All Chapters of Pelabuhan Cinta Sang Perwira: Chapter 51 - Chapter 60
95 Chapters
Bab 51
Pada sore harinya, keluarga Bu Dewi dijemput oleh agen travel untuk mengikuti Desert Safari atau tur di gurun dengan menggunakan mobil Land Cruise. Waktu terbaik untuk pergi ke padang pasir adalah sore hari, yaitu saat matahari mulai tenggelam. Karena panas di gurun akan menghilang dan udara menjadi dingin hingga rasanya lebih nyaman.Mereka dibawa berkeliling gurun dengan menggunakan Land Cruise. Rendra meminta pengemudi untuk tidak melakukan offroad di sana atau melewati jalur yang ekstrem, mengingat kondisi Dita yang sedang hamil. Dia tidak mau terjadi sesuatu dengan kehamilan istrinya.Mereka sempat berhenti sejenak untuk melihat matahari terbenam di tengah padang pasir. Sesudahnya, kelima orang itu dibawa ke perkemahan yang berada di tengah gurun.Di perkemahan tersebut, mereka bisa menunggangi unta, mengenakan baju tradisional Arab, memakai hena, mengisap sisha, melihat atraksi tari perut, tari tradisional, dan pertunjukkan yang menggunakan api. Mereka juga makan malam di sana d
Read more
Bab 52
Kaisar dan Tirta datang ke rumah Shasha setelah keluarga Bu Dewi pulang dari umrah dan liburan. Kakak beradik itu berkunjung pada akhir pekan saat Tirta libur kerja dan Kaisar mendapat jadwal malam. Keduanya disambut dengan ramah oleh seluruh anggota keluarga yang kebetulan ada di rumah. Bu Dewi memberi dua sajadah dan beberapa camilan khas Arab pada kakak beradik itu. “Semoga bisa bermanfaat,” ucapnya saat menyerahkan tas kertas berisi oleh-oleh. “Terima kasih banyak, Tan. Jadi ngerepotin nih,” sahut Tirta kala menerima bingkisan tersebut. “Tidak ada yang direpotin kok. Silakan lanjut ngobrolnya, Tante mau ke dalam dulu,” pamit Bu Dewi. “Silakan, Tante.” Kaisar berdiri saat Bu Dewi bangkit dari duduk. Dia baru duduk setelah wanita paruh baya itu masuk ke ruang keluarga. Rendra dan Dita juga undur diri karena akan pergi ke kafe. Begitu pula Nisa yang sibuk jadi panitia orientasi mahasiswa baru di kampusnya. Hingga tinggal Kaisar, Tirta, dan juga Shasha di ruang tamu itu. “Kemarin
Read more
Bab 53
Tirta balas memandang sang sahabat. “Setelah apa yang Mas Kai lakukan apa tidak cukup membuktikan kalau dia sudah move on, Sha? Masku tuh enggak pernah ya secara intens hubungi cewek kaya hubungi kamu. Dia enggak pernah iseng balas pesan kalau enggak penting. Sama Dita aja dulu malah enggak pernah komunikasi, tapi diam-diam tetap cari info dan kasih perhatian kalau ketemu.”“Asal kamu tahu, Sha. Sebelum Mas Kai mulai intens hubungi kamu, aku sudah wanti-wanti sama dia. Aku enggak mau kamu dijadikan pelarian. Kalau mau serius aku bakal dukung, kalau main-main lebih baik ga usah,” sambung Tirta.“Makanya tadi aku tanya gimana perasaanmu sama masku? Kalau memang kamu enggak suka, tolong jangan kasih harapan sama masku. Aku enggak mau dia merasakan patah hati untuk yang kedua kali. Masa iya dua kali cintanya bertepuk sebelah tangan. Kaya masku itu orang yang enggak laku aja. Padahal mah di luar sana banyak cewek yang ngejar-ngejar dia. Kamu tahu, Sha? Di kantor itu setiap hari ada saja ce
Read more
Bab 54
