Semua Bab Pewaris Tunggal Itu Adalah Suamiku: Bab 51 - Bab 60
205 Bab
Bab 51. Kumohon, Maafkan Aku!
Tiga jam yang lalu.Ponsel Evan berdering, ada panggilan dari Danu yang ternyata sudah menelepon sejak tadi."Ada apa?" tanya Evan, dengan nada sedikit keras. Ia merasa sedikit tak nyaman saat tahu Alana pergi ke hotel."Jangan lupa dengan jadwal acara ulang tahun kakek Anda yang akan dilaksanakan di hotel Vilton pukul delapan nanti," terang Danu."Hotel Vilton? Sepertinya waktu itu bukan disana," ujar Evan, merasa tak enak hati."Benar, lokasi berganti atas permintaan kakek Anda," terang Danu."Kenapa harus disana? Alana sedang mengikuti acara reuni disana! Bagaimana jika kami sampai tak sengaja bertemu?" protes Evan.Suasana hati Evan sedang tidak baik, ia sedikit merasa kecewa pada Alana, sekarang malah harus datang ke hotel tersebut dengan identitas sebagai pewaris Lucio."Ah jika bukan agar mendapat restu Kakek dan membawa Alana masuk keluarga Lucio, aku sangat malas menghadiri acara tak penting seperti itu," gerutu Evan."Jadi, apa akan tetap datang? Kalau Bapak mau, saya bisa m
Baca selengkapnya
Bab 52. Menangis Di Tengah Hujan
Alana tak menjawabnya, ia hanya terus menangis dan menangis karena begitu dalam luka yang Evan berikan. Padahal ia tak pernah merasa sesakit ini saat keluarganya terus memberi perlakuan buruk, tetapi, apa yang Evan lakukan kali ini lebih dari menyakitkan."Aku bukan perempuan yang pantas untukmu, wanita di panggung tadi jauh lebih cocok. Kalian sama-sama orang kaya, sedangkan aku, hanya seorang karyawan kontrak saja," jelas Alana, dengan suara gemetar yang diiringi dengan isak tangis."Tidak, dia itu seorang rubah licik. Aku tak tahu kenapa dia tiba-tiba ada disana," sanggah Evan, ia sangat takut kehilangan sang istri."Sudahlah, kejar dia saja. Aku hanya seorang perempuan miskin yang bahkan tak pantas memikirkan pria kaya sepertimu." Alana melepas pelukan Evan dengan penuh emosi.Alana berlari sekencang yang ia bisa, entah mengapa, ada perasaan takut di hatinya saat melihat laki-laki yang selama ini sangat ia cintai. Ia benar-benar tak ingin melihat wajah itu walau hanya sekilas, dad
Baca selengkapnya
Bab 53. Sup Basi Buatan Alana
Belaian lembut tangan seorang perempuan membuat Evan merasa nyaman, ia seakan bisa melupakan kesedihannya semalam."Alana, jangan pernah berniat pergi meninggalkanku," ucap Evan, lirih."Aku takkan mungkin meninggalkanmu, Evanders," bisik seorang perempuan tepat di samping telinga Evan.Evan tersentak, ia langsung membuka mata saat mendengar suara perempuan yang ternyata bukan istrinya."Dimana ini?" tanya Evan dalam keadaan setengah sadar."Sudah, beristirahatlah dulu. Tubuhmu belum benar-benar pulih.""Natasha? Apa yang kamu lakukan disini?" hardik Evan.Pria itu sudah sangat muak melihat wajah Natasha. Ia menganggap jika perempuan licik itu adalah penyebab dari semua masalahnya dengan Alana."Tentu saja aku menemanimu yang sedang sakit, memang apa lagi?" ucap Natasha, wajahnya sama sekali tak menunjukan rasa bersalah.Evan memandangi sekeliling, ia baru sadar jika kini dirinya sedang berada di rumah sakit. Bahkan, di tangannya pun terpasang infus."Apa yang terjadi, dimana Alana?""
