All Chapters of Istri Sah Dan Wanita Panti Pijat by AMELIA: Chapter 11 - Chapter 20
24 Chapters
11.Flasback 1
Amel kembali teringat bagaimana ia dan kedua anaknya sampai di pulau Batam. Kala itu ia terpaksa harus menjual sepeda motor miliknya, agar ia bisa pergi bersama kedua anaknya dengan membawa bekal selama perjalanan yang memakan waktu lebih dari 10 hari itu."Jadi bagaimana bu, apa harga dari saya sudah cocok?" tanya si pembeli motor."Ya sudah pak, saya setuju," sahut Amel seraya celingak-celinguk cemas jika Candra melintasi lokasi pertemuan mereka."Ngomong-ngomong kalau boleh tau, motornya kenapa dijual ya bu?" tanya si pembeli sembari mengeluarkan lembaran uang kertas berwarna merah dari dalam tas miliknya."Saya mau ke luar kota pak, nggak mungkin motornya saya tinggal," jawab Amel jujur."Ooh, mau kemana bu?""Ke Jogja, pak.""Suami ibu kok nggak ikut nganterin motornya?""Saya kabur dari rumah pak."Pria bertubuh tambun itu pun tertegun mendengar alasan Amelp pergi dari rumah."Kasihan anak-anaknya bu, pasti mereka sangat tertekan dengan
Read more
12.Flashback 2
-Yogyakarta 12 Juli 2022-Ketiga orang itu tampak sudah sangat lelah setelah menempuh perjalanan Kediri - Yogyakarta selama 8 jam. Tepat pukul 6 sore, bis yang mereka tumpangi tiba di Jogja."Mbak mau turun dimana?" tanya kernet bis tersebut pada Amel.Amel yang belum menentukan dimana ia dan anak-anaknya akan menginap, terpaksa meminta untuk diturunkan di lokasi daerah sebuah pasar."Sekarang kita kemana bunda?" tanya Galang saat mereka sudah turun dari bis."Sabar ya nak, ini bunda lagi mikir enaknya malam ini kita menginap dimana," jawab Amel berusaha tetap tersenyum meski ia juga merasakan lelah."Handphone bunda nggak di aktifin ya?" tanya Galang."Nggak nak, nanti saja setelah kita dapat penginapan dulu."Mata Amel nanar mencari taksi yang ia perkirakan akan melintas dari pasar tersebut.Seorang pria paruh baya menghampiri mereka setelah beberapa menit menunggu taksi yang tak kunjung datang."Permisi mbak, mbaknya mau kemana? saya perhat
Read more
13. Kamu Benalu, Amel!
Seketika kaki Amel tak mampu menopang tubuhnya, saat ia mendengar ucapan wanita yang bernama Pukki tersebut, yang tak lain adalah wanita yang menjadi sumber kehancuran rumah tangganya bersama Candra.Amel tersungkur di dalam kamar mandi, sebab ia memang tak ingin kedua anaknya melihat keadaannya yang hancur."Dosa apa yang sudah kulakukan sampai harus menerima hukuman seberat ini!" teriak Amel bersimpuh di bawah guyuran shower di dalam kamar mandi itu.Galang yang tidak melihat keberadaan sang ibu untuk beberapa waktu pun, menyusul ke kamar mandi."Bunda! bunda kenapa?" tanya Galang panik seraya memapah Amel untuk berdiri."Bunda nggak apa-apa, kamu keluar dulu ya nak ntar bunda susul," titah Amel dengan suara bergetar."Galang udah bilang, jangan lagi menerima telepon dari laki-laki itu!" tukas Galang geram."Sudah ya nak, temenin adikmu dulu," ucap Amel lembut.Galang pun menuruti perkataan sang ibu."Bunda.... Galang sayang sama bunda," tukas p
