All Chapters of Pengantin Pilihan Raja: Chapter 21 - Chapter 30
156 Chapters
Hilangnya kehormatan dihadapan alam
Selamat membaca. Kami saling tatap selama beberapa saat. Sebelum aku melompat dengan gesit dari istana yang begitu tinggi. 'Patah kaki pun tak masalah!' Asalkan aku lepas malam ini saja. Namun detik berikutnya, pria itu menyambarku seperti elang yang membunuh mangsanya, atau menyelamatkan mangsanya. Ia menggendongku. Dan kami terbang semakin tinggi. "A-aku bisa kehabisan nafas la-lagi!" mataku mulai naik ke atas, sebab semakin tinggi. Udara semakin menipis. Menatap. Baginda menurunkan sedikit jarak antara ia dan bumi—sontak, aku melingkarkan kedua tanganku di lehernya. "Wah…""Wah?" tanyanya mengulang kekagumanku pada kerajaannya ini. Utara, harusnya tak seindah ini. Tidak. Semua indah, hanya istananya saja yang tidak. "Nama siapa yang kau sebutkan itu?""Itu kekaguman!"Jawaban mulus yang disertai ketakutan. Aku bahkan harus menelan salivaku kasar, karena jujur saja. Suaranya itu masih membuat semua tubuhku merinding—seolah ingatan pada malam kembali lagi. Hingga, sekitar 7 ja
Read more
Emabell yang malang
Selamat membaca. Ia membawaku pulang, padahal. Ku pikir ia akan meninggalkanku sendirian di tengah hutan seperti ini tanpa busana. Tapi saat kami kembali, ia sama sekali tak bicara padaku. Tak makanan, tak ada dunia luar. Aku dikurung! Bahkan, baik Almosa dan aku tidak boleh mengobati lukaku. Aku kesakitan. "Aku ingin kembali ke rumah, aku ingin meringkuk di samping kasur kamar di rumah bibi Anne. Aku ingin berteriak, aku ingin tenggelam lagi…. Hiksss…"Menangis adalah jalan. Sampai aku sadar. "Mengapa aku begitu lemah di hadapannya?" lantas aku menatap ke arah tanganku sendiri yang masih dipenuhi oleh bekas luka. Bangkit. Membuka peti, sebelum mengobati luka-lukaku dengan herbal yang dikirim oleh kakak—tidak peduli lagi jika baginda akan memperkosaku atas tindakan yang ku anggap benar. "Aku tidak peduli lagi!" Aku, harus jadi lebih kuat….***Malam harinya, berbekal tekad karena perutku yang kosong. Aku dengan nekatnya berjalan keluar dari kamar yang tidak dijaga, ke arah dapur.
Read more
Ribuan kesabaran untuk rasa sakit
Selamat membaca. Jarum itu membuat aku tak bisa bergerak! Sebenarnya, apa yang mereka inginkan dariku? BUGH! Tiba-tiba saja Baginda mencekik leherku, sampai membuat tembok yang menahanku retak. "Ulahmu?" tanyanya dengan tatapan dingin yang menusuk. Padahal aku tengah kesakitan. Lukaku juga belum kering. "Panas…" Kukunya muncul, menancap di leherku—aku tahu, ia marah karena penyebab informasi raja yang sedang tak sadarkan diri karena racun Damor adalah memang karena ulahku. Aku berbohong. Sebab aku takut pada apa yang akan terjadi. Dan akhirnya, hal yang ku takutkan benar-benar terjadi. "Ba-baginda!" ringisku. Seperti digantung hidup-hidup! "Akhh… sakit!"Kafkan menahan bahu pria itu. Mencoba untuk menahan emosi yang sebentar lagi akan pecah dari dalam dirinya! Aku takut, tapi ini tidak adil baginya. Arggghhh! Aku menangis. Tubuhku gemetar saat kuku baginda menancap menyebabkan luka baru pada leherku. Hiksss! "Yang mulia!" Semua terlihat terkejut. Tapi, mereka tetap tak bisa b
Read more
Membalut luka yang dilukai
