Lahat ng Kabanata ng Pembalasan Istri Yang Teraniaya: Kabanata 41 - Kabanata 50
124 Kabanata
Bab 40.
Mereka merasakan rintihan masing-masing akibat kejedot tadi."Aduuh..!" gumam Intan.Lalu, Intan mendengus seraya memegangi dahunya kemudian mengelusnya. "Aww..,"Harispun juga begitu awalnya, dia reflek melakukan hal yang sama, dia mengelus kepalanya, tentu saja Haris tidak sakit seperti yang Intan rasakan."Haris. Apa yang kamu lakukan?" Intan berkata seraya merasakan badannya pegal-pegal, yang lebih menggelikan, seorang lelaki berada di atas dada wanita?Intan kesel bukan main. Haris yang sebelumnya merasakan kepala yang berada di sebuah dua gunung tentu rasanya tak karuan. Berhubung dia sedikit mengenal agama, dia segera mengucapkan istighfar. Kini wajah mereka hanya berjarak dua kilan tangan Haris.Mendengar suara Intan yang sedikit menaikan suaranya lelaki yang berada di depan Intan terlihat terkejut.Haris segera mengucapkan maaf, bukannya semua segera selesai, malah dia membuat ulah. Haris lagi-lagi dia salah tingkah, dia malah berani-beraninya memegang dengan lembut dagu bo
Magbasa pa
Bab 41
Berhubung Intan sudah menyuruh asistannya mencari di seluruh ruangan tidak tampak wujud kakek, dia menjadi sedih. Oleh sebab itu, ia mencoba menghubungi kakeknya."Kakek. Kenapa kakek tidak angkat telfon aku juga?"Intan berkata dengan begitu cemas. Saking cemasnya hingga sebutir air mata turun, karena kakeknya tidak mengangkat telfon yang ke lima belas kali."Ini benar-benar tidak biasa!" ucap Intan lalu menghapus air matanya.Intan saat ini berkata seraya duduk di sofa mewah yang terbaik, empuk, juga menarik.Seluruh asistan yang berjumlah sepuluh serta bodyguard yang berjumlah sepuluh belum juga satpam memenuhi ruangan yang megah itu, mereka tampak berdiri rapi dihadapan Intan. Mereka berdiri dengan di tanyai serentetan pertanyaan oleh nona muda. Bahkan, Intan sendiri lupa membiarkan mereka berdiri hingga satu jam, tentu saja mereka pada akhirnya menggerutu.Bugh!Salah seorang asistan tukang masak ibu-ibu yang sudah berusia hampir kepala lima jatuh pingsan. Ia kelelahan juga kare
Magbasa pa
Bab 42
Kemudian, wajah Intan yang kemerah-merahan di pipi, semakin menaikkan kecantikannya apalagi dia wajah yang manis.Saat itu, Intan sedang menatap wajahnya di depan cermin. Kemudian, suara ketukan pintu terdengar."Tok,, tok,, tok,,"" Intan...,apa kamu sudah siap?"Dari luar suara yang parau dan berat terdengar."Ya, masuk," teriak Intan lalu bergegas menghampiri kakeknya."Kakek, ada apa?"Intan berkata dengan nada males.Melihat Intan kakek Aldi Diningrat tersenyum sempurna. Matanya melebar, hingga menimbulkan lekungan di wajahnya."Wah,, wah,, wah,, wah,, cucu kakek cantik sekali!"Pada saat itu, kakek berbicara seraya melihat penampilan cucunya dari atas hingga ke bawah. Intan menggunakan dress berwarna hitam dengan pernik-pernik yang menyala berjejer dibagian leher. Olesan make up tipis namun masih tetap terlihat, dan tidak mencolok.Walaupun Intan sudah memiliki anak dua, tapi tidak disangka kecantikannya mengalahkan yang belum menikah.Intan yang saat itu berdiri di depan kakek
Magbasa pa
Bab 43
