All Chapters of Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah): Chapter 11 - Chapter 20
145 Chapters
Part 11 Keresahan Gama 2
Setelah pertengkaran malam itu, sebulan kemudian Dea dan Antika pulang. Hubungan jarak jauh yang dingin. Hingga suatu hari, Dea memutuskan untuk bercerai.Gama yang egois tidak mau merendahkan diri dan memohon agar Dea mau bertahan dengannya. Dea masih berharap kalau Gama akan berjuang untuk rumah tangga mereka, nyatanya Gama diam dengan sikap keras kepalanya.Dea yang masih cinta, lebih mempertahankan harga diri daripada merayu pada lelaki yang tak lagi peduli. Mengorbankan perasaan meski sangat tersiksa.Hubungan mereka berjarak. Gama yang kecewa enggan membangun komunikasi, selain tetap memenuhi tanggungjawab memberikan nafkah pada putrinya.Pada akhirnya Gama yang stres dan kalut, memutuskan pulang ke Indonesia. Bertemu pula dengan Saga yang membuatnya tambah cemburu karena perhatian beberapa orang terdekatnya beralih pada putra buleknya itu.Ancamannya yang ingin menggoda Melati hanya ancaman belaka. Mana pernah dia mendekati perempuan kecintaan Saga itu. Selain usil dengan membu
Read more
Part 12 Hati Lelaki 1
MASIH TENTANGMU- Hati Lelaki Mobil berhenti di depan pagar sekolahan Antika. Di sana juga sudah berjajar beberapa kendaraan yang mengantarkan anak-anak ke sekolah. Momen di pagi hari yang menyejukkan mata. Di sebuah Sekolah Dasar favorit tempat Antika belajar."Sayang, kita sudah sampai," ujar Gama sambil tersenyum. Namun Antika cemberut. Sama sekali tidak mau memandang sang papa. Wajahnya muram sambil menarik handle hendak membuka pintu mobil."Sebentar papa yang bukain, nanti Antik jatuh." Gama lekas turun dari mobil. Tapi Antika sudah berhasil turun sendiri meski dengan susah payah. Kemudian menyeret tasnya meninggalkan sang papa. "Sayang, nggak salim sama papa dulu." Gama melangkah lebar untuk mengejar gadis kecilnya yang tengah 'ngambek'.Antika menoleh sebentar untuk menunjukkan muka cemberutnya. Gama tersenyum lantas menghampiri. Mengulurkan tangan menunggu untuk disambut putrinya.Cukup lama tangannya tertahan di udara, tanpa memandang sang papa, Antika mencium tangan lanta
Read more
Part 13 Hati Lelaki 2
Deandra memang berasal dari keluarga pengajar. Kedua orang tuanya dosen, kakak lelaki satu-satunya juga dosen. Kakak iparnya juga dosen. Hanya Dea yang berbeda arah, karena sejak awal memang sudah menyukai Gama yang kuliah mengambilkan jurusan ekonomi. Akhirnya dia pun ikut mengambil jurusan yang sama dan berkarir seperti Gama.Mengenal sejak sama-sama masih remaja, tidak menjamin hubungan bisa berkekalan. Jatuh cinta pertama kali pada Gama, yang menjadi ketua OSIS di sekolahnya kala itu. Digilai para siswi mulai dari adik kelas hingga teman seangkatannya. Karena sikap cool-nya yang membuat penasaran. Laki-laki yang sering terlibat balapan liar dan selalu jadi pemenang, saat kuliah rambutnya dibiarkan panjang dengan model under cut. Gadis mana yang tidak kepincut. Hingga suatu hari ia di datangi saat melihat pertandingan basket di gelora olahraga."De, udah makan?""Belum.""Ikut aku makan bakso. Kutraktir nanti.""Sama Hani, ya?""Oke."Gama memilih kedai bakso depan GOR. Santai dud
Read more
Part 14 Pertemuan 1
