Semua Bab ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN: Bab 11 - Bab 20
82 Bab
Chapter 8 B
“Woy, itu si Ziva!” teriak Juno.“Kirain, lu nggak jadi datang,” timpal Nia."Kan udah gue bilang, pasti telat dikit."Zivanka langsung bergabung ke kerumunan gang motor yang hobbi balapan liar di tengah malam. Tempat yang mereka pilih bukan sembarang jalan. Terlebih dahulu dipastikan kalau jalanan yang akan jadi rute balap lumayan sepi dan jauh dari warga. Meski kadang tetap saja terciduk polisi yang sedang patroli.Mereka yang baru menyadari penampilan Zivanka langsung ngakak. Pasalnya dia masih mengenakan rok dan dengan santuynya mau ikut balapan.“Eh, lu salah minum obat?” ejek teman-temannya.“Bacot, lu! Buruan, kita taruhan berapa malam ini?" Zivanka tidak menggubris ejekan mereka.“Lima juta.”“Ok. Ambil uangnya nanti di si Juno! Kalau gue kalah.""Loh, kok, jadi di gue, sih?" protes Juno."Tenang aja, gue pasti menang, Juno!""Serah lu, deh."Zivanka dan temannya yang
Baca selengkapnya
Chapter 9 A
MIB-9“Astaghfirullah.” Azkio terkejut sudah tak mendapati Zivanka di dalam kamar. Ponselnya pun tidak ada.Dia sudah bisa menebak kalau istrinya kabur untuk ikuti balapan. Segera berganti pakaian dan langsung menuju rumah mertua. Karena tempat pertama yang didatangi Zivanka pasti kediaman orang tuanya untuk ambil motor.Walau tidak enak hati, Azkio terpaksa membangunkan Baskara malam-malam lewat telepon. Tak lama mertuanya keluar menemui di teras.“Ada apa Ustaz mantu, malam-malam ke sini?” tanyanya sambil mengucek mata."Ziva … kabur, Pi.""Apa? Duh, kenapa nggak dirantai saja tuh anak." Baskara garuk-garuk kepala.Azkio menceritakan bahwa istrinya itu pasti ikut balap liar. Segera dicek motor di garasi, benar saja, milik Zivanka tidak ada.“Pasti Zivanka yang bawa kan, Pi?”“Iya, siapa lagi. Tuh, anak bener-bener, ya! Padahal baru kemarin ini gembok garasi diperbaiki, eh, udah dibobol lagi,” keluh Baskara.Sebelum akad digelar, malam sebelumnya, Zivanka juga sempat ikut balap liar.
Baca selengkapnya
Chapter 9 B
Masih dengan Celana dalam di tangan, Azkio berusaha menetralkan kembali pikirannya.“Kenapa?” tanya Zivanka mendadak sudah ada di belakangnya juga.Seketika Azkio menoleh dan detik itu juga membeku dengan mulut menganga. Dengan santainya Zivanka yang berlilitkan handuk mengambil alih celana serta baju dari tangan suami.“Mau tahu dalamnya?” bisik Zivanka menggoda.Seolah terhipnotis, Azkio yang bergeming justru menganggukkan kepala. Mata Zivanka langsung berbinar-binar.Apa artinya misi tuing-tuing akan segera terlaksana? Batinnya bersorak senang.“Kak Ziva, kak Ziva!” Tiba-tiba suara Lily memanggil sambil mengetuk pintu."Aish, syalan!” umpat Zivanka.Azkio seolah baru saja tersadar. Dia hanya menelan saliva, kemudian meminta Zivanka gegas mengganti baju. Dia sendiri menyambar sarung serta peci yang menggantung di belakang pintu.“Eh, Kak Kio. Kak Ziva-nya lagi apa?” tanya Lily begitu daun pintu terbuk
Baca selengkapnya
Chapter 10 A