Selamat membaca. Ku Kira ia akan membunuhku malam itu, nyatanya tidak dan mungkin akan berlangsung cukup lama. Atas permintaan Kafkan, Almosa dan Damor. Rantai yang mengikat kakiku di cabut, dan Baginda membawaku ke tempat yang tidak aku tau. Dia—Baginda, seperti ingin mengobati luka di hatiku setelah menyakitinya. Tap! Tap! Tap! Lama berjalan, dengan bantuannya yang terpaksa ku terima. Akhirnya kami sampai di tempat dengan rumput hijau. Tunggu…rumput hijau. Menyandarkan pandanganku ke depan. "Ini?" sontak mataku membulat saat melihat pemandangan yang cukup menyegarkan mata. Taman, dengan kolam bundar di tengah-tengahnya. Aku bertanya-tanya apakah ada ikan yang hidup di sana? Di beberapa tempat, di buat taman bunga. Bukan bunga biasa, tapi bunga yang mengandung manfaat. Di pinggir kolam, terdapat batang pohon tua dengan jamur berbagai macam jenis yang tumbuh subur. "Jika kau bosan di kamarmu, datanglah!" Aku terkejut dengan kata-kata itu. Ragu. Aku menoleh ke arahnya yang
Read more
Kenikmatan untuk penyesalan pada waktu
Selamat membaca. Selesai menaruh semua barang-barangku ke dalam kamar, mataku beralih pada pintu kamar mandi yang dilapisi emas. 'Hah' menghembuskan nafasku kasar, sebelum berjalan ke arah lemari berwarna hitam keemasan. Mengambil jubah mandi ku yang begitu mudah untuk dilepas. Bisakah aku memaki?! Setelahnya aku berjalan masuk. Membuka pintu perlahan-lahan, yang sambut oleh aroma semerbak dari wewangian yang tak pernah ku dapatkan saat tinggal di Clossiana Frigga. Sebab biasanya, aku hanya berendam dengan air mawar. Tapi aku melihat Baginda. "Apa aku mandi seorang diri?" aku bertanya dengan raut bingung, tapi mengapa hatiku seakan begitu senang. Seolah ada yang bersorak-sorak dalam diriku—Aku. "Terserahlah!"Menanggalkan pakaianku, ini pertama kalinya aku akan masuk ke dalam bak yang seperti kolam pemandian air panas pribadi. Karena biasanya, aku hanya mandi di pinggirnya saja dengan cara yang gila karena Baginda. Tap! BYURRR! Deg! Sesak… mataku membelalak saat kakiku tak meng
Read more
Nesesbula Safalis di utara
Selamat membaca. Sampai pagi pun, aku hanya menunggu sampai ia pergi dari sisiku—benar, dia memang menyuruhku untuk tidur. Tapi coba bayangkan, apakah kamu bisa tidur dalam seperti itu. Aku hanya menutup mataku. Hingga matahari menyambar netra mataku yang berair— diatas tempat tidur, aku mencoba untuk bangkit. Krakkk! Seperti tubuhku ada yang patah! Dia benar-benar menghabisiku. "Kau tidak tidur?"DEG! Mataku sontak membulat saat melihat ke arah sofa yang menghadap langsung ke dalam kamar, dengan Baginda yang sedang duduk disana! "Ba-baginda…""Tidurlah!""Tapi aku…" ingin bangun—sambungku dalam hati. Tak berani melanjutkan kata-kataku, saat melihat tatapan tajam penuh peringatan yang ia layangkan padaku. Kembali berbaring, aku mencoba untuk menutup mataku sampai mataku berkerut. Memaksa otakku untuk segera tertidur….***"Emabell, Emabell!" Panggilan seseorang membuat aku tersadar dari tidurku. "Ba…" Bukan. Tapi, "Kafkan?!" "Sampai kapan kau akan tidur? Apakah kau begitu kel
Read more
Kegilaan yang mematikan
Selamat membaca. "Akhhh!" Aku meringis saat pria yang tak ku kenal mencekik leherku dengan sangat kuatnya. Mataku hampir tertutup dibuatnya, keringatku juga bercucuran menahan sakit. Pria di hadapanku ini siapa? "Ternyata kau memang sangat cantik!" sinisnya. Setidaknya lepaskan aku dulu baru bicara! "Tapi orang-orang dari utara, tidak mungkin hanya mengagumi kecantikanmu, 'kan?" ucapnya menatapku dari atas sampai bawah. Me-mereka dimana? A-aku mati kalau terus-terusan tergantung seperti ini. Bugh! Tiba-tiba saja Damor dan Kafkan datang, dan langsung menahan pria gila itu. Uhuk! Uhuk! Uhuk! "LARI!" seru Damor, itu membuatku mengerutkan kening ku bingung. Tak mengerti. "EMABELL!" Mungkinkah pria itu adalah musuh? Tak peduli, aku berlari keluar dari dalam kamar karena pria asing itu terlihat ingin sekali menghabisiku. Hosh! Hosh! Hosh! Aku berlari tanpa arah, tentu saja dengan darah yang menemaniku setiap langkahku. Leherku sakit, tapi ini bukan racun—pria itu jelas ingin me