Franz menjilati bibirnya yang berwarna merah jambu.Bola matanya lalu memutar mencuri pandang melihat wajah dan tubuh dari Intan."Aww," Saat ini, Franz benar-benar mulai tergoda. Fikirannya melayang, tatapan wajah mulai berubah."Kulit putih indah milik dia itu...?gleg, Franz kemudian menelan salivanya. Semakin melihat semakin terangsang."Bagaimana mungkin mantan istriku bisa secantik ini?" ucap Franz dari dalam hati, kemudian dia menjilat bibirnya menggunakan lidahnya kembali.Di sisi lain, Intan terus saja acuh, ia malah sibuk makan, bahkan ketika di tegur kakeknya hanya menyahut, "Kelaperan kakek...!"Bagaimana mungkin seorang wanita terhormat memiliki kepribadian buruk? Dia sama sekali tidak menyapa tamu atau bahkan menawarkan makanan kepada tamunya, lebih parahnya lagi ia malah langsung beranjak makan. Apakah itu tidak keterlaluan?Kepribadian itu bukan milik Intan. Lalu?Intan menyahut dengan ekspresi tidak bisa dibaca."Intan!" seru kakek.Karena tidak enak kakek Ardiding
Magbasa pa
Bab 44
Sarah mengelap ujung matanya, seraya menarik nafas. Lalu dia berdiri dan menghampiri Intan."Maafkan mamah Intan. Mama tau kamu pasti marah kan?"Saat ini, Sarah berjongkok menghadap Intan. Dia rela melakukan ini demi bisa memiliki uang banyak. Menurutnya, sedikit merendahkan diri lebih baik setelah beberapa saat dia mengingat saat jatuh miskin.Kemaren, setelah harta mantan-mantan istrinya yang konglomerat mulai bermasalah, Franz tentu saja mencari target baru.Kebetulan sekali Franz yang sedang mengelola perusahaan istrinya yang baru saja meninggal ternyata memiliki seorang kelayen yang hartanya banyak, tentu saja dia senang. Baginya, ini adalah sebuah jalan rezeki dan tidak boleh minyia-nyiakannya.Sebenarnya, Franz sendiri memiliki desas desus buruk, pasalnya kehidupan Franz yang selallu berhasil menikah dengan wanita kaya raya setelah itu meninggal membuat dia harus dikejar-kejar wartawan.Namun, otak Franz yang licik itu selalu menemukan seolah jalan. Pada akhirnya, Franz menyog
Magbasa pa
Bab 45
Kakek Ardidingrat ikut tersenyum.Tentu saja Intan bisa melihat suasana itu, setelah dirasa mereka mempunyai niat menjodohkan dirinya, Intan segera mengajukan pertanyaan."Kakek, apa kakek ingin bertemu mantan suami aku yang dulu?"Spontan mereka bertiga yang mendnegar terkejut bukan main.Apa maksud Intan? Pertanyaan macam apa itu?Intan mencuri pandang kepada Sarah dan Franz, seketika mereka menjadi gelagapan.Dalam benak Sarah berfikir,"Apa yang sudah Intan katakan kepada kakeknya tentang pernikahan mereka dulu? Apakah dia sudah mengadu semuanya?" Wajah Sarah menjadi gelap seketika, ia bahkan bersiap-siap diri jika harus diusir. Dia sadar betul, dahulu tidak sedikitpun berbuat baik kepada Intan selama menjadi menantunya.Lihatlah sekarang!Intan memiliki rumah yang mewah dan megah. Pelayan di rumah juga banyak, dulu Intqn malah dijadikan pembantu. Apakah kakeknya akan memaafkan? Sarah rasa, Intan sengaja ingin membalasnya!Franz sendiri malah menelan salivanya. Dia berusaha menga
Magbasa pa
Bab 46
Setelah Franz berbicara seperti itu, dia menggerutu di dalam hati."Sial! Sekarang dia begitu angkuh dan jual mahal padaku! Lihat saja nanti, aku yakin kamu akan tunduk kembali padaku dan...,"Franz sebenarnya sangat kesal, siapa sih yang ngga kesel saat sudah terangsang malah si target masih sangat dingin, bahkan begitu acuh. Memang, sebelumnya Franz yang sudah tampan dari sananya, belum lagi dia memiliki mantra untuk bisa memikat wanita tentu saja dalam hitungan jam target yang disukai Franz tak kan bersikap dingin, malahan malah sebaliknya. Oleh sebab itu, dia merasa kesal. Tadi malam Franz di kasih tahu sama mbah Kirono, beliau berkata jika Intan memiliki sebuah benda yang bisa menghancurkan mantra-mantra yang di bacakan olehnya, jika Franz bisa mengambil benda tersebut, kemungkinan besar Intan dalam sekejap bisa tergila-gila.Seraya menyetir, Franz mengerutkan keningnya,"Bagaimana mungkin aku bisa mengambil benda itu jika benda tersebut mbah Kirono saja ngga tahu benda apa?"Se
