Semua Bab Bintang untuk Langit : Bab 21 - Bab 30
39 Bab
Langit, Beri Aku Cinta
Bintang pergi meninggalkan Altair, berlari ke sisi gedung mall, kemudian berjongkok di sana. Meski dia terlihat begitu kuat dan tegar saat mengucapkan kata putus, tapi sebenarnya dia sedang merasa sakit, bukan karena patah hati, lebih ke sedih sebab dirinya dituduh selingkuh tapi malah Altair sendiri yang selingkuh.Bintang berjongkok dengan kedua tangan dilipat di atas lutut, menyembunyikan wajah di atas lengan, kemudian mulai menitikkan air mata.Lama Bintang di sana dan menangis, hingga akhirnya mulai sedikit tenang. Dia mengeluarkan ponsel dari dalam tas, kemudian mendial satu nama yang ada di kontaknya.“Langit.”Langit sedang berkumpul bersama teman-temannya, hingga ponsel berdering dan dia melihat nama Bintang terpampang di sana. Pemuda itu tersenyum, kemudian buru-buru menjawab panggilan itu.“Halo, Bin.” Langit menjawab panggilan itu dan mendengar suara Bintang dari seberang panggilan.Teman-teman Langit memperhatikan, mengira jika Bin yang dimaksud adalah laki-laki, sehingga
Baca selengkapnya
Berkelahi
“Bin, kita perlu ngomong.”Saat baru saja menginjakkan kaki di halaman sekolah, lengan Bintang langsung dicekal Altair, membuat gadis itu berhenti melangkah.“Apaan sih? Gue udah ga ada urusan lagi sama loe, ya!” Bintang mencoba menepis tangan Altair, tapi cowok itu mencengkramnya erat.“Gue masih ga terima loe mutusin gue!” Altair semalaman mencoba menghubungi Bintang, tapi ternyata nomornya diblokir oleh gadis itu.“Terima atau ga itu urusan elu, bukan gue. Yang jelas gue minta putus ya putus! Ogah ya gue dikata cewe buangan elu, yang ada elu cowok buangan gue!”Bintang melepas paksa tangan Altair, lantas berjalan cepat untuk menghindar. Altair sendiri tidak lantas menyerah untuk membujuk dan meminta Bintang buat baikan lagi dengannya, meski dia berselingkuh tapi Altair tetap saja tidak bisa melepas Bintang.“Gue ga mau putus, Bin. Gue akui jika salah, apa loe ga bisa kasih gue kesempatan?” Altair bicara sambil mengikuti langkah Bintang.Bintang langsung menghentikan langkah, tersen
Baca selengkapnya
Menyelesaikan Masalah
“Pi, semua karena Bintang. Langit hanya bantu Bintang karena Altair maksa buat ngajak pergi Bintang.”Bintang mencoba menjelaskan apa yang terjadi ke papinya, mereka kini bicara di ruang tersendiri atas permintaan Arlan.“Kenapa Altair tiba-tiba memaksamu, ada hubungan apa sebenarnya antara kalian? Kalau kamu tidak jujur ke Papi, maka Papi pun tidak akan bisa bantu kamu dan akan membiarkan mereka dihukum sesuai ketentuan sekolah,” ujar Arlan memancing putrinya untuk bicara.Baik dia maupun Annetha, memang tidak tahu kalau Bintang berpacaran selama ini.Bintang kebingungan menjawab pertanyaan Arlan, tidak mungkin dirinya bohong dengan memberikan alasan lain yang mungkin akan dianggap tidak masuk akal.“Kalau Bintang bicara, Papi jangan kasih tahu ke Mami. Bintang hanya takut kalau Mami nanti marah-marah, ga baik lho Pi buat kesehatan Mami.” Bintang membujuk sang papi untuk tidak memberitahu Annetha jika dirinya jujur dengan yang terjadi, untung saja Annetha sedang pergi ke rumah omanya
Baca selengkapnya
Nikah Muda?
