Lahat ng Kabanata ng Pembalasan Istri Yang Teraniaya: Kabanata 31 - Kabanata 40
124 Kabanata
Bab 30
Lelaki bernama Jacson itu sengaja mata ekornya memberi kode kepada Intan. Kemudian, dia mengancamnya.Oleh sebab itu,"Jika aku tidak memilih untuk ikut dengannya, saat ini juga Haical dan Haris bahkan mati di depanku?" ucap Intan berkata seraya mendengus memikirkan hal itu.Ia kesulitan untuk mengambil keputusan saat ini. Di tengah kondisi seperti itu, tiba- tiba Jachson berseru."Cepat jangan membuang-buang waktuku, atau aku tembak mereka sekarang juga!" Dia berkata dengan berteriak. Seolah dia adalah malaikat izroil.Lelaki itu terus saja menghitung jarinya, dia menggerakan jari ketiganya hingga Intan tercengang."Sial! Brengsek! Bedebah!"Seolah Intan berada di ujung tanduk, pada akhirnya dia mengalah.Kemudian, Intan memasuki mobil musuh dengan penuh waspada, sementara Haris dan Haical didorong dengan kasar hingga terjatuh di aspal setelah kunci borgol dilempar.Sebelumnya, Tomy selaku pimpinan telah melarang hal tersebut. Tentu saja nyawa nona muda Intan terancam, bukan? Namun, To
Magbasa pa
Bab 31
Sebenarnya, Intan ingin memberi kabar kepada bodyguardnya. Namun setelah ia mencoba menghubungi tidak ada jawaban. Oleh sebab itu, Intan menjadi kesal.Sepertinya sudah tidak ada yang bisa dilakukan lagi? Di dalam hatinya, Intan tampak pasrah.Kemudian, saat mengedarkan pandangan kearah wanita itu, ada rasa belas kasih yang menyelip di hati Intan."Marissa sayang, kamu makan dulu, nanti kalau tidak kamu bisa sakit. Nanti kalau sudah makan Daddy bakal pulang terus ngajak Marissa jalan-jalan. Ayo makan ya a...aem....," Wanita itu berbicara seperti layaknya anak kecil, bahkan, ia terus menyebut nama Marissa.Di tengah Intan yang sedang meratapi nasib wanita itu, tiba-tiba seorang lelaki membuka pintu. Intan sontak mengalihkan tubuhnya di depan pintu, Ia segera minggir."Kreekkk...,'"Sepertinya ada orang datang?"ujar Intan.Seorang laki-laki dengan tubuh layaknya seorang prajurit, tinggi dan ideal itu masuk membawa nampan berisi makanan ke dalam ruangan, lalu dia meletakan makanan di san
Magbasa pa
Bab 32
Jika Haris tidak merespon, sudah jelas ada apa-apa dengannya! Lagian, sebelumnya Haris tidak pernah sekalipun seperti ini? Lalu, apa yang terjadi dengannya? Begitulah sekiranya fikiran Intan sekarang. Oleh sebab itu, Intan bergegas mencari cara.Sebuah tambang tali yang sebelumnya Intan gunakan untuk turun dari lantai atas kembali ia gunakan. Tentu saja ia sudah memastikan dengan sebuah teropong keadaan di atas."Perhatian kode A!"Intan berseru, ia mengatakan kode A yang artinya perhatian jika ia akan maju.Intan menunjukan jari jempolnya yang seperti putih susu kepada Haical. Lalu, dia membalas kodenya seraya mengangguk dan tatapan matanya berkedip kepada nona muda. Mereka berdua begitu tampak kompak."Cek. Di atas aman!" seru Haical."Baik. Aku segera ke atas! Persiapkan dirimu!""Sipp!"Dilemparnya tambang tali tersebut sekiranya mengenai sasaran. Setelah ia mengukur jarak, pastinya dengan melihat jaraknya sudah cukup.wuis..., wuis.., wuis....,Suara tambang tali sengaja Intan
Magbasa pa
Bab 33.
