Semua Bab Pengantin Pilihan Raja: Bab 41 - Bab 50
156 Bab
Mengejar cahaya berwarna
Selamat membaca.Menelan salivaku kasar. Aku mengambil sabun yang ia berikan, untuk menggosok tubuhku sendiri tentunya—memangnya apa yang kalian pikirkan.Tapi belum sempat sabun itu menyentuh kulitku, tiba-tiba saja ia menahan tanganku. Itu membuat aku sedikit terkejut, makin terkejut saat ia mengarahkan ku cara bagaimana membantunya mandi dengan benar."Terbiasalah!"Terbiasa apanya. Ini aneh, mengingat kami tidak punya hubungan sekuat itu. Aku, ck! Merasa rendah lagi.Selesai. Kali tak ada makian, tak ada juga paksaan yang berlebihan dan lagi. Tidak ada air mata yang jatuh dari hatiku.***Menghabiskan waktu untuk tidur saja. Esok harinya, aku membersihkan semua tanaman herbal yang baru saja tumbuh dan membuang tak bisa digunakan lagi.Membersihkan kolam dengan jaring, bahkan menanam bunga di tempat ini. Itu membuat Artarus hanya menggelengkan kepalanya di samping Baginda.Untungnya aku di bantu Kafkan."Ck! Ck! Lihatlah yang mulia, mereka benar-benar menghancurkan taman belakang d
Baca selengkapnya
Obat terbaik sepanjang masa
Selamat membaca.Mereka memanggil Nike dan aku mencoba untuk bertahan dan membuat Baginda menunggu dengan harapan. Meski setelahnya ia akan memukulku karena kabar yang buruk, mungkin.Tetapi aneh juga. Saat melihat dia yang terlihat khawatir seperti, apalagi pada orang sepertiku.Lama menunggu. Akhirnya Almosa kembali, lantas aku menatap ke arah belakang Almosa dengan alis yang mengerut karena tak bisa menemukan keberadaan dari Nike. Sebelum menatap ke arah Almosa."Nike?"Tak menjawab. Almosa menunduk hormat pada Baginda, lalu berkata. "Saya tidak bisa membawa Nike utara!""Kenapa?" tanyaku."Ia terkena penyakit menular, dan itu akan membahayakan Emabell!" jelasnya pada Baginda. Tetapi matanya malah melirik ke arahku, yang terbaring di atas tempat tidur.Tersenyum simpul padanya. "Kau tersenyum?" tanya Kafkan tak suka, begitu juga dengan mata tajam itu. "Emabell!""Apa?""Cara?!" sambung Almosa memperingatkanku untuk menguji kesabaran Baginda yang setipis tisu.Berpikir. Menatap ke a
Baca selengkapnya
Arti sebuah kesetiaan dan Misteri Emabell
Selamat membaca.Aku kebingungan dan kurasa, mata yang sedang tertuju padaku juga begitu—aku pernah merasakan sakit, tetapi itu saat aku menangis di rumah bibi. Dan perasaan ini? Terjadi lagi. Mungkinkah?Aku mendekat ke arah Baginda, lantas kedua tanganku meraih wajahnya. Menatap dengan tatapan serius, mencoba mencari jawaban atas apa yang baru saja aku rasakan barusan. Ketenangan, seorang teman.Seolah mengerti. Baginda mengelus pipiku lembut, menatapku dengan tatapan tajam nan menusuk tetapi aku tidak menganggap tatapan itu jahat.'hah!' kelabat ingatan memenuhi indera penglihatanku secara ajaib. "Itu kamu, kan?"Dia tak merespon. Hanya menatapku dengan tatapan tajam dan mengintimidasi, tapi anehnya. Aku malah tersenyum. "Iya. Itu memang kamu kan!"Tiba-tiba saja, ia menarikku ke dalam pelukannya yang erat. Bahkan, aku bisa merasakan hembusan nafas pada leherku.-Semua terkejut saat Emabell membalas pelukan yang mulia dengan sangat erat-"Roh di rumah bibi! Ternyata adalah seorang
Baca selengkapnya
Berjalan bersama Utara
