Share

Part 11 Keresahan Gama 2

last update Last Updated: 2023-10-04 20:21:15

Setelah pertengkaran malam itu, sebulan kemudian Dea dan Antika pulang. Hubungan jarak jauh yang dingin. Hingga suatu hari, Dea memutuskan untuk bercerai.

Gama yang egois tidak mau merendahkan diri dan memohon agar Dea mau bertahan dengannya. Dea masih berharap kalau Gama akan berjuang untuk rumah tangga mereka, nyatanya Gama diam dengan sikap keras kepalanya.

Dea yang masih cinta, lebih mempertahankan harga diri daripada merayu pada lelaki yang tak lagi peduli. Mengorbankan perasaan meski sangat tersiksa.

Hubungan mereka berjarak. Gama yang kecewa enggan membangun komunikasi, selain tetap memenuhi tanggungjawab memberikan nafkah pada putrinya.

Pada akhirnya Gama yang stres dan kalut, memutuskan pulang ke Indonesia. Bertemu pula dengan Saga yang membuatnya tambah cemburu karena perhatian beberapa orang terdekatnya beralih pada putra buleknya itu.

Ancamannya yang ingin menggoda Melati hanya ancaman belaka. Mana pernah dia mendekati perempuan kecintaan Saga itu. Selain usil dengan membuat teror saat Saga memboceng seorang perempuan suatu malam.

Lalu kemarahan sang mama dan nasehat dari Bu Ariana, menyadarkan Gama untuk kembali menjadi ayah yang bisa menjalin komunikasi dengan putri kecilnya.

Tidak hanya dengan Antika. Hubungan dengan Dea juga membaik. Sering menghabiskan liburan dan akhir pekan bersama.

Kemudian ia kenal Alita dari Dea. Perempuan itu mendekatinya. Di tengah rasa kesepian, dia masuk dalam kehidupan gadis itu. Keceriaan dan sikap agresif Alita sempat melenakannya. Tapi kenapa sekarang ia terusik dan tidak terima saat ada laki-laki lain mendekati De. Panggilan kesayangan untuk seorang Deandra.

Gama memandang sekilas ponsel yang berpendar di atas meja. Pasti Alita yang mengirimkan pesan. Sebab sejak tadi, ia tidak membalas satu pesan pun dari tunangannya itu.

Malam makin larut. Gama masih terjebak dengan perasaan gelisahnya. Bayangan kebersamaan dengan Deandra berkeliaran tanpa ampun. Pernikahan mereka yang megah dengan adat Jawa, bulan madu dan malam penuh warna di Bali. Ingat bagaimana Dea tidak bisa berjalan dengan baik pagi harinya. Hampir seminggu mereka berbulan madu di Pulau Dewata. Semua begitu indah tapi amat menyiksanya sekarang.

"Aku hamil!" Suara merdu itu terdengar di awal pagi saat Dea keluar dari kamar mandi. Memberikan surprise saat ia baru membuka mata. Ucapan yang membuat Gama melompat turun dari ranjang dan langsung memeluk istrinya. Memeluk erat tanpa kata-kata. Sebab Gama tidak tahu bagaimana mengungkapkan kebahagiaannya.

Sebulan setelah menikah, Dea langsung hamil anak pertama mereka. Merupakan sebuah kado untuk wisuda S2 Gama bulan depannya.

Sembilan bulan kemudian mereka kehilangan.

Tidak sampai tiga bulan, Dea hamil lagi. Harus bed rest total karena mabuk parah. Bahkan sampai beberapa kali opname karena kondisi Dea yang lemah. Gama harus menggendongnya jika Dea ingin ke kamar mandi.

Dan Antika lahir seminggu sebelum tanggal perkiraan dokter.

Gama menarik napas panjang. Melonggarkan sesaknya dada saat mengingat semua itu. Kenapa dia begitu egois, kenapa keras kepala. Kenapa tidak bisa menghargai cinta Deandra yang begitu besar untuknya. Kenapa ia tidak pernah memperjuangkannya, seperti ia berjuang untuk mendapatkan Dea dan akhirnya menikahinya dulu.