Ada semburat merah yang muncul di pipi Shasha setelah mendengar jawaban sang perwira polisi. Dia lalu menyelipkan rambut ke belakang telinga dengan wajah tersipu."Gimana kerjaan, Sha?" tanya Kaisar dengan suara normal agar suasana tidak terasa canggung lagi."Alhamdulillah, sering lembur dan ke luar kota," jawab Shasha sambil terkekeh."Sama dong. Ini nanti aku juga balik ke kantor lagi," kata Kaisar."Terus Mas Kai tidur di kantor?" Shasha menoleh ke samping kanannya."Kalau kerjaan selesai sebelum jam 12.00 ya pulang. Kalau belum selesai, mending tidur di kantor. Tapi aku selalu sedia baju ganti kok di kantor. Jangan khawatir aku jadi baru dan enggak ganti baju," seloroh Kaisar."Calon bapak kapolda sibuk ya," celetuk Pak Lukman yang sejak tadi menyimak obrolan dua sejoli itu."Saya aamiin-kan saja, Om," sahut Kaisar sambil tersenyum."Sudah ketemu calonnya belum? Jangan sampai nanti sudah diangkat jadi kapolda belum ada istri. Malu dong kalau kalah sama anak buah," goda Pak Lukman
Read more
Bab 55
Di dalam lift, Shasha berdiri di antara Nisa dan Kaisar. Kebetulan hanya ada mereka bertiga di sana karena yang lain sudah turun terlebih dahulu.“Mas Kai, bawa motor atau jalan ke sini?” tanya Shasha untuk memecah keheningan.“Naik motor. Kalau jalan lumayan juga jaraknya. Udah malam, malas jalan-jalan. Kalau pagi bisa sekalian olahraga,” jawab Kaisar sambil menoleh pada Shasha.“Iya juga sih. Nanti jadi muter dong jalannya, Mas,” timpal Shasha.“Ya mau bagaimana lagi kalau jalurnya seperti itu. Tidak mungkin juga aku nyebrang ringroad pakai motor. Kalau jalan kaki masih bisa,” ujar Kaisar seraya tertawa kecil.Shasha menganggut. “Iya, juga.”“Ini kamu pas enggak ke luar kota?” Gantian Kaisar yang bertanya pada Shasha.“Baru nyampe rumah semalam. Sudah diwanti-wanti Rendra kalau bisa aku jangan ke luar kota pas dia wisuda. Untung saja urusan di sana cepat selesai, jadi bisa pulang,” jawab Shasha.“Wajar sih kalau Rendra minta begitu. Pas momen wisuda pasti ingin kumpul dengan keluarg
Read more
Bab 56
Shasha akhirnya mengambil gawai di atas nakas. Gadis itu tersenyum kala membaca tulisan pada layar 'Mas Kaisar Tirta calling'. Segera dia menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan tersebut."Halo, Mas," sapa Shasha dengan senyum mengembang di bibirnya."Halo, Sha. Sudah tidur?" tanya Kaisar dari seberang telepon."Belum, Mas. Barusan diajak ngobrol sama Rendra. Mas Kai, masih di kantor?" Shasha yang ganti bertanya."Iya, ini lagi rehat sebentar. Mataku pedih lihat layar komputer seharian. Terus aku ingat tadi janji mau hubungi kamu. Makanya sekarang aku telepon. Aku kira kamu sudah tidur, soalnya dua kali teleponku tidak dijawab,” jawab Kaisar."Oh, Mas Kai, sudah dua kali telepon? Maaf Mas, aku enggak dengar. Ini aku baru masuk ke kamar terus dengar ponselku bunyi langsung aku angkat,” terang Shasha."Iya, ini panggilan ketiga. Kalau yang ini tidak kamu jawab juga, pikirku pasti kamu sudah tidur," aku Kaisar."Belum kok. Ini baru mau siap-siap tidur. Oya, ada apa Mas?" Shasha b
Read more
Bab 57
Shasha yang membonceng Kaisar, tidak memegang pinggang perwira polisi itu. Kalau butuh pegangan, dia memegang besi yang ada di belakang jok motor. Hubungan mereka memang masih dalam batas pertemanan, belum melangkah lebih jauh. Kaisar belum secara gamblang menyatakan perasaannya, begitu juga Shasha yang tidak akan mungkin bergerak terlebih dahulu.“Pastikan kamu duduk dengan nyaman, Sha,” ucap Kaisar saat mereka meninggalkan kompleks rumah Shasha.“Aman, Mas,” sahut Shasha yang meletakkan tasnya di antara mereka berdua.“Kalau aku bawa motornya kekencangan, bilang ya,” pesan Kaisar.“Udah pas kok kecepatannya, Mas,” sahut Shasha lagi.“Kalau kamu mau pegangan aku, enggak apa-apa kok, Sha,” cetus Kaisar.Shasha tertawa kecil. “Bukan mahram, Mas. Enggak boleh pegang-pegang.”“Belum mahram, Sha. Berarti kudu dihalalkan dulu biar bisa pegang-pegang. Iya ‘kan, Sha?” celetuk Kaisar sambil melihat Shasha lewat kaca spion motor.Shasha hanya menanggapinya dengan tertawa dan tidak mengatakan a