Read more
Kehangatan pada malam, dari utara
Selamat membaca. Aku kembali dengan alasan lelah, sebab aku tak mau kalau nanti baginda melakukan sesuatu di tempat terbuka—oh ayolah, memikirkannya saja sudah membuatku merasa pusing. Di kamar, aku membuka kotak herbal. Tapi botol dengan surat didalamnya menghilang. "Aku tidak menyentuhnya? Bagaimana bisa tidak ada? Apa, aku menjatuhkan saat berlari tadi?" bingungku. Mencari ke arah bawah meja, dan sekitaran tempat tidur. Namun tak ada apa-apa disana, semuanya bersih. Bekas kekacauan tadi juga telah selesai. "Tidak ada!" kataku, melirik ke arah luar jendela—aku bisa dikurung kalau keluar tengah malam begini! Tapi. Aku menatap kembali ke arah kotak herbal. "Aku rindu kakak!"Dan ya. Berbekal kenekatan, aku kembali ke taman secara diam-diam. Gelap, dan menakutkan. Dan pikiranku mulai membayangkan kepala yang melayang. "Astaga Emabell, tenang saja. Tidak ada hantu disini!"Tap! Tap! Tap! Mengendap-endap, aku melangkahkan kaki telanjangku keluar. Sebab sepatu hanya akan membuat s
Read more
Sesuatu di antara mawar!
Selamat membaca. Istana. Menghadap mereka, Baginda menatapku dengan tatapan sangarnya lagi. Itu membuat aku sontak menunduk. "Kamu?"Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat. "Bukan, itu bukan berasal dariku. Ku pi-pikir itu baginda jadi…"Damor tersenyum sinis. "Bagaimana bisa seorang pemimpin dari utara, memiliki aura yang begitu baik. Emabell! Apa lagi yang kau sembunyikan?" tuduh Damor padaku. Dengan cepat, aku menggelengkan kepalaku lagi. "Ti-tidak. Aku su-sudah jujur!" Lalu menatap ke arah baginda dengan ragu. Menelan saliva ku dengan kasar, meminta ia untuk percaya. "Aku tidak melakukannya!""Dan jika kau berbohong?"Aku tahu ia akan membunuhku jika aku berbohong padanya. Sendu, aku menatap ke arah Baginda. "Apa yang baginda inginkan?" Bukankah semuanya telah ia dapatkan, telah ia lakukan padaku. "Jadilah ratuku!"Bukankah dia selalu berkata begitu. Sampai, ia melanjutkan kalimatnya. "Di hadapan dunia Elydra!""Baginda…" Almosa menggelengkan kepalanya padaku, memintaku untu
Read more
Api yang membara dalam darahmu
Selamat membaca. "BAGINDA!" Teriakku mencoba untuk keluar dari dalam air. Tapi sesuatu seakan menarik kakiku kembali ke dalam air. Tak sempat menggapai tangan Baginda! Sesak! Seseorang seakan menciumku….Namun saat itu juga, air dalam kolam mandi terangkat ke atas. Yang diubahnya menjadi uap. Hosh….aku kembali bernafas. Dan Baginda langsung memelukku dengan eratnya, sedang aku tak peduli lagi pada tubuh telanjangku. Sebab yang kupikirkan adalah bayangan tadi. "Ada apa hmmm?"Aku ingin menangis. Tapi aku tak boleh menangis di hadapannya. "Emabell!" panggilnya dengan suara yang melembut, sontak aku menoleh ke arahnya dengan mata yang berkaca-kaca.Matanya tertuju pada bibirku. "Katakan?" tuntutnya. Mencoba untuk tenang. Aku… A-aku akhirnya… huaaaa! Menangis, seperti makhluk lemah saja. Lalu menjawab, "dia…aku takut!" kataku—tak bisa memberitahukan siapa dalang yang menciumku di dalam air barusan. Sebab itu, akan membuat utara mengangkat pedang. Yang memicu peperangan. "EMABELL! K
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status