Sekarang baru merasakan tertikam, saat ada lelaki lain yang jatuh cinta pada mantan wanitanya.

Gama menjatuhkan diri di kursi putar. Mengangkat kedua kakinya ke atas meja. Menghabiskan malam di ruang kerja, rumah dua tingkat yang hanya ditempatinya sendirian.

***L***

[Aku sudah di depan, De.] Dea membaca pesan dari Gama.

Jam enam tadi Gama memang mengirimkan pesan kalau pagi ini ingin mengantarkan Antika ke sekolah. Ini bukan yang pertama kalinya, tapi membuat Dea heran karena sudah lama Gama tidak pernah menemui putrinya sepagi ini.

[Tunggu sebentar. Antik masih memakai kaus kaki.] Balas Dea.

"Sayang, pagi ini kamu berangkat sekolah di antar papa, ya." Dea bicara pada putrinya.

Antika mengangguk.

Setelah rapi, Dea mengantarkan sang anak turun ke bawah. "Mbak Sri, tolong antarkan Dea ke depan, ya. Papanya nunggu di luar pagar," pinta Dea pada Mbak Sri yang tengah membereskan meja makan.

"Njih, Mbak. Ayo, Nona Antik!" Wanita itu menggandeng lengan kecil Antika dan mengantarnya keluar pagar.

Gama yang bersandar di body mobil tampak kecewa, ternyata bukan Dea yang mengantarkan sang anak. Namun ia tetap tersenyum pada gadis kecilnya. Lalu membukakan pintu mobil untuk Antika.

"Makasih, Mbak Sri."

"Njih, Mas."

Mbak Sri kembali masuk ke dalam rumah, setelah mobil Gama bergerak pergi.

"Antik, sarapan apa tadi?"

"Nasi goreng. Mama yang bikin."

"Enak, dong?"

"Enak. Antik suka nasi goreng buatan mama. Oh ya, kapan papa ngajak Antik dan mama jalan-jalan lagi. Antik pengen beli es krim di HEHA."

"Nanti papa kabari ya. Papa masih sibuk dalam minggu ini."

"Iya, Pa."

Gama mengalihkan perhatian pada ponselnya yang ada di dashboard. Diraihnya benda pipih yang berpendar. Alita menelepon.

"Halo."

"Mas, bisa jemput aku nggak?"

"Mobilmu kenapa?"

"Nggak tahu, kayaknya ada masalah lagi ini."

"Naik taksi saja. Aku sudah dalam perjalanan mengantarkan Antik ke sekolah."

"Aku tunggu!"

"Nggak bisa, Lita. Aku harus segera berangkat ke kantor. Kamu naik taksi saja."

"Sorenya bisa jemput?"

"Aku nggak janji. Sudah kubilang kalau aku sibuk dalam minggu ini."

Telepon ditutup oleh Alita. Kecewa pastinya. Baru kali ini gadis itu memintanya mengantar dan menjemputnya di kantor. Apa karena Dea sudah tahu tentang hubungan mereka, jadi dia lebih berani.

"Siapa yang nelepon, Pa?" tanya Antika penasaran.

"Teman papa, Sayang," jawab Gama sambil tersenyum.

"Mama baru?"

Gama kaget dengan pertanyaan putrinya. Kenapa Antika bisa bertanya seperti itu.

"Siapa yang ngasih tahu Antik tentang mama baru?"

"Antik hanya dengar dari teman Antik. Papa dan mamanya nggak tinggal bersama. Lalu papanya bawa mama baru untuknya. Terus Antik tanyakan ke mama, kenapa papa dan mama nggak tinggal bersama seperti orang tua dari teman-teman Antik di sekolah."

"Mama jawab apa?"

"Kata mama, nanti kalau Antik sudah besar, Antik akan tahu alasannya. Pasti papa akan bawa mama baru seperti papanya teman Antik, kan?"

Gama tidak bisa bicara. Mata bening Antika menuntut ia untuk segera memberikan jawaban.