“Tuh, nasihati putramu. Kenapa dia bisa-bisanya berantem di sekolah.”Joya langsung menodong suaminya untuk bersikap tegas ke sang putra, begitu mereka sampai di rumah sepulang bekerja. Joya sudah menceritakan semuanya ke Kenzo tentang masalah yang terjadi di sekolah putra mereka tadi pagi.Langit duduk di ruang keluarga sambil memeluk bantal, menatap kedua orangtuanya sambil memasang wajah tidak berdosa. Ujung bibir pemuda itu terluka dan pipinya sedikit memar.Kenzo menatap tajam ke putranya, sedangkan Joya bersedekap dada menanti suaminya memarahi putra satu-satunya mereka itu.“Kamu berkelahi karena seorang gadis?” tanya Kenzo ke sang putra sambil mendudukkan tubuh di sofa.“Itu karena tuh cowok maksa dia buat ikut, Pi.” Langit mencoba membela diri.“Ya kamu bagus nolong dia, tapi ga sampai berantem juga, El.” Joya gemas sendiri karena putranya banyak alasan seperti suaminya. Tampaknya sifat sang suami memang menurun ke Langit.“Ya, dia yang ngajak berantem duluan, Mi. Mami dengar
Baca selengkapnya
Dikeroyok
Langit duduk di motor yang terparkir di tepian jalan dekat mall. Dia membuat janji dengan Bintang jika akan nonton bersama. Ternyata Bintang menepati ucapannya sendiri untuk memberikan hadiah ke Langit, dengan cara menonton dan jalan-jalan.Langit mengedarkan pandangan, menunggu Bintang karena mereka janji bertemu sebelum masuk area mall, tapi tampaknya Langit terlalu bersemangat dan datang lebih awal, sehingga dia harus menunggu Bintang lebih lama di sana.Langit mengecek ponselnya, terakhir kali Bintang mengirimkan pesan kalau dalam perjalanan sekitar lima belas menit yang lalu, kemungkinan sebentar lagi Bintang akan datang.Di saat Langit menunggu Bintang, tiba-tiba ada segerombolan pemotor yang berhenti di depan dan belakang motor Langit, membuat pemuda itu menegakkan badan dan berdiri dengan benar.Langit memperhatikan para pemuda yang kini turun dari motor, hingga menyadari jika itu adalah Altair dan teman-temannya.“Kebetulan ketemu loe di sini,” kata Altair sambil meremas kepa
Baca selengkapnya
Beneran Suka
“Anakmu digebukin sampai babak belur gitu, masa dia bilang salah sasaran. Coba kamu ngomong ke dia.”Joya langsung mengadu ke sang suami, begitu Kenzo pulang dari kantor.“Di mana dia, biar aku bicara,” kata pria berumur empat puluhan tahun itu sambil melepas jas dan dasi.“Di kamar sedang istirahat, tapi palingan ga tidur,” balas Joya.Kenzo menatap sang istri, tahu jika istrinya mencemaskan sang putra, hingga bersikap demikian.“Sudah, kamu jangan terlalu mencemaskannya. Toh dia baik-baik saja, ‘kan.” Kenzo mengusap pipi Joya penuh kelembutan.“Tapi tetap saja, sayang. Kalau sampai terjadi hal fatal dengannya, kamu pikir aku bisa tenang?” Langit adalah putra satu-satunya, setelah lima tahun kehilangan dan kembali menemukan, tentunya membuat Joya sangat khawatir dan senantiasa mencemaskan putranya itu.Saat baru saja lahir, Langit diculik oleh seorang wanita yang sangat membenci Joya, hingga kemudian Joya sempat depresi dan tidak ingin memiliki anak lagi sampai putra mereka ditemukan
Baca selengkapnya
Mari Putus
Bintang duduk termenung di balkon kamarnya, memandang ke langit yang tampak gelap dan hanya sedikit bertabur bintang. Dia terlihat bingung dan bimbang karena ucapan Anta, sedang berpikir mungkinkah benar kalau Langit menyukai dirinya dan bukan semata-mata hanya setuju beprura-pura pacaran karena ingin membantunya saja.“Bagaimana kalau itu benar? Apa yang harus aku lakukan?” tanya Bintang kepada diri sendiri.Bintang menghela napas frustasi, hingga menoleh ke jendela di mana ada origami berbentuk bintang tergantung di sana.“Langit, jika kamu benar-benar menyukaiku, aku harus bagaimana menyikapinya?”**Siang itu Langit di rumah karena tidak masuk sekolah, tentu saja sang mimi tidak akan mengizinkannya ke sekolah dengan kondisi babak belur.Langit merasa bosan, biasanya jam segini dia mengikuti pelajaran terakhir sambil terus menguap karena lelah dan mengantuk.Sekarang dia hanya bisa diam dan bosan jika terus tidur.“Libur sekolah tidak enak,” gerutunya.Tentu saja tidak enak karena