Baca selengkapnya
Bab 54. Seseorang Yang Juga Mencintai Alana
Evan mengambil benda kecil itu dan terus memandanginya."Garis dua! Ternyata istriku hamil, aku akan menjadi seorang Ayah," ucap Evan yang tangisnya semakin pecah. Mendengar suara tangis Evan yang semakin kencang, Danu pun buru-buru masuk ke dalam kamar, menghampiri sang atasan."Pak, apa yang terjadi?" tanyanya gelisah.Danu tak pernah melihat Evan menangis sampai seperti ini, yang ia tahu selama ini atasannya itu sangat dingin dan arogan. Namun, siapa sangka jika ternyata ia bisa merasakan luka karena seorang perempuan."Lihatlah, aku akan menjadi seorang Ayah! Akhirnya, kebahagiaanku dan Alana kini menjadi sempurna." Evan mengacungkan alat tes kehamilan yang menunjukan ada dua garis disana.Ada perasaan ragu di diri Danu saat melihat kondisi Evan yang sangat mengkhawatirkan, ia baru saja mendapat kabar dari orang suruhan, jika Alana tak ada di rumah orang tuanya. Danu juga sudah menghubungi Risa, tetapi tak ada hasilnya. Bahkan, Danu meminta beberapa orang untuk menanyai Aldi kar
Baca selengkapnya
Bab 55. Beradu Mulut
"Apa yang kamu lakukan disini? Kamu kan yang membawa Alana?" bentak Evan dengan suara yang ia paksakan keluar meski tubuhnya tidak memiliki tenaga."Aku yang seharusnya bertanya? Mengapa kamu tak bisa menjaga Alana? Padahal aku sudah mengalah darimu, tapi apa hasilnya? Kamu malah membuat dia terluka!" timpal Andrean.Evan berusaha sekuat tenaga untuk bisa bangkit dari tempat tidur. Ia mendekati Andrean hingga hanya tersisa satu jengkal saja jarak di antara keduanya.Dengan sisa tenaga yang ada, Evan meninju pipi Andrean. "Kembalikan Alana padaku!" teriaknya.Andrean memegangi pipinya yang barusan ditinju, kekuatan Evan sangatlah besar untuk ukuran seseorang yang sedang dalam keadaan lemah."Kamu masih kurang ajar seperti dulu! Jelas-jelas kamu yang salah, tapi malah menyalahkanku!" hardik Andrean. Ada perasaan ingin membalas perbuatan Evan, tetapi ia masih memiliki rasa kasihan melihat temannya itu sedang dalam kondisi lemah."Katakan dimana Alana?" teriak Evan."Kau sangat bodoh! Sud
Baca selengkapnya
Bab 56. Evan Yang Terpuruk
Evan buru-buru berdiri, meski tubuhnya sedang lemah. Ia masih dapat melangkah karena sebuah harapan telah membuatnya menjadi sedikit lebih bertenaga."Evan, tak usah terburu-buru seperti itu, nanti juga pasti akan kemari jika memang orang yang di luar adalah Alana," seru Andrean.Evan tak menghiraukan ucapan Andrean, ia tetap memaksakan untuk berjalan menuju pintu agar bisa segera menghampiri Alana."Alana, maafkan aku," ucap Evan dengan langkahnya yang gontai.Suara langkah kaki terdengar semakin dekat, jantung Evan berdebar kencang. Ada sebuah kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan, harapannya tentang Alana begitu besar."Alana…," ucap Evan, lirih.Sebelum Evan sampai, seseorang tampak sudah berusaha membuka pintu, terlihat dari gagang yang seolah sedang diputar oleh seseorang diluar kamar."Evan? Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya perempuan yang ternyata adalah Natasha."Natasha? Untuk apa kamu kemari? Pergilah dari hadapanku!" teriak Evan yang berbalik, membelakangi Natasha.Namun
Baca selengkapnya
Bab 57. Bayang-bayang Alana
Danu mencari keluar kamar, ke dapur bahkan ke taman hingga berulang kali, tetapi tetap saja ia tak menemukan keberadaan atasannya tersebut.Tak ada tanda-tanda Evan keluar rumah, bahkan sandalnya pun masih ada di tempat semula.Dengan diliputi perasaan cemas sekaligus takut, Danu kembali mencari di sekeliling rumah. Ia bahkan sampai mencari ke tempat yang sama hingga berkali-kali.Danu terduduk lemas. "Pak, kenapa kamu tega meninggalkanku? Padahal aku ingin terus menjadi asisten pribadi," ucapnya, lirih.Saat Danu sudah merasa frustasi, tiba-tiba Evan muncul dari dalam rumah, menghampiri bawahannya yang duduk bersimpuh di atas rumput."Apa yang kamu lakukan di situ?" tanya Evan yang sudah berpakaian rapi.Danu menoleh ke belakang mencari asal suara, ia menangis saat tahu jika atasan yang belum lama ia khawatirkan, kini sudah memakai setelan jas rapi, menandakan jika Evan sudah siap pergi ke kantor."Pak, apa saya tidak salah lihat? Akhirnya, Anda sudah kembali," ucap Danu yang berlari