Selamat membaca.Esok harinya. Aku kira, badanku akan remuk setelah bangun. Nyatanya tidak, cukup nyaman. Normal dan terkendali! Tak ada Baginda di sampingku, tapi aku tahu. Ia menemaniku sampai tertidur."Kau binatang aneh, menjauh lah dariku!""Grrrrau!"Aku mendengar sesuatu yang mendekat ke arah kamarku. Mengetuk—pintu terbuka, menampakan Bielra dan Nike. Nike? Aku bangkit, dan langsung memeluknya erat. "Nike? Kau belum kembali? Aku sangat senang melihatmu!" kataku rindu.Nike membalas, sembari tersenyum padaku. "Yang mulia akan memenggal kepalaku kalau aku berani keluar dari istana ini tanpa izinnya!"Aku tertawa mendengarnya. "Lalu bagaimana kau bisa keluar perpustakaan?""Katanya mataku akan di cungkil kalau tak berhenti membaca!"'hahaha' aku tertawa. Karena yakin itu hanya candaan mengerikan Baginda yang terdengar sangat benar. Nike mengajar satu alisnya padaku. "Wah! Wah! Wah! Sejak kapan kata-kata mengerikan itu terdengar lucu bagi seorang Emabell?" ejeknya sembari memaink
Baca selengkapnya
Berlari dari kematian
Selamat membaca.Sembari menunggu Baginda kembali. Kafkan mengajakku berkeliling istana, Bielra menanam kembali tanaman Herbal ku dan Nike mengurung diri dalam perpustakaan lagi.Selama berkeliling, Kafkan menjelaskan setiap inci tempat dan berbagai tempat-tempat rahasia. Yang boleh dikunjungi dan yang tidak boleh kunjungi Emabell.Aku pikir, aku akan tenang. Nyatanya tidak begitu."Anda, Emabell?"Seseorang menghentikan langkah kami, aku tidak tahu siapa dia tetapi dari raut wajah Kafkan yang mengambil posisi waspada. Sudah membuat aku mengerti kalau orang di depanku ini cukup berbahaya."Tenanglah Kafkan, kami hanya ingin bicara dengan Emabell."***Di aula utama. Pria itu bahkan duduk di kursi Baginda, seolah dialah yang paling berkuasa. Tapi Kafkan sepertinya tak keberatan akan hal itu. "Jadi, Anda adalah Emabell?""Ya!" jawabku tak gentar.Dia—pria berjubah, dengan lambang kerajaan utara itu mengangguk-anggukan kepalanya. Jadi merekalah para tetua itu! Sedang apa mereka ada dis
Baca selengkapnya
Mencoba mencapai surga
Selamat membaca.Hosh!Hosh!Hosh!Aku berlari semakin jauh, tak melihat ke belakang. Saat mencapai hutan yang berbatasan dengan gunung, langkahku berhenti—sadar kalau ada sesuatu yang salah disini.Berjalan pelan. Aku bahkan tak peduli pada kakiku yang tergores ranting-ranting tajam, dan kerikil."Emabell!"Seseorang menarik tanganku. Menyadarkan pandanganku, aku melihat Nike yang tampak kelelahan bersama Bielra di sampingnya."Kalian sudah memberitahukan ini pada Baginda?!""Syuttt! Mereka ingin membunuhmu!"DEG!Mataku membelalak mendengar apa yang baru saja di katakan oleh Nike barusan. "Membunuhku?" ulangku. Bingung menatapnya. "Mengapa mereka mau membunuh orang milik Darka?!"Nike gemetar. "Aku tidak tahu!" Tapi aku tahu—informasi kalau ia diperlakukan layaknya kekasih sudah beredar sampai ke telinga mereka. "Emabell, kita tidak akan mati kan?" Nike menggenggam tanganku gemetar ketakutan menatap ke sana sini.Aku memegang bahunya. "tenanglah Nike. Kita akan baik-baik saja!""E-m
Baca selengkapnya
Yang dilindungi dunia Elydra
Selamat membaca.Terdiam selama beberapa saat, bahkan aku bisa merasakan angin berhembus menerpa kulitku."Kal, kau harus membunuhnya sekarang! Karena jika kau tidak bisa membunuh manusia itu karena ucapannya. Maka biarkan ia hidup!"Pria itu bernama Kal ya. Dan temannya, sepertinya memiliki hati yang baik. Aku bisa merasakannya, dari cara ia memandangku barusan."Kalian bisa mati!" ucapku sebelum mataku tertutup, tak sadarkan diri karena kehilangan banyak energi. Maklumlah, aku kan hanyalah manusia biasa.***-Saat Emabell tak sadarkan diri, Kal dilema. Ia bahkan tak tahu akan apa yang harus ia lakukan saat ini- "Kal! Mereka mendekat. Bunuhlah dia!""Kita selamatkan.""Tidak akan sempat!" Mereka panik. Karena Kal terlalu lama mengambil keputusan. "Kita harus hidup dengan baik.""TAPI AKU BUTUH WANITA INI!"Tiba-tiba saja, sesuatu yang ajaib terjadi. Dedaunan kering dan dedaunan pada pohon gugur, berjalan seperti air. Menutupi tubuh Emabell dengan sendirinya.Mereka semua membelalak.
