All Chapters of Suratman VS Suratmin ( Antara Si Kaya Dan Si Miskin): Chapter 111 - Chapter 120
124 Chapters
111. Kecantikan Hanin
“Oh itu sahabatnya dari kecil Khaidir, kami sudah anggap seperti anak sendiri, mereka juga satu kuliah dan dia juga bisa dibilang pengawalnya Hanin. ”Suratmin menjelaskan.“Oh!”“Banyak pesanan besok, Pak?”“Iya Pak, kebetulan Hanin itu kalau setiap hari Minggu ada acara amal bersama teman-teman kampusnya, biasalah anak-anak muda.” Suratmin menjelaskan.Tak lama kemudian ponsel Hanin berbunyi lagi, Suratmin kembali melihat siapa yang menelepon.“Sebentar Pak, siapa lagi ini yang telepon?”“Siapa Pak?”“Nggak tahu juga ini tetapi namanya ini Aldo?”“Siapa Aldo, Bu?”“Ibu juga nggak tahu, Pak,” jawab Susi yang ikut bingung.“Angkat saja, siapa tahu penting!”“Iya Bu, siapa dia?”Saat ingin mengucapkan salam tanpa sengaja Suratmin menekan tombol speaker sehingga suara penelepon itu terdengar oleh tamu mereka.[Halo Hanin, akhirnya kamu angkat juga, kenapa kamu tidak angkat teleponku, kamu marah sama aku?][ Ayolah Nin, aku sudah lama untuk menunggu jawabanmu, kenapa kamu nggak mau menjad
Read more
112. Perjodohan
Sementara itu para tua masih sibuk berbicara sehingga akhirnya Pak Dibyo mengutarakan niatnya untuk bisa menjodohkan anak pertamanya kepada Hanin.“Wah ternyata pembicaraan kita nyambung ya Pak, sudah seperti akrab begitu dan sebenarnya kalau diizinkan, boleh nggak Pak jika untuk mendekatkan hubungan kita ini lebih seperti keluarga gitu?” Pak Dibyo dengan hati-hati bertanya takut jika dia salah menyampaikan maksud dan tujuan hingga berujung penolakan.“Maaf maksudnya, Pak?” tanya balik Suratmin yang sebenarnya tahu maksud dari Pak Dibyo itu untuk menjodohkan salah satu anaknya untuk Hanin.“Begini Pak, mungkin Bapak belum tahu, saya pernah berucap kepada saudara kembar Bapak Suratman, jika suatu jari nanti kami akan menjodohkan anak-anak kami kalau mereka sudah besar.”“Awalnya saya memang menjodohkan Rayhan dengan Ayu, anaknya Suratman, setelah itu saya tanya sama Suratman punya saudara nggak kamu , apakah dia punya anak perempuan juga?”“Dia bilang tidak punya, bahkan dia tidak men
Read more
113. Kecurigaan
“Sebentar, Abang telepon dia dulu, mudah-mudahan nomor ini aktif,,” ucapnya sambil mencari nomor Satu yang masih tersimpan di ponselnya.“Bagaimana Bang, bisa dihubungi Mbak Ayu nya?” tanya Lula penasaran.“Nyambung sih ...tetapi nggak diangkat,” jawabnya bingung.“Lagi Bang, sepertinya memang dia Bang ... tuh lihat gelagatnya,” ucapnya meyakinkan kedua abangnya.Nampak Ayu dari kejauhan yang ingin menerima panggilan itu tetapi tidak diangkat oleh dirinya, sehingga membuat mereka menjadi penasaran. “Apa yang dilakukan dia lakukan di sini dan apakah dia sudah balik dari Surabaya, siapa pria itu?” tanya Rayhan penasaran.“Abang harus cari tahu tentang orang itu, mudah-mudahan apa yang kita pikirkan tidak benar,” ucap Rayhan.“Apa maksudmu, jangan bilang kalau Ayu simpanan Om-om itu, iya kan?” tanya Rayyan.“Aku juga nggak tahu Bang, tetapi seingatku dia tidak mempunyai keluarga seperti orang itu dan Abang lihat sendiri kan Ayu menggandeng tangan Om itu seperti mereka pacaran saja,” jela
Read more
114. Trik Baru Rayhan
