada seseorang di sini. "Zea... Mas Rama ... buka pintunya!""Woy, pelakor buka pintunya!" teriakku naik pitam. Emosi benar-benar menguasai jiwa. Tangan mengepal kuat. Rasanya inginku bakar saja rumah ini. Namun, aku bukan orang gila. Masih punya akal sehat. Harus memikirkan segala langkah dengan matang. Tidak boleh asal bertindak.Manusia diberikan akal agar tidak salah jalan. Bisa memikirkan Setiap langkah dan pilihannya dengan matang. Maka, suda
Read more
Bab 24
Sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Allah mengatakannya dalam Al Qur'an surat Al insyirah sebanyak dua kali. Maka, manusia sudah sepatutnya mempercayai firman tersebut. Sesulit apapun cobaan hidup, pasti akan terselesaikan. Asalkan mau berusaha dan terus berdoa. Supaya mendapat pertolongan dari-Nya. "Makasih, Sayang. Kamu juga makan yang banyak, yah. Habis ini kita jalan-jalan ke mall, buat nonton bioskop. Gimana?""Serius, Mas? shopping boleh yah?""Boleh dong. Kamu bebas beli apa aja. Anggap aja, hari ini kita mau nostalgia buat pacaran. Mengulang masa-masa indah dulu.""Asyik. Oke deh, ayok cepetan makannya, Mas. Habis ini aku mau dandan yang cantik. Mau menikmati hidup sama kamu, hihi.""Kamu udah cantik Sayang.""Bisa aja bohongnya, Mas. Kalau aku cantik, kamu gak bakal mau main ranjang sama perempuan itu."Kami terdiam bersamaan. Hanya saling berpandangan. Seolah-olah saling bertukar kesedihan lewat pandangan. Momen kebersamaan kami yang hampir terasa indah seketika berubah
Read more
Bab 25
"Tolong, Mas cari tahu tentang perempuan ini. Namanya Zea. Dia sedang hamil. Dia mengaku hamil anak suami saya. Tapi, saya yakin, perempuan itu bohong. Saya kenal betul siapa suami saya."Aku sodorkan foto Anna yang ada di sosial medianya. Detektif Akbar mengangguk sambil mengamati foto Zea."Sepertinya saya tidak asing sama perempuan ini," ucap Akbar sembari meletakkan telunjuk tangannya di bawah dagu. Aku mengerutkan dahi karena mendengar pernyataan dari Akbar. Mengenal Zea? Apakah Akbar salah satu pelanggan Zea? Ah sesempit itukah dunia? Zea benar-benar menjijikkan. "Oh ya? Kenal di mana? Apa anda salah satu pelanggannya?" ucapku tanpa menyaring dulu apa yang akan aku katakan ini. Dapat kulihat Akbat membelalakkan matanya sedangkan aku menatapnya heran. Mataku beralih pada Anna dan ia pun sama membelalak menatqpku lebih tepatnya melotot. Ada apa sih mereka berdua? "Kok pada ngeliatin aku? Kenapa?" tanyaku pada akhirnya pada mereka. "Apa menurut anda, saya ada tampang penyuka
Read more
Bab 26
Kenapa sih dia benar-benar gak peka jadi suami? Sialan bener si Zea. Pelet apa yang dia pakai sampai-sampai mas Rama berubah 180° seperti ini? Enggak! Aku gak boleh kalah! Awas saja kau Zea, akan aku beri pelajaran kau nanti dan akan kupastikan kau akan benar-benar menyesalinya. Aku benar-benar merebahkan diri kali ini. Hamil muda dan kondisi emosi yang gak stabil membuatku cepat lelah. Tidak seperti kebanyakan wanita jika sedang hamil muda maka akan lemas dan tak bisa apa-apa. Aku bersyukur masih bisa makan dan masih bisa beraktivitas layaknya wanita yang sedang tidak hamil. Tidak seperti Zea yang sedikit-sedikit mengeluhkan sakit perut. Huft, jika mengingat perempuan itu rasanya sungguh geram sekali. Setelah kejadian kemarin aku membongkar video asusila Zea pada mami hingga detik ini mami tak pernah mengusikku. Padahal biasanya ada atau tak ada mas Rama di rumah ini terkadang mami suka kesini hanya untuk mengomentariku ini dan itu. Ditambah lagi aku sekarang sedang mengandung cu
Read more
Bab 27