Read more
Bab 58
Kaisar dan Shasha jadi salah tingkah setelah mereka kepergok saling bertatapan. Mereka sama-sama membuang muka ke arah yang berlawanan. Shasha bahkan mengipasi diri dengan tangan karena tiba-tiba dia merasa gerah dan wajahnya bisa dipastikan memerah.Setelah beberapa saat, Kaisar mengajak Shasha pergi dari sana. Kaisar pamit pada teman-teman yang dia temui saat berjalan menuju pintu keluar. Mereka langsung pergi ke bioskop yang berada di Jalan Solo untuk menonton film. Sepertinya semesta mendukung mereka, masih ada dua kursi kosong di barisan paling belakang saat tadi memesan tiket via aplikasi. Spot terbaik untuk menonton film. Padahal kalau akhir pekan biasanya bioskop penuh, apalagi hari Minggu seperti sekarang.Mereka berdua menonton film dengan serius. Sambil sesekali mengomentari adegan film atau saling menawari popcorn ukuran large yang tadi dibeli sebagai teman menonton. Begitu film selesai, mereka keluar dari teater dengan wajah puas dan ceria."Mas Kai, aku ke toilet dahul
Read more
Bab 59
Shasha terpaku mendengar pernyataan cinta dari Kaisar. Gadis itu tentu saja merasa bahagia karena ternyata mereka punya perasaan yang sama. Namun, dia tidak mau melangkah lebih jauh tanpa meminta restu dahulu dari sang mama."Coba dengarkan lagu ini, Sha!" Kaisar kembali memutar lagu di gawainya.... Menantimu hingga saat cintaku temukan dirimu. Usai sudah sampai di sini. Berdiri melabuhkan asmara.Menikah denganku. Menempatkan cinta. Melintasi perjalanan usia. Menikah denganmu. Menetapkan jiwa. Bertahtakan kesetiaan cinta. Selamanya .... (Menikahimu - Kahitna)"Aku bukan pria romantis, Sha. Beginilah aku apa adanya. Pria yang tidak pernah bisa menjanjikan setiap saat selalu ada di sampingmu, tapi aku akan selalu mendukungmu. Sebagai abdi negara aku harus selalu siap kalau ada panggilan tugas dan meninggalkan keluarga," ucap Kaisar sesudah lagu romantis itu berakhir."Menjadi istriku juga tidak mudah, Sha. Harus siap aku tinggal setiap saat. Entah ditinggal tugas atau meninggal saat b
Read more
Bab 60
Setelah membersihkan diri dan berwudu, Kaisar pergi dengan Rendra ke masjid untuk menunaikan salat Magrib. Selama memungkinkan kedua pria itu selalu menjalankan salat berjemaah di masjid. Namun, kalau keadaan tidak memungkinkan mereka menjalankan salat di kantor atau di rumah atau di mana saja sedang berada. Sesibuk apa pun, salat lima waktu tidak pernah mereka tinggalkan.Bakda Magrib sepulang dari masjid, Kaisar makan malam dengan keluarga Bu Dewi. Dia tidak bisa berlama-lama karena setelah Magrib mendapat telepon dari kantor. Jadi, begitu selesai makan, Kaisar pamit untuk pergi ke kantor. Ada rapat mendadak karena situasi mendesak dari kasus yang dia tangani. Mau tidak mau perwira polisi itu harus pergi meski merasa tidak enak hati sebab langsung pulang usai makan tanpa sempat berbasa-basi. Untung saja keluarga Bu Dewi memaklumi situasi dan pekerjaan Kaisar.Shasha yang belum selesai makan tetap mengantar Kaisar sampai ke depan. “Hati-hati di jalan, Mas. Jangan lupa istirahat,” pes
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status