All Chapters of Pewaris Tunggal Itu Adalah Suamiku: Chapter 31 - Chapter 40
205 Chapters
Bab 31. Menyisakan Trauma
Kepala Divisi itu pun terkejut saat mendengar teriakan dari orang yang mendobrak pintu."Siapa kau? Berani sekali mengganggu kesenanganku!" bentak Kepala Divisi."Aku memang hanya karyawan rendahan, tapi, aku sudah muak dengan perbuatanmu pada para perempuan! Kau bahkan sudah merebut istriku!" teriak seorang Pria yang ternyata sudah mengamati Alana sejak pertama kali masuk."Sial, apa kau tidak takut ku pecat?" tanya Kepala Divisi."Pecat saja! Aku tidak takut," ucap Pria itu sambil berusaha membantu Alana untuk lepas dari pelukan Kepala Divisi.Setelah perjuangan beberapa menit, akhirnya Alana pun lepas dari genggaman Kepala Divisi. Ia berlari ke arah Pria yang membantunya tadi."Terima kasih, sudah menyelamatkan saya," ucap Alana dengan suara gemetar."Tidak masalah. Aku tak ingin ada perempuan yang menjadi korban lagi," sahut Pria itu, berusaha menghalangi Alana dari Kepala Divisi.Kepala Divisi yang merasa sudah kalah itu langsung menelepon Security dan mengatakan hal yang tidak-t
Read more
Bab 32. Balasan Yang Setimpal
"Kerja bagus!" ucap Evan, sumringah."Anda sudah bisa melihat sendiri beritanya, Pak.""Baiklah, lanjutkan tugasmu!" Evan kemudian menutup teleponnya.Evan yang dalam kesal sekaligus marah pun langsung memainkan ponselnya untuk mencari berita mengenai Kepala Divisi yang kini sudah tertangkap.Dalam berita tersebut tertulis jika Kepala Divisi tertangkap atas kasus pelecehan terhadap beberapa karyawan wanita. Selain itu, disebutkan juga jika bukan hanya melakukan pelecehan, tapi juga menyalahgunakan jabatan, penyuapan dan juga penggelapan dana perusahaan. Sang Kepala Divisi pun dijerat hukuman berat atas perbuatannya."Berani-beraninya mengganggu istriku! Kebetulan sekali aku sudah lama muak padamu. Sekarang waktunya untuk menyingkirkan duri dalam perusahaan," gumam Evan tertawa puas.Evan yang merasa kegirangan pun menciumi kening Alana dan malah membuat istrinya itu terbangun."Sayang, ada apa?" tanya Alana mengucek matanya."Ada berita bagus, coba kamu lihat!" Evan menunjukan ponselny
Read more
Bab 33. Ibu Sedang Sakit
Merasa penasaran, Evan dan Alana pun mendekati kerumunan itu. Mereka berdua kaget saat melihat lima orang perempuan sedang berdemo di depan gedung."Sayang, apa mereka adalah istri Kepala Divisi?" bisik Alana, pada Evan yang saat ini mengenakan masker."Sepertinya begitu. Makanya, jangan hanya memandang pria dari hartanya saja, apalagi sampai rela meninggalkan suami sendiri," ucap Evan kesal."Tenang saja, aku takkan meninggalkanmu hanya demi harta," bisik Alana.Evan dan Alana pun pergi meninggalkan kerumunan."Selamat bekerja, sayang!" ucap Evan mengecup kening Alana."Iya, hati-hati di jalan, ya!" Alana mencium punggung tangan suaminya itu.Evan berpura-pura pergi karena Alana menunggunya. Setelah Alana terlihat masuk ke dalam gedung, barulah Evan memutar balik dan masuk ke parkiran gedung.Sekilas karyawan bawah takkan tahu jika Evan adalah seorang Presdir, apalagi ia hanya mengendarai motor murahan dan mengenakan pakaian biasa.Karena itulah Evan sengaja membuat jalur khusus yang
Read more
Bab 34. Evanders Yang Keras Kepala