"Iya, kan, Pa?"

* * *

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Okta Viska
SGT sedih cerita nya ...
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
kapok km gama gak bisa jawab
goodnovel comment avatar
Yanti Keke
kasian Antik.... hug fr Antik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 145 Hidup Baru 2

    Paginya, Alita berkemas-kemas dibantu oleh Naufal. Sesekali mereka saling pandang dan melempar senyum. Rambut Alita terurai sebawah bahu dan masih setengah basah."Akhir pekan ini, kita lihat rumah di Grand Permata," kata Naufal menghampiri istrinya dan membantu mengunci travel bag."Kamu sudah tahu Grand Permata, kan?""Iya, aku pernah lewat sana.""Kamu suka nggak tempat itu?""Suka.""Ada juga di Singosari Residen. Tapi kejauhan kalau ke kantor. Di sana pemandangannya juga menarik. Bagaimana?""Aku ngikut saja. Mana yang terbaik buat kita.""Oke. Nanti kita lihat dua-duanya. Jadi kamu bisa membuat pilihan. Kalau di Singosari Residen memang lebih tenang tempatnya. Adem karena di kelilingi perbukitan. Cuman agak jauh dari kantor. Sebelum mendapatkan rumah, kita tinggal di kosanku sambil cari kontrakan rumah untuk sementara.""Ya." Alita tersenyum. Kemudian mengecek laci, memperhatikan gantungan baju, dan masuk ke kamar mandi untuk memastikan tidak ada barang mereka yang tertinggal.T

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 144 Hidup Baru 1

    MASIH TENTANGMU- Hidup BaruJam dua ketika tamu sudah mulai senggang. Alita menghampiri Dea dan Melati yang duduk ngobrol, terpisah dari rombongan Pak Norman."Makasih banget kalian menyempatkan datang dari Jogja ke Surabaya," ucapnya sambil duduk di kursi depan dua wanita itu. Agak susah duduk karena memakai jarik yang sangat sempit. Makanya Dea membantu memegangi tangan Alita agar tidak terjengkang."Sama-sama," jawab Dea dan Melati hampir bersamaan."Setelah ini kamu dan suamimu tinggal di Malang?" tanya Melati."Iya. Kami berdua kerja di sana.""Kamu sudah lama pulang ke Surabaya?" tanya Melati lagi Dijawab anggukan kepala oleh Alita. Melati malah tidak tahu banyak tentang Alita, semenjak pakdhenya Alita masuk penjara. Apalagi setelah putus pertunangan dari Gama, Alita tidak pernah lagi datang ke kafenya. Dea sendiri tidak pernah membahas pertemuannya dengan Alita pada siapa-siapa. Kecuali pada sang suami, itu pun baru seminggu yang lalu. "Bentar aku mau ke toilet," pamit Melat

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 143 The Wedding 2

    Jogjakarta, dua minggu kemudian."Undangan dari siapa, Mas?" Dea meraih undangan yang baru diletakkan oleh Gama di hadapannya. Dia membaca nama yang tertera. Tidak ada foto calon pengantin dalam undangan itu."Dari Alita?" Dea kaget. "Ya. Saga yang ngasih tadi. Seminggu lagi Lita nikah di Surabaya. Kata Saga, Naufal itu teman kuliah mereka dulu.""Calonnya dari Surabaya juga?"Gama mengangguk, tapi dia heran melihat wajah sang istri tampak bingung dan berulang kali memperhatikan undangan mewah kombinasi warna putih dan kuning keemasan di tangannya. "Sayang, kenapa?"Dea meletakkan undangan di atas meja riasnya."Mas, waktu aku hamil delapan bulan dan tinggal di apartemen. Sebenarnya aku bertemu dengan Alita yang tinggal di apartemen itu juga."Ganti Gama yang terkejut. "Beneran?"Dea mengangguk."Kenapa nggak cerita sama mas?""Karena Mas pasti langsung mengajakku pindah dan nggak boleh lagi bertemu dengan Lita. Waktu itu dia sudah berubah baik. Dia minta maaf padaku sambil nangis.