Rayhan menatap dari jauh wajah Hanin yang tidak memakai masker, terlihat jelas senyuman yang menawan pantas saja banyak pengunjung yang datang untuk membeli jualan Hanin.“Seandainya aku bisa merasakan bubur itu, aku akan merasa bahagia, kenapa juga aku baru tahu kalau ada tukang bubur secantik dia, kuliah kedokteran pula, kamu sungguh luar biasa Hanin, kamu sangat berbeda dengan gadis lainnya,” ucap Rayyan dalam hati.Lula yang melihat kedua abangnya itu tersenyum melihat Hanin, membuatnya bingung siapa akan dipilih Hanin untuk menjadi pendampingnya, sedangkan sebagai adik Lula sangat menghormati dan menyayangi kedua abangnya itu.“Bang Ray, pasti di dalam hati kamu ingin sekali makan bubur buatan Mbak Hanin kan?” tanya Lula seketika.“Iya sih, pingin banget, tetapi aku pasti bisa mendapatkannya.”“Oh iya, bagaimana mungkin Bang, antreannya panjang gitu?”“Ya namanya jodoh pasti bisa makan bubur buatan Hanin,” celetuknya tanpa sadar.Seketika Rayhan menatap Lula dengan tajam, yang s
Read more
115. Hidup Ayu
Mereka pun menikmati sarapan yang dibuat oleh Hanin. Rayyan sangat menyukai bubur ayam yang diracik oleh tangan Hanin, dia tidak henti-hentinya memuji bubur ayam itu.Lain halnya dengan Rayhan yang menganggapnya datar tidak ada komentar, tetapi dia yang paling duluan habis memakannya.“Bagaimana Bang, enak kan buburnya?” tanya Lula kepada Rayhan.“Biasa saja, seperti bubur yang lain nggak ada yang istimewa,” celetuknya sembari menikmati suapan terakhirnya.“Masa sih, tetapi kok habis duluan ya?” leduknya lagi.“Lapar tahu!”“Duh si Hanin, aku sudah bersusah payah untuk bisa dibenci sama dia, tetapi dia menganggapnya santai gitu, bagaimana ini hatiku kan jadi tambah suka dong kalau begini caranya?”“Pokoknya dia nggak boleh masuk di dalam hatiku, aku harus tetap membuatnya benci denganku dengan begitu Hanin bisa memilih Bang Rayyan sebagai pendamping hidupnya,” gerutunya dalam hati.“Setelah ini kamu mau ke mana, jadi mau ke panti asuhan?” tanya Rayyan seketika sembari makan bubur.“In
Read more
116. Derita Ayu
Mobil mewah itu meluncur dengan baik sampai masuk di kawasan perumahan elit. Gedung menjulang tinggi dengan ornamen bernuansa putih gading.Halaman rumah yang begitu luas dan dihiasi dengan tanaman bunga yang beraneka ragam.Rumah itu terlihat sangat indah dan asri, di dalamnya tidak banyak barang, sehingga kita memandang luas setiap ruangan.Di halaman itu juga di bangun sebuah garasi yang luas dan berbagai koleksi mobil antik dan mewah berjejer rapi menghiasi rumah itu.Mereka masuk dan segera menaruh camilan dan es teler itu yang sudah tidak ada rasanya, sehingga Ayu pun langsung pergi ke dapur dan membuka kulkas lalu meracik es teler itu dengan menambahkan susu kental manis agar lebih terasa manis.Setelah itu dihidangkan di meja makan lengkap dengan camilan yang baru di beli di taman itu.Pria paruh baya itu lalu duduk di meja makan setelah berganti baju santai menggunakan kaos tanpa kerah polos berwarna biru dengan bawahan celana pendek.Terlihat sekali bulu-bulu kaki pria itu
Read more
117. Negosiasi
“Begini Man, saya ingin anakmu menjadi wanita simpanan saya,” jawabnya serius.Mendengar perkataan Alvin, Suratman naik pitam dan langsung berdiri dengan wajah amarah.“Apa maksud Bapak, menyuruh anak saya menjadi simpanan Bapak?”“Bapak ini sudah nggak waras, dia itu pasti seumuran dengan anak Bapak, dan dengan mudahnya Bapak bilang seperti itu, bagaimana dengan istri Bapak di rumah jika mengetahui kalau suaminya mempunyai simpanan yang pantas menjadi ayahnya?” amarah Suratman meledak-ledak.“Tenang Man, pikirkan saja dulu tawaran saya, jika kamu setuju saya segera menyuntikkan dana ke perusahaan dan rumahmu yang telah di sita oleh bank, dengan gratis asalkan anakmu bersedia untuk menjadi kekasih gelap saya?” “Maaf Pak saya tidak mungkin membiarkan anak saya menjadi simpanan Bapak, apa kata orang nanti, dan bagaimana dengan istri dan anak Bapak?” Suratman merasa kesal dan harga dirinya seperti diinjak-injak karena baru kali dia menjadi dilema untuk memutuskan kehidupan anak gadisnya
