All Chapters of Terjerat Pesona Ayah Billionaire Muridku: Chapter 61 - Chapter 70
112 Chapters
BAB 61
"Halo Tuan Theo," balas Sarah memandang Theo sekilas."Ayolah, kita memang tidak memiliki hubungan apa-apa. Tapi bukan berarti kau kembali memperlakukanku seformal itu. Panggil saja namaku seperti biasanya," protes Theo sambil duduk di hadapan Sarah."Baiklah," jawab Sarah singkat, tidak ingin berdebat dengan Theo."Ayo kita undi siapa pemain pertama!" seru Grace bersemangat.Mereka bertiga pun mulai bermain. Meski terasa canggung tapi Theo dan Sarah berusaha bermain dengan serius demi Grace. Sesekali mata Theo melirik Sarah ketika wanita itu tertawa lepas, tanpa sadar senyuman ikut tersungging di bibirnya. Dia terpesona melihat setiap ekspresi yang diperlihatkan oleh Sarah.Rasanya Theo ingin menarik Sarah ke pelukannya, mendekapnya dengan erat dan membisikkan kekagumannya akan kecantikan wanita itu. "Papa!" teriak Grace yang tidak sabar menunggu langkah ayahnya.Theo tersadar dari lamunannya. Wajah Sarah memerah menyadari bahwa Theo memandanginya sejak tadi."Iya, papa jalan," jawa
Read more
BAB 62
Sarah tersenyum lega. Frank adalah sahabatnya sejak kecil. Ayah Frank adalah sahabat ayah Sarah. Karena itu, kedua anak mereka tumbuh bersama. Sebagai sesama anak tunggal mereka saling mengandalkan seperti saudara.Namun sejak ayah Sarah menikah lagi, mereka mulai berjarak. Angel tidak suka Sarah terlalu sering bermain dengan Frank. Dia tidak segan menghukum Sarah bila ketahuan pergi keluar dengan Frank. Meski begitu, hubungan mereka tetap dekat, karena mereka masih bisa bertemu di sekolah.Hingga beberapa bulan sebelum ayahnya meninggal, Nadine mengatakan bahwa dia menyukai Frank dan meminta bantuan Sarah untuk membantunya menjadi kekasih Frank. Saat itu Sarah langsung setuju dan menyatakan perasaan Nadine kepada Frank."Apa kau sudah gila?" tanya Frank saat itu.Sarah tidak mengerti mengapa Frank begitu marah kepadanya. Padahal seorang wanita menyukainya, bukankah seharusnya dia bahagia karena disukai seseorang."Ayolah, kalau kau dan Nadine akhirnya menikah suatu saat nanti. Maka k
Read more
BAB 63
"Frank," guman Sarah sambil kembali membalikkan tubuhnya.Frank berjalan mendekati Sarah yang wajahnya tampak pucat karena menahan tangis dan kemarahan."Ada apa ini?" tanya Frank lembut.Tiba-tiba airmata Sarah menetes. Emosi yang sudah dia tahan sejak tadi meledak begitu dia mendengar suara lembut Frank. Pria itu segera meraih Sarah dan mendekapnya. Sarah menangis tersedu-sedu di dada Frank.Semua pegawai mematung, terutama pelayan yang tadi mengusir Sarah. "Maaf Tuan, saya tidak tahu kalau Nona ini adalah teman tuan," ucap pelayan tadi, sebelum Sarah sempat mengadukannya."Saya hanya mencoba bekerja sesuai dengan standar operasional kita. Saya tidak bermaksud bersikap kasar, hanya saja-""Berhenti berbohong!" potong Sarah keras."Apakah standar di perusahaanmu adalah menghina orang yang masuk dengan penampilan sepertiku? Apakah standar di sini adalah mengusir dan mempermalukan orang yang dianggap tidak sanggup membeli? Apakah itu standar di sini, Frank?" tanya Sarah kepada Frank d
Read more
BAB 64