Kemudian, Jachson melirik leher miliknya. "Apa?" Jachson berkata seraya matanya melotot. Dia saat itu begitu syock. Tangannya mencoba bergerak, namun Intan semakin mengeratkan pisau, bukan itu saja, bahkan kulit Jachson saja tampak bergaris disebabkan pisau yang terlalu dekat."Arg...," perihnya.Seandainya saja Jachson memiliki riwayat jantung, tentu saat ini dia sudah kambuh atau bahkan mati saat itu, bukan begitu?Kondisi telah berubah.Di leher Jachson tampak sebuah pisau yang begitu mengkilat bahkan wanita itu yang sebentar lagi akan masuk perangkapnya nyatanya ini keadaan malah berbalik."Aku harus bagaimana ini?" Kata Jachson.Seketika bola mata milik Jachson melebar, saat itu seolah jantung berhenti darah mengalir dengan lambat.Ingatannya menerawang ulang bagaimana wanita itu bukan hanya luar biasa tapi sangat sakti. Kecepatannya bahkan seperti angin? Ilmu apa yang wanita itu miliki?"Ini benar-benar di luar nalar!" batin Jachson. Dia masih merasa ini adalah mimpi.Saat itu
Magbasa pa
Bab 34.
"Iya benar. Nona! Itu mobil sebelumnya yang dia pakai!" sahut Haical."Haical. Cepat lakukan sesuatu. Apakah kamu bisa mengatasinya, Haical?"Melihat keadaan genting kembali aura kecemasan tampak di wajah mereka. Haical begitu tampak pucat. "Tenang Nona. Aku bisa mengatasinya!"Di balik jantung yang penuh berdebar, apakah dia harus menceritakannya kepada Nona muda? Itu adalah hal mustahil bukan.Haical segera meraih kacamata hitam dengan gayanya yang sok tampan. Dia bergegas menambah kecepatan mobil untuk membelah jalanan. Di sisi lain Haris yang melihat rekannya mampu membawa mobil tampak lega.Walaupun dia sudah tampak lebih baik namun dia belum bisa bekerja keras. Dari pada Haris tidak bermanfaat, dia meraih teropong. Dia sibuk melihat kondisi di depan dan belakang. Mungkin menurutnya itu akan lebih terlihat keren.Intan juga disibukan dengan memainkan laptopnya sedari tadi. Banyak hal yang membuat dia terkejut dengan isi flasdist tersebut.Jalan yang berada di depan tampak berbel
Magbasa pa
Bab 35
Ternyata Abraha benar-benar tangguh! Pukulan yang mereka berikan tidak mempan. "Ilmu apa yang dia miliki?" ucap Intan di dalam hati.Setelah difikir-fikir, Intan memutuskan mengeluarkan ilmu kanuragan. Mungkin saja ilmu kanuragan yang ia miliki mampu melawannya?Intan sedikit merasa ragu. Sebab, dia sendiri memang belum tahu persis ilmu yang digunakan oleh Abraha. Bola mata Intan sedari tadi memutar.Iya, aku akan mencoba ilmu kanuragan, setahuku ada beberapa ilmu kebal jenisnya?Setelah itu, Intan berjalan meraih tempat yang agak leluasa, ia duduk bertapa. Setelah beberapa saat, kemudian Intan mulai merasakan energi."Wahai Abraha! Terimalah seranganku!" teriak Intan.Kakinya berada di udara setelah tubuhnya melakukan gerakan salto, lalu ia segera menendang kepala milik Abraha hingga terjungkal. "Wow,"Sekarang jati diri Intan semakin kesini semakin terbuka. Lihatlah! Lelaki yang sedari tadi terus saja sombong dengan kekuatannya kini tumbang oleh seorang wanita."Makanya kalau
Magbasa pa
Bab 36
Teror semalam seperti biasa sebuah ancaman Intan agar mati. Intan mendengus. "Betapa kurang ajarnya mereka. Terutama, Franz! Gara-gara dia hidupku mejadi berantakan!"Tentu saja Intan merasa kesal. Bukan hanya sehari nyawa terancam, bahkan berbulan-bulan.Semalaman suntuk Intan berfikir untuk memecahkan masalah tersebut.Tiga kali orang tak dikenal telah melempar batu namun sangat di sayangkan semua berhasil kabur.Pagi hari, Intan memutuskan brefing dengan anak buahnya.Tiga anak buahnya yang tinggal semalam berada di dalam rumah tampak berbaris di dalam kantor memakai seragam rapi.Sedari tadi Intan yang berputar-putar melihat tiga bodyguard, bahkan tampak aura di pertanyak di benak para bodyguard.Ada apa dengannya? Kenapa dia mondar-mandir terus?Kurang lebih begitulah buah fikiran dari tiga bodyguarnya."Semalam seseorang telah melempar batu ke dalam kamar saya hingga kaca pecah. Apakah kalian melihatnya?"Intan sebenarnya sedikit heran, bagaimana mungkin orang lain tahu posisi