MIB-10"Ehm ... pulang yuk!" ajak Azkio kepada Zivanka yang masih mematung sambil memegang bibirnya sendiri."Tunggu! Barusan kita ... anu bukan?" Zivanka tergagap."Oh, itu. Eh, iya." Azkio mengusap tengkuk.Keduanya cengar-cengir salah tingkah. Lalu mengayun langkah menuju rumah Fatimah.Karena jalanan masih sepi, jadi Azkio menggandeng tangan Zivanka.“Kok, dipegang?”“Siapa tahu kamu kabur lagi. Saya kan jadi repot.”“Kirain.”“Apa?”“Nggak,” ketus Zivanka sebal. Kirain gandeng tangan karena romantis saja.Saya juga tidak tahu alasannya apa, Ziv. Yang pasti saya takut kamu hilang dari pandangan. Azkio bermonolog dalam hati.Setiba di rumah, rupanya Lily sedang duduk santai di teras. Matanya mendadak terasa sangat panas ketika melihat sepasang suami istri bergandengan.Sadar kalau Lily memerhatikan gandengannya, Azkio refleks melepaskan. Namun, Zivanka meraih kembali. Sengaja dengan bangga memperlihatkannya kepada wanita yang tengah cemburu.“Kita masuk dulu, ya!” pamit Zivanka ria
Baca selengkapnya
Chapter 10 B
Lily penuh selidik, berharap terkaannya benar.“Oh, bukan begitu,” sangkal Azkio tergagap.“Terus?” Lily mendesak jawaban.“Ini Ziva kan sudah terbiasa ada sofa di dalam kamarnya. Jadi dia yang minta dibelikan.""Nah, bener tuh. Enak saja ngatain kita tidur terpisah." Zivanka menimpali.“Oh, maaf,” sesal Lily bukan karena sudah lancang, tetapi menyesal karena jadi mendengar pengakuan mereka secara tidak langsung.Atas kejadian ini, terbersitlah ide jail di kepala Zivanka. Apa itu? Nantikan saja.**Malam kembali tiba. Azkio senang karena bisa tidur lelap di sofa baru tanpa gangguan istrinya. Hal ini tentu membuat Zivanka bete. Diliriknya jam dingding menunjukkan pukul 22.00. Dia memutuskan keluar kamar untuk mengambil air minum. Namun, tak sengaja melihat Lily keluar rumah. Diam-diam Zivanka mengikutinya dan betapa dia terkejut. Rupanya Lily mengendap ke balik jendela kamar yang di dalamnya ada Azkio.
Baca selengkapnya
Chapter 11 A
MIB-11“Ziv, pelan-pelan. Ntar kena lukamu.”“Alah, luka gini nggak sakit, kok.”Zivanka tetaplah Zivanka yang aktif. Sesaat dia lupa kalau lengannya tengah luka. Untung Azkio terus mengontrol diri untuk terus memperlakukan istri selembut mungkin. Meski sebenarnya Azkio sendiri sudah tidak sabar. Namun, jangan sampai moment pertama ini meninggalkan jejak trauma.Usai tunaikan nafkah batin, Azkio mengucapkan terima kasih kepada istri dan mengecup keningnya. “Ziv, ayo kita mandi dulu.”“Nanti saja, Uztaz!” Zivanka malah ingin tidur.“Tidak bisa. Harus sekarang.” Azkio langsung menggendong istri ke kamar mandi.“Ustaz, kita mandi bersama bukan?”“Iya.”“Aih, ternyata Ustaz romantis banget.”Sebetulnya Azkio masih malu jika harus mandi bersama. Namun, selain hal ini dikategorikan sunah Rasulullah, tentu sebagai suami, dia harus memastikan Zivanka mandi wajib. Mengajari istri adalah hal ut
Baca selengkapnya
Chapter 11 B
Fatimah mengernyit dan detik kemudian dia baru paham, "oh, kamu ini. Kompres pake es batu, Ziv.""Oh, gitu."Zivanka pun memutuskan untuk mencari Azkio yang sudah keluar kamar sedari tadi. Namun, suaminya itu tak kunjung ditemukan. Malah melihat anak-anak SD yang baru pulang sekolah."Eh, Kak Ziva.""Hey, lagi pada ngapain?""Lagi tebak-tebakan, Kak. Yang bisa nebak, boleh ambil makan lebih dulu.""Ikutan, dong!”“Boleh,” sahut anak-anak senang.Zivanka memang lebih klop dengan anak-anak SD ketimbang dengan anak yang lebih besar. Salah satu anak SMA sampai mengejek kalau mereka klop karena sama-sama masih mengaji iqro. Akan tetapi, bagi anak-anak SD yang polos, Zivanka itu keren. Berani dan bicara apa adanya.“Kenapa Superman bajunya pake huruf S?” tanya seorang anak.“Kan huruf depan namanya S.”“Salah. Hayo, kenapa?”“Hmm, kalau B jadi batman, dong.”“Salah.”