Baca selengkapnya
Bab 58. Perempuan Yang Pantas Diperjuangkan
Evan buru-buru mengambil sebuah kertas yang ada di laci meja kerja Alana itu. Ia pun langsung meninggalkan ruangan dengan sangat tergesa-gesa."Pak, ada apa? Mengapa tiba-tiba seperti itu?" tanya Danu sambil mengejar Evan yang langkahnya semakin cepat.Evan hanya diam, ia sama sekali tak menghiraukan pertanyaan bawahannya itu."Pak, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Danu lagi, ia sangat khawatir mengingat Evan keadaannya masih belum stabil.Lagi-lagi Danu diabaikan begitu saja.Sesampainya di depan ruang kerja Evan, barulah ia mau mengeluarkan suara."Aku sedang ingin sendiri, tetaplah di luar!" titah Evan yang sejak tadi sama sekali tak menoleh ke arah Danu, ia terus-menerus membelakangi bawahannya itu karena berusaha menyembunyikan air mata yang sejak tadi sudah membasahi pipi.Evan menutup pintu ruang kerjanya dengan sangat kencang. Ia melepaskan kacamata hitam yang sejak tadi menutupi matanya yang sembab."Alana, maafkan aku. Hatimu bagaikan malaikat, tetapi malah harus merasaka
Baca selengkapnya
Bab 59. Menuju Ke Suatu Tempat
"Bukankah kamu sendiri yang mengatakan tak pantas untuknya?Jika kamu saja sudah menyerah seperti itu, kenapa Alana tidak boleh untukku?""Kamu pikir Alana itu barang?" Cengkraman Evan semakin kencang.Evan lagi-lagi meninju wajah Andrean, ia merasa kesal pada sahabatnya yang menginginkan Alana di saat dirinya sedang terpuruk.Tak tinggal diam, kali ini Andrean membalas serangan Evan, ia meninju sahabatnya itu tepat di pipi sebelah kanan."Ini untuk yang barusan," seru Andrean, "dan ini untuk yang kemarin!" ia lanjut meninju pipi Evan yang sebelah kiri.Dokter muda itu merasa lega bisa membalaskan pukulan yang kemarin ia tahan karena tak tega melihat kondisi Evan sedang tidak berdaya."Apa yang sebenarnya kamu inginkan?" tanya Evan sambil mengelap darah di ujung bibirnya."Tentu saja aku menginginkan kebahagiaan Alana, dan sialnya kebahagiaannya adalah dirimu!" Andrean memegangi pipinya yang terasa sakit akibat pukulan Evan.Evan berusaha berpikir jernih, ia tiba-tiba teringat saat dul
Baca selengkapnya
Bab 60. Janji Evan Dulu
Evan berjalan tertatih, langkahnya terasa sangat berat diiringi dengan perasaan pilu sekaligus rindu. Ya, dia sangat merindukan sang istri yang selama ini sangat ia cintai.Di tempat ini, Alana dan Evan pernah duduk berdua menjalin cinta walau dengan cara sederhana."Mengapa harus tempat ini?" Mata Evan sudah berkaca-kaca, sebisa mungkin ia menahan agar tak mengeluarkan air mata."Aku ingin kamu ingat tentang janjimu padaku!" Andrean menarik Evan menuju depan danau.Mereka berdua duduk tepat menghadap danau yang airnya tampak kebiruan."Kamu harus ingat, di depan danau ini kamu pernah menyatakan cintamu pada Alana bukan? Kamu bahkan sering duduk berdua sepulangnya dari kampus," jelas Andrean, yang dadanya sedikit sesak mengingat masa itu."Bagaimana kamu tahu?" Evan menatap heran."Karena aku juga berada disini waktu itu, kalian saja yang tidak sadar.""Lalu, sekarang apa?" Evan masih belum mengerti dengan maksud Andrean membawanya ke taman di pinggir danau itu."Bodoh! Kamu masih bel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
21
DMCA.com Protection Status