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 142 The Wedding 1

    MASIH TENTANGMU- The Wedding Pagi yang cerah, suasana yang indah. Rumah Pak Handoyo begitu meriah. Senyum suami istri itu sangat sumringah. Menyambut tamu dari keluarga Naufal dan dari beberapa kerabat mereka sendiri yang di undang ke rumah. Tak ada yang ditutupi lagi kalau pernikahan Alita dengan Tony sudah selesai empat bulan yang lalu.Mereka mengerti dan tidak pernah bertanya secara detail.Tentang keguguran itu pun kerabat tidak ada yang tahu. ART saja yang tahu, tapi mereka juga tutup mulut. Tidak ada yang jadi 'lambe turah'. Sebab sadar karena di sana hanya bekerja dan digaji tidak murah. Pak Handoyo dan Bu Lany juga sangat baik sebagai majikan.Alita memakai gamis warna khaki dengan hiasan bordir di bagian kerah dan kancing depan. Memakai jilbab polos warna senada. Naufal memakai kemeja warna abu-abu. Acara dadakan yang membuat mereka tidak sempat menyelaraskan outfit untuk lamaran. Juga tidak ada backdrop. Namun tidak mengurangi kegembiraan hari itu.Orang tua Alita dan ke

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 141 Janji yang Ditepati 2

    Pagi-pagi sekali Gama bersama keluarganya sudah sampai di rumah Pak Norman. Ia juga sudah check out dari vila. Pagi ini bersama keluarga kecil Saga, mereka akan kembali ke Jogja. Liburan telah selesai dan besok waktunya kembali ke kantor.Pak Norman menciumi bocah-bocah satu per satu. Alangkah bahagianya. Di hari tua bisa memiliki cucu sebanyak itu. Termasuk anak-anak Gama direngkuh tak ubahnya seperti cucu sendiri. Gama adalah bagian dari Ariani. Perempuan yang memiliki tempat tersendiri di hatinya.Bu Rista dan Kartini juga menyempatkan menggendong si kembar yang sangat lucu. Juga si bayi Akhandra yang mencuri perhatiannya. Tiga hari ini menjadi momen yang sangat indah. Mereka berkumpul bersama dan membuat rumah besarnya sangat ramai."Kami pamit, Om, Tante." Gama mencium tangan Pak Norman dan Bu Rista. Diikuti oleh Dea. Juga berpamitan pada Akbar dan Tini.Saga dan Melati melakukan hal yang sama. Hingga mereka berpisah di halaman rumah. Dua mobil meninggalkan pekarangan disertai la

  • Masih Tentangmu (Setelah Kita Berpisah)   Part 140 Janji yang Ditepati 1

    MASIH TENTANGMU- Janji yang Ditepati"Itu Saga." Naufal melihat teman lamanya."Iya. Tapi kita pergi saja." Alita berbalik dan melangkah cepat. Naufal pun menjajari langkahnya. Mereka menuruni eskalator dan Alita tak lagi menoleh ke belakang.Bukan hal mudah bertemu mereka lagi. Mungkin menjauh juga tidak mempengaruhi apapun. Dirinya bukan siapa-siapa dan bisa jadi sudah dilupakan. Justru kalau tiba-tiba ia muncul, mungkin akan merusak suasana. Sebab di sana pun juga ada Akbar bersama istrinya. Mereka sedang bahagia menikmati kebersamaan.Rupanya Gama juga membawa istri dan anaknya menyambut pergantian tahun di Malang. Keluarga Saga tinggal di Lawang. Mungkin mereka tadi tengah jalan-jalan. Kenapa bumi ini terasa sempit."Kita keluar saja dari Trans*art kalau gitu." Naufal memutuskan karena melihat Alita yang tidak nyaman dan terlihat cemas.Ia bisa memahaminya. Tentu bertemu mereka lagi adalah sesuatu yang tidak mudah setelah banyak peristiwa tertoreh dalam hubungan mereka."Kita m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status