Magbasa pa
Bab 47
Haris berbicara dengan canggung bahkan nervious.Lihat saja keningnya, beberapa bulir keringat berjatuhan di sana.Intan sendiri juga melihat betapa susah payahnya Haris berbicara, mana sedikit gagap pula. Bahkan sampai si Haical menahan tawa saat itu.Saat ini, satu tangan Haical membantu menepuk punggungnya Haris, sementara itu tangan sebelahnya lagi untuk mengemudi.Pada waktu itu Haical benar-benar jahat, dia mungkin memang menahan tawa, tapi wajahnya tetap terlihat giginya seolah sedang meledeknya.Apa dia kira ini sebuah lelucon.Melihat hal itu, Intan jadi merasa kasihan. Walaupun sebenarnya ia juga sedikit bingung."Ada apa dengan Haris? Kenapa akhir-akhir ini jadi tambah aneh gitu,ya?"Intan yang sedang runyam, benar-benar tidak menyadari akan cinta dari seorang anak buahnya itu."Sudah ngga papa Haris, lupakan saja kejadian tadi. Kamu kan memang tugasnya menjaga aku bukan?! Sebaiknya kamu obati luka di wajah kamu, aku takut nanti malah infeksi,"Bosku begitu perhatian! Bagaim
Magbasa pa
Bab 48
"Kasih tahu kepadaku semua yang mengganggu kamu! Agar semua bisa di atasi!" ucap Infan kepada detective.Intan diperlihatkan beberapa pesan teror oleh detective itu.Seketika itu, mata Intan terbelalak.Tiba-tiba hal yang mengejutkan terjadi. Beberapa orang masuk dengan wajah memakai topeng. "Siapa mereka?" batin Intan. Matanya melotot.Tembakan diluncurkan begitu saja."Doorrŕr...!"Intan berbicara seraya berdiri, matanya terbelalak melihat detektivenya tiba-tiba ditembak."Ada apa ini? Kenapa kalian berani-beraninya mengacaukan tempatku!" Intan berbicara seraya berteriak, tangannya menunjuk mereka. Ia panik.Semua kunci berada di tangan detective. Lantas, bagaimana jika dia mati?Intan menarik sesuatu di lehernya, setelah menekannya, ia berkata," Segera datang ke kantor!"Untung saja saat itu Intan memakai celana, oleh sebab itu, kakinya lebih leluasa saat bergerak.Intan melompat naik ke atas meja dengan lihai.Tangan, kaki, bahkan mata bergerak layaknya seorang penari kungfu yang
Magbasa pa
Bab 49
Apa dia tidak salah bicara?Kurang lebih begitulah apa yang ada di benak Intan. Karena wanita itu sedang emosi, membuat Franz kena semprot.Intan yang barusan menatap wajah Franz kemudian mengalihkan pandangannya. Ia lalu berujar dengan nada yang terdengar kesal," Kamu itu dari tadi hanya menonton Franz? Sepertinya kamu salah bicara!"Mendengar wanita yang sedang diincar kini sedang marah padanya, Franz mengerutkan keningnya, suaranya dia pelankan, seolah dia saat ini sedang bermain peran, pasalnya Franz harus keluar dari jati dirinya.Sebelumnya Franz sempat gelagapan dan mengalihkan pandangan. Tapi dia tidak habis akal."Maafkan aku Intan, tapi kamu sudah salah faham padaku! Sebenarnya tadi aku sudah melawan beberapa prajurit hingga tulang punggungku mengalami masalah, oleh sebab itu, tadi aku hanya diam, aku sudah tidak bisa melawan lagi tadi, Intan,"Franz berbicara seraya memegang punggungnya. Dia lalu bergerak seolah sedang sakit. "Jika kamu tidak percaya, nanti kamu aku kasih
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status