Baca selengkapnya
Ide Backstreet
“Aku hanya tidak bisa menjadikanmu pacar pura-pura, El.” Bintang menjawab sambil memperhatikan ekspresi wajah Langit yang sudah kebingungan."Ayo, El. Bilang kamu ga mau putus dan kita jadian lagi. Aku pasti akan sangat senang kalau kamu benar-benar jadi pacar sungguhanku," gumam Bintang dalam hati.Sungguh kurang ajar gadis itu, meminta putus karena memiliki rencana lain.Langit masih kebingungan, menganggap jika Bintang serius dan melakukan ini karena merasa kalau dia pun hanya berpura-pura menyukai gadis itu.“Kamu yakin dengan keputusanmu?” tanya Langit."Jawab nggak, Bin. Bilang kalau kamu hanya bercanda," batin Langit penuh harap.Tampaknya pemikiran Langit dan Bintang tidak sejalan, mereka berbeda persepsi, sehingga apa yang dikatakan di mulut, berbeda dengan di hati."Lho, dia kok malah nanyanya begitu. Ah … dasar Langit tidak peka," gerutu Bintang dalam hati.“Serius, aku mau putus sebagai pacar pura-puramu,” jawab Bintang, padahal secara tidak langsung sedang memberikan kode
Baca selengkapnya
Kamu Adalah Laut
Langit berangkat sekolah di hari berikutnya, mengabaikan ucapan sang mimi karena dia ingin segera bisa bertemu dengan sang pujaan hati. Jatuh cinta di masa remaja memang sesuatu yang manis dan begitu indah, akan banyak kisah manis yang diukir bersama gadis pujaan hatinya.“Langit!” Bintang yang baru saja memasuki halaman sekolah, langsung berlari menghampiri Langit yang baru saja memarkirkan motor.Langit menoleh saat mendengar suara Bintang, melepas helm kemudian mengulas senyum begitu manis hanya untuk kekasihnya itu.Bintang sudah berdiri tepat di hadapan Langit, terlihat jelas senyum merekah di wajah cantik gadis itu.“Kok kamu sudah berangkat? Bukankah lukamu belum sembuh total?” tanya Bintang sambil mengamati wajah Langit.“Luka ini ga seberapa, kamu jangan mencemaskanku,” jawab Langit.Diperhatikan Bintang seperti ini, membuat bunga-bunga bermekaran di dada pemuda itu.“Benarkah? Aku hanya masih cemas karena wajahmu kemarin masih babak-belur,” ucap Bintang.“Aku lebih cemas lag
Baca selengkapnya
Kecupan Pertama
Bintang seketika tersedak ludah, dari mana pemuda itu bisa merangkai kata-kata seperti itu, membuat jantung Bintang berdegup dengan sangat cepat.“Jangan mulai menggombal di sini.” Bintang mengalihkan pandangan dari Langit, lantas menyelipkan rambut yang sedikit berantakan ke belakang telinga.Langit melihat kalau Bintang malu, bahkan kedua pipi gadis itu sedikit memerah. Dia memandang tangan Bintang yang ada di samping tubuh, hingga kemudian memberanikan diri menautkan jemari mereka.Bintang terkejut dengan yang dilakukan Langit, lantas menatap pemuda itu sambil mengulum bibir karena malu.“Bolehkan?” tanya Langit memastikan sambil menunjukkan jemari mereka yang sudah saling bertautan.Bintang mengangguk-angguk malu, kemudian mereka kembali berjalan menyusuri bibir pantai sambil menikmati udara yang sejuk juga bercampur terik matahari yang sedikit menyengat.Puas berjalan-jalan, mereka pun duduk di sebuah kedai penjual kelapa muda. Mereka memesan dua kelapa utuh beserta camilan yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status