"Kenapa kamu berteriak seperti itu? Ibumu itu sedang sakit!" bentak Alex."Evan, kemarilah! Ibu merindukanmu," pinta Jeni yang sedang terbaring lemah di kasur.Evan tak langsung masuk ke kamar, ia menarik Ayahnya keluar untuk meminta penjelasan."Ayah, apa maksudnya ini?" "Memangnya kenapa? Sejak kemarin memang banyak yang datang menjenguk Ibumu," sahut Alex."Tapi, kenapa Natasha ada disini juga? Bukankah sudah kubilang jika aku tak ingin Ayah dan Ibu melakukan trik lagi," timpal Evan yang tak suka dengan kehadiran Natasha, perempuan yang pernah dijodohkan dengannya."Kamu terlalu percaya diri, Evan. Natasha hanya kebetulan sedang menjenguk saja. Lagipula, itu hanya masa lalu, dia juga belum tentu masih menyukaimu," ujar Alex, sengaja membuat Evan merasa malu sendiri.Evan memutuskan untuk kembali ke kamar Ibunya meski sedang ada Natasha, hal itu ia lakukan setelah mendengar ucapan sang Ayah yang membuatnya merasa malu karena terlalu percaya diri."Evan, kemarilah! Kenapa menemui Ib
Read more
Bab 35. Kenangan Pahit
"Jadi, apa itu?" Evan sudah tak sabaran."Kamu menikah dengan gadis itu, tapi tinggalkan semua kekayaan dan kemewahan yang Ayah berikan. Termasuk jabatanmu di Lucio Group. Namun, jika kamu lebih memilih semua harta yang kelak hanya akan diwariskan padamu, maka tinggalkan gadis itu!" jelas Alex yang merasa percaya diri jika Evan akan lebih memilih dirinya.Evan tersenyum, seolah tak ada keraguan di hatinya. Hal itu membuat Alex semakin yakin, jika anaknya itu tidak akan mungkin berbuat bodoh."Tentu saja aku memilih Alana, aku rela meninggalkan semua itu demi dia!" jawab Evan.Alex dan Jeni seketika tercengang, ia benar-benar tak menyangka jika anaknya akan memilih sesuatu yang menurut mereka tak masuk akal."Bodoh! Apa kamu tidak berpikir dulu sebelum memilih?" bentak Jeni."Evanders, kamu pikir Ayah main-main?" Alex menggebrak meja."Bukankah Ayah sendiri yang barusan memberiku pilihan? Mengapa sekarang malah memarahiku saat aku telah memilih?" timpal Evan.Bagai senjata makan tuan,
Read more
Bab 36. Mencegah Alana Bertemu Evan
Evan keluar dari rumah orang tuanya dengan dipenuhi perasaan kesal. Ia benar-benar sudah muak melihat Natasha, si perempuan licik itu."Aku benar-benar tak ingin kembali ke rumah ini sebelum memastikan kebenaran ucapan Ayah dan Ibu," gerutu Evan sambil melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.Dengan tak tahu malunya, Natasha malah meneriaki Evan. "Hati-hati di jalan! Sampai ketemu lagi, Evanders," ucapnya.Evan mengendarai motor dengan perasaan dongkol. Ia merasa bersalah telah meninggalkan Alana hanya demi kebohongan yang Ibunya lakukan. Apalagi, dari caranya, sang Ibu masih menaruh harapan pada Natasha.Karena rasa bersalahnya, Evan memutuskan untuk membeli beberapa cemilan kesukaan Alana. Ia berharap bisa segera kembali ke rumah dan melihat senyum manis sang istri sebagai penyembuh rasa kesalnya.Sesampainya di rumah, lampu teras masih belum menyala, menandakan Alana sedang tak berada di rumah."Kemana Alana pergi?" gumamnya sambil melihat jam yang kini menunjukan pukul 20.15.E
Read more
Bab 37. Alana menduga-duga
"Alana!" teriak Danu, yang masih berusaha mengalihkan perhatian Alana.Alana pun menoleh, di saat yang sama, Evan sudah berdiri di dekat istrinya itu. Ia merasa kaget saat mendengar Danu meneriaki nama sang istri. Dan lebih kaget lagi saat melihat Alana ada dihadapannya."Ada apa, Pak Danu?" tanya Alana, berjalan menghampiri Danu.Melihat Alana sudah menjauh, Evan bergegas keluar dari ruang rapat dan berbaur dengan para Investor yang akan pergi ke lobi."I-itu, kamu tidak perlu mencari Office Boy lagi," ucap Danu."Tapi, wajah Anda sudah sangat pucat dan berkeringat. Sepertinya, Bapak harus segera diperiksa," sahut Alana yang merasa sedikit khawatir melihat kondisi Danu."Aku tidak apa-apa, hanya butuh istirahat sebentar saja," sanggah Danu, meski tubuhnya kini terasa lemas."Apa perlu saya bantu?" Alana tak tega melihat Danu."Tidak perlu, aku bisa jalan sendiri. Kembalilah bekerja, Robi pasti mencarimu," titah Danu yang kemudian berjalan sedikit sempoyongan.Alana teringat jika ia m