Sarah segera melepaskan tangannya dari tangan Frank begitu menyadari tatapan Theo."Halo Claudia, Theo," sapa Sarah canggung."Aku tidak menyangka kalau kau juga tahu tempat ini," sahut Claudia sambil menatap Sarah dan Frank bergantian.Frank hanya diam menunggu Sarah mengenalkannya pada Claudia de Leon. Sarah hanya tersenyum dan kembali menyeruput mi yang ada di hadapannya. Frank menyadari ada sesuatu yang janggal. Apakah Sarah merasa takut kepada Claudia? Atau sebenarnya ada masalah diantara mereka. Mengapa sapaan mereka terdengar seperti basa-basi. Frank mengira mereka cukup dekat hingga Claudia de Leon meminta bantuan Sarah. Frank mengambil telepon genggamnya dan mengirimkan sebuah pesan kepada Sarah.[Ada apa ini? Kau tampak tegang dan tidak menyukai kemunculan Claudia. Apa kalian ada masalah?]Sarah meraih telepon genggamnya dan membaca pesan Frank, tapi mengacuhkannya. Frank tidak menunjukkan reaksi apapun, menyadari kalau Sarah tidak ingin membahasnya.Claudia memesan semang
Read more
BAB 65
Theo terkejut mendengar perkataan Sarah. Dia segera mengeluarkan uang untuk membayar taksi yang masih berhenti itu."Ambil saja kembaliannya," ucap Theo lalu ikut keluar dari taksi."Tunggu!" panggil Theo sambil berlari mengejar Sarah yang terus berjalan dengan cepat."Tunggu sebentar!" ucap Theo sambil menarik tangan Sarah.Sarah membalikkan tubuhnya dan menghempaskan tangan Theo. Lalu menatap pria itu sambil menaikkan dagunya, seakan-akan menantangnya."Apa maksud perkataanmu? Memangnya aku pria seperti apa?" tanya Theo tidak kalah marah."Apa kau tahu apa yang aku hadapi dalam hidup ini? Apa kau tahu apa yang menyebabkan aku begitu terluka mengetahui bahwa kau juga mengkhianatiku? Aku memang bersalah. Aku tahu! Aku sendiri malu dengan apa yang sudah kulakukan kepadamu dan tidak ada alasan untuk membenarkan tindakanku. Tapi kau juga tidak berhak menilaiku hanya dari satu kejadian itu saja! Tidak berhak! Apalagi membandingkan aku dengan pria kekanak-kanakan tadi!" ucap Theo tegas, la
Read more
BAB 66
"Berita buruk? Katakan ada apa. Apa sesuatu terjadi kepada Theo?" tanya Sarah khawatir.Saat ini hanya Theo yang ada dalam pikirannya, karena dialah orang terakhir yang Sarah temui hari ini."Tidak nona, Tuan Theo baik-baik saja.""Grace? Apa ini tentang Grace?" tanya Sarah dengan tidak sabar. Dia bahkan tidak membiarkan Derick menyelesaikan perkataanya."Bukan nona, ini tentang orang lain," jawab Derick tenang."Baiklah, katakan siapa?" "Nona Rachel-""Apa yang terjadi pada Rachel?" Sarah kembali memotong perkataan Derick yang baru saja akan menjelaskan semuanya."Nona Rachel meninggal dunia," jawab Derick pelan."Apa? Apa yang terjadi?""Dia bunuh diri."Sarah terdiam. Dia tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Tubuhnya melemah dan dia terduduk di lantai. Telepon genggamnya terlepas dari tangan Sarah. "Halo Nona Sarah," panggil Derick.Airmata mengalir di pipi Sarah, dia tidak mengerti mengapa Rachel melakukan tindakan yang tidak seharusnya itu. "Nona Sarah," panggil Derick
Read more
BAB 67
Sarah berdiri dan berjalan ke arah Joel. Dia ingin menyapa pria itu, namun langkah Sarah terhenti ketika dia melihat Joel berjalan mendekati Theo. Sarah mengamati kedua pria itu lekat-lekat. Mereka berpelukan cukup lama. Sarah tidak bisa melihat ekspresi wajah Theo. Tapi Joel masih sama, wajahnya masih menunjukkan kemarahan.Setelah selesai berpelukan, mereka berbincang. Wajah Joel melunak, tapi matanya masih memancarkan kemarahan yang sama. Sarah mendekati mereka berdua."Halo Joel," sapa Sarah sambil menjulurkan tangannya.Joel tampak kaget melihat kehadiran Sarah."Kau juga datang?" tanya Joel tidak memperhatikan tangan Sarah.Sarah segera menurunkan tangganya."Iya, aku turut berdukacita untuk kepergian Rachel," ucap Sarah simpati.Joel tampak tidak tertarik namun memaksakan diri untuk menjawab dengan sopan."Terima kasih. Maaf aku masih harus menemui tamu-tamu yang lain," jawab Joel, lalu segera meninggalkan Sarah dan Theo."Mengapa dia tampak sangat marah?" tanya Sarah sambil me