MASIH TENTANGMU- Pertemuan Gama masih gelisah di ruangannya. Menatap gerimis dari balik kaca jendela. Hari sudah beranjak senja. Suasana temaram dan di luar sana lampu jalanan sudah menyala.Rasa yang menggelegak dalam dada membuat tubuh tegapnya terasa gemetar dan tak bertenaga. Foto Deandra dan dokter Angkasa yang dikirim Alita sangat mengusiknya. Pesan yang dikirim pada Dea juga belum di balas. Ia bertanya tentang Antika. Ingin menelepon dan mengajak anaknya bicara, supaya ia juga bisa bicara dengan Dea. Pasti dia sudah pulang kerja.Gegas diraihnya ponsel di atas meja yang berpendar. Bukan dari Dea, tapi dari Alita.[Sudah pulang, Mas?] Ini pesan kesekian yang dikirim oleh tunangannya.[Masih di kantor.]Gama kembali meletakkan ponselnya. Dalam hitungan detik, ponsel kembali berpendar, tapi ia abaikan. Laki-laki itu duduk lantas menyesap kopinya yang sudah dingin. Dilihatnya jam tangan. Sudah pukul lima sore. Kantor sudah sepi. Hanya ada dirinya dan seorang satpam yang berjaga d
Read more
Part 15 Pertemuan 2
Dea memandang laki-laki berpostur tinggi di hadapannya. Kemudian kembali memandang Antika yang masih memondong kuda poni kesayangannya. Ke mana pun pergi, benda itu tidak boleh tertinggal. Sudah terlihat kumal dan buruk rupa, tapi tetap tidak mau diganti dengan yang baru. Meski ada yang lain, tapi ke mana-mana kuda poni itu yang dibawanya."Ini lagi hujan. Mau lihat apa di sana kalau hujan begini.""Pokoknya mau ke sana. Antik mau beli es krim sama mainan.""Nggak harus ke sana sekarang. Mama bisa nganterin Antik besok atau lusa, pas nggak hujan.""Papa ngajak sekarang," jawab gadis kecil itu sambil menoleh ke arah Gama."Ya sudah, Antik pergi berdua dengan papa saja, ya?"Antika menggeleng. "Nggak mau. Mama, juga harus ikut."Lihatlah, keras kepalanya Gama diturunkan pada anaknya. Semoga Gama bisa bercermin, bagaimana sifatnya ada pada putri kecil mereka."Ayo, Ma!" rengek Antika kemudian berlari ke ruang tamu. Kalau sudah seperti itu, tidak bisa diganggu gugat lagi keinginannya. Apa
Read more
Part 16 Rasa yang Terkoyak 1
MASIH TENTANGMU- Rasa yang Terkoyak Agam tersenyum seraya mengangguk, menjawab sapaan laki-laki itu yang langsung masuk seperti biasanya."Dia sering ke sini?" tanya Gama tak mengalihkan tatapan dari pria tadi."Jarang. Kamu kenal dia?""Nggak. Hanya tahu saja.""Dia dokter bedah jantung yang sangat sibuk. Tapi sesekali datang ke sini walaupun hanya sebentar. Habis praktek biasanya langsung ke mari, meski hanya sejam. Tempat prakteknya nggak jauh dari sini."Gama sudah tahu di mana tempat praktek dokter itu dari profil yang dilihatnya kemarin. Lelaki yang tadi siang mengajak Deandra ketemuan. Lelaki yang membuatnya tidak tenang, bahkan sampai detik di mana malam itu mereka dipertemukan tidak sengaja, hatinya masih berantakan."Dia baik, ramah.""Sudah punya istri?" tanya Gama. Jelas berlagak tidak tahu."Masih single. Tapi lagi naksir seseorang."Gemuruh kembali melanda dada Gama. "Dari mana kamu tahu?""Kami sempat ngobrol belum lama ini. Dia enak diajak bicara. Karena sudah terbia
Read more
Part 17 Rasa yang Terkoyak 2
Jam sebelas malam setelah dokter itu pulang, lima menit setelahnya, Gama pun akhirnya pamit pada Agam."Bro, turunkan egomu. Daripada kamu salah melangkah dan membuatmu menyesal. Kamu sedikit menurunkan ego, nggak akan menghilangkan harga dirimu. Perjuangkan kalau kamu masih menginginkan Dea. Soal Alita, kurasa kamu punya alasan untuk menjauhinya. Tentu kamu lebih penting anak dari calon istri yang nggak bisa menjadi ibu bagi anakmu, kan?" kata Agam sambil menepuk bahu sahabatnya. Mereka memang sangat dekat sejak dulu. Gama tak segan tidur di rumah Agam jika sudah kemalaman. Menghabiskan akhir pekan dengan bermain gitar. Nama keduanya pun hanya dibolak-balik hurufnya saja. Meski keturunan bangsawan, Gama tetap selayaknya remaja dari kalangan biasa. Kadangkala ketiduran di pos ronda setelah selesai nonton balap liar. Ketika pulang kerumah kena omel mamanya. Setelah SMA dia yang mulai mengikuti ajang balapan. Degil, nakal, suka usil. Hal-hal yang tidak luput dari masa remajanya. Sete