"Udah deh duduk aja dulu nanti aku kasih tau." "Ada apa?" "Zea kan licik nah kita licikin dia lagi. Jangan main kasar karena itu gak akan mempan karena Zea itu licik." "Maksudnya kamu ada rencana?" tanya mas Rama dan kujawab anggukan kepalaku. "Apa?" "Mas sudah ajak Zea periksa ke dokter kandungan dan ajak usg?" Mas Rama menggeleng kepala dan benar dugaanku kalau Zea pasti tak akan mengajak mas Rama periksa. "Kenapa belum? Jadi Mas hanya tahu kehamilan Zea dari tespek yang dia tunjukkan sama kita waktu itu?" Mas Rama kembali mengangguk. Aku mendesah pelan. Duh, suamiku ini benar-benar polos atau benar-benar bodoh? Untung aku cinta coba kalau enggak udah aku tempeleng dia biar otaknya bener. Huh. "Ya Mas kemarin sempet sih ajak dia ke dokter dan ajak usg." "Terus?" "Ya dia gak mau alasan katanya usg di usia kehamilan dini itu hanya akan membahayakan janin dan usg hanya untuk usia janin besar sekitar tujuh bulanan gitu." "Dari situ saja sudah patut dicurigai. Usg itu pent
Read more
Bab 28
"M-maksud Mbak Anin apa sih? Aku enggak ngerti deh.""Tidak usah lagi banyak drama kenapa kau lakukan ini Zea!"Prang! Mas Rama membanting vas bunga yang ada di atas meja di ruang tamu ini. Tentu saja hal itu membuatku juga Zea berjingkat karena terkejut. Yah aku juga terkejut karena belum pernah melihat mas Rama yang sampai semarah ini. "M-Mas apa yang kamu dengar tadi itu tidaklah benar, i-itu semua hanya untuk mengelabui pria itu. Bukankah kau sudah tahu apa pekerjaanku.""Secara gak langsung kau mengakui kalau kau ini pelacur dong?" ejekku sembari tersenyum sinis. Tentu saja hal itu membuat Zea melotot ke arahku. "Ya gak gitu juga kali, Mbak, seenaknya saja berucap," ucap Zea yang tidak terima. "Jangan banyak sandiwara lagi di depanku karena aku tidak lagi percaya denganmu. Aku akui aku terlalu bodoh karena bisa masuk ke dalam jeratanmu dan tidak percaya dengan istriku sendiri. Mulai hari ini jangan lagi pernah usik hidupku atau kau akan tahu akibatnya!" ucap mas Rama penuh de
Read more
Bab 29
"Aku pikir kau ini pintar. Nyatanya kau jauh lebih bodoh dariku. Dengarkan ini!" Aku memutarkan rekaman video saat dirinya tadi menelpon seseorang yang sudah kuduga kalau itu adalah ayah biologis dari janin yang Zea kandung. Mata Zea tentu saja membelalak karena dia tentu tidak menyangkal jika aku memiliki rekaman dirinya sedang menelpon tadi. "Ups jangan pingsan dulu. Aku punya satu lagi kejutan buatmu!?" Kuputarkan lagi sebuh rekaman cctv di mana Zea masuk ke dalam kamar hotel suamiku. Wajah perempuan itu semakin memucat. Perlahan dia terdiam tak berkutik. Dia pikir aku bodoh? terbuktilah kalau aku lebih cerdik darinya. Bahkan, detektif yang aku suruh, bisa dengan mudah mengungkap kasus di hotel. Akbar tampaknya mempunyai jaringan yang luas. Hanya dalam waktu beberapa jam, anak buahnya yang ada di kota tempat suamiku menginap, bisa membongkar kelicikan Zea. "Tidak, itu pasti rekayasa.""Hahaha, masih mau ngelak. Sebentar, masih ada video lagi."Aku pegang Zea kuat-kuat agar tida
Read more
Bab 30
Sebenarnya aku sedikit curiga sih, apakah Anin tahu kalau anak yang kukandung ini bukan anaknya Rama? Tapi dari mana dia tahu? Apakah dia sudah menyimpan kecurigaan itu?Aku yakin dia belum tahu, hanya saja dia memang tipe wanita yang tidak mau mengalah sehingga dia benar-benar ingin menguasai Rama sendirian.Karena aku kesal aku akhirnya keliling dapur untuk mencari makanan, mungkin dengan cara mengemil maka kekesalanku ini akan berkurang.Akan tetapi, kesialanku lagi-lagi terjadi, aku sudah membuka kulkas dan semua laci yang berada di dapur tapi sama sekali tidak ada camilan yang dapat kutemukan.Aku benar-benar kebingungan, ingin rasanya aku menelpon Rama saat ini juga, tapi aku jadi ragu karena setiap kali aku menelpon Rama, maka aku harus membuat alasan baru, tentu saja itu sangat merepotkan.Karena aku tidak bisa menemukan apa yang aku cari, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke ruang depan, Aku ingin menghibur diriku sendiri. kata orang kalau lagi hamil tidak boleh marah-marah
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status