Read more
14. Aku Mundur!
-Hari ketiga di Jogja-Amel dan kedua anaknya baru saja tiba di sebuah klinik tak jauh dari penginapan yang mereka tinggali."Kok kita ke klinik bunda?" tanya Galang sesaat mereka tiba di depan klinik tersebut."Mau vaksin nak, bunda dan kamu kan belum sempat vaksin waktu di Kediri," jawab Amel."Memangnya buat apa sih bund?" tanya Galang yang bingung."Untuk keperluan naik kereta api, kamu kan tau sekarang syarat untuk bepergian itu harus mempunyai kartu vaksin," tutur Amel menjelaskan dengan bahasa yang mudah untuk di mengerti putera sulungnya itu."Oh iya ya bun," sahut Galang tersenyum.Satu jam berada di klinik tersebut, surat vaksin yang mereka butuhkan akhirnya sudah di tangan."Sekarang kita ke stasiun kereta ya, kita beli tiket tujuan Jakarta," ucap Amel pada kedua anaknya yang masih bersemangat, meski cuaca Jogja pada hari itu cukup terik.****"Apa tiket kereta api untuk ke Jakarta sudah kamu beli?" tanya adik Amel dari Batam melalu
Read more
15. Pertemuan Denganmu, wanita baik hati
Ayo anak-anak kita siap-siap, sebentar lagi kita harus check out," ujar Amel mengajak Galang dan Ruby untuk segera berbenah."Check out itu apa bunda?" tanya Ruby dengan gaya manjanya."Artinya kita harus keluar dari hotel sekarang sayang," jawab Amel sembari menata beberapa pakaian mereka ke dalam tas."Oh berarti kita nggak boleh bobok disini lagi ya bunda?" tanya Ruby lagi yang memang tipikal anak suka bertanya banyak hal."Iya, nanti kita boboknya di kereta api," sahut Amel antusias."Hore...." pekik Ruby dengan girang.Waktu keberangkatan kereta api tujuan Jakarta pukul 5 sore, mau tidak mau Amel tetap harus keluar dari penginapan pukul 12 siang sebab ia tidak lagi melanjutkan pembayaran untuk penginapan tersebut.Amel dan kedua anaknya berjalan kaki menuju stasiun, sebab jarak antara penginapan mereka dan stasiun kereta api memang tidak begitu jauh. Teriknya matahari menusuk hingga ke tulang ibu dan dua anak kecil itu, mereka membopong 3 tas besar,
Read more
16. Tidur Di Stasiun Kereta Api
"Apa sampean sudah punya tujuan setelah tiba di Batam nanti? maksud saya pekerjaan," tanya wanita itu."Belum bu, tapi saya yakin kok bu, Insha Allah saya akan menemukan jalan agar saya bisa mencukupi kebutuhan anak-anak," jawab Amel penuh keyakinan."Saya doakan ya mbak, semoga mbak dan anak-anak selalu diberi kemudahan dan kebahagiaan," tukas ibu tersebut."Aamiin...." sahut Amel merasa sangat beruntung dipertemukan dengan seseorang yang begitu baik dan peduli seperti wanita itu.Waktu sudah menunjuk pukul 16.30 wib, Amel pun mulai berpamitan pada wanita itu."Biar saya anter pakai motor ke stasiun ya mbak," tawar wanita itu sembari menyelipkan sesuatu ke dalam saku celana Galang."Buat beli jajan ya nak," ucap ibu itu pada Galang.Amel menolak secara halus, sebab si ibu tersebut sudah sangat baik pada mereka. Namun ibu tersebut memaksa agar Galang tidak mengeluarkan kembali uang yang telah ia berikan.****"Hati-hati di jalan ya mbak," tutur wa
Read more
18. Raka