Read more
118. Jebakan Untuk Rayhan
“Bagaimana kamu sudah siap?”“Tenang saja saya akan melakukannya dengan pelan-pelan, kamu akan menikmatinya juga kok,” ucapnya tersenyum.“Kenapa Om ingin melakukan semua ini?” tanya Ayu seketika.“Kamu sudah diberi tahu alasannya kan dari Papahmu, kalau istri saya tidak bisa lagi melayani saya dengan baik.”“Hidup itu kejam, Sayang jika kamu tidak bisa bertahan maka pilihan hanya satu yaitu kematian.”“Saya tahu kamu sangat sayang dengan Papahmu, sehingga kamu mau melakukan apa saja untuk dia, kamu memang anak yang baik, kamu tidak akan kekurangan kasih sayang lagi, karena saya juga akan menyayangi kamu,” ucapnya sembari memegang paha mulus Ayu yang terpampang jelas menggoda.Awalnya risih dipegang tetapi Ayu tidak ingin membuat Pak Alvin marah sehingga dia pun membiarkan tubuhnya dipegang oleh pria itu.Semenjak itu kehidupan Ayu berubah, dia jarang bertemu Rayhan, karena sibuk dengan kuliah dan Pak Alvin.Hubungan mereka berjalan dengan baik, Pak Alvin sangat puas dengan Ayu, tida
Read more
119. Rayuan Maut Ayu
“Ya Allah dia saudara sepupuku, dia sangat cantik sama persis dengan di foto yang Rayhan tunjukan di dalam ponselnya,” gerutunya dalam hati.Tanpa terasa bulir-bulir air mata pun berjatuhan tak tertahankan.Hanin membiarkan Ayu mencaci maki dirinya, karena dia sangat rindu dengan suara khas Ayu saat memarahi orang lain.“Jika kamu tahu aku adalah Hanin, apa yang akan kamu lakukan?”“Apakah kamu tetap membenciku?” tanya Hanin dalam hati.“Halo ... Kamu dengar nggak sih apa yang aku katakan?”“Apa yang kamu lihat?” tanyanya lagi dengan penasaran.Mendengar ada keributan Rayhan yang sibuk di ruangannya pun keluar dan mencari tahu.“Ada apa ini, kenapa ada ribut-ribut di kantor saya?” tanyanya sembari memperhatikan mereka.“Ray, ini loh gadis kampung nggak punya etika!”“Ayu!” Rayhan kaget karena sahabatnya itu kembali muncul setelah enam bulan tidak bertemu langsung.“Iya aku Ayu, Ray, kamu seperti lihat hantu saja,” gerutunya kesal.“Siapa sih dia Ray, kenapa ada gadis seperti ini di ka
Read more
120. Senyumannya
“Ah sial!”“Kenapa aku tidak langsung mengatakan kalau dia adalah simpanan Pak Alvin, aku tidak mau berurusan dengan orang itu!”“Maafkan aku Yu, sebagai teman aku bisa mengingatkanmu untuk tidak melakukan hal itu, kalau perlu, kamu harus menikah dengannya!”“Namun aku tidak menerimamu sebagai pendamping hidupku, karena aku mulai mencintai seseorang!”Senyuman mengembang saat terlintas wajah Hanin yang begitu bisa membuat hati seorang Rayhan berbunga-bunga.“Untung saja wajah Hanin terlintas di pikiranku, coba kalau tidak pasti aku terbuai dengan bujuk rayu Ayu,” gerutunya sembari tersenyum.“Duh senyumannya aku tidak bisa melupakan senyuman Hanin, tetapi ... tidak ... tidak dia milik bang Rayyan.”“Aku tidak boleh memikirkannya, aku harus bisa membencinya jika tidak rasa cinta dan sayang itu selalu muncul dan itu sangat menyiksaku!”“Ya ... ada apa denganku?”Rayhan berusaha kembali fokus dengan pekerjaannya, dan dia pun berencana datang ke warung makan Hanin saat makan siang.Nam
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status