Magbasa pa
Bab 37
Sebuah penutup jendela dari papan Haris tendang.BRUAAAK..!Kemudian, Haris muncul dengan gagah berani. "Biarlah semua orang mengetahui keberadaanku, aku yakin sebentar lagi Tomy akan sampai di sini," gumam Haris dengan yakin. Lalu, dia melangkah. Setiap langkahnya seperti sebuah detak jantung seseorang.Sebenarnya Haris sendiri sempat ragu untuk masuk saat ini, namun, melihat keadaan nona muda yang diam-diam dia kagumi terancam, oleh sebab itu membuat Haris berani."Nona muda!" seru Haris. "Benar-benar biadab!" serunya.Apakah mereka tidak tahu jika Intan bukan orang biasa, lihat saja jika mereka tertangkap, mereka akan menyesal seumur hidup.Bagaimana mungkin seorang nona muda yang terhormat di perlakukan rendahan seperti ini!Haris berdiri mengepalkan kedua tangannya. Matanya menyala bagaikan bara api seakan siap bertarung."Luka nona muda, adalah pembalasku!" gumam Haris.Tentu saja Haris akan membalas setiap orang yang berani menyakitinya, nah seperti saat ini, dia rela mengi
Magbasa pa
Bab 38
"Apa kamu tidak dengar apa yang kukatakan? Hah? Atau kamu ingin lebih menderita lagi," ancam Haris.Dengan ancaman dari Haris, membuat lelaki itu tampak ketakutan seketika."Aku tidak tahu di mana kuncinya? Sungguh!" Preman itu bersuara dengan memelas dan pelan. Karena Haris tidak percaya, oleh sebab itu dia terus memukulnya.Bug...Bug...Bug..."Cepat katakan!""Sumpah. Aku tidak tahu!"Karena saking kesalnya, pada akhirnya Haris membuat pukulan yang keras bahkan berkali-kali."Aku tidak suka dibohongi, sebaiknya kamu cepat katakan di mana kuncinya? Saat ini juga atau aku akan membunuhmu!" gertak HarisHaris mengepalkan tangannya, lalu dia meletakan di depan wajah lelaki itu. Dengan gregetan.Karena takut melihat Haris, akhirnya lelaki itu bersuara. Dia menunjuk dengan tidak berdaya."Aku tidak terlalu tahu persis, hanya aku pernah melihatnya saja. Di sebuah meja, namun didinding, di sana tampak sebuah paku terlihat sebuah kunci menggantung "Mendengar jawaban dari preman itu, "Nah,
Magbasa pa
Bab 39
Saat ini, para preman sedang berkumpul. Mereka yakin Intan masih berada di dalam rumah kosong."Hai nona yang sangat cantik jelita? Kamu ada di mana? Apa kamu tidak merindukanku? Kenapa kamu harus mengajakku petak umpat seperti ini?" goda Abraha mendayu-dayu."Hahaha....Di sana terdengar iringan gelak tawa. Abraha memanggil Intan layaknya sedang membaca syair..Terdengar begitu menggelikan, andai saja Abraha tahu. Tapi dia tidak menyadari.Lagian orang kaku kaya robot, ngapain juga harus sok centil?"Ayolah sayangku? keluarlah...!" teriaknya kembali."Baiklah kalau begitu, aku akan menghitung mundur dari angka lima! Jika kamu ingin dijemput, tunggu saja aku akan menjemputmu, wahai wanita cantik!" desisnya.Apakah Abraha berkata seperti itu karena dia mencintai atau menyukai Intan? Tentu saja tidak, dia melakukan itu hanya ingin membalas dendam.Apakah Abraha melupakan begitu saja saat dirinya dikalahkan oleh Intan? Apalagi di depan para bawahannya bahkan oleh bosnya!Itu adalah penghi
Magbasa pa
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status