Amel dan kedua anaknya sudah berada di pelabuhan tanjung priok tepat pukul 10 malam pada tanggal 19 july 2022.Dengan langkah tergesa-gesa Amel menuntun Galang dan Ruby menuju buritan kapal yang sudah bersandar."Kapalnya besar ya bunda?" tukas Ruby dengan riang."Iya nak, ayo bang buruan jalannya," titah Amel pada si sulung Galang yang berjalan di belakang Amel.Tiba-tiba ada seorang pemuda menawarkan bantuan, untuk membawakan barang bawaan Amel yang memang cukup banyak dan berat, sembari menggendong Ruby."Mari saya bantu mbak," ucap pemuda itu."Nggak usah mas, makasih," jawab Amel yang mengira kalau pemuda itu hanya orang iseng. Meski penampilannya rapi dan membawa tas ransel di balik punggungnya."Nggak apa-apa mbak, saya juga mau berangkat kok," ucap pria itu dengan sopan."Ternyata di dunia ini masih ada orang baik...." bisik dewi batin Amel.Tanpa menunggu jawaban dari Amel, pria muda itu meraih tas yang Amel pegang."Ayo mbak," imbuh pria itu lalu menggandeng tangan Galang.Ka
Read more
17. Mengelabui Candra
"Bunda! coba dengerin, ada yang mirip dengan suara bapak!" celetuk Galang mempertajam pendengarannya."Ya Allah.... kasihan anak-anakku," bisik batin Amel."Nggak ada bang, itu suara orang lain. Lihat tuh, udah mulai ramai," jawab Amel seraya menunjuk ke arah orang-orang yang melintasi mereka."Kita ke penginapan sekarang aja ya? biar kalian bisa mandi lalu istirahat," ucap Amel mengalihkan pikiran Galang."Udah dapet penginapannya bund?""Udah dong," sahut Amel antusias."Ayo bund, Galang udah kebelet pipis juga," imbuh Galang yang memang tidak bisa buang air kecil di sembarang tempat.Amel tidak mengijinkan Galang lagi untuk membawa tas mana pun juga, ia membawa ketiga tas berisi pakaian itu sembari menggendong Ruby yang masih tidur nyenyak dalam dekapannya.****Jalanan yang belum terlalu padat kendaraan, mempercepat mereka tiba di penginapan yang berjarak 10KM dari stasiun Pasar Senen itu."Kamarnya bagus bund!" tukas Galang saat mereka su
Read more
19. Batam Island
"Amel?" tukas Raka yang membuyarkan lamunan Amel."Eh maaf, tadi kamu ngomong apa?" tanya Amel yang setengah kaget."Aku minta nomor ponsel kamu, boleh?""Buat apa?" "Just a friend," sahut Raka.Awalnya Amel tampak ragu untuk memberikan nomor ponselnya, mengingat dirinya yang masih berstatus istri orang."Tenang aja Mel, aku nggak bermaksud apa-apa. Aku hanya prihatin dengan apa yang sudah kamu alami," tutur Raka tulus."Ya sudah, tapi aku nggak bisa janji untuk selalu membalas pesan dari kamu. Aku punya dua orang anak yang lebih membutuhkan perhatianku," jawab Amel.Raka mengangguk pelan, lalu menyodorkan ponsel miliknya ke tangan Amel. Amel pun mengetik nomor ponselnya sendiri di ponsel Raka."Makasih," ucap Raka.****Pada pukul 10 pagi di hari ketiga kapal berlayar dari Jakarta, suara pemberitahuan dari ruang informasi bahwa kapal akan bersandar beberapa saat lagi di pelabuhan Batu Ampar Batam."Hore...." pekik Galang dan Ruby saa
Read more
20. Kita Akhiri Saja
"Kamu mau apalagi?!""Apa belum cukup semua caci maki yang keluar dari mulutmu?!" suara Amel mendominasi percakapannya dengan Candra, di siang ini."Bukannya selama ini, apa yang aku katakan itu benar?" kilah Candra, membenarkan dirinya sendiri."Stop berdebat denganku!""Sekarang katakan, apa maumu?" titah Amel menahan emosinya."Aku mau, kamu pulang dan bawa anak-anak kembali ke tempat dimana semestinya mereka hidup!" dengan tanpa beban, Candra mengutarakan keinginannya."Pulang??" "Apa kamu sudah tidak waras lagi, tuan Candra?" sarkas Amel."Tolong, mengertilah untuk kondisiku saat ini. Aku hanya minta kamu menerima keadaanku," ucap Candra menurunkan suaranya.Spontan Amel tertawa kecil."Keadaan kamu yang berselingkuh?""Hey, wake up!""Seandainya kamu yang ada di posisiku, bagaimana?""Apa kamu bisa terima dengan kalimat ''tolong mengerti keadaanku....""Gila!" pekik Amel tertawa garing."By the way, aku sudah sangat
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status