Read more
Bab 38. Gara-gara Makan Di Luar
"A-apa? Aku, Presdir? Kata siapa?" tanya Evan yang mulai bercucuran keringat dingin."Kenapa kamu terlihat gugup begitu?" tanya Alana, heran."Aku tidak gugup," jawab Evan berusaha untuk terlihat lebih tenang."Aku hanya bercanda." Alana menepuk bahu Evan. "Tadi ada rumor jika istri Presdir adalah seorang karyawan baru. Entah kenapa aku tiba-tiba teringat dengan film yang pernah aku tonton," jelas Alana.Evan akhirnya bisa bernapas lega. Jantungnya yang semula berdebar kencang kini mulai berdetak normal. Ia pikir jika kebohongannya selama ini pada akhirnya akan terungkap, tapi ternyata Alana hanya bercanda. Benar-benar hampir membuat jantung copot saja."Memang film seperti apa yang kamu tonton?" tanya Evan yang masih berusaha untuk tetap tenang."Tentang seorang suami yang berpura-pura miskin, ternyata dia adalah seorang CEO di perusahaan Internasional," jawab Alana, sambil membayangkan artis idolanya yang memerankan film tersebut."Hahaha, mana mungkin ada yang seperti itu di dunia
Read more
Bab 39. Semakin Curiga
Risa yang sudah berkeringat dingin pun langsung berusaha menelepon Danu."Ayo, angkatlah Om. Situasi begini kenapa lama sekali mengangkatnya," gerutu Risa, sambil mondar-mandir depan restoran.Risa terus memandangi dari luar, ia melihat Alana semakin dekat dengan tempat Evan duduk. Hingga, tiba-tiba pria itu buru-buru pergi ke arah toilet.Disisi lain, saat baru saja masuk restoran, sepulangnya dari membeli bakso, Danu sekilas melihat Alana dan Risa. Ia terus mengawasi sambil berharap jika Alana tak menoleh ke arah restoran. Namun, apa yang ditakutkan terjadi. Alana malah melihat ke arah Evan dan berusaha menghampirinya.Danu pun buru-buru menelepon Evan."Ada apa?" tanya Evan merasa terganggu."Istri Anda sedang berjalan mendekat, cepat pergi dari situ," bisik Danu.Evan seketika menoleh dan melihat jika Alana sedang berjalan ke arahnya."Gawat, kenapa baru memberitahu sekarang," gumam Evan, yang kemudian berlari ke arah toilet.Melihat pria yang ia curigai sebagai Evan telah berlari
Read more
Bab 40. Gaji Pertama dan Keinginan Alana
Saat pintu dibuka, ternyata yang keluar dari ruangan itu adalah pria yang Alana sangka adalah Evan saat di restoran tadi."Ah, ternyata aku terlalu berprasangka buruk pada suami sendiri," gumam Alana yang kemudian pergi meninggalkan tempat itu."Direktur, Istri Anda sudah pergi," bisik Ella melalui telepon."Oke," jawab Evan, singkat.Setelah situasi aman, Evan segera berlalu melalui jalan khusus yang langsung menuju parkiran. Ia takut jika Alana terlalu lama menunggu dan curiga lagi padanya.Beruntung ternyata Alana baru saja keluar dari gedung."Sayang, tumben sekali datang lebih awal?" tanya Alana menatap Evan sambil tersenyum."Aku tak mau kamu terlalu lama menunggu," jawab Evan, "kenapa senyum-senyum begitu?" sambungnya, heran."Tidak ada. Ayo pulang," ajak Alana.Sepanjang perjalanan, Alana terus memeluk suaminya itu. Ia merasa senang karena dugaannya tentang Evan yang telah berbohong ternyata salah."Ada apa? Dari tadi kamu terus memelukku dengan erat," tanya Evan."Aku hanya me
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status