Baca selengkapnya
Chapter 12 A
MIB-12Azkio terkesan galak kalau sudah cemburu. Dia belum mengakui rasa, tetapi sikap dan keputusannya posesif. Apa lelaki memang egois?“Dia … Maling.”“Maling? Maksud kamu pencuri. Apa yang dia curi?”Hati. Ya, dia telah mencuri hatiku dulu dan mungkin sampai saat ini. Zivanka hanya mengucapkannya dalam hati.“Bukan. Namanya Malingga Dwiputra."“Siapanya kamu?” Azkio terdengar menyelidik.“Teman sepermainan.” Zivanka menjawab asal.“Di mana ada dia, ada kamu?” terka Azkio over curiga.“Iya, dia sangat manis juga baik hati.” Zivanka menjawab seperti sebaris lagu.“TTM.” Azkio menyimpulkan dengan nada ketus.Wah, curiga ini othornya tumbuh pada masa lagunya hits.Sadar mimik Azkio menakutkan, Zivanka segera membantah, “bukan. Hanya friendzone.”“Sama saja.”“Beda. Kalau fiendzone itu hanya salah satunya yang naksir.”“Lalu, siapa yang naksir?” Azkio
Baca selengkapnya
Chapter 12 B
Menit kemudian Zivanka bisa menguasai diri untuk tampil kalem.“Pengantin baru, ya?” tanya seorang ibu yang mungkin baper melihat keromantisan mereka.“Tahu saja si Ibu,” sahut Zivanka.“Saya dan suami juga dulu seperti kalian. Kami keliling supermarket tanpa kenal lelah. Apapun yang saya mau, pasti dia belikan.” Si ibu berujar sambil mengenang.“Oh, iya,” tanggap Zivanka lagi.“Tapi ….” Si ibu tiba-tiba terisak, “itu dulu, dulu sekali. Sebelum pelakor syalan itu datang!” sambungnya sambil meremas kuat jeruk sampai muncrat.Astaga! Kenapa si ibu jadi curhat, batin Zivanka.Dia melirik Azkio, memberi kode untuk menggeser diri ke konter sayuran. Suaminya langsung tertuju kepada tauge. Sayuran tunas kecil dari kacang hijau pun hampir diborong.“Buat apa banyak banget?” Zivanka heran.“Buat meningkatkan kualitas--.” Azkio melanjutkan ucapannya dengan berbisik.Wajah Zivanka langsung memerah mengalahkan
Baca selengkapnya
Chapter 13 A
MIB-13Juno, Nia, dan Mala panik. Mereka juga merasa kasihan kepada Zivanka seandainya dia sampai membaca pesan yang Azkio kirim. Bingun antara mau memberi tahu atau menutupinya.“Gimana, nih?” tanya Mala.“Hapus aja pesannya,” saran Juno.“Jujur lebih baik, guys. Udah biar si Ziva tahu kek gimana tuh si ustaz.” Nia berpendapat lain."Gue nggak tega liatnya. Meski si Ziva nggak cinta, tetap aja pengkhianatan itu menyakitkan." Mila tak mau melihat temannya patah hati seperti yang sering dia alami.Mereka terus beradu argument. Saat itulah Zivanka datang bawa minuman teh.“Kalean kenapa? Kok, mencurigakan.” Tatapan Zivanka menyelidik.“Nggak. Nggak kenapa-kenapa. Iya kan, guys?”“Ziv, si us—” Ucapan Nia keburu dibungkam tangan Juno.Nia meronta sekuat tenaga jiwa raga. Akibat bekapan Juno, dia nyaris jatuh pingsan.“Woy, lepasin! Lu mau si Nia mampvs?" geram Zivanka.Juno pun me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status