Baca selengkapnya
Sihir dari Clossiana Frigga
Selamat membaca.Hujan tak berhenti, seolah menunggu agar cerita dan candaku berakhir. Seperti sebuah keajaiban yang tak bisa kuungkapkan dengan kata—aku senang, karena dunia ini membantuku, mungkin memilihku. Tetapi mengapa? Harus aku! Bukankah Killian, kak Tara dan mereka memiliki pemikiran yang sama tentang kedamaian?!"Apa yang akan kau lakukan setelah ini Emabell, pada akhirnya mereka akan tahu. Kalau kau akan hidup sebagai kelemahan yang mulia!""Itu berbahaya!"Benar kata mereka. Tapi yang memilih jalan rumit ini siapa sih? Oh, iya. Lupa, Aku—Emabell dan impian gilanya. Tersenyum pada mereka. Menjawab, "Aku bukan peramal."Tap!Tap!Tap!Suara langkah kaki yang mendekat membuat mereka semua waspada, menarik pedang, busur dan belati mereka. Tetapi lawan mereka adalah Almosa dan yang lainnya telah kembali."Kalian? Terlambat!" ujarku. Mencoba mencairkan suasana, tapi pria itu bahkan tak memikirkan apapun selain melihat ke arahku dengan tatapan dinginnya.Hujan membuat kami basah.
Baca selengkapnya
Rantai yang disebut kesetiaan
Selamat membaca.Aku tidak bisa menjawab apapun. Karena aku tidak pernah dilindungi oleh dunia Elydra, seperti apa yang baru saja dikatakan oleh Kal dan yang lainnya—mungkin mereka benar, mungkin aku mendengarnya. Tetapi itu mungkin saja bukan alam Elydra, tetapi kekuatan salah satu dari mereka—aku berani berpikir begitu, sebab aku tidak pernah mengalami sesuatu yang mustahil seperti itu.Manusia. Ayolah, aku hanyalah seorang putri dari Clossiana Frigga yang menginginkan kehidupan. Tetapi malah berakhir dikejar oleh kematian.Sebuah tangan menggenggamku erat—aku menoleh ke arah Baginda yang lagi-lagi menatapku dengan tatapan yang sulit untuk aku artikan dan ku mengerti?! Mengecap bibir—aku menatap ke arah mereka, para tetua yang hentinya menatapku sebagai hama bagi Darka. Lalu berkata. "Aku tidak tahu!""Emabell!"Kal mencoba untuk membantuku. Tetapi aku tidak melihat saat itu. "Aku benar-benar tidak tahu, akan apa yang terjadi saat itu. Tetapi aku hanya tahu kalau Kal dan yang lainny
Baca selengkapnya
Membawanya bersamaku
Selamat membaca.Mendengar apa yang baru saja Darka ucapkan—ku yakin kuping mereka panas mendengarnya, tetapi mereka tidak lebih dari pada orang-orang yang senang membicarakan orang lain di belakang, tetapi tak pernah berani melakukannya di depan.orang tersebut.Aku tahu Darka kuat—tetapi tidak dengan mereka. Hanya saja, pria di sampingku ini sedikit emosional.Pria tersenyum sinis. "Kau membuat kelemahan YANG MULIA!" Aku jadi merasa begitu. "Ia begitu hebat dalam berpikir dan menyerang lewat kata, tetapi dia bahkan tak memiliki keturunan yang bisa membuat kami tutup mulut. Terserah padamu!" katanya sembari mengedipkan bahunya acuh. "Tetapi bagaimana dengan rakyatmu!""Jangan cemaskan hal yang tak perlu kalian cemaskan."Dingin sekali dia—pikirku dalam hati."Tetapi ingatlah ini yang mulia, Jika aku tidak bisa membuatmu melepaskan 'kesetiaanmu' pada manusia itu. Maka akan ku buat ia mengamuk, lari, menjauh darimu!"BRAKKK!AKHHH! Baginda melesat, mencengkram leher pria itu sampai mem
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status