Read more
Part 18 Takut Kehilangan 1
MASIH TENTANGMU- Takut Kehilangan Alita belum berangkat saat Gama kembali turun ke lantai bawah. Gadis itu masih duduk di ruang tamu sambil fokus pada layar ponselnya."Kenapa belum berangkat?" tanya Gama seraya mengenakan sepatu yang ada di rak depan pintu utama. Alita mengikuti keluar."Aku menunggumu.""Aku sudah bilang, kamu berangkat duluan saja.""Aku hanya khawatir karena kamu lagi sakit." Alita menghampiri Gama.Namun laki-laki itu tak menanggapi. Ia mengunci pintu dan segera bergegas ke garasi mobil. Membiarkan Alita berjalan kaki keluar pagar, karena mobilnya terparkir di sana. Selain lemas, tubuhnya juga terasa mulai meriang. Tapi Gama harus tetap ke kantor. Banyak pekerjaan untuk persiapan ke Jakarta besok.Dari kaca spion, ia melihat mobil Alita masih mengikuti di belakang. Gama mendengkus pelan. Dia sudah malas berpikir tentang gadis itu. Semakin ke sini, semakin agresif. Dia tidak menyukai perempuan seperti itu, meski berasal dari keluarga yang berada. Bodoh sekali,
Read more
Part 19 Takut Kehilangan 2
Bu Ariana sudah tahu kalau Alita dan Dea sekantor. Juga tahu kalau mereka berteman baik sebelum ini. Namun kerenggangan yang terjadi sekarang, Bu Ariana belum tahu."Bulek nggak habis pikir sama kamu sama Alita. Bisa-bisanya kalian menjalin hubungan sementara Alita itu rekan kerjanya Dea. Memanglah kamu dan Dea sudah nggak ada hubungan apa-apa, cuman rasa empati kalian taruh mana? "Kurang baik apa Dea. Selama ini bertahan sendiri karena masih berharap kalian bisa bersama lagi membesarkan Antik. Dia pergi untuk menyadarkanmu. Tapi kamu saja yang nggak peka, Ga." Omel Bu Ariana saat baru diberitahu kenyataan yang sebenarnya. Beberapa waktu setelah itu, sang bulek mendiamkannya.Saking senangnya mendengar kalau Dea bisa mengantarkan Antik, Gama sampai lupa mau menanyakan ada acara apa malam ini. Tapi bukankah buleknya itu memang sering mengajak makan malam bersama meski tidak ada acara apa-apa. Apalagi sudah lama ia bilang kangen dengan Antik. Semenjak anaknya masuk sekolah dasar, jarang
Read more
Part 20 Pagi Itu 1
MASIH TENTANGMU- Pagi Itu "Kamu nggak bisa deketin Dea lagi dengan statusmu sebagai tunangan orang, Ga. Dea juga nggak bakalan mau," kata Bu Ariana saat mereka duduk berdua di teras rumah. Setelah Dea dan Antika pulang."Aku akan menyelesaikan urusanku dengan Alita, Bulek.""Membatalkan pertunangan akan mempermalukan keluargamu di hadapan keluarga Alita di Surabaya sana.""Aku akan menanggungnya sendiri.""Setelah ini semuanya nggak akan mudah, Gama.""Aku tahu.""Nama keluargamu akan dipertaruhkan."Gama mengangguk. Ia tahu konsekuensi itu. Bu Ariana memandang langit malam yang pekat. Sisa air hujan masih menetes dari dedaunan. Mungkin ini pilihan terbaik bagi Gama. Menggagalkan pertunangan lebih baik daripada memutuskan pernikahan. Bisa dibayangkan resikonya seperti apa. Orang tua Alita yang mungkin tidak tahu sifat putrinya, tentu akan shock dan marah pada Gama. Mereka pasti mengira Gama mempermainkan anaknya.Mereka orang berada, bisa membayar orang untuk menuntaskan sakit hati
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status