Read more
BAB 68
"Apa yang kau lakukan disana? Kau benar-benar mengagetkanku!" bentak Sarah kesal."Maaf, aku hanya menunggu acara kremasinya selesai," jawab Joel sambil menundukkan kepala."Ada apa?" Theo berjalan mendekati Joel."Aku ... Aku tidak sanggup melihatnya dibakar."Tiba-tiba Joel terisak. Sarah dan Theo kaget melihatnya. Kemarin dia tampak sangat tegar. Namun hari ini, sepertinya dia benar-benar tidak dapat menahannya lagi."Aku tahu," hibur Theo sambil menepuk pelan pundak Joel.Mereka berdiri cukup lama, hingga Joel selesai menangis."Dengar! Aku tahu ini berat. Tapi hidup harus terus berlanjut. Aku yakin Rachel sudah tenang," ucap Theo pelan."Maukah kalian menemaniku?" tanya Joel masih dengan suara bergetar."Kemana?" tanya Sarah lembut."Ke pegunungan, ke sebuah tempat peristirahatan favorit Rachel," jawab Joel sambil mengangkat kepalanya."Maaf Joel. Kami tidak bisa hari ini. Besok ada acara di perusahaanku dan Sarah akan tampil bersama Claudia. Kemarin dia sudah kurang tidur, jadi
Read more
BAB 69
Suara tembakan yang terdengar sangat dekat dengan Sarah, mengagetkan semua orang. Suasana tiba-tiba senyap lalu menjadi lebih riuh daripada sebelumnya.Orang-orang mulai panik dan berteriak ketakutan. Theo segera berlari ke arah panggung, setelah matanya terbiasa dengan gelap. Dia melompat naik dari depan panggung dan mencoba mencari Sarah. Dia bisa mendengar suara tembakan itu berasal dari panggung. Theo segera menyalakan senter dari telepon genggamnya.Betapa terkejutnya Theo ketika melihat seseorang tergeletak di lantai. Theo yakin itu seorang wanita. Dengan gaun hitam, dia merintih kesakitan sambil meringkuk menahan sesuatu. Theo menyadari darah wanita itu mengucur dengan deras."Sarah," guman Theo ketakutan.Tanpa berpikir panjang Theo segera menggendong wanita itu. Dia berencana membawanya ke rumah sakit, ketika tiba-tiba lampu menyala. Theo berdiri sambil menggendong seseorang wanita yang sedang menahan sakit, dan tepat di hadapannya Sarah yang menatapnya ketakutan.Theo memand
Read more
BAB 70
"Kemana kita akan pergi?" tanya Sarah setelah berada di dalam mobil Joel dan berkendara selama setengah jam."Seperti yang sudah aku katakan, tempat favorit Rachel." "Kalau aku boleh tahu. Mengapa kau sangat ingin membawaku dan Theo kesana?""Karena kalian adalah bagian dari kehidupan dan kematiannya," jawab Joel dingin.Sarah merasa tidak nyaman mendengar suara Joel, tapi dia tidak ingin bersikap jahat kepada pria yang sedang berduka itu."Apakah kau sudah mengirimkan alamatnya kepada Theo? Dia bilang akan menyusul kalau urusannya sudah selesai," ucap Sarah mencoba mencari bahan pembicaraan, sekaligus menenangkan dirinya bila Theo tahu kemana mereka akan pergi."Tidak, nanti saja," jawab Joel sambil terus mengemudi dengan kecepatan maksimal.Mereka sudah keluar dari kota. Sarah melirik Joel dan entah mengapa dia merasa takut melihat ekspresi wajah Joel. Pria itu tampak seperti seseorang yang merencanakan sebuah kejahatan."Ah, sial!" maki Joel."Ada apa?" tanya Sarah bingung."Aku l
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status